Kajian Link Online HA Ummi G2 & G6
Hari/Tgl: Ahad, 15 April 2018
Materi: Membangun Peradaban Dengan Qur'an
Narasumber: Ustadz Ricky Adrinaldi
Waktu Kajian:
20.00 - 21.30 WIB
Editor: Sapta
▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫▪▫
Bismillah..
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur hanya pantas kita sampaikan Allah SWT yang
masih berkenan memberikan nikmat Islam, Iman dan Ihsan serts nikmat Al Qur'an
pada kita semua. Semoga kita husnul khatimah sebagai ahlul Qur'an
Shalawat salam kita hadiahkan pada Beliau SAW yang
selalu jadi uswah hasanah, agent of change, leader of century, pejuang
peradaban, semoga kita bisa mencontoh gerak langkah dan kepemimpinan beliau.
Dan semoga kita mendapatkan sedikit syafaat dari beliau di yaumil akhir. Hanya
beliaulah satu-satunya yang memikirkan keselamatan miliaran umatnya.
Shallau'alannabiy.
Alhamdulillah. Tema kita kajian malam ini Membangun
Peradaban Dengan Al Qur'an.
Negeri yang diberkahi tentunya negeri yang penduduknya
akrab dengan Qur'an, sehingga berkah Qur'an lah yang membimbing hidup mereka
sehari-hari, konsep hudallinnaas. Fakta menyedihkan adalah 60% penduduk
Indonesia SAMA SEKALI TIDAK BISA membaca Qur'an, alias buta huruf Al Qur'an (data
republika tahun 2016).
Jumlah penduduk Indonesia tahun 2018 ini mencapai 250
juta dengan 80% muslim berarti 200 juta muslim, 60% dari 200 juta jiwa adalah
120 juta orang Indonesia sama sekali tidak bisa baca Quran. Padahal Indonesia
adalah negara berpenduduk muslim terbanyak dan terbesar di dunia. Ini fakta yang
banyak orang tidak tahu. Ini data yang juga dipaparkan oleh CEO Syaamil Qur'an
di IBF tahun lalu.
Lalu bagaimana mungkin Indonesia bisa menjadi negara yang
punya peradaban Qur'ani sebagai satu-satunya panduan hidup atau way of life,
padahal ada 120 juta penduduk mereka yg sama sekali ga bisa baca Quran. Dari
120 juta yang ga bisa baca Qur'an, ada 30-35% yang punya Qur'an, bisa baca tapi
jarang dibuka, jarang dibaca, jarang dihafalkan, apalagi diamalkan. Dan ada 5%
yang bisa baca Qur'an dengan tartil, baca tiap hari, tahsinnya bagus dan banyak
hafalannya. 5% dari 200 juta jiwa hanya 10 juta orang Indonesia yang istiqomah
dengan Qur'an, apalagi yang hafal 30 juz kurang lebih 1 juta orang. Jumlah yang
sangat sedikit dan miris sekali.
Padahal Al Qur'an itu Laa Rayba Fiihi, tidak
ada keraguan padanya, betul-betul petunjuk bagi shohibul Qur'an. Kita baru bisa
baca saja tanpa mengerti artinya sudah diberikan hasanah atau kebaikan, kemudahan
dalam hidup. Apalagi paham artinya, apalagi hafal, apalagi disyiarkan.
Lalu pertanyaannya, tugas siapa yang 60% ini? Nah, Allah
akan bertanya di yaumil akhir, saudaramu di Indonesia tidak bisa baca Quran, apa
yang sudah kau lakukan? Bagaimana kita menjawabnya?
Apa yang saya sampaikan diatas adalah gambaran global
yang perlu kita ketahui, dan kenyataannya dekat sekali dengan hidup kita sehari-hari.
Di Indonesia sendiri sebaran atau distribusi Qur'an
belum mampu menjangkau 200 juta orang, bahkan yang punya Qur'an pun masih
banyak yang jarang buka apalagi baca apalagi hafalkan, apalagi amalkan.
Jadi bagaimana kita membangun peradaban Qurani di
Indonesia? Yang paling penting adalah tahap pertama. Memastikan Al Qur'an hadir
di setiap rumah tetangga kita, minimal 40 rumah sekitar kita.
Tahap berikutnya bagi yang sudah bisa dan lancar membaca
Quran tentunya mulai menawarkan diri ke yang belum bisa baca Quran. Dan
pastikan keluarga kita dan tetangga kita tidak hanya punya Qur'an tapi dibuka
tiap hari, ini lebih penting.
Ibarat kita beli kulkas tentu harus baca Buku
Panduannya, kalau ga dibaca kulkasnya bisa rusak. Sama halnya manusia, kalau ga
baca Quran, manusianya bisa rusak lama-lama. Lebih besarnya lagi peradaban, kalau
manusianya jauh dari Qur'an maka peradabannya tidak akan berjalan dengan baik dan
cenderung banyak mudharatnya. Sebagai bunda atau ummi, kuatkan anak kita dengan
Quran sebagai benteng bagi mereka sekaligus kompas.
Thayyib, gambarannya sudah saya berikan. Dan banyak
hal sebetulnya yang bisa kita lakukan asal mau dan asal niat.
Mudahnya menghitung, misal di kota/kabupaten teman-teman
ada 1 juta penduduk, bisa jadi ada 600 ribu orang yang GA BISA BACA Quran, betul-betul
ladang amal yang luar biasa, amal jariyah. Asal kita mau bergerak
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA -JAWAB
Tanya: Assalamualaikum ustadz. Apabila, misal bacaan quran kita belum benar-benar
tartil apakah sudah boleh mengajarkan alquran kepada yang belum bisa? Atau kita
belajar dulu sampai benar-benar bisa baru mengajarkannya?
Jawab: Belajar dulu sampai tartil dan tahsinnya baik baru mengajarkan orang
lain.
Tanya: Baik ustadz. Berarti belajar sampai kita bisa mengajarkan dengan baik
dan benar baru kita mengajarkan kepada mereka? Apakah kita boleh meminta
bayaran dari mengajar qur'an? Atau membuka lembaga tempat belajar qur'an
berbayar?
Jawab: Untuk transport aja sebaiknya mbak, atau berapapun yang dikasih oleh yang
belajar, jangan sampai niat kita jadi bias dengan besarnya bayaran.
Tanya: Baik ustadz. Prihatin saja sih sebenernya dengan kebanyakan masyarakat yang
lebih rela merogoh kocek dalam-dalam untuk membayar guru les fisika atau
matematika tapi membayar sekedarnya untuk guru mengaji anaknya?
Jawab: Na'am mba Yanti, niatkan kita ikhlas ngajar Quran, sementara bayaran
anggap bonus dari Allah.
Tanya: Memastikan qur'an hadir di setiap rumah tetangga itu apakah perlu dengan
kita mewakafkan qur'an kepada mereka?
Jawab: Sebaiknya begitu mbak, Al Quran hanya 50 ribu, kalau dibaca jadi amal
jariyah bagi kita, kalau dibagi-bagi ke 40 tetangga hanya 2 juta. Itupun bisa
tiap bulan 1-2 Quran
Tanya: Bagaimana cara agar kita istiqomah dalam mempelajari Al Quran meski
masih terbata-bata bacanya ustadz?
Jawab: Terus buka Quran tiap hari mbak, karena orang yang masih terbata-bata
namun terus mencoba dapat 2 pahala, pahala belajar Quran dan pahala 10 kebaikan
1 huruf, jadi tetap semangat
Tanya: Izin bertanya pak. Saya sudah berusaha hafalkan, diulang hafalan juga,
eehhh menghafal yang lain. Yang sebelumnya sudah hafal Jadi lupa-lupaan. Bagaimana
cara mengulang yang baik supaya ingat terus pak?
Jawab: Baca 20x, muratal 20x, murajaah 20x dan ulang di shalat fardhu mbak, InsyaAllah
mutqin, sehari 3 kali, ini yang dilakukan santri-santri di RQ yang saya kelola.
Tanya: Bertanya ustadz. Jika kita untuk tilawah harian tidak sampai 1 juz tapi
kita nambah bacaan untuk surat tertentu, apakah dibolehkan?
Jawab: Ga masalah mbak, tilawah sejuz sehari sebetulnya agar kita bisa khatam
sebulan. Namun bisa lebih sedikit, tergantung kemampuan, yang penting setial
hari dan istiqomah
Tanya: Saat kita dengerin murotal, lalu kita sambil lihat tulisan di alqur'an
boleh kah?
Jawab: Boleh mbak
=================
Kita
tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa
Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب
إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment