Kamis, 03 Februari 2015
Narasumber : Ustazah Pipit
Tema : Prioritas Kebutuhan Duniawi
Editor : Wanda Vexia
Admin Nanda Group: M104
Notulen : Ria
Assalamu'alaikum.wr.wb
Ba'da tahmid wa shalawatu Rasulillah,
semoga kita semua tergolong hamba-hambaNya yang istiqomah dan layak mendapat
Jannah.
Memang ini bukanlah keharusan sebagaimana
urusan ibadah yang mengikat tiap muslim, tapi jika ingin punya syakhsiyah
islamiyah yang baik, strategi-strategi yang direkomend oleh pakar-pakar Ekonomi
Syariah ini tidak ada ruginya untuk diterapkan.
PERLU TINGKATKAN PENGHASILAN
Rasulullah dan para Ummahatul mukminin
adalah pengusaha (berkemampuan berusaha untuk hasilkan harta). Alangkah baiknya
muslim yang kaya, karena dengan kekayaan Halal wa Barokah nya akan menguatkan
kedudukannya di mata manusia dan memudahkan dakwahnya diterima oleh masyarakat.
Milikilah pekerjaan-pekerjaan atau investasi-investasi halal sebagai tambahan.
BAYAR PAJAK
Perintahnya amat jelas
"Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan RasulNya dan Ulil Amri (pemimpin pemerintahan) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia pada Qur'an dan Sunnah jika kamu benar-benar beriman pada Allah dan hari kemudian..." (QS. An Nisaa:59)
Pajak adalah kewajiban kita dalam rangka
taat pada Ulil Amri dan Zakat adalah bentuk ketaatan pada Allah. Penggunaan
pajak sangat penting untuk mengelola Negara dan mensejahterakan masyarakat agar
tidak tercerai berai. Bahkan Khalifah selembut Abu Bakar asy shiddiq pun
memerangi orang-orang yang menolak bayar pajak apalagi zakat.
MENABUNG UNTUK DARURAT DAN PERSIAPAN MASA DEPAN
Perintahnya jelas kan dalam kisah Nabi
Yusuf as yang terkenal itu, menabung sangat dianjurkan. Nominalnya tidak harus
banyak, yang terpenting adalah keistiqomahannya. Kalau bisa ubahlah paradigma
"Menabung sedikit di awal, jangan menunggu ada sisa"
BATASI KEBUTUHAN RUMAH TANGGA
Pertama dan paling utama, sadarilah untuk
bergaya hidup Zuhud (sederhana). Rasulullah dan para sahabat yang kaya raya
bisa saja bergaya hidup mewah tapi mereka takut hatinya dipenuhi cinta dunia.
Kita yang diberi kelebihan harta pun bisa meniru mereka, biasakan merasa CUKUP
dengan yang tidak membahayakan kita.
Beli pakaian berdasarkan kebutuhan bukan
model, gaya apalagi merk. Saya trmasuk yang merasa rugi jika beli sesuatu yang
harganya selangit dari harga kepuasan minimal pasar. Karena kita akan tergolong
konsumen Irrasional (Bodoh). Jika orang-orang umumnya nyaman dan tetap cantik
dengan gamis seharga Rp. 135.000, alangkah malangnya kita yang baru nyaman
setelah pakai jilbab Rp. 250.000. Maka mulai sekarang perhatikan LIFESTYLE
(gaya hidup) kita.
HATI-HATI ATAU USAHAKAN HINDARI PENGGUNAAN KARTU KREDIT
Bahkan untuk yang menawarkan fasilitas
rendah bunga atau kalaupun suami bersedia menanggung semua tagihan apalagi yang
memang sulit mengontrol keinginan belanja.
Pakar-pakar ekonomi konvensional pun menyarankan
untuk sangat hati-hati dalam penggunaan kartu kredit. Masih ingat kasus M******
D** kan?
ASURANSI JIWA/KEMATIAN
Kita jangan sampai meninggalkan generasi
yang lemah dan kita khawatirkan kesejahteraannya. Jadi saat terima gaji dari
suami cobalah membagi-bagi ke dalam pos-pos ini. Kalau sudah habis uangnya kan
kita tidak tergoda untuk belanja-belanja lagi.
"Dan hendaklah takut (kepada Allah)
orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang
merekayang mengkhawatirkan terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu,
hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur
kata yang benar (QS. AnNisaa:9)
SIAPKAN DANA PERNIKAHAN DAN KELAHIRAN
Agak ngacak saya menempatkannya, tapi
memang pernikahan dan melahirkan adalah bagian dari tahap perkembangan fisik
dan psikologi terpenting bagi manusia (apalagi muslim seperti kita), jika kita
lalai mempersiapkannya bisa-bisa kita benar-benar dibuat melupakannya dan pada
akhirnya benar-benar menyesalinya. Biaya pernikahan terutama harus
disiapkan oleh orang tua mempelai wanita dan sang jejaka yang akan menikah
(tergantung norma yang berlaku di masyarakatnya)
PRIORITAS KEBUTUHAN DUNIAWI
yaitu:
- PERENCANAAN
PENDIDIKAN SI BUAH HATI
Salah satu prioritas utama setelah
kebutuhan pokok Sandang Pangan Papan adalah masalah Education
(pendidikan). Saran saya untuk keluarga baru mulailah menabung untuk biaya pendidikan
tepat setelah anak lahir.
Jumlahnya tidak harus besar atau membebani pos APBK (APB Keluarga) tapi yang penting rutin. Karena pendidikan anak adalah investasi jangka panjaaaaang yang kadang kita abaikan padahal saat tiba waktunya kita bisa kelabakan untuk menyediakan dana yang relatif besar.
Ingatlah Bunda biaya pendidikan dasar (SD-SMU untuk songsong MEA 2015) cenderung semakin meningkat. Ilustrasinya jika saat ini biaya masuk SD swasta Islam kelas menengah sekitar 9-10 juta, asumsi inflasi 7% setahun, bisa dihitung 6 tahun lagi saat anak kita masuk sekolah sudah mncapai 16 jutaan, bagaimana dengan SMP dan SMUnya?
Nah, saran berikutnya adalah Membangun Budaya Membaca pada anak. Para pakar psikologi pndidikan Islam menyimpulkan bahwa IQRA' CULTURE (Budaya Cinta Baca) berkorelasi positif dng kematangan psikologi, kedewasaan anak dan tentu saja kecerdasannya. Jangan lupa bahwa tiap muslim harus cerdas dan berwawasan luas (Syaksiyah Islamiyah point Mutdaqaful Fikr). Dan anak-anak yang cerdas mampu membaca fenomena sekelilingnya adalah efisiensi dalam investasi pendidikan. Maka selain menabung uang, orangtua wajib menabung cinta baca-kecintaan anak pada ilmu agar investasi pendidikannya tidak sia-sia.
- TALI
KASIH UNTUK ORANG TUA
Pernahkah ukhtifillah menghitung berapa
biaya yang telah dikeluarkan orangtua untuk membesarkan kita saat kita belum
berpenghasilan? Meskipun orangtua mengatakan bahwa mereka ikhlas hanya mengharap ridho
Allah, namun ada kewajiban yang melekat pada kita untuk memperhatikan bahkan
gantian memenuhi nafkah mereka baik saat mereka masih brpenghasilan apalagi
tidak berpenghasilan. Bukan hanya pada nominal balas jasanya tapi terutama
islam juga menekankan pada balas kasih sayangnya.
Mampu atau tidak secara finansial (karena
sifatnya relatif) sebaiknya kita tetap memberikan dukungan keuangan dalam
jumlah yang sesuai kondisi kita sebagai bentuk perhatian.
Bahkan jika kita mampu maka memberikan nafkah secara rutin demi mendapat ridho' mereka adalah sangat utama. Aspek-aspek yang di prioritaskan terutama adalah kebutuhan makanan dan tempat tinggal yang aman serta kebutuhan-kebutuhan untuk mereka beribadah agar bisa menggapai khusnul khatimah.
- MEMBIAYAI
RUMAH IDAMAN
Di Negara kita (Indonesia) keinginan untuk
miliki rumah sangat besar peluangnya karena lahan masih luas tersedia. Tinggal
kita pandai-pandai mengatur sumber pendanaannya. Saat baru menikah adalah saat
yang tepat untuk memulai tabungan perumahan, karena belum terbebani dengan
kewajiban anak dan lain-lain. Lawanlah godaan Pacaran Boros Setelah Nikah
karena pacaran romantis tidak harus selalu menguras kocek. Hati-hati juga untuk
memilih kontrakan yang terlalu nyaman sehingga enggan bersusah payah menabung
karena kontrakan yang berkepanjangan adalah bentuk investasi sia-sia.
Jangan lupa berdoa agar diberi kemudahan untuk segera miliki baiti jannati. Saya pernah dengar mufrodat Arab bahwa rumah yang memiliki ruang pandang lapang juga memberi efek kelapangan jiwa bagi penghuninya.
- BIJAK
DENGAN KENDARAAN
Saat ini kendaraan selain sebagai
kebutuhan bisa jadi juga merupakan simbol prestise dalam masyarakat. Namun
orang-orang kadang kurang memperhatikan efeknya bagi kehidupan. Alih-alih
memberi kemudahan, justru berkendaraan secara tdak bijak jadi menimbulkan
eksternalitas (polusi udara, kemacetan, tingginya tingkat kecelakaan hingga
stresssss akibat kemacetan dan cicilan kredit mobil yg juga macet).
Sebelum memutuskan untuk membeli atau
bahkan mengganti kendaraan pribadi kita, pikirlah masak-masak. Jangan sampai
demi kemudahaan sesaat (karena sekarang bawa mobil di Jakarta cukup menyiksa)
apalagi demi image di masyarakat, kita melalaikan pos-pos kebutuhan yang lebih
utama pada nomor-nomor di atas.
- HATI-HATI
DENGAN REKREASI
Bagi masyarakat perkotaan terutama yang
pasangan suami istri bekerja, rekreasi seolah-olah jadi 'penebus dosa'
kurangnya waktu brsama anak-anak. Sehingga seolah-olah jadi kebutuhan untuk
tiap akhir pekan melancong atau wisata kuliner kemana-mana yang biasanya tidak
jauh-jauh dari mall.
Akhirnya rekreasi yang tujuan awalnya
untuk refreshing mencari suasana baru, melemaskan otot yang tegang karena
bekerja dan mendekatkan ikatan keluarga malah jadi menambah stress akibat kocek
terkuras, lelah di perjalanan dan anak-anak ngambek karena tidak dipenuhi
hasrat konsumsinya (rekreasi yang tidak bijak melahirkan gaya hidup konsumtif
lho).
Maka dari itu kita perlu memperbaiki pola
rekreasi agar tidak hilang arah. Aturlah jadwal, tempat dan agenda secara tepat
agar rekreasinya bisa berbobot, menguatkan ikatan cinta dalam keluarga dan
membentuk karakter tangguh dalam jiwa anak-anak.
- PERSIAPAN PENSIUN - BAHAGIA DI HARI TUA
Umur manusia senantiasa meningkat, kian
hari menuju tidak produktif, sebagai karyawan karena akan memasuki masa pensiun
meski masih mampu bekerja, kecuali jika menjadi pemilik usaha. Dalam kondisi
seperti inilah banyak orang mengalami 'Post power syndrome' ketika memasuki
usia pensiun karena tidak mempersiapkan diri dari jauh-jauh hari.
Nah, untuk menghadapi usia senja itu kita perlu
persiapkan kematangan finansial (dengan asuransi hari tua/tabungan pensiun) dan
kematangan psikologi (dengan melakukan aktivitas yang membangun jiwa)
Wallahu alam bish shawab
Wallahu alam bish shawab
1. Berarti asuransi boleh yaa.. Sempet denger dari temen
katanya asuransi termasuk mendahului taqdir Allah. Ga perlu dipersiapin
kedepannya mau ada kecelakaan atau musibah karna ketentuan Allah kata temanku.
Jawab : Nanda Dahlia, Asuransi boleh koq. Dalilnya di Qur'an kisah Nabi Yusuf as saat mentakwil mimpi Raja dan menasehati untuk berjaga-jaga atas bencana paceklik di masa depan. Ada di Qur'an Surat Yusuf.
Jawab : Nanda Dahlia, Asuransi boleh koq. Dalilnya di Qur'an kisah Nabi Yusuf as saat mentakwil mimpi Raja dan menasehati untuk berjaga-jaga atas bencana paceklik di masa depan. Ada di Qur'an Surat Yusuf.
2. Bunda, bagaimana cara mengatur
pengeluaran rumah tagga yang baik? Kadangkan perempuan kalo lihat yang bagus
pas lagi belanja tidak bisa menahan hasrat untuk belanja.
Jawab : Sama dong kita Adinda Fiet. Makanya kalo lagi 'insaf' di awal bulan pas gajian pasti saya dan suami bikin planning alokasi keuangan. Mau bayar cicilan-cicilan, arisan-arisan, kasih ke orang tua, beliin kebutuhan anak, transportasi dan komunikasi. Kalau ada sisa bikin planning bulan ini mau ada pencapaian apa, misal: nabung umroh/qurban, beli peralatan dapur, ngecat rumah, mau jalan-jalan kemana dan lain-lain. Kalau ga dibagi-bagi alokasinya pasti bakal ada uang nganggur yang melambai-lambai menggoda minta dibelanjain gamis-jilbab-tas-sepatu atau aksesoris lainnya.
3. Bunda, diatas kan dijelaskan yang harus
mempersiapkan biaya pernikahan itu orang tuanya akhwat sama ikhwannya, trus
akhwatnya ikut mempersiapkan juga apa tidak?
Jawab: Nanda Fina, semua tergantung pada Urf (latar budaya/kearifan lokal setempat) asal tidak melanggar syariat. Misal: tdak memberatkan pihak ikhwan atau akhwat "Fayassir walaa tu'atsir-Permudahlah jangan dipersulit", tidak berlebih - lebihan "Alhaakumuttakaatsuur...". Pihak akhwat maupun ikhwan alangkah baiknya jika membantu orang tua dalam pendanaan, karena kewajiban nafkah orang tua akhwat sebatas menghalalkan nikah bagi putrinya (akad), sisanya adalah tanda syukur pada Allah untuk penyelenggaraan walimatul ursy. Maka sejak jauh-jauh hari perlu juga dilakukan nashrul fikrah atau sharing pemikiran agar orang tua tidak takut menikahkan putrinya karena faktor keuangan. Wallahu alam
4. Bunda, Poin 9, kalau kedua orang tua
masih bekerja dengan penghasilan lebih dari cukup, apa kita masih perlu
menyisihkan gaji kita untuk orang tua? Atau diganti dengan barang?
Jawab : Nanda Rini, setahu saya
kaidahnya adalah memelihara (termasuk menafkahi) mereka di masa tuanya. Jadi
yang paling urgent memang saat orang tua sudah tidak mampu bekerja kita
memenuhi nafkah hariannya. Jika masih sanggup maka shadaqah pada orang tua
adalah sangat utama bernilai pahala shadaqah dan silaturahim. Jika orang tua
masih bekerja, saya pribadi prefer untuk memberikan fasilitas ibadah atau
fasilitas untuk orang tua bershadaqah kumpulkan pahala. Misal: menabung untuk
haji atau umrah, belikan hewan qurban, alat-alat ibadah dan lain-lain. Wallahu
alam
5. Bunda, poin 10 ada kata-kata rumah yang
memiliki ruang pandang lapang juga memberi efek kelapangan jiwa bagi
penghuninya. Bisa dijelaskan artinya bunda?
Jawab : Nanda Ria, dulu saya dengar mufrodat (atau malah hadits ya?) dari Murabbiyah saya semasa kami kuliah. Sabda Rasulullah :
"Termasuk kebahagiaan seseorang musim di dunia: Tetangga yang baik, rumah yang lapang dan kendaraan yang nyaman" (HR Ahmad)
Dengan rumah yang luas, hati kita menjadi
lebih lapang. Akan banyak muncul inspirasi untuk lebih membahagiakan keluarga dan
berbuat untuk umat. Anak-anak bisa leluasa bermain atau belajar tanpa
saling mengganggu. Berbeda dengan rumah yang sempit, dengan penghuni
yang berdesak-desakan, akan lebih banyak membuat hati menjadi sempit.
Belum lagi jika ada sanak atau kerabat bertandang, maka amalan untuk
memuliakan tamu menjadi tidak bisa dioptimalkan. Kalaupun bisa, maka
biasanya akan kurang menjaga adab pergaulan dan pandangan seorang
muslim. Selain itu, rumah yang lapang akan bisa dimanfaatkan untuk
kegiatan publik yang bermanfaat. Dari mulai taman baca, tempat pengajian,
posyandu, atau rapat-rapat rutin yang menambah ukhuwah dan kedekatan antar
warga. Bukankah seorang muslim terbaik adalah yang paling luas
kemanfaataannya. Maka semestinya semakin luasnya rumah dan ditambah
lapangnya hati, semakin menambah keberkahan dan kemanfaatannya.
6. Bunda, curhat bila suami kita kerja malam terus siang nya usaha bagaimana? Apakah sebagai seorang istri mendukung aktivitas nya atau menyarankan suami pindah kerja agar tidak kerja shift malam?
Jawab : Kalau merujuk QS.Asy-Syams "Wannahaari idza jallaha... wallaili idza yaghsyaha..." Idealnya memang seorang muslim jemput rezeki di siang hari, jemput Surga dengan ibadah di malam hari. Jika memungkinkan ya coba diskusikan dengan suami untuk optimalkan waktu kerja di siang hari aja. Malamnya bisa untuk ibadah, interaksi dengan anak, pengabdian masyarakat dan merajut cinta dengan belahan jiwa, eeeaaaah! Kan cinta mah kaya bibit pohon, kudu dirawat biar tumbuh sehat indah dan bermanfaat untuk umat. Yang paling sering ada salah kaprah di masyarakat, Ayah itu pembangun generasi sebagaimana para Nabi. Bukan mesin ATM yang cuma untuk ambil uang. Jadi ada batasnya juga dalam menjemput reseki. Karena mungkin waktu buat keluarga sedikit bunda.
7. Bunda, bila suami sudah memiliki kendaraan sendiri namun si istri minta
kendaraan lagi dengan alasan buat sarana transportasi pergi belanja, main
ke rumah mertua atau nganterin anak sekolah. Bolehkah
bunda? Sedangkan suami tidak setuju dengan pendapat istrinya. Apa
yang harus dilakukan bunda? Ngerayu suami atau nurutin perintah nya?
Jawab : Mba Ria kebijakan berkendaraan tergantung urgensi (kepentingan) dan kondisi (keuangan) ya. Kalau memang Istri perlu sekali kendaraan misal untuk kerja ya silakan, tapi kalau hanya untuk sesekali, saya lebih menyarankan pergi bersama suami atau muhrim yang lain. Biasanya suami punya pertimbangan yang InsyaAllah berdasarkan kondisi istrinya. Wallahu alam
8. Bunda, kalau beli perabot rumah idaman pake
uang suami atau istri?
Jawab : Beli perabot untuk rumah idaman sebelum nikah mah ga usah banyak-banyak. Idealnya pakai uang suami sebagai bentuk nafkah, atau kalau dana kurang ya boleh pakai uang istri. Usahakan selalu ada diskusi dengan suami meskipun istri sudah diamanahi untuk kelola uang keluarga. Biasanya jika diskusi keuangan keluarga kurang baik, ada saja syak wasangka dari suami yang lama-lama bisa menjadi penyakit yang gerogoti pohon cinta kita. Saya kadang punya logika sederhana, Fitnah wanita adalah harta. Fitnah pria adalah wanita. Jika kita sebagai wanita mampu berhati-hati pada godaan harta, InsyaAllah jaga suami kita dari godaan wanita. Wallahualam
9. Bunda
mau tanya seandainya kita mau nikah, tapi kita belum punya banyak modal untuk
menikah. Apakah kita bisa menikah bund?
Jawab : Nanda Lina, yang belum banyak persiapan apanya? Kata Ust.Anis Matta di buku "Biar Kuncupnya Mekar Jadi Bunga" persiapannya cukup 4: (1) Persiapan Ilmu (2) Persiapan Kejiwaan (3) Persiapan Fisik (4) Persiapan Keuangan.
10. Bunda seandainya belum cukup ilmu sama
keuangan tidak boleh ya bund untuk menikah? Sedangkan si ikhwannya ingin cepet
menikah dan akan segera melamar. Tapi saya nya masih bingung belum cukup ilmu dan
finansial
Jawab : Ga saklek juga Nanda Lina. Kemampuan dan kecepatan belajar tiap orang beda-beda lho, ada yang cepat ada yang alon-alon asal kelakon. Jika sudah datang lelaki shalih yang tidak diragukan agamanya dan kita pun yakin untuk menikah, silakan diproses saja. Sambil jalan kita intensifkan ilmu dan kesiapan finansial. Nanda Lina sayang, InsyaAllah masih ada kesempatan untuk kejar persiapan Ilmu dan Keuangan. Semangat ya!
9. Fiet cuma punya mama bun. Dan sekarang
lagi jauh sama mama karena kerja. Terus nanti kalau misalkan udah nikah dibawa
sama suami, bakal jauh lagi.
Jawab :
Nanda Fiet sayang, jangan bersedih.
Carilah suami yang bersedia jadi calon penghuni Surga karena membahagiakan masa
senja orang tua. Yang mau tinggal bersama Nanda Fiet dan mamah ikut serta juga. Istri tunduk pada suami dlm hal-hal yang
tidak bertentangan dengan syariat Islam, kalau bertentangan ya jangan tunduk
"Laa tha'atan fii makhluq fii ma'shiyatillah” Tak ada ketaatan pada makhluk dalam bermaksiat pada Allah.
Sama dengan kewajiban tunduk pada orang
tua harus yang sesuai dengan syariat. Untuk kasus
suami istri di atas perlu dikomunikasikan pake ilmu syariat. Masing-masing
pihak jangan sampai langgar syariat. Istri
tidak wajib menafkahi orang tua tapi anak-anak sampai kapanpun berdosa jika
menelantarkan orang tua. Istri wajib taat pada suami dan melakukan hal-hal yang
tidak bertentangan dengan syariat. Suami
berhak atas ketundukan istri tapi wajib menafkahi istri lahir dan bathin. Suami
wajib menjadi teladan dunia akhirat dan sebagai anak dia berdosa jika
telantarkan orang tua.
Orang tua atau mertua sama saja statusnya
sebagai orang tua dari pasangan suami istri. Mereka berhak atas nafkah dan bakti
dari anak-anaknya (birrul walidain) tapi buruk sekali jika sampai membebani
kehidupan anak. Jika hidup sebatangkara tentu banyak mudharatnya. Tidak ada
salahnya tinggal bersama anak-anak.
Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan dengan
lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Amiin....
Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar
masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa
anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment