Assalamualaikum, kita mulai diskusi hari ini ya. Biar seru kita bahas topik seputar pernikahan dan buah hati, khususnya penurunan sifat dan karakter orangtua kepada anaknya
Setidaknya ada 3 jalan pewarisan sifat tersebut:
1. Jalur DNA
2. Jalur transfer ide
3. Jalur epigenetik
Jalur pertama, tentu tak banyak diskusi didalamnya, hampir semua menerima secara genetik, dengan peluang 50:50 antar kedua orangtuanya, anak akan menerima pewarisan keturunan berpola itu. Cara jalannya, cara pikirnya, terbuka tertutup dirinya, dsb
Jalur kedua, transfer ide, adalah pola asuh. Ide dalam pola asuh ini akan ditransfer melalui bahasa, simbol, dan pemahaman. Sayangnya, sisi ini sering di delegasi kan ke pihak lain. Ke pengasuh, guru, dsb. Ada kisah anak seorang kawan punya kebiasaan memukul dan menggigit, orangtuanya bingung, dapat darimana ini. Setelah konsultasi dengan konselor, didapati kemungkinan itu terjadi akibat pola asuh pihak ketiga. Apa daya, kedua orangtua itu mengaku sibuk, konsekuensinya begini.
Pola asuh yang tepat dalam konteks transfer ide ini juga akan banyak berguna ke depan. Semisal saat terjadi konflik atau bencana, menurut Abigail Gewirtz dari university of minnesota, salah satu metode kuat untuk pemulihan anak pasca trauma adalah pola asuh yang kuat. Para relawan tangguh di sekeliling kita, boleh jadi memiliki orangtua dengan pola asuh yang istimewa jika ditelusur ke belakang.
Jalur ketiga adalah jalur unik. Epigenetik memiliki makna epi (di atas) dan genetik. Jadi di atas gen. Ibarat komputer, gen/DNA adalah hardware, tak bisa dirubah, Epigenetik adalah software, semacam sistem operasi, bisa diganti.
Lini ini unik, awal dimunculkan sebagai upaya menjawab tanya, kenapa ada kembar identik, satu bisa menderita sebuah penyakit keturunan tertentu, sedangkan kembarannya tidak. Itulah Epigenetik. Epigenetik ini bercorak semi turunan, bisa dirubah, tapi perlu waktu. Contohnya adalah merokok.
Jangan heran anak perokok lebih lihai dan lebih mudah dibujuk untuk merokok dibanding anak biasa. Meski orangtuanya telah sembunyi-sembunyi dalam merokok, meski telah meninggalkan kebiasaan itu bahkan, tetap ada potensi.
Hal ini karena segala sesuatu yang masuk epigenetik bisa bertahan 2 generasi. Perlu efforts keras untuk membuangnya hingga generasi kita bersih dari hal2 yang berpotensi masuk Epigenetik.
Inilah ketiga jalur pewarisan, mari kita nilai diri kita dan anak2 kita. Jika menjumpai sesuatu yang tidak kita sukai, jangan2 itu ada dalam diri kita atau pasangan kita. Bersabarlah dalam mengupayakan kebaikan. Lakukan sungguh2, agar langkah cucu dan turunan kita lebih baik lagi.
Bagi yang belum menikah, inilah kesempatan baik menilai calon pasangan, seperti apa karakter keluarganya, seperti apa caranya menghadapi masalah terkait pola asuh, hingga seperti apa kebiasaan baru yang berpotensi jadi epigenetik.
Tak berlebihan jika seorang pakar bernama WR Inge menyampaikan:
"the best time to influence the character of a child is 100 years before they are born"
Ya, 100 tahun sebelumnya dalam konteks di atas
Ini dulu yang bisa saya sampaikan. Silakan jika ada diskusi
DIKUSI
1. Dok. Mau tanya,, jika anak ada sifat buruk yang spt ayah nya, walaupun ga pernah diasuh ayah nya. Itu gimana cara mengatasinya?
Jawab
Coba telusuri sampai ke kakek. Jika ada hingga ke atas, kemungkinan itu gen. Caranya terus didik agar ia tertutupi hal positif, istilahnya kita beri epigenetik positif. Hanya jika itu gen, agak berat, usahanya lebih keras. Kalo tidak ditemui di jalur kakek ke atas, kemungkinan epigenetik yang baru ada di ayahnya saja. Polanya sama, perbaiki, terus beri nilai positif, insyaallah perubahannya lebih cepat dan lebih baik daripada jika itu gen. Bahkan dengan izinNya kita bisa cegah itu menurun ke keturunan berikutnya
2. Assallamuallaikum pak, saya mau tanya anak saya laki 10th sangat lembek, cengeng dan penakut.
Jawab
Apa ada hubungannya karena tidak ada sosok ayah nya ya?
>Iya dok, itu rada sulit merubah keburukan, usaha dan doa ya dok harusnya?
Jawa
apa memang ayahnya tugas jauh ya bu? Tidak membersamai anaknya? Kemungkinan iya bu. Figur ayah sejatinya bisa ditutupi oleh sosok laki-laki dewasa pengayom di sekelilingnya. Kakek, paman, kakak, bahkan guru atau kawan yang lebih dewasa. Alternatif lain, pola asuh seperti ibunda Hajar. Beliau dan nabi ismail ditinggal nabi ibrahim dalam jangka waktu tak sebentar, jarang pula bertemu. Hanya alternatif ini memang tak bisa dikatakan mudah.
3. Cara ibunda hajar mendidik gimana dok?
Jawab
Kita bisa menebak dan menilai dari hasil didikan beliau, nabi ismail as. Bagaimana anak yang tahunan tak berjumpa bisa sedemikian halus menyapa sapaan ayahnya, bagaimana ibunda Hajar juga bisa demikian ridho kala ditinggal di padang tandus. Jadi ibunda Hajar kemungkinan sangat positif ketika menceritakan suaminya. Dibandingkan dengan masa kini, semisal jengkel dengan suami, jangan sampai menyampaikan negatif. Jika LDR, sering ceritakan sisi positif suami, macam cerita kepahlawanan. Buat anak kagum, syukur2 ayahnya bisa dijadikan panutan nyata dan tak segan dibanggakan di depan kawan2nya
4. Bagaimana dengan anak yang cenderung anti sosial? apakah itu dari genetik? lebih suka sama kegiatan yang tidak melibatkan orang lain. Bagaimana meminimalis sifat seperti itu?
Jawab
Jika terminologi anti sosial itu bermakna introvert, tertutup, sayangnya saya memiliki kecenderungan itu. Sisi introvert dan ekstrovert itu memiliki kelebihan kekurangan masing-masing, ada baiknya di maksimalkan saja begitu mengenali potensinya.
5. Seberapa besar pola asuh positif dapat mempengaruhi keturunan gen negatif. Apa sudah ada penelitian berapa lama bisa pola asuh positif merubah gen negatif?
Jawab
Gen menurut teori hanya dapat di ubah secara total dengan evolusi, artinya jangan fokus merubahnya, fokus menutupi saja dengan Epigenetik, itu pun jika diperlukan. Pola asuh dalam hal ini berdiri sendiri
Doa penutup majelis :
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ ٭
Artinya:
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamualaikum wr.wb
--------------------------------------------------
Hari / Tanggal : Sabtu, 07 November 2015
Narasumber : dr. Egha Ramadhani
Tema : Kesehatan
Notulen : Ana Trienta
Narasumber : dr. Egha Ramadhani
Tema : Kesehatan
Notulen : Ana Trienta
Kajian Online Telegram Hamba اَﻟﻠﱣﻪ Ta'ala
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment