Home » , , » Tadabbur Al Fatihah ayat 6 dan 7

Tadabbur Al Fatihah ayat 6 dan 7

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Saturday, March 28, 2020


Rekap Kajian Online Hamba Allah G2, Akhwat, G5, G6
Hari, Tgl : Selasa, 02, 06, 09, 22 Juli 2019
Materi : Tadabbur Al Fatihah ayat 6 dan 7
Nara Sumber : Ustadz Doli
Notulen: Bunda Betty, Restu, Bunda Saydah, Bunda Sasi
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

MATERI

Tadabbur Al Fatihah ayat 6 dan 7

Alhamdulillah semoga semua selalu bersemangat belajar dan mengajar dien ini
Di akhir syawal ini Saya mohon maaf lahir bathin dan juga berdoa semoga semua amal kita di bulan Ramadhan diterima Allah, sekaligus diampuni dosa dosa kita semuanya... Aamiin

Hari ini kita akan bersama sama mentadaburi surat al fatihah ayat 6 & 7

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

(quran.id.db)
Tunjukilah kami jalan yang lurus (Sura Al-Fatihah, Ayah 6)

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

(quran.id.db) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Sura Al-Fatihah, Ayah 7)

2 ayat ini adalah termasuk doa yg diwajibkan oleh syariat islam utk dibaca !!
Sehari minimal 17 kali dalam salat salat kita.

1. Ada permintaan ditunjuki jalan yg lurus.
2. Dijelaskan bahwa jalan yg lurus yg dimaksud adalah jalan org org yg diberi nikmat
3. Bukan jalan org2 yg sesat dan yg  dimurkai

Pertanyaan :
1. Siapa org yg diberi nikmat?
2. Siapa org2 yg tersesat?
3. Siapa org2 yg dimurkai ?

Jawabannya :

Firman Allah swt yang mengatakan: Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka. (Al-Fatihah: 7)

 berkedudukan menafsirkan makna siratal mustaqim.

Orang-orang yang memperoleh anugerah nikmat dari Allah Swt. adalah mereka yang disebutkan di dalam surat An-Nisa melalui firman-Nya:
Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para siddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. (An-Nisa: 69-70)

Jadi doa yang wajib kita baca ini sekaligus petunjuk bagi kita agar selalu berusaha menetapi jalan yang lurus yaitu jalan para Nabi, Orang-orang Shidiq, Syuhada dan para Sholihin.....

Ini pertama
Penjelasan tentang siapa dan mengapa Nabi, Shidiqqiin, Syuhada  dan Sholihin... menyusul..

Kedua
Siapakah yang dimaksudkan orang-orang sesat pada ayat ke 7 surat Al Fatihah?
Di dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan bahwa yg dimaksud adalah orang-orang nasrani.
Mereka disebut sesat karena aqidah sesatnya yang menuhankan Nabi Isa AS

Ketiga
Siapakah yang dimaksud orang-orang yang dimurkai Allah?
Dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi
Dimurkai karena orang-orang yahudi ini sebenarnya tahu dan paham bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Rasulullah, namun karena kesombongan dan kedegilannya mereka menolak.

Inilah doa yang setiap hari kita baca, wajib kita baca..
Agar selalu mengikuti jalan yang lurus, bukan jalan orang Yahudi yang menolak utusan Allah padahal mereka tahu, dan bukan pula jalan org Nasrani yang berlebihan sehingga menuhankan seorang Nabi.

Penutup :

Jalan yang Lurus adalah jalan para Nabi, Shiddiqiin, Syuhada dan Orang-Orang Sholih.
Wallahualam

===== ### =====
TANYA JAWAB G-2

1.       Apakah berarti ketika doa ini kita dawamkan setiap shalat, seharusnya kita bisa terhindar dari "bujuk rayu" orang yahudi dan nasrani yang tidak pernah lelah mengajak kita untuk ikut dengan mereka, ya ustadz?
Jawab:
Ya. Salah satu Syaratnya kita baca sungguh-sungguh doa kita ini dalam salat, pahami betul makna dan apa yg kita minta/baca, aminkan dengan sungguh=sungguh.
Dalam hal apapun, termasuk pemilihan pemimpin.

2.       Selalu istiqomah di jalan yang lurus itu sulit ya ustadz. Bagaimana agar bisa istiqomah ustadz?
Jawab:
Istiqamah memang berat. Dalam satu ruwayat dikisahkan bahkan Nabi SAW langsung beruban ketika menerima perintah agar istiqamah. Lihat tafsir hud ayat 112

3.       Menyimpang sedikit ustadz. Bagaimana sebaiknya sikap kita terhadap wanita yang masuk masjid pakai sepatu bawa anjing itu? Kita tiak bisa marah karena kalau marah nanti ummat islam dicap pemarah, tapi kalau tidak dijelaskan nanti semakin banyak yang kelakuannya seperti ini?
Jawab:
Pertama harus ada rasa ketersinggungan, kalau sampai tak ada. Kita kuatir ghirah keislaman sudah padam. Boleh bahkan harus menyatakan ketidaksukaan ketidaknyamanan kita. Tindakan tetap harus taat pada peraturan yang ada. Termasuk melaporkan ke yang berwajib dan unjuk rasa sebenarnya dilindungi oleh Undang-Undang.


=====
TANYA JAWAB G-5

1.       Bismillaah. Ustadz, Al Fatihah setiap hari dibaca dalam shalat minimal 17 kali, apakah ini salah satu tanda bahwa Allah menginginkan kita menjadi orang yang diberi "nikmat" oleh Allah? Supaya kita tidak kufur nikmat juga begitu?
Jawab:
Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri kenikmatan kepada mereka dari kalangan para nabi, orang-orang yang benar imannya, orang-orang yang mati syahid, orang-orang Shalih. Mereka  itulah orang-orang yang memperoleh Hidayah dan istiqomah. Dan jangan Jadikan kami termasuk orang-orang yang menempuh jalan orang-orang yang dimurkai,yaitu orang-orang yang mengetahui kebenaran namun tidak mengamalkannya. Mereka adalah  orang-orang Yahudi dan orang-orang seperti mereka. Sedangkan orang-orang yang sesat adalah orang-orang yang tidak diberi petunjuk dari kejahilan mereka hingga akibatnya mereka sesat jalan. Mereka adalah orang-orang Nasrani dan orang-orang yang mengikuti jalan hidup mereka.


2.       Tanya lagi ya, Ustadz. Benarkah tadabbur Al Fatihah itu bisa untuk mengatasi berbagai masalah hidup. Mohon penjelasan bagaimana caranya, ustadz? Jazakallah khoiron.
Jawab:
Sekedar tadabur tidak akan mengatasi masalah-masalah kita. Namun yang benar jika ada masalah maka atasi dengan cara bekerja keras agar masalah itu lenyap. Misal masalah ekonomi, ya belajarlah bagaimana berdagang yang baik yang profit, tanpa melanggar agama, dibarengi dengan doa, tawakal. Masalah kesehatan, ya tentu datang ke dokter spesialis, tentu doa tak ditinggalkan. Demikian sterusnya.


3.       Assalamualaikum ustadz izin bertanya, apa yang di maksud dengan ayat muhkamat dan mu'tasyabihat, mohon penjekasannnya.
Jawab:
Muhkam artinya ayat ayat yang maknanya jelas tidak tersembunyi. Sedangkan mutasyabih adalah ayat yang maknanya tidak jelas, hanya orang-orang yang kuat keilmuannya yang memahaminya dengan pemahaman yang benar.


=====

TANYA JAWAB G-6


1.    Ijin bertanya. Bolehkah kita mengulang-ulang ayat ke 6 dalam sholat karena berharap Allah memberi petunjuk yang benar pada kita?
Jawab:
Boleh. Memang boleh dan biasa mengulang-ulang ayat dalam shalat.

2.    Tanya Ustadz. Apakah boleh saat berdoa dalam sujud kita minta diberi nikmat dan ditunjukan jalan yang lurus dengan membaca ayat ke-6 dan ke-7 tersebut?
Jawab:
Boleh.

3.    Apakah orang yang lalai termasuk orang yang dimurkai Allah?
Jawab:
Dalam konteks ayat ke-7 ini yang dimaksud dimurkai adalah orang yahudi merujuk ke tafsir Ibnu Katsir.

4.    Bismillaah. Afwan, ijin bertanya, Ustadz. Siapakah yang dimaksud dengan kaum Qadariyah dan Jabriyah? Kenapa ada sekelompok manusia yang digolongkan ke dalam kaum tersebut? Apa sejarah menceritakannya? Jazakallah khoiron.
Jawab:
Bangkitnya Neo Jabariyah

Jabbariyah atau Jabriyah adalah firqah yang meyakini bahwa manusia dipaksa pada semua perbuatannya, manusia tidak mampu memilih (ikhtiyar) dengan apa yang mereka alami, baik dan buruk, semuanya perbuatan Allah Ta'ala melalui diri mereka.
Paham ini menganggap manusia bagaikan wayang yang sama sekali tidak kuasa berbuat apa, tidak memiliki kuasa, kebebasan, kehendak, dan kemauan. Sehingga apa yang terjadi pada manusia dan kehidupannya mesti diterima saja, pasrah, biarkan, jangan otak atik, semua sudah diatur Allah Ta'ala, manusia terima jadi saja.

Lawan Jabariyah adalah Qadariyah. Kelompok ini meyakini semua yang manusia alami, baik dan buruk, detil dan global, adalah murni dari manusia. Allah Ta'ala sama sekali tidak punya peran kecuali menciptakan saja. Kedua kelompok ini sama-sama tersesat, hanya melihat satu dalil namun melupakan yang lainnya. Insya Allah dilain waktu semoga ada pembahasan secara khusus tentang keduanya.

Jabariyah Kontemporer

Belakangan ini begitu kentara aroma Jabariyah, mungkin lebih tepatnya Neo Jabariyah - Jabariyah Gaya Baru. Mereka menyerukan kepasrahan kepada umat Islam terhadap kezaliman pemimpin; biarkan saja, pasrah, ini sudah taqdir, walau harta kita dirampas dan punggung kita digebuk taati saja - seraya menyitir hadits yang berisi seputar itu.

Mereka mengambil satu dalil tapi melupakan dalil lain, sehingga terjadi gambaran pincang tentang menyikapi pemimpin zalim. Ditambah lagi mengutip perkataan ulama yang sesuai keinginan mereka tapi menutup mata dari perilaku para ulama tersebut yang justu begitu progresif terhadap para penguasa zalim.

▫ Al Quran dan As Sunnah Mengajarkan Tidak Diam Terhadap Penguasa Zalim

Allah Ta'ala memerintahkan Nabi Musa 'Alaihissalam untuk menda'wahi Fir'aun, bukan memerintahkan untuk duduk berpangku tangan:

اذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ

Pergilah engkau (Musa) kepada Fir'aun sebab dia telah melampaui batas. (Qs. An Naziat: 17)

Nabi Ibrahim 'Alaihissalam berdialog dengan Namrudz dari Babilonia yang disaksikan oleh para pembesar dan pengawalnya. Sebagaimana yang Allah Ta’ala ceritakan dalam Al Quran:

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: “Saya dapat menghidupkan dan mematikan”. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, Maka terbitkanlah Dia dari barat,” lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al Baqarah (2): 258)

Tentang ayat ini, Zaid bin Aslam mengatakan, bahwa raja pertama yang diktator di muka bumi adalah Namrudz. Manusia keluar rumah serta menjejerkan makanan di depan Namrudz. Begitu pula Ibrahim pun ikut melakukannya bersama manusia. Masing-masing mereka dilewati oleh Namrudz dan dia bertanya; “Siapakah Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Engkaulah!” hingga giliran Ibrahim, Namrudz bertanya: “Siapakah Tuhanmu?” Ibrahim menjawab: “Tuhanku adalah yang menghidupkan dan mematikan.” Namrudz menjawab: “Aku bisa menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari di Timur dan menenggelamkannya di Barat.” Maka bungkamlah orang kafir itu.” (Imam Abu Ja’far bin Jarir Ath Thabari, Jami’ Al Bayan fi Ta’wilil Quran, 5/433. Muasasah Ar Risalah, Tahqiq: Syaikh Ahmad Muhammad Syakir)

Ada pun As Sunnah, begitu banyak tuntunan melakukan nasihat dan amar ma'ruf nahi mungkar kepada para penguasa.

▪ Dari Abu Ruqayyah  Tamim bin Aus Ad Dari Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ قُلْنَا: لِمَنْ يَارَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ: للهِ،ولكتابه، ولِرَسُوْلِهِ، وَلأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ، وَعَامَّتِهِمْ .  رواه مسلم

“Agama adalah nasihat.” Kami berkata: “Untuk siapa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Untuk Allah, kitabNya, RasulNya, para pemimpin kaum muslimin, dan orang umumnya.” (HR. Muslim No. 55)

▪ Dari Abu Said al Khudri, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ أَوْ أَمِيرٍ جَائِرٍ

Jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang ‘adil di depan penguasa atau pemimpin yang zhalim.”{HR. Abu Daud No. 4344.  At Tirmidzi No. 2174, katanya: hadits ini hasan gharib. Ibnu Majah No. 4011, Ahmad No. 18830, dalam riwayat Ahmad tertulis Kalimatul haq (perkataan yang benar)}

Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan shahih. (Tahqiq Musnad Ahmad No. 18830), juga dishahihkan oleh Syaikh Al Albani. (As Silsilah Ash Shahihah No. 491)

▪ Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

سيد الشهداء حمزة بن عبد المطلب ، ورجل قال إلى إمام جائر فأمره ونهاه فقتله

Penghulu para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, dan orang yang berkata penguasa tirani, ia melarang dan memerintah, namun akhirnya ia mati terbunuh.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Awsath No. 4079, Al Hakim, Al  Mustdarak ‘Ala ash Shaihain, No. 4884,  katanya shahih, tetapi Bukhari-Muslim tidak meriwayatkannya. Al Bazzar No. 1285. Syaikh Al Albany mengatakan shahih dalam kitabnya, As Silsilah Ash Shahihah No. 374)

Para ulama salaf dan khalaf juga menunjukkan posisinya yang tegas terhadap pemimpin yang zalim. Bukan pasrah, dan tidak melakukan amar ma'ruf nahi munkar kepada mereka.

Imam Adz Dzahabi Rahimahullah berkata tentang Imam Ibnu Sirin Rahimahullah:

قال هشام: ما رأيت أحدا عند السلطان أصلب من ابن سيرين

Berkata Hisyam: Aku belum pernah melihat orang yang paling tegas terhadap penguasa dibanding Ibnu Sirin.” (Siyar A’lam An Nubala, 4/615)

Imam Adz Dzahabi juga menceritakan, bahwa Imam Amr Asy Sya’bi telah mengkritik penguasa zalim, Hajjaj bin Yusuf dan membeberkan aibnya di depan banyak manusia (para  Ahli Qurra). Dari Mujalid, bahwa Asy Sya’bi berkata:

فأتاني قراء أهل الكوفة، فقالوا: يا أبا عمرو، إنك زعيم القراء، فلم يزالوا حتى خرجت معهم، فقمت بين الصفين أذكر الحجاج وأعيبه بأشياء، فبلغني أنه قال: ألا تعجبون من هذا الخبيث ! أما لئن أمكنني الله منه، لاجعلن الدنيا عليه أضيق من مسك جمل

Maka, para Qurra’ dari Kufah datang menemuiku. Mereka berkata: “Wahai Abu Amr, Anda adalah pemimpin para Qurra’.” Mereka senantiasa merayuku hingga aku keluar bersama mereka. Saat itu, aku berdiri di antara dua barisan (yang bertikai). Aku menyebutkan Al Hajaj dan aib-aib yang telah dilakukannya.” Maka sampai kepadaku (Mujalid), bahwa dia berkata: “Tidakkah kalian heran dengan keburukan ini?! Ada pun aku, kalaulah Allah mengizinkan mengalahkan mereka, niscaya dunia ini akan aku lipat lebih kecil dari kulit Unta membungkusnya.” (Ibid, 4/304)

Begitu pula sikap Imam An Nawawi terhadap Sultan Zhahir, Imam 'Izzuddin bin Abdussalam terhadap Najmuddin Ayyub, Imam Ibnu Taimiyah terhadap Sultan Ghazan, dan lain sebagainya. Inilah Ahlus Sunnah, menyerahkan dan mengadukan kezaliman penguasa kepada Allah Ta'ala, tapi tidak melupakan amar ma'ruf nahi munkar kepada mereka walau dengan resiko mereka ditangkap, diusir, bahkan dibunuh.

Semoga Allah Ta'ala lindungi umat ini dari paham Jabariyah, Qadariyah, juga Murjiah dan Khawarij. Wallahu A'lam


Oleh: Farid Nu'man Hasan




•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim..... Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!