Kajian Online WA Hamba الله SWT
Rabu, 6 Januari 2016
Narasumber : Ustadz Rully
Rekapan Grup Nanda M112
(Indah&Dhifa)
Tema : Kajian Umum
Editor
: Rini Ismayanti
Segala puji bagi Allah yang
Maha Mengetahui dan Maha Melihat hamba-hambanya Maha
suci Allah, Dia-lah yang menciptakan bintang-bintang di langit, dan dijadikan
padanya penerang dan Bulan yang bercahaya.
Aku bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya,
yang diutus dengan kebenaran, sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi
peringatan, mengajak pada kebenaran dengan izin-Nya, dan cahaya penerang bagi
umatnya.
Ya Allah, curahkan
sholawat dansalam bagi nya dan keluarganya, yaitu doa dan keselamatan yang
berlimpah.
GUYON DAN HUMOR
Hidup terasa hambar
dan datar tanpa humor dan canda bagaikan masakan tanpa garam. Namun hanya dalam
kadar kuantitas, kualitas dan penyajian tertentu akan menjadi penyedap
kehidupan.
Suatu kali Imam Al
Ghazali melontarkan 6 pertanyaan kepada murid-muridnya yang hadir dalam majelis
ta’limnya. Salah satunya adalah: Benda apa yang paling tajam di dunia ini? Beragam
jawaban muncul dari murid-murid beliau. Pisau, silet, sampai pedang. Imam Al
Ghazali menanggapi jawaban murid-muridnya tersebut. “Betul, semua benda yang
kalian sebutkan itu tajam. Tapi ada yang lebih tajam dari itu semua. Yaitu LIDAH”.
Meskipun lidah tidak
bertulang, namun memang lidah bisa lebih tajam dari apapun, karena dia bisa
‘merobek’ hati. Bahkan kadang lidah bisa membuat lubang menganga di hati lawan
bicara yang mungkin perlu waktu lama untuk mengembalikannya ke kondisi semula. Dalam
keseharian, kewajiban menjaga lidah ini tidak saja harus kita laksanakan baik
di kala sedang bicara serius ataupun di kala bercanda.
Point terakhir ini
seringkali membuat kita tidak sadar telah melukai hati teman kita. Kata-kata
yang kita maksudkan sebagai candaan, seringkali menusuk hati teman kita, bisa
karena bercanda yang keterlaluan, bercanda di saat yang tidak tepat, dan
sebagainya. Karena di saat bercanda, seringkali kita tidak memperhatikan
bagaimana mood teman kita itu yang sebenarnya.
Memang bercanda kadang
diperlukan untuk memecahkan kebekuan suasana sebagaimana yang dikatakan Said
bin Al-’Ash kepada anaknya.
“Kurang bercanda dapat membuat orang yang
ramah berpaling darimu. Sahabat-sahabat pun akan menjauhimu.”
Namun canda juga bisa
berdampak negatif, yaitu apabila canda dilakukan melampaui batas dan keluar
dari ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Canda yang berlebihan juga dapat mematikan
hati, mengurangi wibawa, dan dapat menimbulkan rasa dengki.
Allah berfirman :
وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ
“dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang
tertawa dan menangis” (QS. An-Najm : 43)
Menurut Ibnu ‘Abbas, berdasarkan ayat ini, canda dengan sesuatu
yang baik adalah mubah (boleh). Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Pun
sesekali juga bercanda tetapi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam tidak
pernah berkata kecuali yang benar.
Imam Ibnu Hajar al-Asqalany menjelaskan ayat di atas bahwa Allah
subhanahu wa ta’ala. telah menciptakan dalam diri manusia tertawa dan menangis. Karena
itu silahkanlah Anda tertawa dan menangis, namun tawa dan tangis kita harus
sesuai dengan aturan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi
wasallam.
Mungkin sebagian
orang merasa aneh dengan pernyataan tersebut dan mencoba mengingkarinya,
seperti yang pernah terjadi pada seseorang yang mendatangi Sufyan bin ‘Uyainah
Rahimahullah. Orang itu berkata kepada Sufyan, “Canda adalah suatu keaiban
(sesuatu yang harus diingkari).” Mendengar pernyataan itu Sufyan berkata,
“Tidak demikian, justru canda sunnah hukumnya bagi orang yang membaguskan
candanya dan menempatkan canda sesuai dengan situasi dan kondisi.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pun menceritakan, para sahabat
bertanya kepada Rasulullah,
“Wahai, Rasullullah! Apakah engkau juga
bersendau gurau bersama kami?”
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab dengan sabdanya, “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” [HR.
Imam Ahmad]
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah kalian banyak tertawa, karena
banyak tertawa akan mematikan hati.” [HR. At-Tirmizi no. 2227, Ibnu Majah no.
4183, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 7435]
Dari Aisyah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa dia
berkata:
“Saya tidak pernah melihat Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan
tenggorokan beliau, beliau biasanya hanya tersenyum.” [HR. Al-Bukhari no. 6092
& Muslim no. 1497]
Berikut ini
adalah kaidah fiqih terkait canda dan humor sebagai panduan agar canda dan
humor bernilai dan berdampak positif dan tidak justru berdampak dan bernilai
negatif seperti menimbulkan luka hati atau ketersinggungan orang lain.
1. Tidak menjadikan simbol-simbol Islam
(tauhid, risalah, wahyu dan dien) sebagai bahan gurauan.
Firman Allah:
“Dan jika kamu
tanyakan mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan
menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.”
Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu
berolok-olok?” [QS. At-Taubah:65]
2. Jangan menjadikan kebohongan dan
mengada-ada sebagai alat untuk menjadikan orang lain tertawa, seperti tren
April Mop di masa sekarang ini.
Sabda Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wasallam:
“Celakalah bagi orang
yang berkata dengan berdusta untuk menjadikan orang lain tertawa. Celakalah
dia, celakalah dia.” [HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi & Hakim]
3. Jangan mengandung penghinaan, meremehkan
dan merendahkan orang lain, kecuali yang bersangkutan mengizinkannya.
Firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan); dan jangan pula wanita mengolok-olokkan wanita-wanita lain., karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan); dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula kamu panggil-memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk gelar ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman..” [QS. al-Hujurat:11].
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan); dan jangan pula wanita mengolok-olokkan wanita-wanita lain., karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan); dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula kamu panggil-memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk gelar ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman..” [QS. al-Hujurat:11].
“Cukuplah keburukan
bagi seseorang yang menghina saudaranya sesama muslim.” [HR. Muslim]
4. Tidak boleh menimbulkan kesedihan dan
ketakutan terhadap orang muslim.
Sabda Nabi shalallahu
‘alaihi wasallam:
“Tidak halal bagi
seseorang menakut-nakuti sesama muslim lainnya.” [HR. Ath-Thabrani].
“Janganlah salah
seorang di antara kamu mengambil barang saudaranya, baik dengan maksud
bermain-main maupun bersungguh-sungguh.” [HR. Tirmidzi]
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Moga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment