Kajian Online WA Hamba الله
SWT
Senin, 11 Mei 2015
Narasumber : Ustadzah
Tribuana
Rekapan Grup Bunda M10
Tema : Syakhsiatul Islamiyah
Editor
: Rini Ismayanti
MENJADI MUSLIM YANG AMANAH DAN PERTOLONGAN ALLAH SWT
وَ الَّذينَ هُمْ لِأَماناتِهِمْ وَ عَهْدِهِمْ راعُونَ
"Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya," (QS Al-Mu'minuun [23]: 8)
Nabi Muhammad saw mampu mengubah dunia dan membangun peradaban umat manusia sehingga seluruh lorong jagat raya tersinari oleh sinar Islam. Rahasianya selain karena taufik dan pertolongan Allah swt adalah karena beliau memiliki sifat amanah. Bahkan, begitu populernya Rasulullah saw dengan sifat amanah ini sampai-sampai, oleh musuhnya, beliau diberi gelar Al-Amin, orang yang amanah atau bisa dipercaya.
Sebaliknya, keterpurukan dan kehancuran seseorang, keluarga, masyarakat atau bangsa juga karena mengabaikan (atau tidak) amanah.
Ayat di atas menjelaskan betapa pentingnya amanah dalam mengantarkan seseorang kepada keberuntungan dan kesuksesan dunia dan akhirat.
Amanah, Pilar Agama
Kata amanah dalam bahasa Arab berasal dari amina ya'manu amaanan wa amaanah yang berari ithmi'nan (tenang) dan tidak takut. Karena amanah itu menunjukkan tsiqah (kepercayaan) dan tsiqah itu merupakan ketenangan. Sehingga orang yang amanah, yaitu Amin, adalah orang yang di-tsiqahi (dipercaya) dan tenang, serta tidak pernah khawatir dan takut.
Seorang istri yang amanah terhadap kehormatan, rumah tangga dan harta suaminya, misalnya, pasti akan mendapatkan kepercayaan di mata suaminya. Dan si suami pun akan selalu merasa tenang dan tenteram terhadapnya. Begitu pula suami yang amanah terhadap mata dan kemaluannya, tentu juga akan membuat dipercaya oleh istrinya. Si istri pun akan senantiasa merasa tenang terhadapnya.
Seorang pemimpin yang amanah pasti akan dipercaya dan disukai oleh rakyatnya. Tingkat elektabilitasnya juga akan sangat tinggi dan akan selalu mendapatkan kepercayaan dan tempat di hati masyarakat. Sebab, pemimpin atau pejabat yang amanah pasti tidak akan pernah membuat kebijakan kecuali selalu mengedepankan kemaslahatan/kepentingan rakyatnya.
Paradigma kepemimpinannya pun berdasar pada ungkapan "Sayyidu'l qaum khaadimuhum", yang artinya, pemimpin kaum atau masyarakat adalah pelayan mereka. Dengan demikian, ia tidak akan pernah berpikir untuk korupsi dan kolusi serta memperkaya diri sendiri dengan menghalalkan segala cara, dan membiarkan rakyatnya hidup dalam kemiskinan dan serba kekurangan. Karena ia sadar betul yang namanya amanah pasti ada mas'uliyah (tanggung jawab), baik di hadapan rakyatnya maupun, terlebih lagi, di hadapan Tuhannya, Allah swt pada hari kiamat nanti.
Hal tersebut disinggung oleh Rasulullah saw dalam hadits berikut.
"Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban. Seorang imam (kepala negara/pejabat) adalah pemimpin dan dia akan diminta pertanggungjawaban. Seorang suami adalah pemimpin atas keluarganya dan akan diminta pertanggungjawaban. Seorang isteri adalah pemimpin yang mengurus rumah suaminya dan dia akan diminta pertanggungjawaban. Seorang hamba sahaya (juga) pemimpin atas harta majikannya dan dia akan diminta pertanggungjawaban. Ingatlah, sesungguhnya setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban," (HR Bukhari no. 5188 dan Muslim no. 4828 dengan sedikit ada perbedaan pada versi lafazhnya).
Amanah termasuk salah satu ajaran dan sifat mulia yang sangat dianjurkan oleh agama Islam. Ia adalah salah satu kanjun (pusaka) ajaran Islam dan pilar yang menyanggah kekokohan dan kekuatan agama seseorang. Bahkan, din (agama) itu sendiri semua ajarannya pada hakikatnya adalah amanah.
Oleh karena itu, ketika sifat amanah ini tercerabut dalam diri seseorang, keluarga atau bangsa, maka hancur dan robohlah 'bangunan' Islam seseorang, keluarga dan bangsa tersebut.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Moga ilmu yang kita dpatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment