Kajian Online WA Hamba الله
SWT
Selasa, 17 November 2015
Narasumber : Ustadzah
Gita
Rekapan Grup Nanda M104 (Rini)
Tema : Syakhsiyah Islamiyah
Editor
: Rini Ismayanti
SYARAT – SYARAT
DITERIMANYA SYAHADAT
Kalau kita cermati
Al-Qur’an dan Sunnah, akan kita dapati nash-nash yang menyatakan bahwa ada
beberapa hal yang membatalkan syahadat yang telah diucapkan. Hal ini karena
syahadat menuntut adanya konsekuensi dan komitmen. Syahadat baru benar dan
dapat diterima apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Ilmu yang
menghilangkan kebodohan
Makna dan konsekuensi
syahadatain hendaklah diketahui secara baik karena Islam tidak menerima
pengakuan dan pernyataan yang didasarkan pada ketidaktahuan. Persaksian yang
tidak didasarkan akan pada ilmu akan sangat rapuh karena ia tidak mengakar
sebagai keyakinan.
“Ketahuilah bahwa
sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah.” (Muhammad:19)
2. Keyakinan yang
menghilangkan keraguan
Syahadatain yang
didasarkan atas pengetahuan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan akan
melahirkan keyakinan yang mantap dan menghilangkan keraguan di dalam hati.
“Orang-orang Arab
Badui itu berkata, “Kami telah beriman!” Katakanlah (Muhammmad), “Kalian belum
beriman! Tetapi katakanlah, “Kami telah tunduk!” karena iman itu belum masuk ke
dalam hatimu.” (Al-Hujurat: 15)
Rasulullah bersabda,
“Iman itu bukan
angan-angan dan hiasan. Ia adalah sesuatu yang bersemayam di dalam hati dan
dibenarkan oleh amal perbuatan.”
3. Keikhlasan dan
bebas dari kemusyrikan
Syahadatain harus
diucapkan dengan ikhlas karena Allah dan tidak ada niatan lain selain mengharap
ridha-Nya. Niat yang tidak ikhlas termasuk syirik, padahal Allah tidak
mengampuni dosa kemusyrikan.
4. Jujur, bukan dusta
Syahadat harus
diucapkan dengan sejujurnya, bukan dengan dusta. Kemunafikan merupakan
perbuatan yang sangat tercela sehingga Allah menyiksa orang-orang munafik di
dasar neraka.
“Mereka hendak
mengelabui Allah dan orang-orang yang beriman, padahal sebenarnya mereka hanya
mengelabui diri mereka sendiri sedang mereka tidak menyadari.” (Al-Baqarah: 9)
5. Cinta bukan benci
dan terpaksa
Syahadatain harus
disertai dengan kecintaan bukan dengan kebencian. Hal ini akan dapat dicapai
bila proses syahadatain dilakukan melalui syarat-syarat diatas.
6. Menerima bukan
menolak
Tidak ada alasan untuk
menolak syahadatain dan konsekuensinya karena ia hanya akan mendatangkan
kebaikan di dunia maupun di akhirat.
7. Patuh melaksanakan,
tanpa keengganan beramal
Sebagaimana tersebut
dalam hadits di atas, “… dan dibenarkan dengan amal.” Para ulama menyebut bahwa
iman harus meliputi keyakinan di hati, ikrar dengan lisan, dan amal dengan
anggota badan.
8. Ridha menerima
Allah sebagai tuhannya, Rasul sebagai uswahnya, dan Islam sebagai jalan
hidupnya.
Delapan syarat ini
saling terkait dan tak terpisahkan.
TANYA JAWAB
Q : Bundaa,, mau nanya
doong. Kalo seandaikan kita berasal dari keturunan islam dari lahir, dan
ketika beranjak baligh kita sempat bertanya dalam diri dimana keberadaan Allah
dsb, alias ada keraguan mengenai akidahnya,, karena kurangnya pemahanan yang disebabkan
oleh orang tuanya yang tidak memperdulikan pemahaman agama islam kepada
anaknya. Apakah setelah paham, kita harus mengulang syahadat ummi?
A : Insyaa Alloh tidak perlu mengulang syahadat, cukup bertaubat nasuha dan memperbaiki amalan, ganti keburukan masa lalu dengan kebaikan..
A : Insyaa Alloh tidak perlu mengulang syahadat, cukup bertaubat nasuha dan memperbaiki amalan, ganti keburukan masa lalu dengan kebaikan..
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Moga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment