Home » , , » KEWAJIBAN KITA KEPADA RASULULLAH

KEWAJIBAN KITA KEPADA RASULULLAH

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Tuesday, January 13, 2015



Kajian Hamba اَللّه Ta'ala 
Tanggal: 13 Januari 2015
Narasumber: Ustadz Kaspin
Tema: Kewajiban kepada Rasulullah
Editor: Wanda Vexia
Admin M106 Nanda: Wanda Vexia & Nadiya Nawaf
Notulen: Meydilah Cahyawati

Berikut ini beberapa kewajiban kita kepada R
asulullah saw.
Tempat yang tertinggi 
"(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka"  [QS. Al-A'raf:157]
Maka orang-orang yang beriman kepadanya pasti akan memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Ada 4 kewajiban kita kepada Rasulullah saw. Terkait juga dengan syahadat yang kita ucapkan, bahwa kita bersaksi bahwa Muhammad saw adalah utusan Allah swt.
Dan memang kita mengetahui bahwa secara fitrah kita ini manusia yang punya fitrah untuk mengabdi, menghamba dan menyembah.
Namun tentunya tanpa hidayah rasul ini, kita tidak akan kenal dengan Allah swt. Rasul lah yang mengenalkan kepada manusia bahwa Tuhan itu namanya Allah, dan memiliki 99 nama-nama yang baik. Yang nama-Nya itu juga mencerminkan sifat-Nya.
Rasul juga yang membimbing dan mendidik manusia bagaimana seharusnya menyembah Allah swt sesuai dengan yang Allah Kehendaki.
Oleh karena itu wajib bagi kita untuk:
1. Mengimaninya
Beriman kepada Rasulullah saw, karena memang hari ini Rasulullah saw tidak bersama dengan kita. Tapi inilah keimanan yang besar. Yaitu bahwa walaupun kita tidak pernah bertemu dengan rasul, namun k
ita tetap beriman. Keimanan kepada rasul adalah perkara yang ghoib.
Tempat yang tertinggi
"Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk" [QS. Al-'Araf:158]
"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan semua rukun iman yg enam itu adalah perkara ghoib bagi kita hari ini....karena itu beruntunglah kita karena kita mengimaninya" [QS. Al-Baqarah:3]
"Rasulullah merindui umat akhir zaman" .....****
Suasana di majelis pertemuan itu hening sejenak. Semua yang hadir diam membatu. Mereka seperti sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi Saidina Abu Bakar. Itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihi melafazkan pengakuan demikian.
Seulas senyuman yang sedia terukir dibibirnya pun terungkai. Wajahnya yang tenang berubah warna. "Apakah maksudmu berkata demikian wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu? " Saidina Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mula menyerabut fikiran.
"Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku (ikhwan)," suara Rasulullah bernada rendah.
"Kami juga ikhwanmu, wahai Rasulullah," kata seorang sahabat yang lain pula. Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum. Kemudian baginda bersuara:
"Saudaraku ialah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman padaku sebagai Rasul Allah dan mereka sangat mencintaiku. Malahan kecintaan mereka kepadaku melebihi cinta mereka kepada anak-anak dan orang tua mereka." [HR. Muslim]
Pada ketika yang lain pula, Rasulullah menceritakan tentang keimanan ‘ikhwan’ baginda: "Siapakah yang paling ajaib imannya?" tanya Rasulullah.
"Malaikat," jawab sahabat.
"Bagaimana para malaikat tidak beriman kepada Allah, sedangkan mereka sentiasa hampir dengan Allah," jelas Rasulullah. Para sahabat terdiam seketika.

Kemudian mereka berkata lagi, "Para nabi."
"Bagaimana para nabi tidak beriman, sedangkan wahyu diturunkan kepada mereka."

"Mungkin kami," celah seorang sahabat.
"Bagaimana kalian tidak beriman, sedangkan aku berada ditengah-tengah kamu," pintas Rasulullah menyangkal hujah sahabatnya itu.
"Kalau begitu, hanya Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih mengetahui," jawab seorang sahabat lagi, mengakui kelemahan mereka.
"Kalau kamu ingin tahu siapa mereka? Mereka ialah umatku yang hidup selepasku. Mereka membaca Al Quran dan beriman dengan semua isinya."
"Berbahagialah orang yang dapat berjumpa dan beriman denganku. Dan tujuh kali lebih berbahagia orang yang beriman denganku tetapi tidak pernah berjumpa denganku," jelas Rasulullah.
"Aku sungguh rindu hendak bertemu dengan mereka," ucap Rasulullah lagi setelah seketika membisu. Ada berbaur kesayuan pada ucapannya itu. Maka berbahagialah kita dg keimanan ini.

2. Memuliakannya.
Bagaimana kita memuliakan orang yang tidak bersama dengan kita? Dan kenapa Al-Qur'an menyuruh kita demikian?
Karena sampai hari ini pun ada manusia manusia yang sama juga tidak pernah bertemu Rasulullah saw yang mulia itu menghinakan Rasulullah saw....
Mereka seperti punya tugas suci meneruskan menghina Nabi. Katanya Beliau itu tidak waras, berpenyakit, tukang sihir dan sebagainnya yang juga kata-kata dan kalimat itu pernah dilontarkan oleh para pemuja berhala sebelumnya.

Mulai dari karikatur film dan usaha usaha penistaan lainnya.
Sebagai orang yang beriman tentunya kita harus memuliakannya.

Para orientalis kafir mengatakan: "Apakah tidak gila, ada seorang manusia yang bisa berkata dengan 3 jenis perkataan? Kadang ia mengatakan ini adalah Al-Qur'an, kadang ia mengatakan ini adalah firman Tuhan tapi bukan Qur'an (hadits qudsi) dan ini adalah hadits..."
Mereka tidak menyadari bahwa justru itulah kemuliaannya. Dan mereka sendiri mengakuinya. Adakah manusia zaman ini yang bisa berkata seperti demikian?
Al-Qur'an dengan tata bahasa yang sastra yang tinggi dan mulia. Redaksi hadits qudsi yang juga berbeda.
Dan perkataan hadits juga dengan narasi dan sastra yang berbeda. Adakah yang bisa melebihi Al-Qur'an? Tidak ada. Sampai kapanpun takkan ada.
Memuliakan rasulullah juga dengan seringnya kita bersholawat untuk Nabi. Punya cita-cita untuk berziarah ke Mekah dan Madinah. Napak tilas perjuangan Rasulullah saw dengan haji atau umroh.
Namun sebelumnya cobalah baca sirah nabawiyah (sejarah nabi)
3. Menolongnya.
Dikisahkan bahwa dalam perang Uhud, setelah pasukan pemanah turun bukit, pasukan kurais yang dipimpin Kholid bin Walid menyerang dari belakang bukit dan membunuh pasukan pemanah yang tersisa yang tidak ikut turun. Mereka punya posisi strategis dengan menyiapkan pasukan pemanah juga dari atas.
Sementara kecamuk perang dibawah terjadi, pasukan Rasulullah terdesak mundur dan Rasulullah saw salah satu kakinya yang mulia terperosok kedalam lubang ditanah sehingga beliau sulit untuk beranjak.
Melihat posisi seperti itu, kontan saja pasukan panah qurais mengarahkan busur busur mereka kepada Rasulullah saw... Beberapa detik kemudian anak-anak panah berhamburan keluar dari busurnya dengan tujuan yang sama yaitu membunuh tubuh Nabi yang mulia. Layaknya hujan anak-anak panah itu begitu rapat dan cepat memburu....
Melihat kejadian ini salah seorang sahabat yang mulia Abu Umamah, langsung melompat kehadapan Nabi saw dan menutupi tubuh Nabi yang mulia dengan tubuhnya.

Kontan saja seluruh anak panah itu secara serentak menghunjam kedalam tubuh Abu Umamah. Sehingga beliau syahid seketika sementara Rasullah saw selamat. Semua demi keimanan, kecintaan, dan pembelaan sahabat yang mulia kepada Nabi saw...
Lalu dizaman ini bagaimana sikap kita kepada orang orang yang menghina nabi dengan kartun? dengan film? dengan membakar Al-Qur'an? dengan melecehkan syariat Allah?

Sementara kita ini memang bukan sahabat Nabi, tapi kita adalah ikhwan (saudara) Nabi.
Kita beriman, memuliakan dan menolongnya di akhir zaman ini dengan kemampuan kita meminimalisir kejahatan kemaksiatan dan kemungkaran juga penistaan terhadap baginda yang mulia. Kalau kita belum mampu meneruskan perjuangan Nabi maka kita bantu dan bersama dengan orang orang yang meneruskan perjuangan Nabi.
4. Mengikuti Cahaya (alquran)
Ini juga kewajiban kita. Beriman dan mengikuti Al-Qur'an sebagai bentuk dari keimanan kita. Bahwa, manusia ini yang diciptakan Allah dan Allah juga yang memberikan bagaimana menjalani kehidupannya dengan buku panduan yang diberikan melalui Rasul.
Ibarat nya kita beli mobil merk Honda. Maka pabrikan Honda akan mengeluarkan buku panduan bagaimana itu menjalankan mobil dan perawatannya.
Kemudian buku panduan itu kita buang kita ganti dengan merk BMW karena lebih keren misalnya. yaaa...tidak akan cocok. Ngawur toh?
Hanya Allah yang mengetahui seluk beluknya manusia. maka sudah pasti Allah yang Maha Tahu segalanya tentang manusia. Dan manusia tinggal nurut saja sesuai yang tertera dalam Al-Qur'an pedoman hidup.
Maka sudah barang tentu kita jadi manusia yang beruntung.
Demikian. Sekian

Rekapan Tanya - Jawab M106 Nanda Hamba Alloh
1). Bnyak gnerasi muda skarang yg lbih mmilih figur2 lain sbg idola mrka kan ustdz Hmm bgaimana cara mnumbuhkan cinta kpd Rasul yg mulia, serta mnjga cinta n dan rindu kpd beliau hingga akhirnya dprtmukan nanti,, Syukron ustdz
Jawab : Mbak Afri yg baik...caranya dengan membaca sirah nabawiyah...sejarah nabi...karena itu sekarang zaman internet...perbanyaklah share sesuatu mengenai kemuliaan nabi kita...biar terbaca.
Rekapan Pertanyaan
2). Ustadz, bgmn jika kita mengidolakan mnusia yg smart, baik dlm carrier, and she also beauty. Cz aq fans banget ama maudy ayunda
Jawab : Wanda yg baik...sebagai motivasi gapapa insyaAllah...tapi memang tidak ada manusia yg sempurna jika masih hidup...karena hidup adalah proses...jika menyimpang atau jelek jangan ditiru atau kecewa...idola utama kita adalah Rosulullah saw.
3). ustadz, kan skrg banyak lagu2 yg katanya islami menyebut2 nama Allah, surga, dll tp penyanyinya aja gk pk jilbab malah berbusana terbuka nah kadang krn konten lagunya bagus kita jadi suka bgt sama vokalisnya, itu hukumnya gmn ustadz?
Jawab: Fu ila yg baik...ya...suka boleh saja...kita harus memilah kalau begitu...ga pake jilbab jangan ditiru....harus dipilah.

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!