Kajian Online Telegram Akhwat Hamba اَللّٰه Ta'ala
Hari / Tanggal : Kamis, 25 Desember 2014
Narasumber : Ustadzah Kindy
Tema : Kesehatan
Notulen : Ana Trienta
Assalamualaikum wr...wb..
Bismillahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillahi nasta'inuhu wanastagh firuhu wana'uudzubillahi min syukuuri anfusina waminsayyi ati a'maalinaa man yahdihillahu falaa mudhilla lahu waman yuhdil falaa haadiya lahu, asyhadu anlaa ilaha illallahu wah dahula syariikalahu ea ashadu anna muhammadan'abduhuu warasuuluhu la nabiya ba'da
Masalah Gusi: ‘Silent Disease’ yang Kian Mengancam Masyarakat Indonesia
7 September 2014 pukul 21:04
Suatu hari, Maya, seorang karyawati swasta tercengang saat merasakan gigi gerahamnya tiba-tiba goyang. Padahal sebelumnya ia tidak merasakan gangguan yang berarti. Setelah ia berkonsultasi pada dokter, barulah ia ingat bahwa seringkali gusinya bengkak dan berdarah saat menyikat gigi. Tak pernah terbayangkan bahwa ternyata ia selama ini mengalami masalah gusi yang cukup parah.
Memang, permasalahan gusi biasanya terlewatkan karena seringkali masyarakat tidak menyadari bahwa ternyata mereka memiliki masalah gusi. Tidak seperti masalah gigi berlubang atau masalah gigi bungsu yang seringkali menimbulkan rasa sakit pada penderitanya, masalah pada gusi pada umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Sebuah organisasi ahli kesehatan gigi dan mulut bidang periodontologi di Amerika Serikat (American Academy of Periodontology, 2013) mengungkapkan bahwa pada banyak kasus, tahap awal dari penyakit gusi dan periodontal (jaringan pendukung gigi) seringkali tanpa gejala rasa sakit; banyak orang dewasa menderita penyakit ini dan mereka tidak mengetahuinya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Drg. Sandra Olivia, MARS, SpPerio., bahwa “Permasalahan gusi seringkali menjadi sebuah dilema yang disebut sebagai ‘silent disease’. Hal ini dikarenakan pada kasus-kasus yang sering terjadi, kebanyakan pasien tidak menyadari ketika mereka sedang mengalami permasalahan gusi atau periodontal. Banyak pasien yang tiba-tiba datang ke dokter gigi dalam kondisi gigi yang sudah goyang, atau bahkan sudah tanggal, tanpa pernah mengalami rasa sakit pada gusi atau giginya.”
Saat ini, permasalahan gusi kian menjadi ancaman kesehatan yang nyata di Indonesia. Sebuah riset memperlihatkan bahwa 5 dari 10 penduduk Indonesia pernah mengalami masalah gusi (Synovate AsiaBus, 2011). Sedangkan sebuah studi lainnya (dengan komponen riset yang berbeda) menunjukkan bahwa jumlah penderita gusi bermasalah di Indonesia kini semakin meningkat, dari 19% di tahun 2012 (IPSOS Consumer Tracking, 2012) menjadi 28% di tahun 2013 (IPSOS Consumer Tracking, 2013). Angka yang memprihatinkan ini memperlihatkan bahwa masih banyak orang Indonesia belum memahami atau menganggap penting kesehatan gusinya.
Selain dikarenakan oleh faktor “silent disease” tadi, rendahnya perhatian masyarakat akan kesehatan gusi juga disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan gusi. Padahal, gusi merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan gigi dan mulut karena gusi berperan sebagai proteksi sekaligus penyangga bagi gigi. Gusi yang sehat bisa berfungsi dan melekat dengan baik pada gigi yang terhubung oleh lapisan penyangga. Oleh karena itu, kesehatan gusi harus menjadi prioritas untuk menunjang kesehatan gigi dan mulut secara optimal.
Meskipun seringkali tidak menimbulkan rasa sakit, sebenarnya masalah pada gusi dapat diidentifikasi dengan mengenali tanda-tanda tertentu. Berikut adalah tanda-tanda yang perlu dikenali untuk mengidentifikasi adanya masalah gusi sejak dini:
> Gusi berdarah:
gusi berdarah umumnya diketahui ketika seseorang melihat adanya darah saat membuang ludah usai menyikat gigi. Lebih lanjut Drg. Sandra menjelaskan, “Banyak yang mengira bahwa gusi yang berdarah itu disebabkan oleh penyikatan gigi yang terlalu keras, ataupun penggunaan bulu sikat gigi yang terlalu kasar. Namun hal ini sebenarnya kurang tepat. Gusi berdarah sebenarnya disebabkan oleh plak yang menumpuk pada pangkal gigi yang kemudian menekan gusi sehingga membuat gusi mengalami radang dan mudah mengeluarkan darah apabila terkena sentuhan ringan, seperti saat tersentuh sikat gigi.”
> Gusi memerah:
ciri gusi sehat adalah berwarna pink atau merah muda. Bila warna gusi merah, putih, atau malah kebiruan, itu artinya ada kemungkinan masalah pada gusi
> Gusi sering membengkak:
gusi terlihat lebih gemuk dan menonjol dari biasanya
> Bau mulut (halitosis)
> Resesi gingiva atau gusi turun, sehingga gigi tampak memanjang
Apabila tidak ditangani dengan seksama sejak dini, permasalahan pada gusi akan menimbulkan masalah pada jaringan periodontal (jaringan pendukung gigi), yang mengacu pada infeksi bakteri kronis pada gusi dan tulang penyangga gigi. Untuk itu, kita perlu lebih cermat mewaspadai tahap perkembangan penyakit periodontal, yaitu:
> Penumpukan plak pada gusi sehat:
Plak yang terbentuk dari bakteri dan sisa makanan, yang dapat menyebabkan gusi mengalami peradangan dalam 2 hingga 4 hari
> Gingivitis (gusi bengkak):
Kondisi perubahan klinis yang dapat terlihat dari pembengkakan gusi. Selain itu, gusi mulai berwarna merah dan bahkan berdarah saat kita menyikat gigi
> Periodontitis (kerusakan tulang penyangga gigi):
Kondisi infeksi gusi tahap lanjut disebabkan oleh bakteri pathogen. Kondisi ini merusak jaringan lunak yang lambat laun dapat mengganggu tulang penyangga gigi yang berada didalam gusi, sehingga dapat menyebabkan gigi menjadi goyang. Apabila kondisi ini tidak ditindak-lanjuti, maka akan menyebabkan gigi tanggal.
Permasalahan pada jaringan periodontal tentunya dapat dicegah dan dirawat. Berikut beberapa tips untuk menjaga kesehatan gusi:
> Menyikat gigi sekurang kurangnya dua kali sehari: Lebih baik setelah sarapan pagi hari dan malam hari sebelum tidur, menggunakan pasta gigi dengan bahan-bahan khusus yang mampu mengangkat plak yang terbentuk pada gigi.
> Gunakan bulu sikat gigi yang lembut: Bulu sikat yang kasar dan tekanan yang terlalu keras pada gusi dapat menyebabkan kerusakan struktur gigi serta mengiritasi gusi
> Konsumsi makanan bergizi: Makanan yang mengandung vitamin C dan kalsium. Kedua zat ini sangat berguna untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi
> Minum cukup air putih: Minum air yang cukup setelah makan akan sangat membantu dalam membersihkan sisa-sisa makanan pada gigi dan gusi sehingga mengurangi jumlah bakteri yang tertinggal
> Hindari merokok: Pada umumnya, kondisi gusi pada orang yang merokok lebih rentan terhadap infeksi karena tembakau menyebabkan berkurangnya oksigen di aliran darah sehingga dapat menghambat aliran darah dan nutrisi ke jaringan gusi. Hal ini dapat mempengaruhi lemahnya mekanisme pertahan tubuh dan membuat gusi menjadi lebih rentan terhadap infeksi
Memeriksakan gigi secara rutin setidaknya 6 bulan sekali untuk mendeteksi gangguan sejak dini dan mencegah permasalahan gusi berlanjut ke tingkat yang lebih parah
Parodontax merupakan pasta gigi sehari-hari dengan kandungan 70% bahan-bahan khusus, yang terdiri dari garam mineral dan ekstrak herbal yang secara simultan mampu merawat dan mencegah permasalahan gusi. Kandungan garam mineral (sodium bicarbonate) pada pasta gigi Parodontax, teruji secara klinis dapat membantu mencegah dan mengangkat penumpukan plak yang merupakan penyebab awal masalah gusi, secara efektif.
TANYA JAWAB
1. Bun, Sariwan itu apa juga termasuk penyakit gusi berdarah dan apakah aman jika saat sariawan kita selalu mengkonsumsi larutan penyegar?
Jawab
Sariawan jika menyerang gusi. Berarti masalah gusi. Larutan penyengar aman jika tidak punya masalah dengan pencernaan
2. Mau tanya bun, pasta gigi yang di rekomendasikan itu, dimana ya bisa mudah di dapatkan? kira-kira pengobatan yang mudah di lakukan untuk gusi yang kondisinya seperti itu bagaimana?
Jawab
Masalah gusi
Biasanya berhubungan dengan masalah pencernaan.
Coba perbaiki pencernaannya
3. Bun, saya pernah di tambal gigi namun karena hasil tambalannya malah sakit saya sampe 4 kali bolak balik dr gigi. Setelah 4 kali baru tidak terasa sakit, 4 bulan kemudian gusi sebelah gigi tambalan itu bengkak, ke dari gigi bahanya di kasih obat tapi nantinya bengkak lagi bun. Sya sampe gak mau k dr gigi lagi. Baiknya gimana ya bun?
Jawab
Biasanya ketika kita periksakan gigi kita ke dokter gigi. Dokter tersebut akan mengecek secara holistik dulu keadaan gigi kita yang bolong. Jika terjadi sakit saat telah ditambal. Artinya gusi kita sedang bermasalah. Akhirnya ketika ditutup radang di gusi semakin membengkak. Baiknya sih kita jangan kapok ke dokter gigi
4. Anak saya gusinya suka bengkak bernanah, baiknya diapain ya bisa ga kita tangani sendiri dirumah?
Jawab
Periksa ke dokter. Bisa jadi anaknya mengalami gangguan pencernaan
5. Apakah kalo sesekali saja sehabis sikat gigi ada darahnya itu sudah menandakan masalah gusi? Maksudnya tidak setiap sikat gigi berdarah..
Jawab
Betul
6. Tanya bund, Kalo geraham bungsu yang tambah miring / ga sempurna apa wajib dicabut bun? kenapa kebanyakan rujuk ke bedah mulut ya, Kalo ga dicabut efeknya kamana aja bun selain pusing atau migren? Apa bisa menggangu ke kehamilan? Jazakillah khair
7. Tanya bun...kenapa kalo busi sakit pasti ngarahnya ke kepala juga apa ada saluran saraf gusi yang berhubungn ke kepala?
Jawab
Jawab
Syaraf di kepala itu saling terkait. Makanya jika gigi gerahan yang paling belakang tumbuh
Harus ditangani oleh bedah mulut. Kenapa demikian? Karena syaraf-syaraf di sekitar gigi dan gusi berhubungan dengan syaraf di area kepala. Sehingga jika ada masalah dengan gusi dan gigi sering mengalami sakit kepala. Biasanya kalau akan di cabut gigi pun perlu di lakukan ponoramik (rongent area gigi). Untuk memastikan kondisi akar dan syaraf disekitar gigi.
Penutup
Doa Kafaratul Majelis...
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Semoga Bermanfaat
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment