Kajian Online Hamba الله SWT
Jum’at, 26 Desember 2014
Narasumber : Ustadzah Ira Wahyudianti
Rekapan Grup Nanda M110 (Shofie)
Tema : Syaksiyatul Islamiah
Editor
: Rini Isamaayanti
SYIAH
“Alhamdulillahilahi nahmaduhu wa nasta’iinuhu
wanastagh firuhu wana’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa waminsayyi ati a’
maalinaa man yahdihillahu falaa mudahilla lahu waman yudahlil falaa haadiya
lahu, asyhadu anlaa ilaha illallaahu wah dahulaa syariikalahu wa asyhadu anna
muhammadan ‘abduhuu warasuuluhu la nabiya ba’da.”
Segala puji serta syukur milik Allah
subhanahu wata'alla. Alhamdulillah kita masih diberi nikmat iman dan islam
siang ini dan juga kesehatan untuk menimba ilmu dan beraktifitas
Shalawat serta salam untuk Nabi besar
Muhammad shallahu alaihi wassalam untuk para
sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
kita buka dengan membaca basamaallah
dan memperbanyak sholawat atas nabi
Pada dewasa ini aliran syiah
merupakan salah satu aliran yang aktual di bicarakan dalam berbagai media, baik
media elektronik maupun cetak. Aliran syiah telah dikecam sebagai aliran yang
sesat dan menyesatkan karena ajarnnya yang dianggap telah melanggar kaidah
dalam agama islam.
Semoga kajian ini dapat memberikan
pemhaman yang syumul/utuh, obyektif, dan valid mengenai Syi’ah, yang pada
gilirannya dapat memperkaya wawasan kita sebagai seorang muslim, serta
terhindar dari aliran yang sesat.
Apakah sebenarnya aliran syiah itu :
Syiah adalah aliran sempalan dalam Islam dan Syiah merupakan salah satu dari sekian banyak aliran-aliran sempalan dalam Islam.
Sedangkan yang dimaksud dengan aliran sempalan dalam Islam adalah aliran yang ajaran-ajarannya menyempal atau menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW, atau dalam bahasa agamanya disebut Ahli Bid’ah.
Syiah adalah aliran sempalan dalam Islam dan Syiah merupakan salah satu dari sekian banyak aliran-aliran sempalan dalam Islam.
Sedangkan yang dimaksud dengan aliran sempalan dalam Islam adalah aliran yang ajaran-ajarannya menyempal atau menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW, atau dalam bahasa agamanya disebut Ahli Bid’ah.
Istilah Syi'ah berasal dari kata
Bahasa Arab شيعة Syī`ah. Bentuk tunggal dari kata ini adalah Syī`ī شيعي.
"Syi'ah" adalah bentuk
pendek dari kalimat bersejarah Syi`ah `Ali شيعة علي artinya "pengikut Ali"
Syi'ah menurut etimologi bahasa Arab
bermakna: pembela dan pengikut seseorang. Selain itu juga bermakna: Setiap kaum
yang berkumpul di atas suatu perkara.Adapun menurut terminologi syariat
bermakna: Mereka yang menyatakan bahwa Ali bin Abi Thalib sangat utama di
antara para sahabat dan lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan kaum
muslimin, demikian pula anak cucunya sepeninggal beliau. Saw.
Syi'ah, dalam sejarahnya mengalami beberapa pergeseran. Seiring dengan bergulirnya waktu, Syi'ah mengalami perpecahan sebagaimana Sunni juga mengalami perpecahan mazhab.
Syi'ah, dalam sejarahnya mengalami beberapa pergeseran. Seiring dengan bergulirnya waktu, Syi'ah mengalami perpecahan sebagaimana Sunni juga mengalami perpecahan mazhab.
Muslim Syi'ah percaya bahwa Keluarga
Muhammad (yaitu para Imam Syi'ah) adalah sumber pengetahuan terbaik tentang
Qur'an dan Islam, guru terbaik tentang Islam setelah Nabi Muhammad SAW, dan
pembawa serta penjaga tepercaya dari tradisi Sunnah.
Secara khusus, Muslim Syi'ah
berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib, yaitu sepupu dan menantu Nabi Muhammad
SAW dan kepala keluarga Ahlul Bait, adalah penerus kekhalifahan setelah Nabi
Muhammad SAW, yang berbeda dengan khalifah lainnya yang diakui oleh Muslim
Sunni. Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali dipilih melalui perintah langsung oleh
Nabi Muhammad SAW, dan perintah Nabi berarti wahyu dari Allah.(
Riwayat di Durul Mansur milik Jalaluddin As-Suyuti)
Riwayat di Durul Mansur milik Jalaluddin As-Suyuti)
Sejarah Munculnya Syiah
Syiah mulai muncul setelah pembunuhan
khalifah Utsamaan bin ‘Affan. Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, Umar, masa-masa
awal kekhalifahan Utsamaan yaitu pada masa tahun-tahun awal jabatannya, Umat
islam bersatu, tidak ada perselisihan. Kemudian pada akhir kekhalifahan Utsamaan
terjadilah berbagai peristiwa yang mengakibatkan timbulnya perpecahana,
muncullah kelompok pembuat fitnah dan kezhaliman, mereka membunuh Utsamaan,
sehingga setelah itu umat islam pun berpecah-belah.
Pada masa kekhalifahan Ali juga
muncul golongan syiah akan tetapi mereka menyembunyikan pemahaman mereka,
mereka tidak menampakkannya kepada Ali dan para pengikutnya.
Saat itu mereka terbagi menjadi tiga
golongan.
Golongan yang menganggap Ali sebagai
Tuhan. Ketika mengetahui sekte ini Ali membakar mereka dan membuat parit-parit
di depan pintu masjid Bani Kandah untuk membakar mereka. Imam Bukhari
meriwayatkan dalam kitab shahihnya, dari Ibnu Abbas ia mengatakan, “Suatu
ketika Ali memerangi dan membakar orang-orang zindiq (Syiah yang menuhankan
Ali). Andaikan aku yang melakukannya aku tidak akan membakar mereka karena Nabi
pernah melarang penyiksaan sebagaimana siksaan Allah (dibakar), akan tetapi aku
pasti akan memenggal batang leher mereka, karena Nabi bersabda:
من بدل دينه فاقتلوه
“Barangsiapa yang mengganti agamanya (murtad) maka bunuhlah ia“Golongan Sabbah (pencela). Ali mendengar tentang Abu Sauda (Abdullah bin Saba’) bahwa ia pernah mencela Abu Bakar dan Umar, maka Ali mencarinya. Ada yang mengatakan bahwa Ali mencarinya untuk membunuhnya, akan tetapi ia melarikan diriGolongan Mufadhdhilah, yaitu mereka yang mengutamakan Ali atas Abu Bakar dan Umar. Padahal telah diriwayatkan secara mutawatir dari Nabi Muhammad bahwa beliau bersabda,
من بدل دينه فاقتلوه
“Barangsiapa yang mengganti agamanya (murtad) maka bunuhlah ia“Golongan Sabbah (pencela). Ali mendengar tentang Abu Sauda (Abdullah bin Saba’) bahwa ia pernah mencela Abu Bakar dan Umar, maka Ali mencarinya. Ada yang mengatakan bahwa Ali mencarinya untuk membunuhnya, akan tetapi ia melarikan diriGolongan Mufadhdhilah, yaitu mereka yang mengutamakan Ali atas Abu Bakar dan Umar. Padahal telah diriwayatkan secara mutawatir dari Nabi Muhammad bahwa beliau bersabda,
خير هذه الأمة بعد نبيها أبو بكر ثم عمر
“Sebaik-baik umat ini setelah nabinya
adalah Abu Bakar dan Umar”.
Riwayat semacam ini dibawakan oleh imam Bukhari dalam kitab shahihnya, dari Muhammad bin Hanafiyyah bahwa ia bertanya kepada ayahnya, siapakah manusa terbaik setelah Rasulullah, ia menjawab Abu Bakar, kemudian siapa? dijawabnya, Umar
Riwayat semacam ini dibawakan oleh imam Bukhari dalam kitab shahihnya, dari Muhammad bin Hanafiyyah bahwa ia bertanya kepada ayahnya, siapakah manusa terbaik setelah Rasulullah, ia menjawab Abu Bakar, kemudian siapa? dijawabnya, Umar
Sekte Syiah
Dari sekte-sekte Syiah yang ada, yang paling penting untuk diangkat adalah sekte imamiyyah atau Syiah Rafidhah yang sejak dahulu hingga saat ini senantiasa berjuang keras untuk menghancurkan islam dan kaum muslimin, dengan berbagai cara kelompok ini terus berusaha menyebarkan berbagai macam kesesatannya, terlebih setelah berdirinya negara syiah, Iran yang menggulingkan rezim Syah Reza Pahlevi.
Dari sekte-sekte Syiah yang ada, yang paling penting untuk diangkat adalah sekte imamiyyah atau Syiah Rafidhah yang sejak dahulu hingga saat ini senantiasa berjuang keras untuk menghancurkan islam dan kaum muslimin, dengan berbagai cara kelompok ini terus berusaha menyebarkan berbagai macam kesesatannya, terlebih setelah berdirinya negara syiah, Iran yang menggulingkan rezim Syah Reza Pahlevi.
Rafidhah menurut bahasa arab bermakna
meninggalkan, sedangkah dalam terminologi syariat bermakna mereka yang menolak
kepemimpinan abu bakar dan umar, berlepas diri dari keduanya, mencela lagi
menghina para sahabat nabi.
Abdullah bin Ahmad bin Hanbal
berkata, “Aku telah bertanya kepada ayahku, siapa Rafidhah itu?” Maka beliau
menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang mencela Abu Bakr dan Umar.”
(ash-Sharimul Maslul ‘Ala Syatimir Rasul hlm. 567, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah)
Sebutan “Rafidhah” ini erat kaitannya
dengan Zaid bin ‘Ali bin Husain bin ‘Ali bin Abu Thalib dan para pengikutnya
ketika memberontak kepada Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan di tahun 121 H.
(Badzlul Majhud, 1/86)
Syaikh Abul Hasan al-Asy’ari berkata,
“Tatkala Zaid bin ‘Ali muncul di Kufah, di tengah-tengah para pengikut yang
membai’atnya, ia mendengar dari sebagian mereka celaan terhadap Abu Bakr dan
‘Umar. Ia pun mengingkarinya, hingga akhirnya mereka (para pengikutnya)
meninggalkannya. Maka beliaupun mengatakan kepada mereka:
رَفَضْتُمُوْنِي؟
“Kalian tinggalkan aku?”
Maka dikatakanlah bahwa penamaan
mereka dengan Rafidhah dikarenakan perkataan Zaid kepada mereka
“Rafadhtumuunii.” (Maqalatul Islamiyyin, 1/137). Demikian pula yang
dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’
Fatawa (13/36).
Pencetus paham syiah ini adalah
seorang yahudi dari negeri Yaman (Shan’a) yang bernama Abdullah bin saba’
al-himyari, yang menampakkan keislaman di masa kekhalifahan Utsamaan bin Affan.
Abdullah bin Saba’ mengenalkan
ajarannya secara terang-terangan, ia kemudian menggalang massa, mengumumkan
bahwa kepemimpinan (imamah) sesudah Nabi Muhammad seharusnya jatuh ke tangan
Ali bin Abi Thalib karena petunjuk Nabishallallahu ‘alaihi wa
sallam (menurut persangkaan mereka).
Menurut Abdullah bin Saba’, Khalifah
Abu Bakar, Umar dan Utsamaan telah mengambil alih kedudukan tersebut. Dalam
Majmu’ Fatawa, 4/435, Abdullah bin Shaba menampakkan sikap ekstrem di dalam
memuliakan Ali, dengan suatu slogan bahwa Ali yang berhak menjadi imam
(khalifah) dan ia adalah seorang yang ma’shum (terjaga dari segala dosa).
Keyakinan itu berkembang
terus-menerus dari waktu ke waktu, sampai kepada menuhankan Ali bin Abi Thalib.
Ali yang mengetahui sikap berlebihan tersebut kemudian memerangi bahkan
membakar mereka yang tidak mau bertaubat, sebagian dari mereka melarikan diri.
Abdullah bin Saba’, sang pendiri
agamaSyi’ah ini, adalah seorang agen Yahudi yang penuh makar lagi buruk.
Ia disusupkan di tengah-tengah umat Islam oleh orang-orang Yahudi untuk merusak
tatanan agama dan masyarakat muslim. Awal kemunculannya adalah akhir masa
kepemimpinan Khalifah ‘Utsamaan bin ‘Affan. Kemudianbb berlanjut di masa
kepemimpinan Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib. Dengan kedok keislaman, semangat
amar ma’ruf nahi mungkar, dan bertopengkan tanassuk (giat beribadah), ia kemas
berbagai misi jahatnya. Tak hanya aqidah sesat (bahkan kufur) yang ia tebarkan
di tengah-tengah umat, gerakan provokasi massa pun dilakukannya untuk
menggulingkan Khalifah ‘Utsamaan bin ‘Affan. Akibatnya, sang Khalifah terbunuh
dalam keadaan terzalimi. Akibatnya pula, silang pendapat diantara para sahabat
pun terjadi. (Lihat Minhajus Sunnah karya Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah, 8/479, Syarh Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyyah Ibnu Abil ‘Izz
hlm. 490, danKitab At-Tauhid karya Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
hlm. 123)
Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait
dan Abu Bakar menjadikan perbedaan pandangan yang tajam antara Syi'ah dan Sunni
dalam penafsiran Al-Qur'an, Hadits, mengenai Sahabat, dan hal-hal lainnya.
Sebagai contoh perawi Hadits dari Muslim Syi'ah berpusat pada perawi dari Ahlul
Bait, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan.
POKOK-P0KOK PENYIMPANGAN SYI’AH PADA PERIODE PERTAMA sbb:
Keyakinan bahwa Imam sesudah
Rasulullah saw. Adalah Ali bin Abi Thalib, sesuai dengan sabda Nabi saw. Karena
itu para Khalifah dituduh merampok kepemimpinan dari tangan Ali bin Abi Thalib
r.a.
Keyakinan bahwa Imam mereka maksum (terjaga dari salah dan dosa).
Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam yang telah wafat akan hidup kembali sebelum hari kiamat untuk membalas dendam kepada lawan-lawannya, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsamaan, Aisyah dll.
Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam mengetahui rahasia ghoib, baik yang lalu maupun yang akan datang. Ini berarti sama dengan menuhankan Ali dan Imam.
Keyakinan tentang ketuhanan Ali bin Abi Thalib yang dideklarasikan oleh para pengikut Abdullah bin Saba’ dan akhirnya mereka dihukum bakar oleh Ali bin Abi Thalib karena keyakinan tersebut.
Keyakinan mengutamakan Ali bin Abi Thalib atas Abu Bakar dan Umar bin Khatab. Padahal Ali sendiri mengambil tindakan hukum cambuk 80 kali terhadap orang yang meyakini kebohongan tersebut.
Keyakinan mencaci maki ara sahabat atau sebagian sahabat seperti Utsamaan bin Affan (lihat Dirasat fil Ahwaa’ wal Firaq wal Bida’ wa Mauqifus Salaf minhaa, Dari. Nashir bin Abd. Karim Al Aql, hal.237).
Pada abad kedua Hijriah perkembangan keyakinan Syi’ah semakin menjadi-jadi sebagai aliran yang mempunyai berbagai perangkat keyakinan baku dan terus berkembang sampai berdirinya dinasti Fathimiyyah di Mesir dan dinasti Sofawiyyah di Iran. Terakhir aliran tersebut terangkat kembali dengan revolusi Khomaeni dan dijadikan sebagai aliran resamai negara Iran sejak 1979.
Keyakinan bahwa Imam mereka maksum (terjaga dari salah dan dosa).
Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam yang telah wafat akan hidup kembali sebelum hari kiamat untuk membalas dendam kepada lawan-lawannya, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsamaan, Aisyah dll.
Keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib dan para Imam mengetahui rahasia ghoib, baik yang lalu maupun yang akan datang. Ini berarti sama dengan menuhankan Ali dan Imam.
Keyakinan tentang ketuhanan Ali bin Abi Thalib yang dideklarasikan oleh para pengikut Abdullah bin Saba’ dan akhirnya mereka dihukum bakar oleh Ali bin Abi Thalib karena keyakinan tersebut.
Keyakinan mengutamakan Ali bin Abi Thalib atas Abu Bakar dan Umar bin Khatab. Padahal Ali sendiri mengambil tindakan hukum cambuk 80 kali terhadap orang yang meyakini kebohongan tersebut.
Keyakinan mencaci maki ara sahabat atau sebagian sahabat seperti Utsamaan bin Affan (lihat Dirasat fil Ahwaa’ wal Firaq wal Bida’ wa Mauqifus Salaf minhaa, Dari. Nashir bin Abd. Karim Al Aql, hal.237).
Pada abad kedua Hijriah perkembangan keyakinan Syi’ah semakin menjadi-jadi sebagai aliran yang mempunyai berbagai perangkat keyakinan baku dan terus berkembang sampai berdirinya dinasti Fathimiyyah di Mesir dan dinasti Sofawiyyah di Iran. Terakhir aliran tersebut terangkat kembali dengan revolusi Khomaeni dan dijadikan sebagai aliran resamai negara Iran sejak 1979.
POKOK-POKOK PENYIMPANGAN SYI’AH
SECARA UMUM :
Pada Rukun Iman :
Syi’ah hanya memiliki 5 rukun Iman tanpa menyebut keimanan kepada para Malaikat, Rasul dan Qodho dan Qodar, yaitu : 1. Tauhid (Keesaan Allah), 2. Al ‘Adl (Keadilan Allah), 3. Nubuwwah (Kenabian), 4. Imamah (Kepemimpinan Imam), 5. Ma’ad (Hari kebangkitan dan pembalasan). (lihat ‘Aqa’idul Imamiyyah oleh Muhammad Ridho Mudahoffar dll.)
Pada Rukun Islam :
Syi’ah hanya memiliki 5 rukun Iman tanpa menyebut keimanan kepada para Malaikat, Rasul dan Qodho dan Qodar, yaitu : 1. Tauhid (Keesaan Allah), 2. Al ‘Adl (Keadilan Allah), 3. Nubuwwah (Kenabian), 4. Imamah (Kepemimpinan Imam), 5. Ma’ad (Hari kebangkitan dan pembalasan). (lihat ‘Aqa’idul Imamiyyah oleh Muhammad Ridho Mudahoffar dll.)
Pada Rukun Islam :
Syi’ah tidak mencantumkan Syahadatain
dlm rukun Islam, yaitu : 1. Sholat, 2. Zakat, 3. Puasa, 4. Haji, 5. Wilayah
(Perwalian) (lihat Al Kafie juz II hal. 18).
Syi’ah meyakini bahwa Al-Qur’an sekarang ini telah dirubah, ditambah atau dikurangi dari yang seharusnya. (lihat Al-Qur’an Surat Al _Baqarah/ 2:23). Karena itu mereka meyakini : Abu Abdillah (Imam Syi’ah) berkata : “Al-Qur’an yang dibawa oleh Jibril a.s. kepada Nabi Muhammad saw. Adalah tujuh belas ribu ayat (Al Kafi fil Ushul juz II hal 634). Al-Qur’an mereka yang berjumlah 17.000 ayat itu disebut Mushaf Fatimah (lihat kitab Syi’ah Al Kafi fil Ushul juz I hal 240-241 dan Fathul Khithob karangan Annuri Ath Thibrisy).
Syi’ah meyakini bahwa para sahabat sepeninggal Nabi saw. Mereka murtad, kecuali beberapa orang saja seperti : Al-Miqdad bin al_Aswad, Abu Dzar Al Ghifari dan Salman Al Farisy (Ar Raudahah minal Kafi juz VIII hal. 245, Al-Ushul minal Kafi juz hal. 244)
Syi’ah menggunakan senjata taqiyyah yaitu berbohong, dengan cara menampakkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya, untuk mengelabuhi (Al Kafi fil Ushul juz II hal. 217)
Syi’ah percaya kepada Ar-Raj’ah yaitu kembalinya roh-roh ke jasad nya masing-masing di dunia ini sebelum Qiamat di kala Imam Ghaib mereka keluar dari persembunyiannya dan menghidupkan Ali dan anak-anaknya untuk balas dendam kepada lawan-lawannya.
Syiah percaya kepada Al Bada’ yakni tampak bagi Allah dalam hal keimanan Isamaail (yang telah dinobatkan keimanannya oleh ayahnya, Ja’far As-Shidiq, tetapi kemudian meninggal di saat ayahnya masih hidup) yang tadinya tidak tampak. Jadi bagi mereka , Allah boleh khilaf, tetapi Imam mereka tetap maksum (terjaga).
Syi’ah membolehkan nikah mut’ah yaitu nikah kontrak dengan jangka weaktu tertentu (lihat Tafsir Minhajus Shodiqin juz II hal. 493). Padahal hal itu telah diharamkan oleh Rasulullah SAW Yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib sendiri.
Syi’ah meyakini bahwa Al-Qur’an sekarang ini telah dirubah, ditambah atau dikurangi dari yang seharusnya. (lihat Al-Qur’an Surat Al _Baqarah/ 2:23). Karena itu mereka meyakini : Abu Abdillah (Imam Syi’ah) berkata : “Al-Qur’an yang dibawa oleh Jibril a.s. kepada Nabi Muhammad saw. Adalah tujuh belas ribu ayat (Al Kafi fil Ushul juz II hal 634). Al-Qur’an mereka yang berjumlah 17.000 ayat itu disebut Mushaf Fatimah (lihat kitab Syi’ah Al Kafi fil Ushul juz I hal 240-241 dan Fathul Khithob karangan Annuri Ath Thibrisy).
Syi’ah meyakini bahwa para sahabat sepeninggal Nabi saw. Mereka murtad, kecuali beberapa orang saja seperti : Al-Miqdad bin al_Aswad, Abu Dzar Al Ghifari dan Salman Al Farisy (Ar Raudahah minal Kafi juz VIII hal. 245, Al-Ushul minal Kafi juz hal. 244)
Syi’ah menggunakan senjata taqiyyah yaitu berbohong, dengan cara menampakkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya, untuk mengelabuhi (Al Kafi fil Ushul juz II hal. 217)
Syi’ah percaya kepada Ar-Raj’ah yaitu kembalinya roh-roh ke jasad nya masing-masing di dunia ini sebelum Qiamat di kala Imam Ghaib mereka keluar dari persembunyiannya dan menghidupkan Ali dan anak-anaknya untuk balas dendam kepada lawan-lawannya.
Syiah percaya kepada Al Bada’ yakni tampak bagi Allah dalam hal keimanan Isamaail (yang telah dinobatkan keimanannya oleh ayahnya, Ja’far As-Shidiq, tetapi kemudian meninggal di saat ayahnya masih hidup) yang tadinya tidak tampak. Jadi bagi mereka , Allah boleh khilaf, tetapi Imam mereka tetap maksum (terjaga).
Syi’ah membolehkan nikah mut’ah yaitu nikah kontrak dengan jangka weaktu tertentu (lihat Tafsir Minhajus Shodiqin juz II hal. 493). Padahal hal itu telah diharamkan oleh Rasulullah SAW Yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib sendiri.
Nikah Mut’ah
Nikah Mut’ah adalah perkawinan antara
seorang lelaki dan wanita dengan maskawin tertentu untuk jangka waktu terbata
yang berakhir dengan habisnya masa tersebut, di mana suami tidakberkewajiban
memberikan nafkah, dan tempat tinggal kepada istri, serta tidak menimbulkan
pewarisan antara keduanya.
TANYA JAWAB
Q : Bagaimana terkait dengan sunni
ustdh,apa perbdaanx?dan apa yang bsa kita lakukn untuk pham sesat yang sekarang
sudah hampir merajelala ke indo?
A : Hehe ini ada di materinya, sunni
itu adalah kita, yang dikatakan sunni adalah ahluh sunnah, yaitu yang memegang
teguh Al Qur'an dan hadist. Yang harus kita lakukan, adalah terus belajar,
membentengi diri sendiri dan keluarga dari tarikan aliran-aliran sesat dengan
ilmu dan menginformasikannya kepada khalayak luas, agar muslim yang lain tidak
terjebak dalam aliran sesat
Q : Sama ya nikah mut'ah dengan nikah
kontrak Mb Ira?
A : Iya sama
Q : Ustadzah. Kalo ga salah baca orang-orang
syiah punya ritual melukai diri sendiri pada hari Asyura. Trus di Indonesia
banyak orang yang berpuasa pada hari Asyura. Apa berpuasa ini tidak termasuk
bagian dari tradisi orang syiah?
A : Melukai diri sendiri itu adopsi dari
ajaran kristen sesat, umat syiah harus merasakan kesakitan yang dialami husen
saat di penggal kepalanya, sama seperti aliran kristen sesat yang melukai
dirinya untuk mengenang penyaliban Yesus. Sedangkan untuk hari Asyura itu
sendiri dalilnya jelas sekali tanggalnya
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari ‘Asyura`, beliau menjawab: “Ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu.” (HR. Muslim no. 1162)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari ‘Asyura`, beliau menjawab: “Ia akan menghapus dosa-dosa sepanjang tahun yang telah berlalu.” (HR. Muslim no. 1162)
Q : Ustdz.. sempet baca
ditautan-tautan kemarin... katanya jika udah menarik ucapannya klo syiah itu
bukan islam. Sekarang udah diakui syiah itu islam
A : Mungkin beliau khilaf, nanti coba
kita cari lagi berita lanjutannya
Q : Trus.. mesjid istiqlal kabarnya juga
udah dipake syiah kemaren pas ada ustd nya yang dari iran datang.
A : iya betul, masjid kita
kecolongan, kurang penjagaannya, berbagai dai dari luar negeri masih bebas d
undang oleh salah satu divisi di masjid istiqal. Ini harus kita waspadai jangan
sampai terulang lagi
Q : Trus.. kabarnya di kalimatan sekarang
banyak imigran syiah yang berbadan gede.
A : Iya betul sekali, mereka
ngaku-ngaku korban perang afgan dll, tapi anehnya ngungsi kok ga bawa sanak
keluarga dan semuanya cwo usia produktif reproduksi, tiap malem mereka
melakukan ritual melafalkan kalimat ya husein ya husein dan latihan bela diri,
sedihnya lagi mau ngusir mereka tapi terbentur peraturan indonesia sendiri,
memang seperti sudah d atur ya. innalillah. Makanya sekarang para ikhwan kita
juga melakukan serangkaian latihan penguatan fisik, untuk menghadapi
kemungkinan tragedi dengann syiah yang tidak kita inginkan, semoga negara kita
dilindungi ya . tidak terjadi pembantaian oleh syiah seperti yang terjadi d
Suriah, summanaudzubillah
Q : Ustadzah...mhon pncerahan tentang
syiah d iran...utamanya masalah pmboikotan negara tu dari pihak AS terkait
nuklir n gambaran sosok presidenya yang membumi....
A : Menurut saya ini hanya skenario
saja, kenyataannya walau Iran aktif nuklir tapi Amerika tidak bertindak, ga
seperti Amerika memerangi Irak yang katanya punya senjata pemusnah massal,
nuklir lah,dll, yang cuma akal-akalan Amerika saja, jadi terlihat jelas kan
bahwa syiah di Iran sebenarnya kawan Amerika jg. dan presidennya dari
Ahmadinejad samapai ke khomeni itu hanyalah pencitraan saja, sama seperti di
Indonesia yang terjadi saat ini mata kita dibutakan oleh pencitraan oleh
presiden yang tidak mau mengambil gaji tapi aqidahnya jauh menyimpang.
Q : Ustadzah Ira menteri agama kita
kan syiah ya? Duh makin berat ini jalan dakwahnya? Terus posisi kita bagaimana
ya ust? Padahal klo udah dibirokrasi ato pemerintahan akan mudah jalannya untuk
berbuat sesukanya
A : Mentri Agama kita belum pasti
syiah. Beliau kemungkinan didikan aliran islam liberal. Iya betul tantangan
dakwah mungkin semakin berat, berarti kita nya yang harus mengupgrade diri
terus dengan aqidah yang kuat dan sakofah (pengetahuan islam) yang banyak. Untuk
itu makanya kita jangan memisahkan politik dari kehidupan maupun agama, kita
harus terus berjuang di parlemen, jangan sampai seperti Suriah yang parlemennya
d kuasai Syiah, karena orang-orang sholehnya menganggap politik itu kotor atau
haram, Nabi Muhammad saja berpolitik. Politik itu kan artinya siasah (strategi)
dalam memenangkan pertempuran.
Q : Apa itu Islam liberal dan Mengapa
disebut Islam Liberal?
A : “Islam liberal” (JIL) sejatinya pembangkangan
diri dan pemikiran melalui gerakan, yayasan, kantor berita, gerakan politik
terhadap islam ala Nabi Muhammad SAW. Pemikiran Islam (klaim mereka) menekankan
kebebasan pribadi dan pembebasan dari struktur sosial-politik yang menindas.
Tujuan JIL adalah menyebarkan gagasan Islam Liberal seluas-luasnya kepada
masyarakat dengan dukungan Yahudi Internasional yang bercokol kuat di Indonesia
dan dukungan pemerintah AS melalui Asia Foundation yang disokong oleh CIA dan
Imperialisamae Barat dan kini menguasai Universitas Paramadina dan UIN Syarif
hidayatullah Jakarta.
JIL lebih mirip kepanjangan imperalisamae Barat atas dunia Islam yang dicarikan bentuk pembenarannya dari khazanah Islam. Dari segi politis, ada benang merah dengan CIA. JIL yang resamai hadir sekitar Maret 2001— impact penting yang timbul dari lahirnya gudang pemikiran itu adalah lahirnya atmosfir ‘ndableg alias konyol’ yang oleh kebanyakan pengikutnya disebut dengan istilah “kekritisan berfikir”. Mereka begitu semangat ‘mengkritisi’ Al-Qur’an, menolak beberapa nash hadits-hadish shahih, serta menuduh para ulama’ sebagai kelompok konservatif. Dilain pihak, mereka bahkan teramat sibuk bergelut dengan referensi-referensi liberal. Bacaan-bacaan wajib mereka, kini Tahrirul Mar’ah milik Qasim Amin, The Spirit of Islam-nya Amir Ali, serta Al Islam wa Ushul Al Hukmi yang sesungguhnya hanya jiplakan dari tulisan orientalis Inggris Thomas W. Arnold.
Nama-nama semisal, Sayid Ahmad Khand, Arkeun, Ali Abdul Razik, Charles Kuzman, Fatimah Marnissi, Nasir Hamid Abu Zaid dan Fadzlurrahman seolah-olah “kitab suci” baru yang kini melekat di otak mereka. Di saat yang sama, mereka mulai tampak malas menelaah Al-Qur’an, bahkan boleh jadi mules (muak, red) jika mendengar dalil-dalil dari hadits.
Yang jelas, mereka begitu percaya diri dengan identitas itu, dan begitu bangga disebut liberal. Karena dukungan AS, lembaga Islam dikuasai pemikiran liberal, baik Kementerian Agama, Universitas Negeri Islam (UIN), dan sampai tokoh-tokoh politik dan cendekiawan yang dilabelkan pada tokoh Islam Liberal. Nama-namanya si islami, kyk gus dur, tapi pemikirannya bahaya, mereka suka menafsirkan al quran dengann pikiran mereka sendiri, mereka pake dalil hadist palsu, mereka sambung-sambungin ayat-ayat quran sekehendak mereka yang cocok sama keinginan mereka. Kalau kita mengamati dengan seksama tentang agenda-agenda JIL, maka kita akan menemukan korelasi antara imperialisamae barat dan agenda JIL. Luthfi Asy-Syaukanie, salah satu motor JIL pernah menyebut dengan jujur empat agenda utama lahirnya Islam Liberal. Pertama, agenda politik, Kedua, agenda toleransi agama, Ketiga, agenda emansipasi wanita, dan Keempat, agenda kebebasan berekspresi.
JIL lebih mirip kepanjangan imperalisamae Barat atas dunia Islam yang dicarikan bentuk pembenarannya dari khazanah Islam. Dari segi politis, ada benang merah dengan CIA. JIL yang resamai hadir sekitar Maret 2001— impact penting yang timbul dari lahirnya gudang pemikiran itu adalah lahirnya atmosfir ‘ndableg alias konyol’ yang oleh kebanyakan pengikutnya disebut dengan istilah “kekritisan berfikir”. Mereka begitu semangat ‘mengkritisi’ Al-Qur’an, menolak beberapa nash hadits-hadish shahih, serta menuduh para ulama’ sebagai kelompok konservatif. Dilain pihak, mereka bahkan teramat sibuk bergelut dengan referensi-referensi liberal. Bacaan-bacaan wajib mereka, kini Tahrirul Mar’ah milik Qasim Amin, The Spirit of Islam-nya Amir Ali, serta Al Islam wa Ushul Al Hukmi yang sesungguhnya hanya jiplakan dari tulisan orientalis Inggris Thomas W. Arnold.
Nama-nama semisal, Sayid Ahmad Khand, Arkeun, Ali Abdul Razik, Charles Kuzman, Fatimah Marnissi, Nasir Hamid Abu Zaid dan Fadzlurrahman seolah-olah “kitab suci” baru yang kini melekat di otak mereka. Di saat yang sama, mereka mulai tampak malas menelaah Al-Qur’an, bahkan boleh jadi mules (muak, red) jika mendengar dalil-dalil dari hadits.
Yang jelas, mereka begitu percaya diri dengan identitas itu, dan begitu bangga disebut liberal. Karena dukungan AS, lembaga Islam dikuasai pemikiran liberal, baik Kementerian Agama, Universitas Negeri Islam (UIN), dan sampai tokoh-tokoh politik dan cendekiawan yang dilabelkan pada tokoh Islam Liberal. Nama-namanya si islami, kyk gus dur, tapi pemikirannya bahaya, mereka suka menafsirkan al quran dengann pikiran mereka sendiri, mereka pake dalil hadist palsu, mereka sambung-sambungin ayat-ayat quran sekehendak mereka yang cocok sama keinginan mereka. Kalau kita mengamati dengan seksama tentang agenda-agenda JIL, maka kita akan menemukan korelasi antara imperialisamae barat dan agenda JIL. Luthfi Asy-Syaukanie, salah satu motor JIL pernah menyebut dengan jujur empat agenda utama lahirnya Islam Liberal. Pertama, agenda politik, Kedua, agenda toleransi agama, Ketiga, agenda emansipasi wanita, dan Keempat, agenda kebebasan berekspresi.
Dalam agenda politik, misalnya, kaum
muslimin “diarahkan” oleh JIL untuk mempercayai sekularisamae, dan menolak
sistem pemerintahan Islam (Khilafah). Dalam agenda plurarisamae, kelompok ini
menyeru bahwa semua agama adalah benar, tidak boleh ada truth claim. Agenda
emansipasi wanita, seperti menyamaratakan secara absolut peran atau hak pria
dan wanita tanpa kecuali, dan agenda kebebasan berekspresi, seperti hak untuk
tidak beragama, tak jauh bedanya dengan agenda politik di atas. Semua ide-ide
ini pada ujung-ujungnya, pada muaranya, kembali kepada ideologi dan kepentingan
imperialis.
Adian Husaini dan Nuim Hidayat
menandaskan, Karena itu, sulit sekali-untuk untuk tidak mengatakan --minimal
mustahil-- mencari akar pemikiran-pemikiran tersebut dari Islam itu sendiri
secara murni, kecuali setelah melalui pemerkosaan teks-teks Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Misalnya teologi pluralisamae yang menganggap semua agama benar, sebenarnya
berasal dari hasil Konsili Vatikan II 1963-1965) yang merevisi prinsip extra
ecclesium nulla salus (di luar Katolik tak ada keselamatan) menjadi teologi
inklusif-pluralis, yang menyatakan keselamatan dimungkinkan ada di luar
Katolik. (Islam Liberal: "Sejarah, Konsepsi dan Penyimpangannya",
Adian Husaini dan Nuim Hidayat).
Q : Isis itu berlawanan dengann
syiah?
A : Jadi begini ISIS jg bentukan
yahudi untuk membenarkan fitnah mereka bahwa muslim adalah teroris, sedangkan
syiah di bentuk oleh yahudi untuk menghancurkan / mengacaukan Islam dari dalam
Sepertinya sudah tidak ada yang
bertanya ya baiklah kita tutup kajian dengan istighfar, hamdalah dan doa
kafaratul majelis dipimpin oleh adminnya.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan
memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaykum warahmatullah
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment