Sabtu,25 Oktober 2014
Nara Sumber: Ustadz
Amrullah Akadhinta
Rekapan materi Grup 301 (
Sugeng )
Tema : Lanjutan Kitab
Riyadhus Shalihin
Mengenal Imam Nawawi
Ikhwah fillah, membahas
Riyadhus Shalihin ini, tak lengkap rasanya kalau kita tidak mengenal siapa sosok
dibalik penyusun kitab hadits fenomenal ini. Beliau adalah Imam Nawawi,
rahimahullah.
Nama asli beliau adalah:
Yahya bin Syaraf bin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy, nama kunyah
beliau: Abu Zakariya. Beliau lahir pada tahun 631 H di sebuah kampong bernama
Nawa di daerah Damaskus (ibukota Suriah sekarang, semoga Allah menolong kaum
muslimin di sana dari kejamnya Syiah). Dari nama kampung Nawa inilah nama
beliau sering dikenal, Imam Nawawi.
Sejak kecil beliau diajar
oleh ayah beliau Syaraf bin Hasan yang juga dikenal sebagai orang yang takwa
dan shalih di sana. Ada kisah menarik ketika beliau kecil, Ketika berumur 10
tahun, Syaikh Yasin bin Yusuf Az-Zarkasyi melihat Imam Nawawi kecil dipaksa
bermain oleh temannya, namun ia menghindar, menolak dan menangis karena paksaan
tersebut. Maka Syaikh pun berkata bahwa anak ini diharapkan akan menjadi orang
paling pintar pada masanya dan bisa memberikan manfaat yang besar kepada umat
Islam. Perhatian ayah dan guru beliaupun menjadi semakin besar.
Imam Nawawi tinggal di
Nawa hingga berusia 18 tahun. Kemudian pada tahun 649 H ia
memulai perjalanan belajarnya ke Damaskus dengan menghadiri
halaqah-halaqah ilmiah yang diadakan oleh para ulama kota tersebut. Ia tinggal
di madrasah Ar-rawahiyyah di dekat Al-Jami’ Al-Umawiy.Konon, beliau menghadiri
12 halaqah dalam sehari. Beliau rajin sekali dan menghafal banyak hal. Ia pun
mengungguli teman-temannya yang lain. Ia berkata: “Dan aku menulis segala
yang berhubungan dengannya, baik penjelasan kalimat yang sulit maupun pemberian
harakat pada kata-kata. Dan Allah telah memberikan barakah dalam
waktuku.” [Syadzaratudz Dzahab 5/355].
Diantara guru-guru
beliau: Abul Baqa’ An-Nablusiy, Abdul Aziz bin Muhammad Al-Ausiy, Abu
Ishaq Al-Muradiy, Abul Faraj Ibnu Qudamah Al-Maqdisiy, Ishaq bin Ahmad
Al-Maghribiy dan Ibnul Firkah. Dan diantara murid beliau: Ibnul ‘Aththar
Asy-Syafi’iy, Abul Hajjaj Al-Mizziy, Ibnun Naqib Asy-Syafi’iy, Abul ‘Abbas
Al-Isybiliy dan Ibnu ‘Abdil Hadi.
Beliau
digelari Muhyiddin (yang menghidupkan agama) dan membenci gelar ini
karena tawadhu’beliau. Diriwayatkan bahwa beliau berkata: “Aku tidak
akan memaafkan orang yang menggelariku Muhyiddin.”
Imam An-Nawawi adalah
seorang yang zuhud, wara’ dan bertaqwa. Beliau sederhana, qana’ah dan
berwibawa. Beliau menggunakan banyak waktu beliau dalam ketaatan. Sering tidak
tidur malam untuk ibadah atau menulis. Beliau juga menegakkan amar ma’ruf nahi
munkar, termasuk kepada para penguasa, dengan cara yang telah digariskan Islam.
Beliau menulis surat berisi nasehat untuk pemerintah dengan bahasa yang halus
sekali.
Imam Nawawi meninggalkan
banyak sekali karya ilmiah yang terkenal. Jumlahnya sekitar empat puluh kitab,
diantaranya:
1.
Dalam bidang hadits: Arba’in, Riyadhush
Shalihin, Al-Minhaj (Syarah Shahih Muslim), At-Taqrib wat Taysir
fi Ma’rifat Sunan Al-Basyirin Nadzir.
2.
Dalam bidang fiqih: Minhajuth Thalibin, Raudhatuth
Thalibin, Al-Majmu’.
3.
Dalam bidang bahasa: Tahdzibul Asma’ wal Lughat.
4.
Dalam bidang akhlak: At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an, Bustanul
Arifin, Al-Adzkar.
Kitab-kitab ini dikenal
secara luas termasuk oleh manusia dan memberikan manfaat yang besar
sekali untuk umat. Ini semua tidak lain karena taufik dari Allah Ta’ala,
kemudian keikhlasan dan kesungguhan beliau dalam berjuang.
Beliau adalah seorang
Ahlusunnah wal Jamaah, seorang ahli hadits dan ulama besar dalam mazhab Imam
Syafi’i. Sebagai manusia, tentu ada kekeliruan-kekeliruan yang beliau lakukan,
namun besarnya jasa beliau jauh menutupi kekeliruan tersebuta. Imam Nawawi
wafat pada 24 Rajab 676 H pada usia yang belum terlalu tua, 45 tahun. Walau
singkat usia beliau, tapi karya2nya terus diingat dan tentunya semoga menjadi
amalan jariyah untuk beliau-rahimahullah wa ghafara lahu-.
Doa Kafaratul Majelis
سبحانك
اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



