Kajian Online WA Hamba الله
SWT
Selasa&Rabu, 24&25 November
2015
Narasumber : Ustadzah
Gita & Ustad Tri Satyahadi
Rekapan Grup Nanda M104 & Bunda M6
Tema : Syakhsiyah Islamiyah
Editor
: Rini Ismayanti
HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADAT
Alaykumussalam
warohmatullah wabarokatuh
Banyak sekali orang yang salah presepsi bahwa barangsiapa yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat atau menyebut bahwa dirinya adalah seorang muslim, maka tidak ada lagi hal-hal yang bisa merusak keimanannya. Mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya ada banyak hal yang bisa merusak keislaman seseorang, banyak hal yang menyebabkan seseorang dapat keluar dari islam.
Na'udzubillah
Banyak sekali orang yang salah presepsi bahwa barangsiapa yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat atau menyebut bahwa dirinya adalah seorang muslim, maka tidak ada lagi hal-hal yang bisa merusak keimanannya. Mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya ada banyak hal yang bisa merusak keislaman seseorang, banyak hal yang menyebabkan seseorang dapat keluar dari islam.
Na'udzubillah
Semoga kita
terselamatkan dari hal-hal tersebut. Maka perlu bagi kita untuk mengetahui
hal-hal apa saja yang bisa menyebabkan syahadat itu batal.
Diantara contoh-contoh
penyebab rusaknya dua syahadat adalah sebagai berikut :
1. Bergantung dan
berserah diri kepada selain Allah, disertai keyakinan bahwa hal tersebut mampu
membawa manfaat.
“Dan hanya kepada Allah
hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”
(Q.S al-Maidah : 23)
2. Tidak mengakui
bahwa sesungguhnya segala nikmat yang diperoleh, baik itu nikmat lahir maupun
bathin, nikmat yang bersifat materi maupun non-materi adalah semuanya karena
fadhal dan kemurahan Allah. Karena seandainya bukan karena fadhal dan kemurahan
Allah maka nikmat tersebut tidak akan pernah ada.
“Dan Dia telah
memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya.
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”
(Q.S Ibrahim; 34)
3. Beramal tidak
karena Allah, tanpa seizin dariNya.
“Katakanlah:
sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri
(kepada Allah).” (Q.S al An’aam ; 162-163)
4. Memberikan kepada
selain Allah, hak perintah melarang secara absolut, dan memberikan kepadanya
hak menghalalkan dan mengharamkan, memberikannya hak membuat syariat dan hukum
dan memberikannya hak kekuasaan.
“Kemudian Kami jadikan
kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka
ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak
mengetahui.” (Q.S al Jatsiyah ; 18)
5. Memberikan hak
untuk ditaati kepada selain Allah berdasarkan kemauan sendiri dan meyakini hal
tersebut tanpa seizinnya
“Hai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.” (Q.S an-Nisa; 59)
6. Memutuskan hukum
tidak berdasarkan apa yang telah Allah turunkan atau berperkara (meminta
keputusan hukum) kepada selainNya
“Barangsiapa yang
tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang yang kafir.” (QS al Maidah 44)
7. Membenci sesuatu
yang merupakan bagian dari islam atau membenci secara keseluruhan
“Dan orang-orang yang
kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka.
Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka benci kepada apa yang
diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal
mereka.” (Q.S. Muhammad; 8-9)
8. Lebih mencintai
kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat dan menjadikan dunia adalah
satu-satunya tujuan dalam hidupnya
“Barangsiapa yang
menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di
akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka
usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S.
Hud ;15-16)
9. Mengejek sesuatu
bagian dari Al-Quran atau Sunnah, atau mengejek orang-orang yang termasuk ahli
Al-Quran dan Sunnah dengan tujuan mengejek Al-Quran dan Sunnah atau mengejek
salah satu hukum-hukum Allah atau mengejek salah satu ritual-ritual yang
diajarkan olehNya.
“Orang-orang yang
munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang
menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka:
“Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasul-Nya).” Sesungguhnya
Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu. Dan jika kamu tanyakan kepada
mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab,
“Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah:
“Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu
berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah
beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya
Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang
yang selalu berbuat dosa.” (Q.S. at Taubah ; 64-66)
10. Menghalalkan atau
mengangap halal apa yang telah diharamkan oleh Allah secara pasti yang tidak
ada perselisihan lagi diantara para ulama atas keharamannya, atau mengharamkan
apa yang dihalalkan oleh Allah yang tidak tidak ada perselisihan lagi di antara
para ulama tentang kehalalannya.
Dan janganlah kamu
mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “ini halal
dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya
orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah
beruntung.
11. Tidak beriman
kepada seluruh nash-nash Al-Quran dan nash-nash Sunnah yang telah terbukti
kebenaran sumbernya dari Rasulullah.
“Apakah kamu beriman
kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain?
Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan
kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan
kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (Q.S.
al Baqarah; 85)
12. Menjadikan
orang-orang kafir dan munafik sebagai teman dan membenci orang-orang mukmin
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi
pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang
lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Q.S al Maidah ; 51)
13. Tidak memuliakan
Rasulullah
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi” (Q.S al Hujurat
; 2)
14. Hati merasa jijik
terhadap ketauhidan Allah dan merasa senang terhadap bentuk-bentuk kesyirikan.
“Dan apabila hanya
nama Allah saja disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada
kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang
disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati.” (Q.S az-Zumar ; 45)
15. Mengklaim bahwa
Al-Quran dan sunnah nabi mempunyai makna bathin yang tidak sama dengan makna
zhahirnya.
“Dan demikianlah, Kami
telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab.
Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan
kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap
(siksa) Allah.” (QS ar-Ra’d ;37)
16. Tidak mengetahui
Allah dengan benar, sehingga mengingkari salah satu sifat-sifat, nama-nama,
atau pekerjaan-pekerjaannya.
“Katakanlah: “Dia-lah
Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia.” (Q.S al-Ikhlass 1-4)
17. Tidak mengenal
Rasulullah dengan sebenarnya atau mengingkari salah satu sifat beliau yang
telah diberikan oleh Allah kepadanya atau menyifati beliau dengan sifat yang
bisa mengurangi derajat kemuliaannya atau menyifati dengan sifat yang bernada
menghina dan melecehkan beliau atau tidak meyakini bahwa beliau adalah panutan
utama bagi seluruh umat manusia.
“Sesungguhnya telah
ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah” (Q.S al-Ahzab;21)
18. Mengkafirkan orang
islam atau tidak menghukumi kafir orang-orang kafir yang menghalalkan darah
orang islam
“Ingatlah jangan
sekali-kali kamu sekalian kembali menjadi kafir lagi, sehingga menyebabkan kamu
sekalian saling membunuh” (HR bukhari, Muslim dan Abu Dawud)
19. Melakukan suatu
amalan yang telah dijadikan Allah suatu ibadah yang tidak pantas dipersembahkan
kecuali kepadaNya lalu amalan tersebut dipersembahkan kepada selainNya.
“Hanya bagi Allah-lah
(hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain
Allah tidak dapat memperkenankan sesuatupun bagi mereka, melainkan seperti
orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke
mulutnya, padahal air itu tidak dapat sampai ke mulutnya. Dan doa (ibadat)
orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.” (Q.S ar-Ra’d 14)
20. Disamping itu ada
juga bentuk-bentuk kemusyrikan yang terdapat dalam suatu amalan dan dia bisa
merusak serta menodai amalan tersebut tapi tidak sampai merusak makna dua
kalimat syahadat. Dikenal dengan sebutan syirik kecil.
Banyak contoh dari
bentuk kemusyrikan kecil ini, seperti melakukan shalat dengan bagus dan
sempurna karena ingin dilihat orang lain dan ingin dipuji. Bersedekah karena
ingin mendapatkan pujian dan penghargaan dari orang lain. Dan masih banyak lagi
contoh lainnya.
TANYA JAWAB
Q : Ustadzah apa kalau
mempercayai ramalan bintang gitu termasuk musyrik??
A : Iya termasuk syirik, membaca ramalan/ mendatangi peramal maka 40 hari sholatnya dihapuskan, jika sampai mempercayainya maka sudah termasuk syirik. Sebenarnya ramalan bintang dan ramalan metode apapun hanya bualan saja, tidak ada yang benar, karena setelah diutusnya Rasulullah saw, maka pintu-pintu langit dijaga lebih intens oleh malaikat, sehingga jin-jin tidak bisa mencuri dengar. Bisa buka surat Al jin. Maka karena itu, ramalan hanya karangan, bahayanya ketika kita membaca/mdatangi peramal, maka Alloh akan menjadikan hal serupa, sehingga kita semakin yakin akan hasil ramalan tsb. Dan kita semakin terjerembab.. Na'udzubillah. Cat : musyrik pelakunya ya mbak
A : Iya termasuk syirik, membaca ramalan/ mendatangi peramal maka 40 hari sholatnya dihapuskan, jika sampai mempercayainya maka sudah termasuk syirik. Sebenarnya ramalan bintang dan ramalan metode apapun hanya bualan saja, tidak ada yang benar, karena setelah diutusnya Rasulullah saw, maka pintu-pintu langit dijaga lebih intens oleh malaikat, sehingga jin-jin tidak bisa mencuri dengar. Bisa buka surat Al jin. Maka karena itu, ramalan hanya karangan, bahayanya ketika kita membaca/mdatangi peramal, maka Alloh akan menjadikan hal serupa, sehingga kita semakin yakin akan hasil ramalan tsb. Dan kita semakin terjerembab.. Na'udzubillah. Cat : musyrik pelakunya ya mbak
Q : Ustadzah mau
nanyaa... Seperti jamaah LDII itu kan menganggap orang lain selain LDII kafir..
berarti merusak keimanan mereka doong ustadzah? Itu bagaimana ustadzah...? Satu
lagi ustadzah.. sebatas mana kerusakan yang dilakukan terhadap hal di atas,
sehingga orang tersebut dinyatakan keluar dari islam?
A : Sejauh yang ana faham, ketika kita menuduh orang lain kafir ternyata tuduhan kita tidak terbukti, maka tuduhan itu kembali pada yang menuduh.. Maka amat sangat hati-hati menuduh orang lain kafir. Dijaman Rasulullah saw saja, para shahabat saja tidak tau siapa-siapa yang termasuk golongan munafik. Maka selama dia masih mengaku muslim jangan sampe kita mengkafirkannya.
A : Sejauh yang ana faham, ketika kita menuduh orang lain kafir ternyata tuduhan kita tidak terbukti, maka tuduhan itu kembali pada yang menuduh.. Maka amat sangat hati-hati menuduh orang lain kafir. Dijaman Rasulullah saw saja, para shahabat saja tidak tau siapa-siapa yang termasuk golongan munafik. Maka selama dia masih mengaku muslim jangan sampe kita mengkafirkannya.
Q : Tanya tad...Dari
sekian banyak sunnah Rosul, bila kita tidak menjalankan salah satu sunnahnya
saw, apakah kita tidak termasuk golongannya ??
A : Kalo tidak mampu melaksanakan minimal jangan mengingkari sunnah bunda. Niatkan untuk berusaha melaksanakan.
A : Kalo tidak mampu melaksanakan minimal jangan mengingkari sunnah bunda. Niatkan untuk berusaha melaksanakan.
Q : Pak ustd. Bolehkah
kita menjalankan ibadah berdasarkan imam mazhab safi'i misalkan... Tapi utk
ibadah yang lain kita ikut mazhab hanafi. Jadi, kita mengikuti beberapa mazhab
yang dirasa memudahkan kita dalam beribadah..
A : Memudahkan ini sepanjang tidak dengan nafsu cari "enaknya" saja, jadi boleh mengikuti mazhab dengan syarat memang kita paham ibadah itu dengan didasari ilmu.
A : Memudahkan ini sepanjang tidak dengan nafsu cari "enaknya" saja, jadi boleh mengikuti mazhab dengan syarat memang kita paham ibadah itu dengan didasari ilmu.
Wallohu'alam
Q : Bun... Pada poin 5.
Siapa yang kita anggap ulil amri...
A : Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu sebagaima diriwayatkan oleh Ibnu Jarir ath-Thabari dengan
sanad sahih, beliau berkata,
“Mereka yaitu ulil amri
adalah para pemimpin/pemerintah.”
Penafsiran serupa juga
diriwayatkan dari Maimun bin Mihran dan yang lainnya. Sedangkan Jabir bin
Abdullah berkata bahwa mereka itu adalah para ulama dan pemilik kebaikan.
Mujahid, Atha’, al-Hasan, dan Abul Aliyah mengatakan bahwa yang dimaksud adalah para ulama. Mujahid juga mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah para sahabat.
Mujahid, Atha’, al-Hasan, dan Abul Aliyah mengatakan bahwa yang dimaksud adalah para ulama. Mujahid juga mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah para sahabat.
Pendapat yang dikuatkan
oleh Imam asy-Syafi’i adalah pendapat pertama, yaitu maksud ulil amri adalah
para pemimpin/pemerintah (lihat Fath al-Bari [8/106] pdf).
Oleh sebab itu an-Nawawi
rahimahullah membuat judul bab untuk hadits Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma
mengenai tafsir ayat ini dengan judul ‘Kewajiban taat kepada pemerintah selama
bukan dalam kemaksiatan dan diharamkannya hal itu dalam perbuatan maksiat’.
Kemudian beliau menukilkan ijma’/konsensus para ulama tentang wajibnya hal itu
(lihat Syarh Muslim
[6/467]).
Adapun pendapat yang
dikuatkan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah bahwa kandungan ayat ini mencakup
kedua kelompok tersebut; yaitu ulama maupun umara/pemerintah. Dikarenakan kedua
penafsiran ini sama-sama terbukti sahih dari para sahabat
(lihat adh-Dhau’
al-Munir ‘ala at-Tafsir [2/235 dan 238] pdf)
Wajibnya menaati
pemerintah muslim selama bukan dalam rangka maksiat.
Hal ini sebagaimana telah ditegaskan oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau bersabda,
Hal ini sebagaimana telah ditegaskan oleh Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau bersabda,
“Wajib atasmu untuk
mendengar dan taat, dalam kondisi susah maupun mudah, dalam keadaan semangat
ataupun dalam keadaan tidak menyenangkan, atau bahkan ketika mereka itu lebih
mengutamakan kepentingan diri mereka di atas kepentinganmu.”
(HR. Muslim, lihat Syarh
Muslim [6/469])
Kalau kita lihat dari
hadits diatas...adalah pemimpin dan ulama yang taat kepada Allah... ustadz atau
ketua ormas jika memang taat kepada Allah dan memiliki pengetahuan ilmu yang
mumpuni bisa juga dikatakan ulil amri...
Wallahu a'alam
Q : Bunda saya mau Tanya
untuk point 2... Manusia pasti banyak ngeluhnya entah itu sedang sakit, sehat,
senang ataupun susah, nah bagaimana caranya supaya kita tetap ingat sama
Allah??? apapun yang sedang kita alami itu semata-mata dari Allah..
A : Jazakillah khoir
sayang ku atas pertanyaannya super nya...
Agar kita selalu ingat
dengan Allah :
1. Selalu tilawah dan sebisa mungkin juga dibarengi dgn mentadabur ayat-ayat Allah
2. Sering nya membaca kisah-kisah teladan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya
3. Usahakan selalu berada di tengah-tengah orang sholeh
4. Selalu berdo'a kepada Allah dan usahakan selalu beristighfar baik sehabis sholat maupun ketika ada waktu senggang.
1. Selalu tilawah dan sebisa mungkin juga dibarengi dgn mentadabur ayat-ayat Allah
2. Sering nya membaca kisah-kisah teladan Rasulullah dan sahabat-sahabatnya
3. Usahakan selalu berada di tengah-tengah orang sholeh
4. Selalu berdo'a kepada Allah dan usahakan selalu beristighfar baik sehabis sholat maupun ketika ada waktu senggang.
Dengan istighfar masya
Allah hati menjadi tenang dan jiwa ini menjadi lapang ketika kita menerima
apapun yang Allah berikan
Dari Abdullah bin Abbas
radhiyallahu 'anhuma berkata : Nabi Shalallahu 'alayhi wasallam bersabda,
"Barangsiapa senantiasa beristighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya dan Allah memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tiada ia sangka-sangka."
(HR. Abu Daud no. 1518, Ibnu Majah no. 3819, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra no. 6421 dan Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kubra no. 10665)
"Barangsiapa senantiasa beristighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya dan Allah memberinya rizki (yang halal) dari arah yang tiada ia sangka-sangka."
(HR. Abu Daud no. 1518, Ibnu Majah no. 3819, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra no. 6421 dan Ath-Thabrani dalam Al-Mu'jam Al-Kubra no. 10665)
Wallahu a'lam
Q : Apakah riya' dan
zuhud terhadap dunia bisa membatalkan syahadat??
Dan untuk point 17, apa tolak ukur agar seseorang bisa disebut mengenal Allah dan Rasul??
Dan untuk point 17, apa tolak ukur agar seseorang bisa disebut mengenal Allah dan Rasul??
A : Masya Allah
pertanyaan nya cakap...
Riya dan Zuhud tidak
membatalkan syahadah ya sayang ku... jika memang hati nya masih memiliki unsur
riya hal itu akan merusak dan mengurangi nilainya syahadah....untuk
memperbaikinya itu segera beristighfarlah dan mohon ampun kepada Allah agar bisa
dihilaangkan dari sifat riya.
Tolak Ukur
seseorang bisa mengenal Allah dan Rasulnya adalah dengan memahami makna
syahadatain yaitu dengan bukti bahwa cinta kepada Allah dan Rasulullah SAW tidak
terpisah. Cinta Allah itu tujuan, cinta Rasulullah itu jalan. Tidak mungkin
tercapai tujuan “lailahaillallah” tanpa mengikut jalan “Muhammad Rasulullah.”
Keyakinan kita kepada Allah adalah atas curahan ilmu, didikan, bimbingan dan pimpinan Rasulullah. Justeru, Rasulullah itu manusia biasa yang sangat luar biasa. Baginda tidak dididik oleh manusia, tetapi dididik oleh Allah SWT.
Kata-katanya tidak pernah sia-sia melainkan terpandu segalanya oleh wahyu. Allah berfirman yang bermaksud: “Rasulullah tidak berkata melainkan wahyu Allah.” (Surah al- Najm 53: 3-4)
Keyakinan kita kepada Allah adalah atas curahan ilmu, didikan, bimbingan dan pimpinan Rasulullah. Justeru, Rasulullah itu manusia biasa yang sangat luar biasa. Baginda tidak dididik oleh manusia, tetapi dididik oleh Allah SWT.
Kata-katanya tidak pernah sia-sia melainkan terpandu segalanya oleh wahyu. Allah berfirman yang bermaksud: “Rasulullah tidak berkata melainkan wahyu Allah.” (Surah al- Najm 53: 3-4)
Wallahu a'alam
Q : Berhubungan dengan
muamalah bunda, bagaimna jika ada seseorang yang bekerja di perusahaan orang
non muslim?
A : Dalam muamalah di
suatu negara yang belum bisa menerapkan sistem islam memang kita tidak bisa
terlepas dan menghindari untuk berhubungan dengan orang non muslim...mau tak
mau kita pastinya ada kalanya bekerjasama dengan non muslim bahkan ada yang
bekerja diperusahaan non muslim dan itu memang tidak bisa dihindari...tapi
berusaha untuk tidak bekerja diperusahaan non muslim itu akan lebih baik dan yakinlah
bahwa Allah lah sebaik-baik pemberi rizky
Q : Bagaimana ketika
kita membeli sesuatu tapi yang berdagang itu bukan muslim, tapi tokonya disini
kaya indomaret gitu bunda..?
A : Kalau memang masih
bisa diusahakan membeli ditoko yang pemiliknya orang islam itu akan lebih baik
ya sayang ku...
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment