Rekap Kajian
Online Hamba Allah G2, Akhwat, G5, G6
Hari, Tgl :
Selasa, 02, 06, 09, 22 Juli 2019
Materi :
Tadabbur Al Fatihah ayat 6 dan 7
Nara Sumber
: Ustadz Doli
Notulen:
Bunda Betty, Restu, Bunda Saydah, Bunda Sasi
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
MATERI
Tadabbur Al Fatihah ayat 6 dan 7
Alhamdulillah semoga semua selalu
bersemangat belajar dan mengajar dien ini
Di akhir syawal ini Saya mohon maaf lahir
bathin dan juga berdoa semoga semua amal kita di bulan Ramadhan diterima Allah,
sekaligus diampuni dosa dosa kita semuanya... Aamiin
Hari ini kita akan bersama sama
mentadaburi surat al fatihah ayat 6 & 7
اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
(quran.id.db)
Tunjukilah
kami jalan yang lurus (Sura Al-Fatihah, Ayah 6)
صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ
وَلَا الضَّالِّينَ
(quran.id.db) (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Sura
Al-Fatihah, Ayah 7)
2 ayat ini adalah termasuk doa yg
diwajibkan oleh syariat islam utk dibaca !!
Sehari minimal 17 kali dalam salat salat
kita.
1. Ada permintaan ditunjuki jalan yg
lurus.
2. Dijelaskan bahwa jalan yg lurus yg
dimaksud adalah jalan org org yg diberi nikmat
3. Bukan jalan org2 yg sesat dan yg dimurkai
Pertanyaan :
1. Siapa org yg diberi nikmat?
2. Siapa org2 yg tersesat?
3. Siapa org2 yg dimurkai ?
Jawabannya :
Firman Allah swt yang mengatakan: Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan
nikmat kepada mereka. (Al-Fatihah: 7)
berkedudukan menafsirkan makna siratal
mustaqim.
Orang-orang yang memperoleh anugerah
nikmat dari Allah Swt. adalah mereka yang disebutkan di dalam surat An-Nisa
melalui firman-Nya:
Dan
barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para
siddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang
sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup
mengetahui. (An-Nisa: 69-70)
Jadi doa yang wajib kita baca ini
sekaligus petunjuk bagi kita agar selalu berusaha menetapi jalan yang lurus
yaitu jalan para Nabi, Orang-orang Shidiq, Syuhada dan para Sholihin.....
Ini pertama
Penjelasan tentang siapa dan mengapa
Nabi, Shidiqqiin, Syuhada dan
Sholihin... menyusul..
Kedua
Siapakah yang dimaksudkan orang-orang
sesat pada ayat ke 7 surat Al Fatihah?
Di dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan
bahwa yg dimaksud adalah orang-orang nasrani.
Mereka disebut sesat karena aqidah
sesatnya yang menuhankan Nabi Isa AS
Ketiga
Siapakah yang dimaksud orang-orang yang
dimurkai Allah?
Dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan yang
dimaksud adalah orang-orang Yahudi
Dimurkai karena orang-orang yahudi ini
sebenarnya tahu dan paham bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Rasulullah, namun
karena kesombongan dan kedegilannya mereka menolak.
Inilah doa yang setiap hari kita baca,
wajib kita baca..
Agar selalu mengikuti jalan yang lurus,
bukan jalan orang Yahudi yang menolak utusan Allah padahal mereka tahu, dan
bukan pula jalan org Nasrani yang berlebihan sehingga menuhankan seorang Nabi.
Penutup :
Jalan yang Lurus adalah jalan para Nabi,
Shiddiqiin, Syuhada dan Orang-Orang Sholih.
Wallahualam
=====
### =====
TANYA JAWAB G-2
1.
Apakah berarti ketika doa ini kita dawamkan
setiap shalat, seharusnya kita bisa terhindar dari "bujuk rayu" orang
yahudi dan nasrani yang tidak pernah lelah mengajak kita untuk ikut dengan
mereka, ya ustadz?
Jawab:
Ya. Salah satu Syaratnya kita baca sungguh-sungguh
doa kita ini dalam salat, pahami betul makna dan apa yg kita minta/baca,
aminkan dengan sungguh=sungguh.
Dalam hal apapun, termasuk pemilihan
pemimpin.
2.
Selalu istiqomah di jalan yang lurus itu sulit
ya ustadz. Bagaimana agar bisa istiqomah ustadz?
Jawab:
Istiqamah memang berat. Dalam satu
ruwayat dikisahkan bahkan Nabi SAW langsung beruban ketika menerima perintah
agar istiqamah. Lihat tafsir hud ayat 112
3.
Menyimpang sedikit ustadz. Bagaimana sebaiknya
sikap kita terhadap wanita yang masuk masjid pakai sepatu bawa anjing itu? Kita
tiak bisa marah karena kalau marah nanti ummat islam dicap pemarah, tapi kalau
tidak dijelaskan nanti semakin banyak yang kelakuannya seperti ini?
Jawab:
Pertama harus ada rasa ketersinggungan,
kalau sampai tak ada. Kita kuatir ghirah keislaman sudah padam. Boleh bahkan
harus menyatakan ketidaksukaan ketidaknyamanan kita. Tindakan tetap harus taat
pada peraturan yang ada. Termasuk melaporkan ke yang berwajib dan unjuk rasa
sebenarnya dilindungi oleh Undang-Undang.
=====
TANYA JAWAB G-5
1.
Bismillaah. Ustadz, Al Fatihah setiap hari
dibaca dalam shalat minimal 17 kali, apakah ini salah satu tanda bahwa Allah
menginginkan kita menjadi orang yang diberi "nikmat" oleh Allah?
Supaya kita tidak kufur nikmat juga begitu?
Jawab:
Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau
beri kenikmatan kepada mereka dari kalangan para nabi, orang-orang yang benar
imannya, orang-orang yang mati syahid, orang-orang Shalih. Mereka itulah
orang-orang yang memperoleh Hidayah dan istiqomah. Dan jangan Jadikan kami
termasuk orang-orang yang menempuh jalan orang-orang yang dimurkai,yaitu
orang-orang yang mengetahui kebenaran namun tidak mengamalkannya. Mereka adalah
orang-orang Yahudi dan orang-orang seperti mereka. Sedangkan orang-orang
yang sesat adalah orang-orang yang tidak diberi petunjuk dari kejahilan mereka
hingga akibatnya mereka sesat jalan. Mereka adalah orang-orang Nasrani dan
orang-orang yang mengikuti jalan hidup mereka.
2.
Tanya lagi ya, Ustadz. Benarkah tadabbur Al
Fatihah itu bisa untuk mengatasi berbagai masalah hidup. Mohon penjelasan
bagaimana caranya, ustadz? Jazakallah khoiron.
Jawab:
Sekedar tadabur tidak akan mengatasi
masalah-masalah kita. Namun yang benar jika ada masalah maka atasi dengan cara
bekerja keras agar masalah itu lenyap. Misal masalah ekonomi, ya belajarlah
bagaimana berdagang yang baik yang profit, tanpa melanggar agama, dibarengi
dengan doa, tawakal. Masalah kesehatan, ya tentu datang ke dokter spesialis,
tentu doa tak ditinggalkan. Demikian sterusnya.
3.
Assalamualaikum ustadz izin bertanya, apa yang
di maksud dengan ayat muhkamat dan mu'tasyabihat, mohon penjekasannnya.
Jawab:
Muhkam artinya ayat ayat yang
maknanya jelas tidak tersembunyi. Sedangkan mutasyabih adalah ayat yang
maknanya tidak jelas, hanya orang-orang yang kuat keilmuannya yang memahaminya
dengan pemahaman yang benar.
=====
TANYA JAWAB G-6
1.
Ijin
bertanya. Bolehkah kita mengulang-ulang ayat ke 6 dalam sholat karena berharap
Allah memberi petunjuk yang benar pada kita?
Jawab:
Boleh.
Memang boleh dan biasa mengulang-ulang ayat dalam shalat.
2.
Tanya
Ustadz. Apakah boleh saat berdoa dalam sujud kita minta diberi nikmat dan
ditunjukan jalan yang lurus dengan membaca ayat ke-6 dan ke-7 tersebut?
Jawab:
Boleh.
3.
Apakah
orang yang lalai termasuk orang yang dimurkai Allah?
Jawab:
Dalam
konteks ayat ke-7 ini yang dimaksud dimurkai adalah orang yahudi merujuk ke
tafsir Ibnu Katsir.
4.
Bismillaah.
Afwan, ijin bertanya, Ustadz. Siapakah yang dimaksud dengan kaum Qadariyah dan
Jabriyah? Kenapa ada sekelompok manusia yang digolongkan ke dalam kaum
tersebut? Apa sejarah menceritakannya? Jazakallah khoiron.
Jawab:
Bangkitnya
Neo Jabariyah
Jabbariyah
atau Jabriyah adalah firqah yang meyakini bahwa manusia dipaksa pada semua
perbuatannya, manusia tidak mampu memilih (ikhtiyar) dengan apa yang mereka
alami, baik dan buruk, semuanya perbuatan Allah Ta'ala melalui diri mereka.
Paham
ini menganggap manusia bagaikan wayang yang sama sekali tidak kuasa berbuat
apa, tidak memiliki kuasa, kebebasan, kehendak, dan kemauan. Sehingga apa yang
terjadi pada manusia dan kehidupannya mesti diterima saja, pasrah, biarkan,
jangan otak atik, semua sudah diatur Allah Ta'ala, manusia terima jadi saja.
Lawan
Jabariyah adalah Qadariyah. Kelompok ini meyakini semua yang manusia alami,
baik dan buruk, detil dan global, adalah murni dari manusia. Allah Ta'ala sama
sekali tidak punya peran kecuali menciptakan saja. Kedua kelompok ini sama-sama
tersesat, hanya melihat satu dalil namun melupakan yang lainnya. Insya Allah
dilain waktu semoga ada pembahasan secara khusus tentang keduanya.
Jabariyah
Kontemporer
Belakangan
ini begitu kentara aroma Jabariyah, mungkin lebih tepatnya Neo Jabariyah -
Jabariyah Gaya Baru. Mereka menyerukan kepasrahan kepada umat Islam terhadap
kezaliman pemimpin; biarkan saja, pasrah, ini sudah taqdir, walau harta kita
dirampas dan punggung kita digebuk taati saja - seraya menyitir hadits yang berisi
seputar itu.
Mereka
mengambil satu dalil tapi melupakan dalil lain, sehingga terjadi gambaran
pincang tentang menyikapi pemimpin zalim. Ditambah lagi mengutip perkataan
ulama yang sesuai keinginan mereka tapi menutup mata dari perilaku para ulama
tersebut yang justu begitu progresif terhadap para penguasa zalim.
▫
Al Quran dan As Sunnah Mengajarkan Tidak Diam Terhadap Penguasa Zalim
Allah
Ta'ala memerintahkan Nabi Musa 'Alaihissalam untuk menda'wahi Fir'aun, bukan
memerintahkan untuk duduk berpangku tangan:
اذْهَبْ
إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ
Pergilah engkau (Musa) kepada Fir'aun
sebab dia telah melampaui batas.
(Qs. An Naziat: 17)
Nabi
Ibrahim 'Alaihissalam berdialog dengan Namrudz dari Babilonia yang disaksikan
oleh para pembesar dan pengawalnya. Sebagaimana yang Allah Ta’ala ceritakan
dalam Al Quran:
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang
yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan
kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku
ialah yang menghidupkan dan mematikan,” orang itu berkata: “Saya dapat
menghidupkan dan mematikan”. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan
matahari dari timur, Maka terbitkanlah Dia dari barat,” lalu terdiamlah orang
kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.”
(QS. Al Baqarah (2): 258)
Tentang
ayat ini, Zaid bin Aslam mengatakan, bahwa raja pertama yang diktator di muka
bumi adalah Namrudz. Manusia keluar rumah serta menjejerkan makanan di depan
Namrudz. Begitu pula Ibrahim pun ikut melakukannya bersama manusia.
Masing-masing mereka dilewati oleh Namrudz dan dia bertanya; “Siapakah
Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Engkaulah!” hingga giliran Ibrahim, Namrudz
bertanya: “Siapakah Tuhanmu?” Ibrahim menjawab: “Tuhanku adalah yang
menghidupkan dan mematikan.” Namrudz menjawab: “Aku bisa menghidupkan dan
mematikan.” Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari di Timur
dan menenggelamkannya di Barat.” Maka bungkamlah orang kafir itu.” (Imam Abu
Ja’far bin Jarir Ath Thabari, Jami’ Al Bayan fi Ta’wilil Quran, 5/433. Muasasah
Ar Risalah, Tahqiq: Syaikh Ahmad Muhammad Syakir)
Ada
pun As Sunnah, begitu banyak tuntunan melakukan nasihat dan amar ma'ruf nahi
mungkar kepada para penguasa.
▪
Dari Abu Ruqayyah Tamim bin Aus Ad Dari
Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
الدِّيْنُ
النَّصِيْحَةُ قُلْنَا: لِمَنْ يَارَسُولَ اللهِ ؟ قَالَ: للهِ،ولكتابه، ولِرَسُوْلِهِ،
وَلأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ، وَعَامَّتِهِمْ .
رواه مسلم
“Agama adalah nasihat.” Kami berkata:
“Untuk siapa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Untuk Allah, kitabNya,
RasulNya, para pemimpin kaum muslimin, dan orang umumnya.” (HR. Muslim No. 55)
▪
Dari Abu Said al Khudri, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:
أَفْضَلُ
الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ أَوْ أَمِيرٍ جَائِرٍ
“Jihad
yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang ‘adil di depan penguasa
atau pemimpin yang zhalim.”{HR.
Abu Daud No. 4344. At Tirmidzi No. 2174,
katanya: hadits ini hasan gharib. Ibnu Majah No. 4011, Ahmad No. 18830, dalam
riwayat Ahmad tertulis Kalimatul haq (perkataan yang benar)}
Syaikh
Syu’aib Al Arnauth mengatakan shahih. (Tahqiq Musnad Ahmad No. 18830), juga
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani. (As Silsilah Ash Shahihah No. 491)
▪
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda,
سيد
الشهداء حمزة بن عبد المطلب ، ورجل قال إلى إمام جائر فأمره ونهاه فقتله
“Penghulu
para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, dan orang yang berkata penguasa
tirani, ia melarang dan memerintah, namun akhirnya ia mati terbunuh.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Awsath No.
4079, Al Hakim, Al Mustdarak ‘Ala ash
Shaihain, No. 4884, katanya shahih,
tetapi Bukhari-Muslim tidak meriwayatkannya. Al Bazzar No. 1285. Syaikh Al
Albany mengatakan shahih dalam kitabnya, As Silsilah Ash Shahihah No. 374)
Para
ulama salaf dan khalaf juga menunjukkan posisinya yang tegas terhadap pemimpin
yang zalim. Bukan pasrah, dan tidak melakukan amar ma'ruf nahi munkar kepada
mereka.
Imam
Adz Dzahabi Rahimahullah berkata tentang Imam Ibnu Sirin Rahimahullah:
قال
هشام: ما رأيت أحدا عند السلطان أصلب من ابن سيرين
“Berkata
Hisyam: Aku belum pernah melihat orang yang paling tegas terhadap penguasa
dibanding Ibnu Sirin.”
(Siyar A’lam An Nubala, 4/615)
Imam
Adz Dzahabi juga menceritakan, bahwa Imam Amr Asy Sya’bi telah mengkritik
penguasa zalim, Hajjaj bin Yusuf dan membeberkan aibnya di depan banyak manusia
(para Ahli Qurra). Dari Mujalid, bahwa
Asy Sya’bi berkata:
فأتاني
قراء أهل الكوفة، فقالوا: يا أبا عمرو، إنك زعيم القراء، فلم يزالوا حتى خرجت معهم،
فقمت بين الصفين أذكر الحجاج وأعيبه بأشياء، فبلغني أنه قال: ألا تعجبون من هذا الخبيث
! أما لئن أمكنني الله منه، لاجعلن الدنيا عليه أضيق من مسك جمل
“Maka,
para Qurra’ dari Kufah datang menemuiku. Mereka berkata: “Wahai Abu Amr, Anda
adalah pemimpin para Qurra’.” Mereka senantiasa merayuku hingga aku keluar
bersama mereka. Saat itu, aku berdiri di antara dua barisan (yang bertikai).
Aku menyebutkan Al Hajaj dan aib-aib yang telah dilakukannya.” Maka sampai
kepadaku (Mujalid), bahwa dia berkata: “Tidakkah kalian heran dengan keburukan
ini?! Ada pun aku, kalaulah Allah mengizinkan mengalahkan mereka, niscaya dunia
ini akan aku lipat lebih kecil dari kulit Unta membungkusnya.” (Ibid, 4/304)
Begitu
pula sikap Imam An Nawawi terhadap Sultan Zhahir, Imam 'Izzuddin bin Abdussalam
terhadap Najmuddin Ayyub, Imam Ibnu Taimiyah terhadap Sultan Ghazan, dan lain
sebagainya. Inilah Ahlus Sunnah, menyerahkan dan mengadukan kezaliman penguasa
kepada Allah Ta'ala, tapi tidak melupakan amar ma'ruf nahi munkar kepada mereka
walau dengan resiko mereka ditangkap, diusir, bahkan dibunuh.
Semoga
Allah Ta'ala lindungi umat ini dari paham Jabariyah, Qadariyah, juga Murjiah
dan Khawarij. Wallahu A'lam
Oleh: Farid Nu'man Hasan
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita
tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim.....
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa
Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا
أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
★★★★★★★★★★★★★★
Badan
Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba
اللَّهِ SWT
Blog:
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage
: Kajian On line-Hamba Allah
FB
: Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment