Kajian
Online WA Hamba الله SWT
Rabu, 24 Januari 2018
Rekapan
Grup Bunda G1 & Nanda
Narasumber
: Ustadz Farid Nu’man
Tema : Kajian Umum
Dzat
yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungakan-Nya...
Dzat
yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat
yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan
indahanyaa ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya,
yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untuk
mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah...
tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah
kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangakitkan ummat
yang telah mati, memepersatukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing
manusia yang tenggelam dalam lautan syahwat, membangun generasi yang tertidur
lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan,
kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma
ba'd...
Ukhti
fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangakah indahanyaa kita awali dengan
lafadz Basamaallah
Bisamaillahirrahmanirrahim...
Segalanya
Tentang Kematian (Bag. 1)
1. Muqadimah
Setiap
yang hidup akan mengalami kematian. Itulah ketetapan Allah ﷻ atas semua makhlukNya, masing-masing
makhluk ada jadwal kematiannya. Kematian
merupakan tanda dan etape berakhirnya dia bersama dunianya, keluarganya, sanak saudaranya, kawannya,
dan menemui kehidupan baru; alam barzakh.
Allah ﷻ berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Setiap jiwa akan merasakan kematian. (QS. Ali
‘Imran: 185)
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ
Di mana
saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh ... (QS. An Nisa: 78)
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Semua
yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai
kebesaran dan kemuliaan. (QS. Ar Rahman: 26-27)
Dan
masih banyak ayat lain yang senada. Ada pun dalam hadits Nabi ﷺ, juga tidak sedikit yang
membicarakan kematian, Di antaranya:
Dari
Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
أكثروا ذكر هاذم اللذات يعني الموت
Perbanyaklah
kalian mengingat pemutus segala kenikmatan, yaitu kematian.
(HR. At
Tirmidzi No. 2307. Imam At Tirmidzi berkata: hasan. Ibnu Majah No. 4258)
Dari
Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma:
أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم أي المؤمنين أفضل قال أحسنهم خلقا قال فأي المؤمنين قال أكثرهم للموت ذكرا وأحسنهم له استعدادا أولئك الأكياس
Ada
seorang laki-laki bertanya kepada Nabi ﷺ : “Mu’min bagaimanakah yang paling utama?” Beliau
bersabda: “Yang paling baik akhlaknya.” Dia bertanya lagi: “Mu’min bagaimanakah
yang paling cerdas?” Beliau bersabda: “Yang paling banyak mengingat kematian
dan paling baik persiapan untuk kematian, merekalah orang yang cerdas.”
(HR. Al
Baihaqi, Syu’abul Iman No. 7627. Ibnu Majah No. 4259, Imam Al ‘Iraqiy bekata:
sanadnya jayyid. Lihat Takhrijul Ihya No. 3236)
Dari
Ibnu Umar Radhiallahu ‘Ahuma: “Rasulullah ﷺ memegang pundakku dan bersabda:
كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ
Jadilah
kau di dunia seolah orang asing atau sekedar lewat saja. (HR. Bukhari No. 6416)
Sementara dalam lafaz Imam At Tirmidzi (No.
2333) dan Imam Ath Thabarani (Al Kabir No. 13538) ada tambahan:
..وعد نفسك في أهل القبور
.....
dan anggaplah dirimu sebagai penghuni kubur.
Dan
masih banyak lainnya ......
Pembicaraan
manusia terhadap kematian sama tuanya dengan kehidupan itu sendiri. Oleh karena
itu, semua agama dan peradaban membicarakannya. Ini menunjukkan kebutuhan manusia terhadap mengingat kematian
sangatlah penting. Saat ketamakan menguasai, nafsu mendominasi, obsesi tiada
henti, mengerasnya hati, kesedihan yang menjadi-jadi .. mengingat kematianlah
obat yang dapat menghentikan laju itu semua.
Imam
Badruddin Al ‘Ainiy Rahimahullah menceritakan dari Imam Ibnu Baththal
Rahimahullah:
قد حفر جماعة من الصالحين قبورهم قبل الموت بأيديهم ليتمثلوا حلول الموت فيه
Segolongan
orang-orang shalih telah menggali kubur mereka sendiri sebelum kematian, agar
mereka bisa mengumpamakan kematiannya sendiri di dalamnya. (‘Umdatul Qari,
12/256)
2. Jangan Berharap Kematian Hanya Karena Musibah Dunia
Tidak
sedikit manusia yang ingin cepat-cepat mati karena musibah yang menimpanya,
yang berawal dari putus asa karena kegetiran persoalan. Ingin cepat mati bukan
karena rindu akhirat, rindu kepada Allah ﷻ .. bukan itu.
Harapan seperti ini terlarang, sebagaimana
yang tertera dalam hadits berikut:
Dari
Anas bin Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ مِنْ ضُرٍّ أَصَابَهُ فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ فَاعِلًا فَلْيَقُلِ اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي وَتَوَفَّنِي إِذَا (مَا) كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي
Janganlah
salah seorang kamu mengharapkan kematian hanya karena musibah yang menimpanya,
kalau pun ingin melakukan itu,
katakanlah: “Ya Allah, hidupkanlah aku jika hidup itu memang baik bagiku,
dan wafatkanlah aku jika wafat itu memang baik bagiku.” (HR. Al Bukhari No.
5671, Muslim No. 2680)
Al
Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah mengatakan:
“من ضر أصابه” حمله جماعة من السلف على الضر الدنيوي فإن وجد الضر الأخروي بأن خشي فتنة في دينه لم يدخل في النهي
Perkataan
“karena musibah yang menimpanya” maksudnya menurut tafsir segolongan ulama
salaf adalah musibah duniawi, sedangkan jika dia mendapatkan musibah ukhrawi
(akhirat) karena takut fitnah yang menimpa agamanya, maka itu tidak termasuk
larangan dalam hadits ini.
(Imam
Ibnu Hajar, Fathul Bari, 10/128)
Dalam
hadits ini disebutkan jalan keluarnya, yaitu minta yang terbaik. Jika hidup itu
baik bagi kita, maka tetaplah minta hidup, namun jika kematian lebih baik bagi
kita, maka mintalah kematian.
3. Minta Husnul Khatimah
Bagaimana
cara kita mati? Itu adalah rahasia Allah ﷻ, Dia yang punya kehendak dan kuasa penuh atas cara dan
bagaimana kematian kita. Tapi, walau demikian, kita diperbolehkan meminta
kepada Allah ﷻ untuk meminta kepadaNya cara mati
yang baik, yaitu Husnul Khatimah.
Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ
Barang
siapa yang berdoa kepada Allah meminta mati syahid dengan jujur, maka Allah
akan sampaikan dia pada derajat syuhada walau dia mati di atas ranjangnya.
(HR. Muslim No. 1909)
Umar
Radhiallahu ‘Anhu berdoa:
اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي شَهَادَةً فِي سَبِيلِكَ وَاجْعَلْ مَوْتِي فِي بَلَدِ رَسُولِكَ
Ya Allah,
rezekikanlah aku mati syahid di jalanMu, dan jadikanlah kematianku di negeri
RasulMu. (HR. Bukhari No. 1890)
TANYA JAWAB
Q : Apakah
seseorang saat sakaratul maut itu tergantung amalan selama hidupnya? misal
?seseorang sebelum meninggal, sakit parah dan betahun-tahun. Apakah ini
berkaitan dengan takdir Allah yang tidak bisa dirubah?
A : Tidak ada
keterangan dalam Al Qur'an dan As Sunnah, bahwa perilaku seseorang akan
menentukan bagaimana akhirnya. Yang ada adalah contoh-contoh yang dialami para
shalihin sejak masa salaf. Ada yang wafatnya sdengan shalat, sdengan tilawah,
ada yang sedang mengkaji fiqih, dst. Tapi, ini juga bukan kepastian, ..
sebagian para nabi ada yang dibunuh musuh-musuhnya secara keji, bahkan sampai
digergaji. Sebagian sahabat nabi ada yang dipancung seperti Al Husein, Ibnuz
Zubeir, juga tabi'in seperti Said bin Jubeir. Kita tidak bisa dan tidak boleh
mengatakan wafatnya mereka dengann cara tragis merupakan buruknya kehidupan
mereka, na'udzubillah, tidak mungkin kita mengatakan seperti itu. Akhirnya,
mati itu given, tapi bagaimana cara mati kita masih bisa minta kepada Allah dengan
cara mati yang terbaik, dan Allah Ta'ala yang menentukan.
Q : Setahu yang
saya paham,saat maut akan menjemput...Itu digoda jin ya ust.. ??? Untuk mengetahui
hal tsb...Adakah ciri-ciri klo si calon mayit tsb diganggu...Agar orang-orang
disekitarnya dapat membantu baca tilawah dan talqin ....Tilawah surat apa ya
ust...Yang sebaik nya dibaca orang sekitarnya....?
A : Ya, ada
riwayat dalam At Tadzkirah-nya Imam Al Qurthubi bahwa menjelang wafatnya
manusia diganggu oleh syetan yang akan mengajak utk kafir. Tapi riwayat ini
dha'if, lemah, tidak bisa dijadikan pegangan. Saat sakaratul maut, talqinkan
sebagaimana yang sudah saya sebut dalam artikel, dan Sunnah menurut mayoritas
ulama dibacakan Yasin untuk meringankan keluarnya ruh.
Dari Ma’qil
bin Yasar Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:
اقْرَءُوا عَلَى مَوْتَاكُمْ يس
"Bacalah
surat Yasin kepada orang yang menjelang wafat di antara kalian.”
(HR. Abu
Daud No. 3121, Ahmad No. 19416
Imam Ibnu
Hibban No. 3002, Ibnu Majah No. 1448, dll)
Dengan
dimasukannya hadits ini dalam kitab Shahih-nya Imam Ibnu Hibban, maka
menurutnya hadits ini adalah shahih. Hal ini juga ditegaskan oleh Al Hafizh
Ibnu Hajar Al Asqalani. (Bulughul Maram, Kitabul Janaiz, no. 437. Cet.1, Darul
Kutub Al Islamiyah)
Syaikh Shalih
Fauzan mengatakan ini sunnah. (Mulakhash Al Fiqhiy, 1/296)
Wallahu a'lam
Q
: Bagaimana upaya memanajemen qolbu...yang
kadang klo kita mengingat kematian
..seolah-olah tidak peduli dengan urusan dunia, misal sudah ga tertarik beli
baju..atau yang lainnya.... Tapi kadang kita lihat kalau jalan-jalan suka
terbersit ingin ini itu lagi
A :Salah satu
karakter agama Islam adalah tawazun, seimbang.
Allah Ta'ala
berfirman:
أَلَّا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ
Janganlah
kamu merusak keseimbangan itu. (QS. Ar-Rahman, Ayat 8)
Di antara
tuntutan keseimbangan adalah seimbang antara ingatan kita kepada dunia dan
akhirat. Semua dapat perhatian secara proporsional.
Rasulullah
Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam pernah menegur sahabatnya yang berlebihan dalam
shalat malam dan puasa sampai melupakan hak keluarganya ..
فَلَا تَفْعَلْ صُمْ وَأَفْطِرْ وَقُمْ وَنَمْ فَإِنَّ لِجَسَدِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِعَيْنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِزَوْجِكَ عَلَيْكَ حَقًّا وَإِنَّ لِزَوْرِكَ عَلَيْكَ حَقًّا
"Janganlah
kamu lakukan itu, tetapi shaumlah dan berbukalah, shalat malamlah dan tidurlah,
karena untuk jasadmu ada hak atasmu, matamu punya hak atasmu, isterimu punya
hak atasmu dan isterimu punya hak atasmu... "
(Hr. Bukhari
no. 1975)
Maka, saat
kita melakukan pekerjaan duniawi profesional-lah. Saat kita lakukan aktifitas
akhirat profesional-lah.
Demikian.
Wallahu a'lam
Pertanyaan Group Nanda
Q : ustadz,
datangnya kematian tidak memilih usia.. mohon berikan kami arahan agar kami
kaum muda ini selalu mengingat kematian, meski banyak kasus kematian di usia
muda akibat drug, kebut-kebutan atau penyakit..
jazakillah
ustadz
A : Berkumpul
lah dengan kawan yang dapat mengingatkan kita kepada Allah dan akhirat, agar
obsesi dunia kita tidak mendominasi. Bacalah sirah, perjalanan hidup para
shalihin, buku-buku para ulama, sahabat, dan tabi'in. Sisihkan waktu, walau
hanya setengah jam .. memisahkan dr hiruk pikuk dunia .. matikan HP .. buka Al
Qur'an, baca surat-surat tentang kiamat seperti Al Qari'ah, Al Haaqqah, .. Ini penting untuk melembutkan dan melunakkan
hati .. agar tidak keras, agar tidak membangkang kepada Allah ..
Q : Apakah
benar anggapan bahwa usia yang belum baligh jika Allah putuskan meninggal tidak
akan dihisab??
A : Sebagian
ulama Ahlussunah mengatakan, bayi muslim, atau anak kecil yang belum tamyiz
(belum Aqil baligh) jika wafat .. maka mereka masuk surga. Sebagian lagi
mengatakan, mereka diuji dulu diakhirat jika lulus maka surga jika tidak maka
neraka. Pendapat pertama lebih kuat, sebab akhirat bukanlah tempat ujian tapi
tempat pembalasan.Wallahu a'lam
Q : Ustadz,
apakah ciri-ciri meninggal khusnul khotimah selain saat terakhir mengucapkan
talqin? apakah seseorang yang meninggalnya kelihatan bersih/tidak pucat juga
khusnul khotimah?
A : Tanda -
Tanda Husnul Khatimah
Tanda-tanda
husnul khatimah diterangkan dalam beberapa hadits Nabi ﷺ , tentunya jika ada seorang
muslim yang mengalami tanda-tanda ini kita berbaik sangka kepadanya dan kepada
Allah ﷻ bahwa dia telah husnul khatimah.
1. Perjalanan Akhir Hidupnya Diisi dengan Amal
Shalih
Jika seorang
wafat dan di akhir-akhir hayatnya senantiasa diisi dengan kebaikan, baik ibadah
ritual dan sosial, maka itu tanda husnul khatimah, tanda bahwa Allah ﷻ memberikan taufiq kepadanya.
Walau bisa jadi dahulunya dia pernah menjalankan hidup penuh maksiat.
Dari Anas bin
Malik Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
إذا أراد الله بعبد خيرا استعمله فقيل كيف يستعمله يا رسول الله ؟ قال يوفقه لعمل صالح قبل الموت
"Apabila
Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, maka Dia akan
menggunakannya." Lalu ditanyakanlah pada beliau, "Bagaimanakah Allah
menggunakannya wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Dia akan
memberinya taufiq untuk beramal shalih sebelum dijemput kematian."
(HR. At
Tirmidzi No. 2142, Ibnu Hibban No. 341.
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim)
2. Orang Yang Hari-Harinya Diisi Dengan
Husnuzhan (Prasangka Baik) Kepada Allah ﷻ
Orang yang
selalu berprasangka baik kepada Allah ﷻ ,
sampai-sampai pada musibah yang menimpanya, termasuk penyakit yang menimpanya
sampai membawa kematiannya, dia selalu berbaik sangka baik kepada Allah ﷻ.
Dari Jabir
Radhiallahu ‘Anhu, aku mendengar Rasulullah ﷺ berkata
sebelum wafatnya sebanyak tiga kali:
لا يموتن أحدكم إلا وهو يحسن الظن بالله
Janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan
berprasangka baik kepada Allah.. (HR.
Muslim No. 2877)
3. Mengucapkan Syahadat Di Akhir Hayatnya
Dari Muadz
bin Jabal Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلاَمِهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Barangsiapa
yang akhir perkataannya LAA ILAAHA ILLALLAH maka dia masuk surga.
(HR. Abu Daud No. 3118, shahih)
4. Wafat di Malam atau Hari Jumat
Dari Abdullah
bin Amr, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
Tidaklah
seorang muslim yang wafat pada hari Jumat atau malam Jumat, melainkan Allah
akan melindunginya dari fitnah kubur. (HR. At Tirmidzi No. 1073, Ahmad No.
6582, Ath Thahawi dalam Syarh Musykilul Aatsar No. 277)
Syaikh Al
Albani Rahimahullah berkata tentang hadits ini: “Dikeluarkan oleh Ahmad
(6582-6646) melalui dua jalan dari Abdullah bin Amr, dan oleh At Tirmidzi
melalui salah satu dari dua jalur, dan hadits ini memiliki syawahid (beberapa
penguat) dari jalur Anas, Jabir bin Abdullah, dan selain keduanya. Maka, hadits
ini dengan kumpulan semua jalurnya adalah hasan atau shahih.” (Lihat Ahkamul
Jazaiz, Hal. 35)
5. Mati Syahid
Dari Abdullah
bin ‘Amr Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Nab ﷺ bersabda:
يغفر للشهيد كل ذنبٍ إلا الدين
Orang yang
mati syahid semua dosanya diampuni kecuali hutangnya.
(HR. Muslim
No. 1886)
6. Keningnya berkeringat saat wafat
Nabi ﷺ bersabda:
المؤمن يموت بعرق الجبين
Seorang mu’min wafatnya dengan keringat yang
keluar dari keningnya.
(HR. At Tirmidzi
No. 982, Ibnu Hibban No. 3011. Syaikh Syu’aib Al Anauth mengatakan:
Shahih, sesuai syarat Imam Bukhari)
Demikian.
Wallahu a'lam
Q : Assalamualaikum
ustadz, saya ingin bertanya. Bagaimana pendapat mati suri menurut islam dan
bagaimana muslim harus menanggapi hal tersebut?
A : Wa'alaikumussalam
wa Rahmatullah ...
Mati Suri
Menurut Islam
Mati suri itu
ada tidak?
Dalam Islam,
kematian tidaklah benar-benar mati. Secara kedokteran bisa jadi seseorang sudah
dianggap mati. Tapi, hakikatnya hanyalah perpindahan alam kehidupan saja.
Sehingga dengan sangat mudah, Allah ﷻ mengambil
ruh lalu mengembalikannya.
Hal ini sama
dengan tidur. Saat tidur ruh manusia dalam genggaman Allah , Dia
mengembalikannya di saat manusia bangun. Sehingga, Mati Suri, memang sesuatu
yang sangat rasional terjadi berdasarkan paradigma Islam dalam memandang
kematian. Lihat kisah Nabi 'Udzair, yang
sudah menjadi tulang belulang, Allah kembalikan dirinya dengan mudah, baik jiwa
dan raganya.
Ini pun
sebenarnya sudah terjadi pada masa lalu. Ada kisah yang bisa menunjang hal ini,
dengan sanad shahih.
Dahulu ada
seorang laki-laki bernama Rabi'ah bin Hirasy. Ia pernah bersumpah tidak akan
tertawa sebelum tahu apakah ia masuk surga atau neraka. Ketika meninggal dunia,
ia baru tertawa.
Adiknya yang
bernama Rib'i bin Hirasy bercerita:
Kami adalah
empat bersaudara. Rabi'ah adalah saudara kami yang paling banyak puasa dan
shalat di antara kami. Dia telah meninggal dunia terlebih dahulu. Saat ia
meninggal, kami berada di dekatnya, sedangkan ia dalam keadaan terbaring dengan
sehelai kain penutup di wajahnya. Kami mengutus salah seorang untuk membeli
kain kafan.
Tiba-tiba ia
menyingkap kain yang di wajahnya lalu mengatakan, "Assalamu'alaikum."
Kami semua
menjawab, "Wa'alaikumsalam. Benarkah kamu telah mati? Mungkinkah orang
mati bisa hidup lagi?"
Ia menjawab,
"Ya, aku telah berjumpa dengan tuhanku setelah berpisah dengan kalian. Dia
tidak marah padaku. Dia menyambutku dengan aroma wangi dan membawa pakaian dari
Istabraq. Ketahuilah bahwa Rasulullah telah menungguku. Beliau ingin segera
menyalatiku. Maka cepatkanlah pengurusan jenazahku."
Kejadian itu
kemudian diceritakan kepada ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha. Beliau berkomentar,
"Benar apa yang ia alami itu. Sungguh saya pernah mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Akan ada seorang laki-laki dari umatku
yang berbicara setelah kematiannya."
Hadits
riwayat Abu Nu'aim dan Al Baihaqi dalam Dalailun Nubuwah, beliau mengatakan:
هَذَا إِسْنَادٌ صَحِيحٌ لَا يَشُكُّ حَدِيثِيٌّ فِي صِحَّتِهِ
"Ini
adalah sanad yang shahih yang tidak diragukan lagi oleh ahli hadits."
(Dalailun Nubuwah No. 2781, Imta’ul Asma,
12/217)
Wallahu A’lam
Q : Assalamu'alaikum
ustadz, saya ingin bertanya apakah kita bisa mengetahui bagaimana cara matinya
kita nanti?
A : Wa'alaikumussalam
wa Rahmatullah .. Itu hal ghaib, kita tidak tahu. Tugas kita adalah beramal
sebaik-baiknya agar akhir hidup kita baik.
Wallahu a'lam
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala
yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baikloah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engakau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan
yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment