Kajian
Online Hamba Alloh Ummi G-2, G-1
Hari/tgl
: Senin, 4, 11 September 2017
Materi
: Mendidik Anak Sholeh Seperti Nabi Ismail
NaraSumber
: ustadzah Azzam
Waktu
Kajian : 08.00 – selesai
Editor
: Sapta
■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■
Kelekatan
Ibu (Bonding Attachment) Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
(Ikhtisar
Seminar Parenting RKI Jatiluhur 1-Jatiasih, Ahad, 27 Agustus 2017, Disampaikan
oleh: Nur Indah Harahap, SSi, SKomp.)
Teori
mengenai bonding attachment banyak dikembangkan oleh dunia barat. Jika proses
kelekatan berhasil, akan muncul jiwa-jiwa yang sehat. Jika proses kelekatan
tidak berhasil, akan memunculkan jiwa yang tidak sehat. Akan tetapi bonding
attachment tdk selalu harus antara ibu dan anak. Dapat digantikan oleh
pengasuh. Contoh: Rasulullah setelah lahir diasuh oleh Halimatus Sa'diyah.
Beliau tumbuh menjadi jiwa yang mulia, walau pengasuh utama bukan ibunya.
Pada
penelitian terhadap anak-anak yg bermasalah, ditemukan bahwa pada anak yang
bermasalah, masa kecilnya gagal dalam kelekatan.
Ciri-ciri
gagalnya kelekatan anak dengan ibu/pengasuh:
1. Menghindari kontak mata
2. Diajak tersenyum oleh ibu/pengasuh, dia tdk tersenyum
3. Tidak minta digendong terutama pada usia batita
4. Rewel, tantrum (susah didiamkan)
5. Santai/cuek bila ditinggal sendirian
6. Pada bayi, tidak mengoceh/mengikuti gerakan orang sekitar
7. Tidak tertarik dg permainan
8. Selalu mengerakkan badan tanpa tujuan
9. Sering menunjukkan perilaku mem-bully
10. Pura-pura2 bersahabat
11. Bersifat bossy
12. Senang berdebat
13. Terlalu banyak bergerak
14. Agresif
15. Tidak bertanggungjawab
16. Tidak menyesal bila berbuat salah
17. Menganggap org lain sbg ancaman
18. Perasaan berubah-ubah/moody
19. Pola makan abnormal
20. isolasi diri/ menghindari kontak fisik
Bila
ada gejala-gejala di atas tapi muncul terus menerus/dominan, maka itu tanda-tanda
kegagalan dalam kelekatan.
Proses
kelekatan dimulai sejak pra kehamilan. Harus siap untuk hamil, karena akan
mempengaruhi sikap-sikap selanjutnya. Setelah lahir juga bisa
mempengaruhi. Misal: proses SC membuat ibu merasa gagal. Maka akan bisa
berakibat kurang baik (ibu kecewa, sedih --> kelekatan dengan anak menurun).
Contoh
lain adalah ibu yang tidak siap merawat anak ( bangun malam, menyusui, repot
mengurus anak). Maka ciptakan rasa bahagia selalu, untuk membentuk rasa nyaman
bagi ibu dan anak.
Ahli
psikolog mengatakan bahwa kelekatan ibu dan anak akan mempengaruhi suatu
bangsa. Karena mempengaruhi individu-individu di dalam bangsa tersebut. Setelah
lahir, bayi belajar. Jika dia haus, lalu dibiarkan oleh orang sekitar (1000x
pengalaman mengecewakan berulang-ulang) maka muncul ketidakpercayaan pada orang
sekitar.
Di
barat, anak bayi mulai disatukan dengan ibunya. Tidak dipisahkan. Untuk bayi
kurang dari 3 bulan, saat anak menangis harus segera dipenuhi kebutuhannya.
Berikan kehangatan maka bonding attachment akan terbentuk. Karakter anak dapat
dilihat di usia 7 tahun ke atas. Dimulai dari bayi, berikan kelekatan (berikan
kasih sayang yang berlimpah. Penuhi kebutuhan-kebutuhan anak dengan sebaik-baiknya).
Supaya tidak terlambat.
4
jenis kelekatan, terutama dapat dilihat pada anak usia 3 bulan – 5 tahun
1. Securely attach (aman)
Bila ada anak main, ditinggal ibunya, maka anak akan menangis. Ketika ibu hadir, maka anak akan jadi tenang
2. Insecurely attach (tdk aman)
Bila anak main lalu ditinggal ibunya, anak diam tidak menangis. ATAU Bila anak main ditinggal ibunya, dia menangis. Saat ibunya datang dia tetap menangis atau memukul2 ibunya
3. Ragu2 (Insecurely attach ambivalent)
Dalam keramaian, anak menempel terus pada ibunya dan tdk mengeksplorasi sekitar. Terjadi pada ibu2 yg tidak konsisten menyayangi anaknya (ibu2 moody)
4. Insecurely attach disorder
Dalam keramaian, anak justri duduk/mendekat pada org asing
Kemandirian
dilatih secara bertahap. Bila kemandirian dilakukan terlalu dini akan:
1. Melahirkan karakter yg apatis (hanya tahu waktu), seperti robot
2. Melahirkan karakter yg kaku & kasar
Tahap-tahap
kelekatan pada anak:
1. Usia 0-3 bulan: Bayi yang
baru lahir akan melekat pada siapapun
2. Usia 3-6 bulan : Bayi mulai tahu orang-orang yang paling dekat dengannya. Bayi masih mau digendong oleh siapa saja
3. Usia 6-12 bulan : Hanya memilih orang-orang dekat. Curiga dengan orang asing. Takut bila ditinggal orang terdekat
4. Usia 1 tahun ke atas : Mulai bisa melekat dengan beberapa orang
Ciri
kelekatan berhasil:
- makin besar, anak akan semakin mandiri
- menjadi anak yg percaya diri
Jangan
sampai ibu selalu ada di sekitar anak untuk memgasuh tapi tidak mengasihi
(sibuk dengan kegiatan sendiri. Misal gadget).
Hindari
terlalu sering melarang anak. Karena akan menyebabkan ketidakpercayaan diri.
Selalu minta dibimbing.
Kelekatan
ibu jangan dirusak dengan membentak/menyalahkan anak
Anak-anak
di bawah 5 tahun sebaiknya jangan dipisahkan dengan ibu. Jadi sekolah > 5 tahun
Bagaimana
bila karakter anak bermasalah dan kita baru menyadari bahwa kelekatan anak
buruk?
1. Bertaubat pada Allah
2. Membayar hutang
- Kita siap-siap untuk berusaha lebih keras membentuk kelekatan --> berusaha 2-3 x lipat.
- Siap memproses. Jangan terlalu fokus ke hasil
3. Minta maaf ke anak
- Minta maaf sesuai dengan perbuatan kita yang menyakiti anak
- Menjalin komunikasi dengan hati
Semoga
kita menjadi org tua yg dpt memberikan kelekatan terbaik untuk anak-anak kita.
Wallahu
a'lam bishawab
Notulen
Ikhtisar :
dr.Erlina
Wijayanti, MPH
■□■□■□■□■□■□■□■□
TANYA
JAWAB
TJ G-2
T
: Assalamualaikum bunda, saya
mau Tanya, bagaimana membentuk kelekatan di saat masih mengandung?
J
: Setiap kita akan
aktivitas, kita elus perut, katakana, "Dede...ibu/bapak sekarang mau
sholat/masak/ngaji/ngajar/kerja dll…. dede baik-baik ya, kan dede anak
sholih... dengarkan ya ibu mau ngaji nih... dede ikut sholat yukk... " dan
lain sebagainya.
Jika
dengar azan, elus perut sambil katakan, “dede itu sudah azan waktunya kita
sholat. Biar kita sll disayang Allah...ibu wudhu dulu yaa...”
Bayangkan
jika itu dilakukan dari mulai ketahuan hamil smpai detik terakhir mau lahiran.
Dede akan hafal suara ibu dan ayahnya. Dan tidak rewel saat ditinggal sholat,
tilawah, atau bekerja.
T
: 'Afwan bagaimana supaya
anak kita jangan jadi anak yang penakut, misal ketika sekolah nanti ~ takut kalau
disuruh guru, takut naik ketinggian dan lain-lain. Kan suka ada anak yang penakut
seperti itu?
J
: Menyiapkn anak mesuk sekolah
itu gampang-gampang susah. Kalau mau masukin umur 5 tahun, mulai kenalkan apa
itu sekolah di usia 4 tahun. Bacakan tentang sekolah di buku-buku cerita full
colour. Katakan enaknya main bareng teman dll. Itu yang saya lakukan pada 3
anak saya. Kebetulan TK-nya dekat rumah, sembari belanja sayur saya ajak ke TK
dan lihat betapa riang anak-anak sekolah. Kalau ada yang nangis jelaskan kenapa
kaka itu menangis, mungkin kaka baru jatuh, takut ditinggal ibunya (kita jelaskan
nanti dede tidak usah nangis, kan jam 11 sudah boleh pulang, bisa ketemu ibu
lagi).
Kemudian tunjukkan, “lihat tuh kaka yang itu, dia hebat bapak ibunya
tidak ada tapi tetap bermain dan sekolah. Tunjukkan hal-hal positif, kalau
bunda, azzam TK kenalin sama bu guru yang ngajar, "Bu guru maaf, ini
azzam nanti mau sekolah di sini, ayo azzam salim sama bu guru". Dan hari
pertama sekolah saya diusir suruh pulang. Kata azzam, “kan yang sekolah azzam bukan
ibu..”
T
: Ustadzah, saya single
parent, karena kondisi pekerjaan harus meninggalkan kedua buah hati tinggal sama
nenek kakeknya jauh beda pulau, apakah bisa mempengaruhi bonding attachment dengan
putra saya yah, saat ini kalau saya telpon masih semangat cerita ke saya?!
J
: Alhamdulillah ya, kita
sama. Bunda juga single parent. Jika kondisi menyebabkan anak-anak harus sama
nenek, maka buat kesepakatan bersama tentang aturan bersama. Misal, jangan makan
indomi, coklat, permen, minuman kaleng terlalu sering, bolehnya sebulan berapa
kali hari apa misalnya. Untuk mncegah sakit. Kemudian bikin aturan-aturan lain.
Yang membuat anak tetap patuh aturan. Beri kesepakatan kapan ibu call, dan
bangun bonding saat call.
T
: Apa saja yang harus
dilakukan agar anak lekat dengan kita?
J
: Yang harus dilakukan adalah
banyak mendengar dan membangun komunikasi yang efektif. Gali hal-hal positif yang
dia suka, kalau suka baca sering-sering ajak ke toko buku. Sebenarnya efektif
hal-hal kebaikan itu bukan hanya lewat cerita tapi contoh nyata.
Bunda
selalu mengajak anak-anak menyampaikan zakat pada kaum dhuafa. Itu untuk membentuk
karakter empatynya tinggi. Sambil ditaujih, kelak kalau kaka sudah kaya, jangan
lupakan orang seperti mereka, karena dalam harta kita ada hak mereka.
T
: Ustadzah, apakah
alasannya anak mulai masuk sekolah di usia 5 tahun? Karena saat ini sedang trend
anak yang bahkan usia 2 tahun sudah disekolahkan. Dan mulai usia berapa anak-anak
mulai bisa didekatkan dengan ayahnya? Agar membentuk bonding juga. Syukran
J
: Kalau ditanya alasan kenapa
sekolah 5 tahu, ini mah tergantung keluarga masing-masing ya. Karena tiap keluarga
punya tujuan beda-beda. Kalau saya sendiri 5,5 tahun baru sekolah. Tapi Fauzan
umur 4,5 tahu sudah bisa baca lancar, izzadudin 5 tahun, azzam 5,5 tahun. Sudah
bisa iqra, berhitung sambil main, pengurangan alhamdulillah sudah bisa. Jadi di
sekolah full beneran main.
Kalau
ditanya mulai kapan bonding dengan ayah? Dari kandungan harusnya. Coba baca
ulang jawaban bunda diatas.
T
: Bagaimana cara
mengingatkan anak (kelas 5), tentang beda komunikasi antar teman-temannya dengan
anak ke orang tua / yang lebih tua, karena kadang-kadang dia lupa bicaranya seperti
ke temennya, sehingga jadi kurang sopan?!
J
: Terus ingatkan dan latih
kepekaan. Itu sebenarnya akan sama jika kita biarkn dia makan pake tangan kiri
kita tidak tegur, maka akan terus dilakukan. Bikin aturan, jika sampai mama 3
kali menegur dalam sehari dengan kesalahan sama (ini kan menyangkut adab dan
akhlak) maka tegas katakan “hak kaka akan bunda cabut” (misal tidak ada
acara main keteman, nonton kartun kesayangan, potong uang saku, tidak ada hp di
tangan, tidak boleh main sepeda). Persilakan anak milih konsekwensinya. Jadi ketika
ia hendak bicara akan mikir dengan siapa dia bicara, biar tidak salah dan biar
dia tidak kehilangan haknya.
T
: Berkaitan dengan
bonding...apakah kitanya yang harus menyesuaikan berkomunikasi dengan anak
remaja dengan menggunakan gaya komunikasi dan bahasanya?
J : Berkomunukasi yang nyaman dengan anak yang
paling paham adalah kita dan anak. Tapi ingatkan anak-anak ini hanya antara
ibu/bapak dan kalian dan dipakai hanya di dalam lingkungan rumah kita. Nanti kalau
kita di rumah paman, nenek, di luar rumah pakai bahasa yang terdengar santun
buat orang-orang sekitarnya. Sehigga kita tidak dianggap orangtua yang salah
didik anak. Jadi anak-anak paham kapan saat menggunakan bahasa gaul dengan orangtua
dan kapan menjadi bahasa yang lazim jika ada di keramaian orang.
T
: Tanya Ustadzah, bagaimana
caranya agar anak selalu mau terbuka dengan orangtua, karena terkadang anak-anak
tidak mau bercerita kalau dia merasa melakukan kesalahan?
J
: Biasanya anak yang tidak
cerita ketika dia salah bisa jadi karena pernah mengaku salah dan kita merespon
kejujurannya "kurang tepat". Entah kita menjadi marah, tidak
percaya, melotot, mentertawakan, atau menganggap dia bodoh sekali saat
melakukan itu. Nah kejadian itu yang terekam oleh anak dan ia menjadi
traumatis.
Jika
terjadi seperti itu, maka segera perbaiki, jika kita dapat surat dari guru,
keluhan orangtua temannya, atau info dari temannya maka siapkan mental untuk mengajak
dia bicara, menjadi pendengar, dan mintalah maaf. Bisa jadi kesalahannya karena
kita orangtuanya tidak mengajarin, tidak ngingetin, jurang kontrol dan lain-lain.
Jangan hakimi, tapi coba mengerti. Dia mau jujur saja itu sudah modal yang
besar untuk dia tegar dengan hidupnya.
T
: Ijin tanya ustadzah,
bagaimana caranya biar anak bisa bangun pagi, sebab jika dibangunin susah, sudah
di coba dengan segala cara mulai dengan mencium sampai memarahi nya masih
susah aja?
J
: Ini pembiasaan, anaknya
umur berapa? Kalau saya punya 3 anak, setiap malam semua saya persiapankan, "Kakak,
gimana ada tugas dan surat dari wakel tidak, tolong siapkan buku untuk besok,…
besok mau sarapan apa? Ibu hanya punya telur dan bayam,.. besok kita bangun sebelum
subuh, kalau lelet ditinggal jemputan, dan ibu tidak mau antar, jadi kalian tidak
sekolah dengan absensi A karena tidak sakit dan tidak ijin"..
Sebelum
itu, saat mereka saya ceritain sebelum tidur kita kasih tahu kalau siswa tidak
akan naik kelas jika ketahuan bolos ada sekian kali. Dan ini ampuh, mereka tidak
mau di alpa. Saya juga bilang, jika besok bangun tidak rewel uang saku
ditambah, atau makan siang boleh request mau apa. Dan lain-lain.
T
: Ijin tanya ustadzah, Saya
jg seorang single parents, setelah pisah sama suami, saya tinggal sama kakak dan
sebelum itu anak selalu sama saya hampir tidak pernah jauh dengan saya. setelah
pisah saya harus bekerja, tapi dengan keadaan seperti ini anak saya merasa kurang
perhatian, saya memahami hal itu. Oleh karena itu anak saya cari perhatian
kadang yang bikin emosi saya dan membuat marah, dan sekarang dia terlalu manja
dan tidak bisa mandiri lagi. Anak saya usia 6 tahun, kalau saya kerja dia ikut
budhe nya, nah kadang cara mendidik kami juga lain. Mohon pencerahannya, terima
kasih sebelumnya.
J : Ini pentingnya komunikasi, seperti yang
saya ungkap untuk jawaban yang anaknya tinggal dengan nenek. Buat aturan-aturan
dimana anak juga merasa, kalau aku tidak manut ibu maka aku tidak akann dapat
apa yang aku ingin. Ini seni tarik ulur dengan anak.
T
: Mana yang terbaik untuk
anak dalam memilih sekolah, SDIT atau pesantren? Kalau masuk pesantren bagaimana
cara mempertahankan bonding dengan anak? Seakan-akan anak "dibuang"?!
J
: Punten, kalau anak-anak
saya masuk pesantren setelah lulus dari SDIT. Dan saya sangat tidak setuju dengan
anggapan sepertinya anak di buang. Dibuang?? Yang real saya alami setelah mereka
mondok, bonding mereka makin kuat dengan saya. Bahkan jadi semakin merasakan bahwa
apa yang ibunya lakukan selama ini tuh luar biasa buat dia, yang dia tidak
temui selama di pondok.
Ini
barusan azzam call, kenapa saya belum jawab pertanyaan-pertanyaan di sini.
Azzam di pondok, 2 hari kemarin dia sakit, dia call nangis-nangis cerita banyak
hal. Intinya mellow. Sebagai ibu saya harus bijak, tetap mengontrol sakitnya
melalui ustadznya, memintanya ke klinik pondok, meminta ijin agar azzam tidak
ikut muqayyam qur'an sehari. Alhamdulillah barusan call sudah sembuh, dan bisa
setor 3 surat di juz 29 yg dia hafal 2 bulan ini. Terakhir dia tutup dengan
kata-kata, "Ibu...telponnya sudah dulu ya...aku harus siap-siap ke masjid,
jangan lupa doain aku selalu ya bu, tanggal 9 aku UTS". "Ibu
akan selalu doain adik, tolong jaga hafalan adik untuk abi di sana ya nak...jadilah
anak sholih ibu...".
Alhamdulillah...semua
akan baik-baik saja jika kita tetap menjaga bonding. Sekarang saya tanya mana
ada sih institusi yang sempurna 100% perlakuannya pada anak-anak kita? Semua
plus minus. Karena pendidikan utama itu ada ditangan orangtua. Sekolah hanya
bisa mengoptimalkan hal-hal positif yang dibawa dari rumah.
~~~~~~~
TJ G - 1
TJ G - 1
T : Bun.azzam, Ana bertanya, kalau melihat
karakter anak laki-laki, apa identik kaku ya kalau bantu urusan rumah? Apa memang
bawaan hormone atau tergantung sifat ayahnya?
Kan ada anak laki-alaki yang gampang cekatan
kalau disuruh emaknya, langsung jalan, tapi ada yang tidak mau sama sekali?!
J : Ini lebih pada hanya pada
pembiasaan, dan cara kita meminta tolong, bunda punya 3 anak beda-beda tuh.
Salah cara menyuruh juga bisa tidak terlaksana. So, latih cara komunikasi bagaimana
meminta anak melakukan perintah kita.
Anak-anak yang terbiasa kita sampaikan tentang
hadist ibumu, ibumu, ibumu baru ayahmu. Akan sulit menolak perintah ibunya. Sering
ceritain kisah-kisah ketaatan seorang anak pada ibunya, dan keberkahan apa yang
dia dapat.
T : bunda, ijin bertanya.. saya single
parent, anak pertama ikhwan mau unas, tapi dia mengetahui konflik saya dengan
ayahnya. Anak mulai kecil tahu kerja keras saya, sedang ayahnya bekerja tapi
jarang memberi nafkah. Saya berusaha meredam emosi anak agar fokus dengan unas-nya
kelak. Salahkah bunda, jika saya dan anak-anak sementara tidak berkomunikasi dengan
ayahnya mengingat anak selama ini sudah mengetahui orang tuanya seperti apa,
dimana keseharian dia tahu ibunya seperti apa dan ayahnya seperti apa melalui
FB dan medsos lain? Afwan yang fakir ini bunda.
J : Ahsan saja jika
memang itu membuat anak lebih terjaga emosinya. Tapi bagaimanapun ia tetap
ayahnya, yang menyebabkan dia ada di bumi ini. Tetap beri pengertian sampai ia
paham bahwa jodoh boleh berakhir karena perceraian tapi tidak dengan hubungan
darah.
T : Assalamu'alaikum bunda Azzam, ijin
bertanya, bila anak kurang kelekatannya pada ibunya, apakah pengaruh teman yang
kurang baik bisa sangat membekas ke anak?
J : Dalam banyak seminar selalu di
singgung betapa peran lingkungan, peer grup akan sangat mempengaruhi karakter
anak. Itu kenapa kita harus aware dengan siapa anak kita bergaul. Perumpamaan
yang sering kita dengar, bertemanlah dengan penjual minyak wangi, maka akan
ketularan wangi. Jangan dengan tukang las akan kena percikn api. Hadist kalau
mau lihat akhlak seseorang lihatlah siapa teman ya. Tanpa membangun kedekatan dengan
anak bagaimana nanti kalau kita sudah renta?!
T : Bunda izin Tanya, usia anak yang pas
untuk masuk sekolah itu berapa tahun ya? karena saat ini banyak sekali anak
umur 1 tahun sudah disekolahkan sama ortunya.
J : Perlu dipahami bahwa sekolah itu
sarana untuk membentuk karakter anak bisa interaksi sosial dengan sekitar, bukan
tempat utama pembentukan karakter sakhsiyah islamiyah. So tetap ibu adalah
peletak pertama kaidah-kaidah syariah dan kekuatan akidah. Keluarga tempat
menggembleng karakter positif, ibu harus bisa paham mana potensi-potensi yang harus
dikembangkan dan mana hal negatif yang harus segera di rem.
Sekolah secara umum 5 tahun usia untuk
bisa anak paham aturan main di dunia luar. Jika kurang dari itu hati-hati
khawatir ada jiwa anak yang terluka karena perlakuan yang kurang baik dari
orang dewasa disekelilingnya.
T : Bunda, kalau malah sebaliknya
terlalu lekat sampai-sampai anak terlalu manja apakah itu karena pola asuh yang
salah? Dan bagaimana memperbaikinya, mengingat usianya yang sudah menginjak
dewasa kira-kira 13 tahun an, tidurpun kalau pulang dari pondok masih tetap belum
mau terpisah?
J : Kalau sudah mondok berarti sudah
mandiri dong, kan emaknya tidak ikutan tidur dipondok. Wajarlah kalau pulang-pulang
kangen tidur sama emak. Azzam anak bunda juga bobo sama bunda kalau dikunjungi.
T : Ijin bertanya lagi, masih boleh kah?
Bagaimana memperbaiki kelekatan anak pertama, sedangkan kini sudah sibuk dengan
ketiga adiknya? Apakah hal itu bisa jadi penyebab tidak mau mengalahnya?
J : Tetap bisa dibangun kedekatan, sediakan
waktu khusus hanya dengannya, contoh, ajak pergi berdua saja, adik tinggal atau
titip sama ayah, turuti keinginan positifnya. Misal ke toko buku, ajak diskusi
isi bukunya, pokoknya “hanya kamu dan aku aja”, jangan membahas hal-hal yang
membuat dia tersudut, tidak nyaman, interogasi dan lain-lain. Pahami apa yang
dia ungkapkan. Diskusikan minatnya.
T : Ustadzah apa yang harus
dilakukan sebagai orangtua bila proses bonding attachment ini terlambat.
Anaknya sudah terlanjur besar-besar?!
J : Jika sudah kadung besar? Usia berapa?
Kalau masih usia sekolah/kuliah masih tetap bisa kok bonding di lakukan. Yang
paling penting kesediaan meminta maaf atas ke"salahan" lalai
membangun bonding saat mereka kecil, mulai belajar mendengarkan mereka, jangan
terus bertentangan dengan anak.
Terus dengar dan dengar, katakan "boleh
ibu kasih saran atas hal yang kakak/adik sampaikan? Kalau ada manfaat ambil, kalau
tidak maka mungkin ada yang lebih baik". Jujur bunda juga merasakan kurang
bonding dengan anak tgh. Tapi terus berupaya membangun komunikasi itu.
🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚🔚
Selanjutnya,
marilah kita tutup kajian kita dengan bacaan istighfar 3x
Doa
robithoh dan kafaratul majelis
Astaghfirullahal'
adzim 3x
Do'a
Rabithah
Allahumma
innaka ta'lamu anna hadzihil qulub,
qadijtama-at
'alaa mahabbatik,
wal
taqat 'alaa tha'atik,
wa
tawahhadat 'alaa da'watik,
wa
ta ahadat ala nashrati syari'atik.
Fa
watsiqillahumma rabithataha,
wa
adim wuddaha,wahdiha subuulaha,wamla'ha binuurikal ladzi laa yakhbu,
wasy-syrah
shuduroha bi faidil imaanibik,
wa
jami' lit-tawakkuli 'alaik,
wa
ahyiha bi ma'rifatik,
wa
amitha 'alaa syahaadati fii sabiilik...
Innaka
ni'mal maula wa ni'man nashiir.
Artinya
:
Ya
Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya hati-hati kami ini,
telah
berkumpul karena cinta-Mu,
dan
berjumpa dalam ketaatan pada-Mu,
dan
bersatu dalam dakwah-Mu,
dan
berpadu dalam membela syariat-Mu.
Maka
ya Allah, kuatkanlah ikatannya,
dan
kekalkanlah cintanya,
dan
tunjukkanlah jalannya,
dan
penuhilah ia dengan cahaya yang tiada redup,
dan
lapangkanlah dada-dada dengan iman yang berlimpah kepada-Mu,
dan
indahnya takwa kepada-Mu,
dan
hidupkan ia dengan ma'rifat-Mu,dan matikan ia dalam syahid di jalan-Mu.
Sesungguhnya
Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Aamiin...
DOA PENUTUP MAJELIS
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Subhanaka
Allahuma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu
ilaik.Artinya:“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Aamiin ya Rabb.
======================
Website:
www.hambaAllah.net
FanPage
: Kajian On line-Hamba Allah
FB
: Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment