Kajian Online WA Hamba الله SWT
Senin, 15 Agustus 2016
Narasumber : Ustadzah Riyanti
Rekapan Grup Bunda M1
Tema : Parenting
Editor : Rini Ismayanti
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita
nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga kita selalu istiqomah sebagai shohibul
qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring salam selalu kita hadiahkan kepada uswah
hasanah kita, pejuang peradaban Islam, Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT
yakaninya nabi besar Muhammad SAW, pada keluarga dan para sahabat nya semoga
kita mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nananti. InsyaAllah aamiin
MENGAJARI ANAK SHOLAT
Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – dalam sabdanya,
مُرُوا أَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِى الْمَضَاجِعِ
“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat saat berumur tujuh
tahun dan pukulah mereka jika tidak shalat saat berumur sepuluh tahun, dan
pisahkanlah mereka dalam tempat tidur.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud II/167)
Dari hadits di atas bisa diambil beberapa pelajaran, yaitu
:
1. Kewajiban orang tua mendidik anak shalat
Anak adalah amanah di benak orang tua. Maka, mendidik anak
merupakan kewajiban orang tua karena termasuk pelaksanaan amanah. Terlebih
khusus mendidik anak untuk shalat, karena ada perintah langsung dari Rasulullah
untuk memerintahkan anak shalat. Dalam hadits disebutkan “perintahkanlah”,
kalimat ini disebutkan dengan kalimat perintah, dan kalimat perintah
menunjukkan wajibnya perkara yang diperintahkan.
Mendidik anak untuk shalat merupkan kewajiban orang tua, maka jika
ia melalaikan kewajibannya maka ia akan diminta pertanggungjawabannya.
Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – bersabda,
“Ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap dari kalian
bertanggung jawab atas yang ia pimpin, seorang amir adalah pemimpin, dan ia
bertanggung jawab atas rakyatnya, seorang lelaki adalah pemimpin bagi
keluarganya, dan ia bertanggung jawab atas keluarganya, seorang wanita adalah
pemimpin di rumah suaminya dan anaknya, dan ia bertanggung jawab atas mereka,
seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya, maka ia bertanggung jawab
atasnya. Ketahuilah setiap dari kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab
atas apa yang ia pimpin.” (diriwayatkan oleh Bukhari no 7138 dan Muslim 1829)
Tahap pertama yaitu tahapan mengajarkan dan membiasakan anak
shalat harus dilakukan sebelum anak mencapai umur tujuh tahun. Karena saat anak
berumur tujuh tahun, ia sudah diperintahkan untuk shalat, bagaimana mungkin
anak akan menjalankan shalat jika belum diajari dan dibiasakan shalat
sebelumnya?
2.Waktu yang tepat
Setelah mengetahui bahwa mendidik anak untuk shalat merupakan
kewajiban orang tua, lalu kapankah orang tua mulai mendidik anaknya untuk
shalat?
Perlu diketahui, mendidik anak untuk shalat itu melalui beberapa
tahap, yaitu :
Pertama,
Imam asy-Syaukani menyebutkan dalam Nailul Authar, “Bab
diperintahkannya anak kecil untuk shalat sebagai pembiasaan bukan pengharusan”.
Agar menjadi pembiasaan maka yang harus dilakukan orang tua adalah
mereka harus bisa menjadi contoh atau tauladan yang baik bagi anak-anaknya,
yaitu dengan tetap konsisten menjaga kedisiplinan dalam menjalankan sholat.
Tahap kedua Kapan Memerintahkan anak untuk sholat
Adapun waktu untuk memerintahkan anak shalat adalah saat anak
berusia tujuh tahun. Karenanya, Imam Abu Dawud membuat bab khusus dalam
kitabnya “Bab kapan anak diperintahkan untuk shalat” lalu menyebutkan hadits di
atas. Perlu dipahami, bahwa memerintahkan anak untuk shalat saat mereka berusia
tujuh tahun bukanlah perintah bersifat wajib, namun perintah untuk membiasakan
anak shalat.
Mengapa harus usia tujuh tahun, di antara hikmahnya adalah :
1. Anak usia tujuh
tahun sudah mulai meluas lingkungan bermainnya dan pengetahuannya, maka harus
diimbangi dengan lingkungan agamis dan pengetahuan islami.
2. Masa-masa paling bagus bagi anak belajar segala macam
ketrampilan, maka jika ia telah terampil menjalankan shalat, niscaya ia akan
menjaga shalatnya saat telah tumbuh dewasa.
3. Anak usia tujuh tahun telah bisa membedakan, dan ia selalu
melakukan perbuatan yang diperintahkan orang tuanya untuk mendapatkan pujian
dan sanjungan dari orang tuanya, sehingga jika diperintahkan untuk shalat
niscaya ia segera memenuhinya. Berbeda saat anak telah berusia sebelas tahun,
maka memenuhi perintah orang tua tanpa ada perdebatan dulu merupakan sifat
kekanak-kanakan menurut mereka. Dan jika anak telah tumbuh dewasa, maka jika ia
bisa membantah perintah kedua orang tua biasanya ia akan merasa bahwa dirinya
telah dewasa.
Perlu diperhatikan di sini, memukul adalah cara terakhir untuk
mendidik anak. Maksudnya, sebelum memukul harus menempuh cara-cara lainnya
terlebih dahulu, seperti menasihati, kemudian memperingatkan dengan keras,
memberi ancaman hukuman jika memang anak termasuk orang yang jera hanya dengan
ancaman. Jika ketiga cara ini tidak mempan, barulah ia memukul anaknya.
3. Boleh memukulnya
Setelah orang tua mengajari anak tata cara shalat secara bertahap
dan mengajaknya melaksanakan shalat, maka orang tua juga harus memerintahkan
anaknya saat usia tujuh tahun dengan memberi motivasi dan ajakan yang baik agar
anak terbiasa shalat.
Kemudian saat anak usia sepuluh tahun, maka ia diperintahkan
dengan perintah yang bersifat wajib, agar anak mau mengerjakan shalat. Jika
anak enggan atau tidak memenuhi seruan orang tua, maka orang tua boleh
memberikan pukulan mendidik yang bisa membuat mereka jera dan tidak menyakiti.
Tentunya, saat memukul harus memerhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Tidak lebih dari sepuluh kali, karena tujuan memukul adalah
mendidik bukan menyakiti.
Hal ini sesuai sabda rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam -,
لاَ يُجْلَدُ فَوْقَ عَشْرِ جَلَدَاتٍ إِلاَّ فِى حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّه
“Tidak boleh memukul lebih dari sepuluh kali kecuali dalam hukuman
pasti dari hukuman-hukuman yang Allah tentukan.” (Diriwayatkan oleh Bukhari no
6848)
2. Tidak memukul wajah, karena di wajah terdapat mata, hidung,
mulut, lisan, dan bagian-bagian vital lainnya. Sehingga jika salah satu dari
bagian ini cidera atau terganggu maka akan hilang fungsi vital dari organ
tersebut. Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wa sallam – bersabda,
إِذَا ضَرَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْتَنِبِ الْوَجْهَ
“Apabila salah seorang di antara kalian hendak memukul, hendaklah
ia menjauhi wajah.” (Diriwayatkan oleh Ahmad no. 7552)
3. Tidak memukul pada anggota tubuh yang vital dan membahayakan,
seperti kemaluan, perut dan yang semisalnya.
4. Tidak memukul saat emosi dan marah. Karena marah hanya akan
menyeret pelakunya kepada kebrutalan. Sehingga ia tidak bisa mengendalikan
dirinya.
Hendaklah ia selalu ingat sabda rasulullah – shallallahu ‘alaihi
wa sallam -,
إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِى عَلَى الرِّفْقِ مَا لاَ يُعْطِى عَلَى الْعُنْفِ وَمَا لاَ يُعْطِى عَلَى مَا سِوَاه
“Sesungguhnya Allah maka lembut dan menyukai kelembutan, Allah
memberikan manfaat atas kelembutan dengan manfaat yang tidak diberikan atas
kekerasan dan tidak diberikan kepada yang lainnya pula.” (Diriwayatkan oleh
Muslim no 6766)
TANYA JAWAB
M1 by Ustadzah Riyanti
Q : Ustadzah 4 anak saya laki-laki...untuk saya lebih utama sholat
di rumah atau bersama mereka sholat di masjid ?
A : Umurnya masing-masing berapa bunda. Apabila sudah di atas 5
tahun sebagai syiar.. Bunda lebih baik pergi ke masjid.. Bila ingin sholat di
rumah bisa di optimal kan dengan sholat sunnah.
Q : Alhamdulilah anak pertama saya 7,5 tahun sudah terbiasa
sholat. Hanya saja belum hafal bacaan sholat. Hanya hafal al fatihah dan
beberapa surat pendek. Apakah ada tips agar anak hafal bacaan shlt?
A : Mengajar menghafal itu hanya dengan diulang ulang bacaan nya
bunda... Bisa diulang ulang langsung.. Atau kalau sudah bisa baca... Buat
tulisan yang isinya bacaan shalat yang ditempel dan mudah dilihat
M3 by Ustadzah Yeni
Q : Kalau anak laki-laki minimal umur berapa harus sholat
ustadzah? 7 tahun ya?
A : Iya bunda.. bahkan ketika sebelum usia 7 tahun kita ortu juga
mengenalkan masjid pada anak-anak.. diajak sholat dan diajak komunikasi.. Anak
jika kita menggunakan bahasa anak akan mudah memahami apa yang kita mau
Q : Kalau ada seorang pasutri cerai.. Dan anak di bawa ibu
nya...Apa ayah juga wajib mendidik anak nya untuk sholat ?
A : Tugas mendidik anak bukan hanya tugas ibu, harusnya berdua..
tapi jika demikian terjadinya... maka peran ibu harus dobel bunda sebagai
single parents.. peran ayah dan peran ibu... Jika si ayah bisa berperan wlopun
beda tempat tinggal its okay... tapi paling banyak kan ibu yang ngasuh yaa..
jadi ibu lah yang sangat berperan
Q : Mengajari anak yang mulai dewasa butuh kesabaran ekstra..kalau
diperintah sholat memang dikerjakan..tapi kadang masih main-main dan seperti
terpaksa gitu..Kalau berjamaah kita kadang kebentur waktu. Bagaimana ya menyadarkan anak kalo
sholat adalah kebutuhan bukan hanya kewajiban??
A : Dimulai dari ortu, kita ortu harus jadi contoh dulu bunda..
karena anak suka meniru yang ada disekitarnya. Harus luangkan waktu untuk itu..
karena anak adalah investasi akherat. Jangan sampai kita menyesal akhirnya.
Kita yang harus ajarkan pelan-pelan mb, karena anak ga suka dipaksa..apalgi dah
dewasa. Kalau pengalaman dari beebrapa teman yang anaknya dewasa baru diajarin
sholat.. ortu harus ekstra bunda, benar-benar mengarahkan sampai dimasukkan
sekolah yang lebih kental islamnya. Komunikasi ortu dan anak lancar... Dan
kekuatan doa ortu.. alhamdulillah anak teman saya yang sekarang suka ngingatin
ortunya tuk sholat. Ma syaa Allah
kekuasaan.Allah
Q : Jika kita sudah mengajarkan anak sekuat tenaga kita dan dengan
doa..ada kalanya makin besar kebawa arus lingkungan pergaulan..dan
naudzubillahi mindzalik jangan sampai saat besar nanti anak kita meninggalkan
sholat..apakah kita yang mengajarkan ditanya sama Allah kelak di akherat ya
ustadzah??seperti cerita nabi saat sebelum sakaratul maut anak-anaknya diwasiatkan
sholat..sholat dan sholat
A : Iya bunda.. setiap ortu bkalan dminta prtanggungjwabannya
bunda.. apalagi sholat adalah amalan yang pertama kali dihisab.. Jadi kita ortu
benar-benar harus ekstra mengarahkan dan mengajarkan tentang sholat
Q : Pertanggungjawaban ini masih dtanggung ortu hingga anak usia
berapa ustadzah? Saya punya saudara, anaknya susah sekali sholat subuh padahal
usianya sudah 22th.
A : Sholat.. mencegah kita dari perbuatan keji dan munkar.. karena
itu mari sejak dini ajak anak lebih dekat kepada Allah. Kita ga selamanya
bersama anak. Bisa jadi kuliah atau bekerja jauh dari kita. Jika si anak punya
aqidah yang bagus, ingat Allah, sholat in syaa Allah si anak bisa menjalani
kehidupannya dengan baik. Sebenarnya ga ada batasan usia bunda, karena kita
ortu memang harus slalu mengingatkan tentang sholat wlopun si anak dah menikah.
Diingatkan tanggung jawabnya pada keluarganya. Itu peran ortu bunda.
“Dan tidakalauah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya
kembali kepada dirinya sendiri, dan seorang yang berdosa tidak akan memikul
dosa orang lain". (QS.al-An’am: 164)
Begitu pula seorang ayah atau ibu tidak akan menanggung dosa
anaknya. Sebaliknya, anak juga tidak akan menanggung dosa kedua orang tuanya.
Hal tersebut sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:
أَلَا لَا يَجْنِي جَانٍ إِلَّا عَلَى نَفْسِهِ لَا يَجْنِي وَالِدٌ عَلَى وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ عَلَى وَالِدِهِ
“Ketahuilah, tidakalauah seseorang berbuat dosa kecuali menjadi
tanggung jawab dirinya sendiri, tidakalauah orang tua berbuat dosa menjadi
tanggung jawab anaknya, dan tidak pula anak berbuat dosa menjadi tanggung jawab
orang tuanya”. (HR.at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dishahihkan Syaikh al-Albani)
Apakah Anak Yang Tidak Shalat Berdosa?
Seorang anak yang belum memasuki usia baligh, dia tidak dianggap
berdosa ketika meninggalkan perintah ibadah, termasuk didalamnya adalah
perintah shalat. Jadi, anak kecil yang tidak shalat dia tidak berdosa. Nabi
Muhammad SAW bersabda:
رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثٍ: عَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ، وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ، وَعَنِ الْمَجْنُونِ حَتَّى يَعْقِلَ
“Pena catatan amal diangkat dari tiga orang: orang yang tidur
sampai dia bangun, anak kecil sampai dia baligh, orang yang gila sampai dia
sadar”. (HR.Ahmad dan yang lainnya)
Apakah Orang Tuanya yang Berdosa?
Sebagaimana sudah disinggung di atas bahwa seseorang tidak akan
menanggung dosa orang lain. Begitu pula orang tua tidak akan menanggung dosa
anaknya selama mereka menjalankan kewajiban mereka terhadap anak-anak mereka
serta memenuhi semua hak-hak anak-anak mereka.
Kalau seorang anak yeng tidak shalat tidak menenggung dosa. Begitu
juga orang tuanya tidak menanggung dosanya. Lantas siapakah yang menanggung
dosa atas perbuatan itu?
Mari kita simak dan cermati sabda Rasulullah SAW yang berkaitan
dengan masalah ini. Dengan mencermati hadits ini, insyaAllah jawaban dari
pertanyaan kita di atas akan terjawab. Rasulullah SAW bersabda:
مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Perintahkanlah anak-anak kalian ketika mereka berumur tujuh
tahun, dan pukullah mereka (jika mereka tidak mau) shalat ketika mereka berumur
sepuluh tahun, serta pisahkan tempat tidur diantara mereka”. (HR. Abu Dawud)
Dari hadits di atas dapat diambil pelajaran bahwa orang tua
diperintahkan untuk menyuruh anaknya mengerjakan shalat ketika anaknya sudah
berusia tujuh tahun. Jika sang anak di usia sepuluh tahun masih tidak mau
mengerjakan shalat, maka orang tua boleh memukulnya. Namun harus diingat bahwa
memukul anak dalam hal ini adalah memukul sebagai sarana untuk mendidik mereka,
bukan memukul untuk menyakiti mereka. Oleh karena itu Islam membuat panduan dan
aturan ketika orang tua memang harus memukul anaknya.
Di usia ini pula orang tua sudah harus memisahkan tempat tidur
mereka, laki-laki dengan laki-laki sedangkan perempuan dengan perempuan. Maka
pada usia inilah anak-anak sudah harus mengetahui statusnya. Sudah harus mulai
dipisahkan antara laki-laki dan perempuan.
Sebuah Kaidah Penting
Dalam kitab Raudhah an-Nazhir Wa Junnah al-Munazhir Ibnu Qudamah
al-Maqdisi menjelaskan sebuah kaidah yang sangat penting. Beliau mengatakan:
اَلْأَمْرُ بِالْأَمْرِ بِالشَّيْءِ لَيْسَ أَمْرًا بِهِ مَا لَمْ يَدُلَّ عَلَيْهِ دَلِيْلٌ
“Perintah untuk memerintahkan sesuatu bukanlah perintah terhadap
sesuatu tersebut selama tidak ada dalil (lain) yang menunjukkan hal tersebut”.
Dalam hadits di atas Rasulullah SAW memerintahkan orang tua agar
menyuruh anaknya untuk mengerjakan shalat. Rasulullah SAW tidak memerintahkan
anak yang belum baligh untuk mengerjakan shalat. Jadi tugas orang tua hanya
menyuruh dan mengajarkan anaknya yang sudah berusia tujuh tahun untuk
mengerjakan shalat. Jika orang tua sudah melaksanakan perintah itu, maka kewajiban
itu sudah hilang darinya.
M15 by Ustadzah Neneng
Q : Ustadzah.. jika anak di atas 7 tahun trus sholat nya masih
seperti main-main sebaiknya bagaimana.. apalagi klo sudah campur sama teman
sebayanya di masjid, sudah di beri arahan.. jawabnya iya..iya.. lalu setelah
para bapak dan ibu sholat..mulai bertingkah lagi..
A : Di nasihati dengan ahsan...tidak dengan mengusirnya....klo
masih ikut sholat tidak apa apa. Namanya memberi tausyiah. Kita tidak tahu pada
nasihat mana anak akan berubah lalu menurut.....itu haknya Allah swt. Kewajiban
kita adalah menasihatinya mencontohkan yang baik, membimbingnya, biar Allah
yang menentukan hasilnya
Q : Ustadzah gimana cara menyuruh anak sholat untuk segera
melaksanakan. Kadang disuruh jawabannya selalu nanti.
A : Baiknya di ajak barengan say....di tuntun klo perluuu
ditungguin..
Q : Ustadzah bagaimana cara menasehati anak agar selalu takut
pada Allah & tidak terpengaruh lingkungan sekitar..terutama
sholat.terkadang klu anak diajak sholat jawabannya si A aja gak sholat
buu..kita sebagai orang tua baiknya gimana ya ?
A : Bersabar terus menjelaskan pentingnya sholat sebagai wujud
kesadaran bahwa manusia adalah makhluqNya. DIA yang memelihara dan memiliki
kita. Jika kita alfa....tentuu kita adalah manusia yang tidak tahu di untung.
Padahal Allah yang memelihara langit dan penghuninya. ALLAH yang memelihara
bumi dan penghuni nya dan Allah pemelihara makhluq diantara keduanya. Semua
penghuni langit dan bumi tunduk dan beribadah padaNya.. Masa iya kita tidak???
Q : Ustazah...Di era modern ini banyak godaan tuk anak-anak,
televise, ipad, selain itu diluar ada game koin... Dan kebanyakan
teman-temannya juga meninggalkan sholat,,,jangankan 7 th, usia 5 th juga si
anak sudah pintar bicara dan ngeles... Gimana ya ustazah mengajar anak
seperti itu tuk shalat, dan sang ortu emang selalu lembut pada anak tsb, dan
gak mungkn juga untuk memukul... Adakah doa khusus dan mustajab tuk anak kita
agar diberi kemudahan membedakan yang antara hal-hal baik dlakukan dan hal yang
buruk untuk djauhi...
A : Doa hakikatnya adalah permohonan....berdoa lah kepada Allah
swt sebagaimana doa ibunya maryam,dan ayahnya Imron yang dikabulkan Allah swt
dalam surah ali Imran "Inni u 'iidzuha bika wa dzurriyataha
minasysyaithoonirrajiim”
M10 by Ustad Syahrowi
Q : Ustadz, alhamdulillah sejak kecil anak-anak kami sudah
dibiasakan untuk shalat 5 waktu, juga disekolahkan di sekolah IT yang
amalan shalatnya diutamakan ada shalat dhuha, juga shalat wajib
berjamaah, waktu SD rajin shalat ke masjid, setelah remaja kenapa
amalan shalatnya merosot? Shalat harus diingatkan, ke masjid
ogah-ogahan. Adakah proses yang terlewatkan? Dimanakah kesalahannya?
Bagaimana cara memperbaikinya?
A : Proses pertumbuhan anak harus dibarengi dengan pemberian
tanggung jawab agar tumbuh komitmen padanya. Pada saat dia sudah remaja perlu
juga menerapkan reward and punishment. Misal jika dia melakukan amalan A maka
dia dapat B, sebaliknya jika tidak melakukan amalan A maka tidak dapat
melakukan kebiasaan2 yang dia suka. Diharapkan dgn kebiasaan ini membuat dia
'terlatih' sambil diingatkan bahwa amalan yang dia lakukan harus dgn ikhlas.
Juga harus dibiasakan, evaluasi di rumah tangga agar masing-masing sadar akan
tugasnya. Wallahu'lam.
Q : Ustadz.. Anak saya 9th lebih, kalau sholat masih suka
terburu buru, bagaimana cara menasehatinya. Agar dia faham makna sholat. Bukan
sekedar yang penting sholat, bikin ibunya senang..
A : Sulit untuk mengharapkan anak akan bisa sholat seperti kita
orangtuanya. Sebab dia pun belumlah dewasa, maka yang terbaik baginya adalah
disiplin dalam sholat dan tertib. Jika harus menuntut untuk khusyu' maka akan
sulit baginya karena dia masih dalam proses pembiasakan konsentrasi. Jadi tidak
apa sambil berjalan, pelan-pelan dijelaskan makna sholat pada mereka. Ada
saatnya mereka akan memahami hal tsb. Bagi kita orangtua adalah menumbuhkan
motivasi yang kuat agar dia mau melakukan seperti yang kita inginkan. Wallahu'alam
Q : Bagaimana cara menyuruh anak sholat tepat waktu.. Agar
mereka mlakukan sholat dengan senang hati tanpa paksaan Misal.. Biasanya klo si
anak lagi asik asiknya main sama temannya di rumah, mereka tak mau di
usik pas di ajak sholat slalu banyak alasan dll.
A : Iya memang bawaan anak begitu adanya. Tidak akan serta merta si anak bisa langsung disiplin sholat tepat waktu. Kecuali dia dilingkungan pesantren, dia akan melakukan seperti yang temannya lakukan. Kalau di rumah, peran orangtua sangatlah besar untuk membiasakannya sholat tepat waktu. Mendidik dengan sabar, InsyaAllah suatu saat dia akan berubah ke arah yang lebih baik. Wallahu'alam
A : Iya memang bawaan anak begitu adanya. Tidak akan serta merta si anak bisa langsung disiplin sholat tepat waktu. Kecuali dia dilingkungan pesantren, dia akan melakukan seperti yang temannya lakukan. Kalau di rumah, peran orangtua sangatlah besar untuk membiasakannya sholat tepat waktu. Mendidik dengan sabar, InsyaAllah suatu saat dia akan berubah ke arah yang lebih baik. Wallahu'alam
M17 by Ustadz Hizbullah Zein
Q : Apa saja penyebab anak umur 10thn
ke atas suka sulit kl disuruh sholat ustadz? Padahal ayah bunda nya selalu
sholat. Dan yang bikin bingung mereka sangat bsemangat sholat bjamaah ke mesjid
misalnya di waktu maghrib dan isyaa. Tapi saat sholat sendiri mereka sering
bermalasan.
A : Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi..
Bisa jadi karena foktor keteladaan, Atau faktor tarbiyah atau pendidikan. Seperti
kurangnya pembelajaran sholat sendiri saat masih usia dibawah 10 tahun. Dan semangat
untuk jamaah dimesjid pun demikian bisa jadi karena dia merasa nyaman solat
jika berjaamah ini tentu bagus bisa juga misalkan karena ketika waktu solat
magrib isya temannya pada hadir juga makanya dia bisa kumpul bareng.
Setiap anak punya alasan berbeda dan orang tentu lebih bisa mengamati foktor-faktor tersebut. Inilah jihad orang tua dalam mendidik anak. Dan dituntut kesabaran dalam mendidik anak dalam hal sholat. Memang berat karena itulah Allah menyebut khusus pendidikan solat anak ini. Dalam Alquran dan menganjurkan untuk bersabar. Wallahu alam
Setiap anak punya alasan berbeda dan orang tentu lebih bisa mengamati foktor-faktor tersebut. Inilah jihad orang tua dalam mendidik anak. Dan dituntut kesabaran dalam mendidik anak dalam hal sholat. Memang berat karena itulah Allah menyebut khusus pendidikan solat anak ini. Dalam Alquran dan menganjurkan untuk bersabar. Wallahu alam
Q : Oiya Ustadz...klo kita (ibu)
sholat berjamaah dengan anak laki-laki yang belum baligh...tetap tidak boleh
jadi imam yaa... Trus bagaimana sholat berjamaahnya Ustadz?
A : Anak kecil menjadi imam mayoritas
ulama tidak membolehkan hanya syafiiyah yang membolehk. Ini untuk solat wajib. Untuk
solat sunnah malikiyah dan hanafiyah membolahkan anak kecil yang sudah mumayyiz
(bisa membadakan haq dan bathil, sudah malu membuka aurat, paham bahwa solat
itu sesuatu yang serius) untuk mengimami solat sunnah seperti solat tarwih. Anak kecil yang mumayyiz boleh jadi imam menurut pendapat syafiiyah baik itu
sunnah ataupun wajib. Selain syafiian berpendapat hanya anak yang telah masuk usia baligh boleh
mengimami solat wajib
Q : Berarti klo sholat jamaah...anak
laki-laki boleh jadi makmum ibunya Ustadz?
A : Boleh bagi anak laki-laki yang belum
baligh. Apalagi tujuannya mengajarkan solat. Tapi dalam tahap pembelajaran itu
anak diajarkan dan disiapkan untuk menjdi imam supaya tidak ada salah presepsi
ketika telah memasuki usia mumayyiz
Q : Posisi sholat juga tetap di
belakang ibunya ya Ustad? Saya pernah dengar...ada yang mengatakan harus
sejajar dengan ibunya...
A : Iya posisi sejajar
Q : Bagaimana ya jika anak laki-laki
saya ingin jadi imam namun kadang masih salah, apakah niat sholat ibu nya
jamaah atau sendri?
A : Iya Ibu niat solat sendiri..
Itulah kenapa Para ulama tidak membolehkan anak kecil untuk jadi imam kecuali
minimal (syafiiah) sudah mumayiz
Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan dengan lancar.
Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala
kekurangan. Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing
sebanyak-banyakanya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta
astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa
tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu
dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment