Home » , , » PELAJARAN DARI PERISTIWA WAFATNYA ABU THALIB

PELAJARAN DARI PERISTIWA WAFATNYA ABU THALIB

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Thursday, November 5, 2015

Peristiwa kematian Abu Thalib, diriwayatkan oleh banyak perawi, yang paling utama adalah riwayat Bukhari dan Muslim. Diriwayatkan bahwa saat Abu Thalib menjelang sekarat, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mendatanginya. Ketika itu di sisinya sudah ada Abu Jahal serta Abdullah bin Abi Umayyah bin Al-Mughirah. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada pamannya,

« يَا عَمِّ قُلْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ. كَلِمَةً أَشْهَدُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ »

"Wahai paman, katakan Laa ilaaha Illallah, kalimat yang dengan itu aku dapat membelamu di sisi Allah."

Lalu berkatalah Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayah,

يَا أَبَا طَالِبٍ أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ.

"Wahai Abu Thalib, apakah kamu akan membenci agama Abdul-Muthalib."

Rasulullah saw terus menawarkan  perkataan tersebut kepadanya, diapun (Abu Jahal) mengulang-ulang ucapannya, hingga akhirnya Abu Thalib menyampaikan perkataan terakhirnya kepada mereka bahwa dia berada dalam agama Abdul-Muthalib dan menolak untuk mengucapkan Laa ilaaha Illallah.

Maka Rasulullah saw bersabda,
"Demi Allah, sungguh aku akan memohonkan ampunan untukmu selama aku tidak dilarang tentang hal itu kepadamu." 
Maka Allah Azza wa Jalla menurunkan (wahyu),

مَا كَانَ لِلنَّبِىِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِى قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ . وَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى فِى أَبِى طَالِبٍ فَقَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

"Tidaklah sepatutnya bagi nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam." (QS. At-Taubah: 113)

Kemudian Allah menurunkan wahyunya terkait dengan Abu Thalib. Dia berfirman kepada Rasulullah saw,

(إِنَّكَ لاَ تَهْدِى مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِى مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ ).

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (QS. Al-Qashash: 56)

Pelajaran:

• Hadits ini secara jelas menunjukkan bahwa Abu Thalib, paman Rasulullah saw yang berjasa merawat dan melindungi beliau, meninggal dalam keadaan tidak beriman. Berbeda dengan pandangan yang menolak kenyataan ini.

• Kesungguhan Rasulullah saw agar seseorang mati membawa iman. Hadits ini juga memberikan isyarat bahwa apabila seseorang di akhir kehidupannya menyatakan keimanannya, maka hal tersebut akan menyebabkan keselamatan baginya apapun yang dia lakukan sebelumnya.

• Peran pendamping yang buruk, akan sangat berpengaruh pada keyakinan seseorang. Dari sini juga dapat disimpulkan bahwa sebaiknya orang yang akan menghadapi kematian didampingi dan dituntun (talqin) agar di akhir kehidupannya dia tetap menyatakan keimanannya serta tidak tergoda oleh berbagai bisikan yang hendak mengalihkan keimanannya.

• Hadits ini adalah latihan bagi kita untuk membedakan antara masalah emosional dengan prinsip akidah. Jika mengikuti emosi, tentu kita akan bertanya, mengapa orang sebaik Abu Thalib tidak beriman. Tapi dari segi akidah, kita harus yakini, sebaik apapun seseorang, tanpa keimanan, dia tidak akan bernilai apa-apa di sisi Allah.

• Bahaya teman yang buruk dan taklid kepada ajaran nenek moyang tanpa filter. Dari hubungan sebab akibat, perkara yang menyulitkan Abu Thalib beriman adalah sudah kadung bertaklid kepada budaya nenek moyang, juga karena, minimal, saat itu beliau dipengaruhi orang-orang yang akidahnya rusak.
Wallahu a'lam

DISKUSI

1. Budaya nenek moyang ya pak. Nah ini yang tahlilal dll juga berprinsip, dari dulu juga sudah dicontohkan para ulama seperti itu. Juga maulid dlsb, jadi ...bisa dimaklumi ya ustad?
Jawab
Bunda kurang lebih seperti itu, hanya saja butuh pendekatan sanagt persuasif untuk kasus-kasus yang ibu contohkan jangan serta merta disamakan seperti sikap bangsa Arab jahiliah terhadap keyakinan nenek moyang mereka

2. Kalau nanti paman Rasul di akhirat tetep di neraka? pernah baca,  siksanya paling ringan,  begitukah?
Jawab
أهْوَنُ أهلِ النَّار عَذاباً أبُو طالِب وهوَ مُنْتَعِلٌ بنَعْلَيْنِ مِنْ نارٍ يَغْلِي مِنْهُما دِماغُهُ

"Penghuni neraka yang paling ringan azabnya adalah Abu Thalib. Dia memakai kedua sendalnya dari api, dari keduanya otaknya mendidih..." (HR. Muslim)

3. Ustadz belakangan di bahas kebiasaan doa setelah sholat (saya belum baca juga siii) dan kemarin ustadz di rumah sedikit bahas, mengatakan jangan abis sholat lalu bangun pergi dan mengelus jenggotnya aja... mohon penjelasan ustadz
Jawab
Doa setelah shalat disyariatkan, hanya saja sebaiknya didahului zikir, sebab itu asalnya.

فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. (Annisa: 103)

4. Ustadz.... Bagaimana kalau orang yang sakaratul dalam kesendirian tak ada yang mentalqinkan atau yang sakaratul sudah tak bisa diajak mengikuti kata-kata lagi
Jawab
Kalau orang sakratul maut sendirian, jika dia selama ini menjaga tauhidnya, insya Alla dirinya akan membacanya. Mentalqin orang yang sakratul maut tidak harus dibaca terus menerus jika dilihat orang itu sudah baca la ilaaha illaaha illallah, lalu dia diam, biarkan saja dambil kita doakan jika dia bicara omongan lain, boleh dibimbing lagi agar akhir ucapannya laa ilaaha illallah

5. Pernah baca ustad yang piara burung beo, sehari-hari beonya dzikir terus, pas mati ga ada terucap dzikir sama sekali. Ustadz itu gimana, mungkin ga yang sehari-hari dzikir terus, pas mau wafatnya lupa? Biar ga lupa gimana?
Jawa
In sya Allah tidak lupa orang yang terus menjaga Iman takwanya saat hadapi sakratulmaut

6. Ustadz bagaimana dengan orang yang meninggal bukan karena sakit tapi dtabrak mobil, lagi mungut paku dpinggir jalan & belum sempet ngucapin laa ilaaha illallah.. apakah akan ke neraka kah stadz?
Jawab
Mengucapkan laa ilaaha illallah di akhir hayatnya hanya salah satu indikator Husnul Khotimah. Tidak berarti kalau tidak mengucapkan lalu dibilang tidak beriman atau masuk neraka. Yang penting selalu ada Iman Islam di hati dan hidupnya selamat ini mengamalkan Islam

7. Pak ustadz, apakah kita bisa 'nilai' dia masuk husnul/suul dari cara wafatnya?
Jawab
Bisa iya bisa tidak..... Secara Umum husnuzan dikedepankan dalam hal ini.....

Doa penutup majelis :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ ٭

Artinya:
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamualaikum wr.wb

--------------------------------------------------
Hari / Tanggal : Kamis, 05 November 2015
Narasumber : Ustadz Abdullah Haidir Lc
Tema : Kajian Islam
Notulen : Ana Trienta

Kajian Online Telegram Hamba اَﻟﻠﱣﻪ Ta'ala

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!