Embun Pagi
Kamis, 10 Maret 2016
Hak Seorang Anak atas Orang tuanya
Maeitoh ( Pengurus Kajian Online Hamba Allah)
Hari pembagian raport pun tiba, seorang ibu dengan pakaian
yang rapi dan sopan berjalan gontai ke ruang kelas. Tiba gilirannya
menghadap wali kelas, sang guru langsung menyampaikan beberapa hal
tentang sang anak.
Penyampaian sang guru membuat batinnya menangis. "Ananda
sebenarnya adalah anak yang bisa mengikuti pelajaran dikelas, hanya saja
saya sering melihat dia melamun di dalam kelas, dan itu bukan hanya
sekali saya lihat. Mohon maaf, jika boleh bertanya, adakah masalah di
dalam keluarga ibu?"
Dengan menahan isak tangis dan suara lirih, si ibu berkata
bahwa dari kecil anaknya lebih sering tinggal bersama neneknya, karena
kesibukannya yang harus bekerja setelah dia bercerai dari suaminya.
Sejak pertemuan itu, aku sering melihat tatapan kosong dari wajah si anak. Sampai suatu siang aku beranikan diri mendekatinya, mengajaknya bicara, dan aku terkejut dengan kalimatnya "enak ya bu guru yang punya ibu dan ayah, setiap hari mereka diantar ke sekolah".
Sejak pertemuan itu, aku sering melihat tatapan kosong dari wajah si anak. Sampai suatu siang aku beranikan diri mendekatinya, mengajaknya bicara, dan aku terkejut dengan kalimatnya "enak ya bu guru yang punya ibu dan ayah, setiap hari mereka diantar ke sekolah".
Ada yang mengiris nuraniku, tiba-tiba air mataku
menggenang di sudut mata. Perlahan ku berkata "nak, kamu kan masih punya
ayah dan ibu? Kenapa bilang seperti itu?". Dia menjawab "Tidak bu, dari
kecil aku hanya punya nenek. Semenjak kedua orang tuaku berpisah, aku
tak pernah mendapatkan perhatian dari keduanya".
Dia terdiam dan melanjutkan kata-katanya "Aku rindu pelukan dan penghargaan dari bapak ibuku".
Setiap kali aku kangen untuk bisa bersama, yang mereka katakan "maaf ya nak, ayah atau ibu sedang sibuk", dan mereka memberikan aku uang jajan sebagai penggantinya, padahal bukan hanya itu yang aku butuhkan bu."
Setiap kali aku kangen untuk bisa bersama, yang mereka katakan "maaf ya nak, ayah atau ibu sedang sibuk", dan mereka memberikan aku uang jajan sebagai penggantinya, padahal bukan hanya itu yang aku butuhkan bu."
Aku tercekat menatapnya, ada kesedihan mendalam dimatanya. Dan dia pun pergi berlalu dari hadapanku tanpa ekspresi.
Ada pesan mendalam yang aku dapatkan. Ayah, bunda terkadang
perceraian bisa menjadi jalan keluar saat rumah tangga sudah tak dapat
lagi dipertahankan. Tapi ada hal lain yang harusnya dipahami, bahwa ada
sekeping hati yang merasa terabaikan. Seberapapun hancur sebuah biduk
yang terhantam ombak dan kandas, jangan pernah biarkan ananda menjadi
korban.
Mereka masih punya hak atas diri ayah dan ibunya. Anak-anak
tetap butuh pelukan hangat, perhatian penuh dan penghargaan disetiap
hari-hari yang mereka lalui.
Uang memang dibutuhkan, tapi uang tak akan pernah bisa
membeli atau menggantikan sebuah perasaan yang rindu akan kehangatan
sebuah keluarga.
Div BBnA-HA/A/111/10/III/2016
============================== =====
Diperkenankan menshare artikel ini ke semua medsos jika dirasa bermanfaat tetapi dengan tetap mencantumkan narasumber aslinya, www.hambaAllah.net
Follow us
twitter : @kajianonline_HA
fb : KAJIAN ON LINE-HAMBA ALLAH
Web : www.hambaAllah.net
IG : @hambaallah_official
Join kajian HA via telegram
fb : KAJIAN ON LINE-HAMBA ALLAH
Web : www.hambaAllah.net
IG : @hambaallah_official
Join kajian HA via telegram
klik Bit.ly/kajian_HA
Ayo kirim karyamu;
Akhwat
Tuwuh +6281290734391
Anna +6287788217444
Tuwuh +6281290734391
Anna +6287788217444
Ikhwan
Ridho +6289623801053
Jaka +6285716479466
Ridho +6289623801053
Jaka +6285716479466
posted by
EmbunPagi
www.hambaAllah.net
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment