Home » , , » AL WALA WAL BARO' (LOYALITAS DAN ANTI LOYALITAS)

AL WALA WAL BARO' (LOYALITAS DAN ANTI LOYALITAS)

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Monday, November 9, 2015

Kajian Online WA  Hamba الله SWT

Selasa, 3 Oktober 2015
Narasumber : Ustadzah Gita
Rekapan Grup Nanda M104
Tema : Syakhsiyah Islamiyah
Editor : Rini Ismayanti


AL WALA WAL BARO' (LOYALITAS DAN ANTI LOYALITAS)

Alaykumussalam warohmatullah wabarokatuh
Ahlan biikunna sholihah..
Kepada siapa kita mesti loyal dan kepada siapa kita harus tidak meloyalkan diri?

Kalimat laa ilaha illa Allah terdiri dari 3 jenis huruf (alif, lam dan ha) serta 4 kata (Laa, ilaha, illa, Allah) tetapi mengandung pengertian yang mencakup seluruh ajaran Islam.  Keberadaan kata ini adalah Wala terhadap Allah dan Bara terhadap selain Allah.  Bagi muslim sikap ini merupakan sikap hidup yang inti dan warisan para nabi.  Penyimpangan dari sikap ini tergolong dosa besar yang tidak diampuni (syirik).  Dengan sikap Wala dan Bara seorang mu’min akan selalu mengarahkan dirinya kepada Allah di setiap perbuatannya.  Untuk memahami wala dan bara ini kita perlu mengkaji unsur-unsur kalimatnya, seperti laa, ilaha, illa dan sebagainya.  Kalimah Muhammad Rasulullah merupakan bahagian kedua dari syahadatain.  Didalamnya terkandung suatu pengakuan tentang kerasulan Muhammad SAW.  Artinya di dalam rangka mengamalkan Wala dan Bara yang terkandung di dalam Laa ilaha illa Allah maka mesti mengikuti petunjuk dan jejak langkah Muhammad SAW.  Beliau mendapatkan pengesahan Ilahi untuk menunjukkan kebenaran dan melaksanakannya.  Maka beliau merupakan teladan pelaksanaan Wala dan Bara.

Laa Ilaha Illa Allah
1. Laa  (tidak ada – penolakan)
Kata penolakan yang mengandung pengertian menolak semua unsur yang ada di belakang kata tersebut.
2. Ilaha  (sembahan – yang ditolak)
Sembahan iaitu kata yang ditolak oleh laa tadi, iaitu segala bentuk sembahan yang bathil (lihat A3).  Dua kata ini mengandung pengertian bara (berlepas diri).
3. Illa  (kecuali - peneguhan)
Kata pengecualian yang berarti meneguhkan dan menguatkan kata di belakangnya sebagai satu-satunya yang tidak ditolak. Allah (yang diteguhkan atau yang dikecualikan). Kata yang dikecualikan oleh illa.  Lafzul jalalah (Allah) sebagai yang dikecualikan.
Dalil :
Q.16:36, inti dakwah para Nabi adalah mengingkari sembahan selain Allah dan hanya menerima Allah sahaja sebagai satu-satunya sembahan.
Q.4:48, 4:116, bahaya menyimpang dari Tauhid.  Syirik merupakan dosa yang tidak diampuni.
Q.47:19, dosa-dosa manusia diakibatkan kelalaian memahami makna tauhid.
Q.7:59,65,73, beberapa contoh dakwah para nabi yang memerintahkan pengabdian kepada Allah dan menolak ilah-ilah yang lain.
Hadits.  Ikatan yang paling kuat dari pada iman adalah mencintai karena Allah dan membenci karena Allah.
Hadits.  Barang-siapa yang mencintai karena Allah,membenci karena Allah, memberi karena Allah dan melarang karena Allah, maka ia telah mencapai kesempurnaan Iman.

Bara  (pembebasan).
Merupakan hasil kalimat Laa ilaha illa yang artinya membebaskan diri daripada segala bentuk sembahan.  Pembebasan ini berarti : mengingkari, memisahkan diri, membenci, memusuhi dan memerangi.  Keempat perkara ini ditunjukkan pada segala ilah selain Allah samada berupa sistem, konsep maupun pelaksana.
Dalil :
Q.60:4, contoh sikap bara yang diperlihatkan Nabi Ibrahim AS dan pengikutnya terhadap kaumnya.  Mengandung unsur mengingkari, memisahkan diri, membenci dan memusuhi.
Q.9:1, sikap bara berarti melepaskan diri seperti yang dilakukan oleh Rasul terhadap orang-orang kafir dan musyrik.
Q.47:7, sikap bara adalah membenci kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan.
Q.58:22, sikap bara dapat diartikan juga memerangi dan memusuhi meskipun terhadap familinya.  Contohnya Abu Ubaidah membunuh ayahnya, Umar bin Khattab membunuh bapa saudaranya, sedangkan Abu Bakar hampir membunuh putranya yang masih musyrik.  Semua ini berlangsung di medan perang.
Q.26:77, Nabi Ibrahim menyatakan permusuhan terhadap berhala-berhala sembahan kaumnya.
Hadam  (penghancuran).
Sikap bara dengan segala akibatnya melahirkan upaya menghancurkan segala bentuk pengabdian terhadap tandingan-tandingan maupun sekutu-sekutu selain Allah, apakah terhadap diri, keluarga maupun masyarakat.
Dalil :
Q.21:57-58, Nabi Ibrahim berupaya menghancurkan berhala-berhala yang membodohi masyarakatnya pada masa itu.  Cara ini sesuai pada masa itu tetapi pada masa Rasulullah, Rasul SAW menghancurkan akidah berhala dan fikrah yang menyimpang terlebih dahulu.  Setelah fathu Mekkah, kemudian 360 berhala di sekitar Ka’bah dihancurkan oleh Rasul.

Al Wala  (loyaliti).
Kalimat Illa Allah berarti pengukuhan terhadap wilayatulLlah (kepemimpinan Allah).  Artinya : selalu mentaati, selalu mendekatkan diri, mencintai sepenuh hati, dan membela, mendukung dan menolong.  Semua ini ditujukan kepada Allah dan segala yang diizinkan Allah seperti Rasul dan orang yang beriman.
Dalil :
Q.5:7, 2:285, Iman terhadap kalimat suci ini berarti bersedia mendengar dan taat.
Q.10:61,62, jaminan Allah terhadap yang menjadi wali (kekasih) Allah karena selalu dekat kepada Nya.
Q.2:165, wala kepada Allah menjadikan Allah sangat dicintai, lihat 9:24.
Q.61:14, sebagai bukti dari wala adalah selalu siap mendukung atau menolong dien Allah.

Al Bina  (membangun).
Sikap wala beserta segala akibatnya merupakan sikap mukmin membangun hubungan yang kuat dengan Allah, Rasul dan orang-orang mukmin.  Juga berarti membangun sistem dan aktiviti Islam yang menyeluruh pada diri, keluarga, maupun masyarakat.
Dalil :
Q.22:41, ciri mukmin adalah senantiasa menegakkan agama Allah.
Q.24:55, posisi kekhilafahan Allah peruntukkan bagi manusia yang membangun dienullah.
Q.22:78, jihad di jalan Allah dengan sebenarnya jihad adalah upaya yang tepat membangun dienullah.

Ikhlas.
Keikhlasan iaitu pengabdian yang murni hanya dapat dicapai dengan sikap bara terhadap selain Allah dan memberikan wala sepenuhnya kepada Allah.
Dalil :
Q.98:5, mukmin diperintah berlaku ikhlas dalam melakukan ibadah.
Q.39:11,14, sikap ikhlas adalah inti ajaran Islam dan pengertian dari Laa ilaha illa Allah.
Muhammad Rasulullah.

Konsep Wala dan Bara ditentukan dalam bentuk :
Allah sebagai sumber.
Allah sebagai sumber wala, dimana loyaliti mutlak hanya milik Allah dan loyaliti lainnya mesti dengan izin Allah.
Rasul sebagai cara (kayfiyat).
Pelaksanaan Wala terhadap Allah dan Bara kepada selain Allah mengikuti cara Rasul.

Mukmin sebagai pelaksana.
Pelaksana Wala dan Bara adalah orang mukmin yang telah diperintahkan Allah dan dicontohkan Rasulullah.
Dalam pelasaksanaan Bara, Rasulullah memisahkan manusia atas muslim dan kafir.  Hizbullah dengan Hizbus Syaithan.  Orang-orang mukmin adalah mereka yang mengimani Laa ilaha illa Allah dan Muhammad Rasulullah sedangkan orang kafir adalah mereka yang mengingkari salah satu dari dua kalimah syahadat atau kedua-duanya.
Orang-orang beriman wajib mengajak orang kafir kepada jalan Islam dengan dakwah secara hikmah dan pengajaran yang baik.  Apabila mereka menolak, kemudian menghalangi jalan dakwah maka mereka boleh diperangi sampai mereka mengakui ketinggian kalimah Allah.
Hubungan kekeluargaan seperti ayah, ibu, anak tetap diakui selama bukan dalam kemusyrikan atau maksiat terhadap Allah.
Dengan demikian pelaksanaan Wala dan Bara telah ditentukan caranya.  Kita hanya mengikut apa yang telah dicontohkan Rasulullah SAW.
Dalil :
Q.5:55-56, Allah, Rasul dan orang-orang mukmin adalah wali orang yang beriman.
Q.4:59, ketaatan diberikan hanya kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri dari kalangan mukmin.
Q.5:56, orang-orang yang memberikan wala kepada Allah, Rasul dan orang-orang mukmin adalah Hizbullah (golongan Allah), lihat pula 58:22.  Selain golongan ini adalah Hizbus Syaithan.
Q.60:7-9, kebolehan bergaul dengan orang kafir dengan batas-batas tertentu.  Asbabun Nuzul ayat ini berkaitan dengan Asma binti Abu Bakar yang tidak mengizinkan ibunya masuk rumahnya sebelum mendapat izin dari Rasulullah, lihat pula 31:15.


Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Moga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Aamiin....

Segala yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul majelis:

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

​السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!