Embun Pagi
Sabtu, 05 Desember 2015
Kenangan Di Rumah Tua
Bunda Mien (Admin M4)
"Kenangan Di Rumah Tua"
Pagi itu..
Saat embun masih bergelayut manja di dedaunan.
Saat udara masih dingin dan gelap belum jua beranjak meninggalkan pagi.Di dapur rumah tuaku sudah ada kesibukan.
Bapak menyalakan lampu petromax, ibu sibuk mencari kopiah, mukena, kain dan sajadah.
Kemudian terdengar suara percikan air.
Bapak dan ibu gantian menimba air di sumur untuk wudhu. Saat bapak menumpahkan air dari timba ibu yang wudhu. Saat ibu menumpahkan air dari timba bapak yang wudhu.
Kemudian, perlahan cahaya terang lampu petromax meninggalkan rumah dan menghilang di ujung jalan di gelapnya subuh. Suara bedug terdengar memecah hening subuh.Diiringi gema adzan subuh yang syahdu. Setelah itu terdengar suara alunan dzikir. Bapak melafadzkan dzikir-dzikir dengan lagu khasnya. Selanjutnya, terdengar suara iqhomah dan sholat subuhpun ditunaikan.
Di teras rumah, aku menunggu.
Udara pagi pedesaan yang jernih membelai mesra pipiku. Aku terus menunggu di teras rumah tua itu. Untuk menyambut bapak dan ibu pulang dari mushola. Untuk mencium tangan-tangan yang mulai keriput di makan usia.
Tapi hingga mentari muncul diufuk, tak ada yang pulang. Teras rumah tuaku masih sepi dan hening.
Perlahan bulir air mata mulai menutupi pupil mataku. Aku tersadar tidak ada yang pulang, kini air mataku tak dapat kubendung. Deras mengalir membasahi kedua pipiku.
Ibu.. bapak.. aku kangen..
Kenangan disubuh hari dengan ibu dan bapak sangat melekat dalam ingatanku.
Bertahun aku pergi meninggalkan rumah tua kita.
Meninggalkan kenangan yang tak bisa ku hapus.
Ibu.. bapak.. aku rindu..
Rindu senyum tulusmu yang tak sempat ku bahagiakan. Rindu dekapan hangatmu saat aku gelisah. Dan rindu tatapan sedihmu saat aku menangis ingin sekolah jauh tapi kau tak punya uang. Rumah tua yang dulu hangat dan selalu ramai, kini sepi dan membisu.
Ibu... bapak... aku disini..
Tangisku benar-benar tak bisa kubendung lagi.
Pecah dan mengalir deras diantara sesalku yang belum sempat membahagiakan ibu bapak ku.
Di ujung usianya mereka kesepian dan rindu pada anak-anaknya. Dirumah tua yang menyimpan selaksa kenangan.
Aku benar-benar kangen ibu dan bapak..
Dipusaramu yang tertutup rimbunnya kamboja.
Aku hanya mampu melepas rinduku dalam bisik lirih ku berdoa.
"Robbighfirli wali walidayya warhamhuma kama robbayani sohgiro". Semoga surgalah tempatmu ibu.. bapak.. aamiin.. aamiin yaa robbal alamin.
Medio Nov 2015
Div BBnA-HA/A/57/05/XII/2015
==========================================
Diperkenankan menshare artikel ini ke semua medsos jika dirasa bermanfaat tetapi dengan tetap mencantumkan narasumber aslinya, www.hambaAllah.net
Follow us
twitter : @kajianonline_HA
fb : KAJIAN ON LINE-HAMBA ALLAH
Web : www.hambaAllah.net
IG : @hambaallah_official
Ayo kirim karyamu
Akhwat
Tuwuh +6281290734391
Anna +6287788217444
Ikhwan
Ridho +6289623801053
Jaka +6285716479466
posted by
EmbunPagi
www.HambaAllah.net
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment