Kajian Online WA Hamba الله SWT
Senin, 29 Februari 2016
Narasumber : Ustadz Tribuana & Ustadzah Ning
Rekapan Grup Bunda M6 (Shofie) & Nanda M115 (Layla)
Tema : Syakhsiyah Islamiyah
Editor
: Rini Ismayanti
Sering orang bertanya,
“Apakah Allah itu ada?” ”Dimana Allah?” Keberadaan Allah hanya bisa kita akui
bila kita memiliki landasan tauhid yang benar. Allah memang tidak menampakkan
wujudnya, tapi Allah dengan segala sifatnya dapat kita rasakan keberadaan-Nya.
Kejelasan tauhid akan tergambar dari kalimat syahadat yang kita ucapkan. Dari
kalimat ini akan terjalin hubungan yang harmonis, penuh kecintaan kepada Allah.
Kecintaan kepada Allah akan melahirkan pengorbanan kepada-Nya untuk berjuang di
jalan-Nya, melaksanakan segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya.
Zat Allah lebih besar
dari apa yang kita perkirakan. Manusia tidak akan sanggup memikirkan zat Allah.
Allah berfirman,
“katakanlah Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS.112:1-2)
“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan
mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dia-lah Yang Maha
Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS.6:103)
Tauhid yang murni
hanya akan tercapai bila kita mengenal hakekat penciptaan kita, begitu juga
dengan zat yang menciptakan kita. Betapa indah hidup di bawah naungan kasih
sayang dan belain Allah. Namun banyak diantara kita sulit untuk memurnikan
tauhidnya, karena selain tidak kenal dengan Allah, mereka masih menyekutukan
Allah dengan tandingan-tandingan yang lain.
Setiap insan
mendambakan kehidupan yang baik, penuh kebahagiaan, bebas dari rasa takut, dan
memenuhi kebutuhannya. Akan tetapi tidak semua orang dapat merasakan kehidupan
yang demikian. Banyak orang yang selalu dihantui rasa takut dan kecemasan luar
biasa, mereka merasa tidak ada yang menjamin kehidupannya. Ada di antara mereka
yang mendapat jaminan akan tetapi harus mengorbankan sebagian dari
kebahagiaannya. Ia selalu terombang-ambing dalam keraguan karena harapannya ada
pada lebih dari satu pihak yang ia takuti. Bila menyenangkan yang satu, yang
lain marah; mendapat jaminan dari yang satu namun yang lain mengancam. Ini
terjadi apabila orang memiliki lebih dari satu tuhan. Dua kondisi digambarkan
Al-Qur’an seperti seorang budak yang menjadi milik satu tuan dan budak lain
yang menjadi milik lebih dari satu tuan, yang mana masing-masing tuan menuntut
loyalitas darinya.
“Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang
budak yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat namun mereka saling
berselisih dan seorang budak yang menjadi milik penuh seorang tuan. Adakah
kedua budak itu sama halnya?” (Terjemah Q.S. Az-Zumar : 29)
Kehidupan yang baik
hanya akan didapatkan apabila orang hanya ber-wala’ kepada satu tuhan yang Maha
Sempurna yaitu Allah. Aqidahnya tentang Dzat Allah, sifat-sifat, nama-nama
(asma), dan perbuatan-Nya harus benar-benar sesuai prinsip-prinsip tauhid yang
diajarkan oleh Rasulullah saw., yaitu mentauhidkan Allah dalam hal:
1. Asma dan sifat
Dalam hal asma dan
sifat ia yakin bahwa Allah memiliki nama-nama dan sifat-sifat sempurna, tidak
ada yang serupa dengan-Nya dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
2. Rububiyah
Ia yakin bahwa Allah
adalah Tuhan yang mencipkan dirinya, menciptakan alam semesta serta segala yang
ada di langit dan di bumi sebagai fasilitas hidup. Allah swt. Tundukkan seluruh
alam beserta seisinya untuk jaminan kehidupannya, memberi rezeki tiada
habis-habisnya, memelihara, dan melindungi keselamatannya.
3. Mulkiyah
Ia yakin bahwa Allah
adalah Yang Menguasai seluruh kerajaan langit dan bumi. Allah adalah Pemilik
dari segala kerajaan.
“Engkau berikan
kekuasaan kepada siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari
siapa saja yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki
dan engkau hinakan siapa saja yang Engkau kehendaki. Di tangan Allah-lah segala
kebaikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (terjemah Q.S.
Ali Imran: 26)
4. Uluhiyah
Bahwa karena
sifat-sifat kesempurnaan-Nya itu, Allah adalah satu-satunya Dzat yang berhak
disembah.
Dengan demikian,
ketika mengikrarkan Laa ilaaha illallah seseorang yakin seyakin-yakinnya bahwa
tidak ada tuhan selain Allah, tidak ada yang dicintai dan dituju selain Allah;
Raja Yang ditaadi dan disembah.
Bila demikian yang
diyakini seseorang, pada saat itulah ia merasakan kehidupan yang baik yang
Allah janjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih.
Kita bisa lihat kreasi
Allah denga kasat mata. Tidak perlu ke gunung, lembah atau pantai. Pandangi
saja diri kita. Renungkan mata yang elok ini, mata mengantarkan kita melihat
indahnya dunia. Hidung yang sempurna bertengger di wajah mampu menghirup udara
segar, tanpa indra kecil itu tentulah kita tidak bisa bernafas. Subahanallah,
mampukah kita membuat penggantinya, bila salah satu indera kita itu tidak
berfungsi?
Secara tekstual,
kreasi Allah itu adalah Al-Quran. Ialah pedoman hidup yang banyak ditinggalkan
kaum muslimin sekarang ini, akibatnya banyak kaum muslimn yang kehilangan arah.
Wallahua'lam bish
showab
TANYA JAWAB
TANYA JAWAB
Q : Ada seorang ibu yang
kerja dengan rekan kerja yang slalu menjelek-jelekan, memfitnah hingga menuduh
ibu itu berbuat syirik..padahal ibu itu sama sekali tidak melakukan..rekannya
melakukan fitnah itu didasari karena iri dengan ibu itu yang dekat dengan bos
& keluarganya..ibu itu penah menegur baik-baik tapi fitnah dari rekannya
malah semakin parah..ibu itu hanya percaya sama Allah Swt..ibu itu sabar..tapi
ada rasa sakit di hatinya..gimana ya bunda biar ibu tambah sabar?? gimana juga
ngadepin rekan kerja yang seperti itu..?
A : Suka memberikan
maaf termasuk akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Disebutkan dalam
hadits riwayat at-Tirmidzi dari jalan Abu ‘Abdillah al-Jadali, dia berkata,
“Saya bertanya kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha tentang perangai Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ‘Aisyah menjawab, ‘Beliau bukanlah orang
yang berkata dan berbuat tidak senonoh, bukan orang yang sengaja berkata dan
berbuat tidak senonoh, bukan orang yang berteriak-teriak di pasar, bukan pula
orang yang ketika diperlakukan jelek oleh orang lain, ia membalasnya. Akan
tetapi, beliau memberikan maaf dan toleransi.”
Dikisahkan oleh Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa seorang wanita Yahudi mendatangi Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam dan menghidangkan daging kambing yang telah
dibubuhi racun, lalu Nabi memakan sebagiannya. Setelah para sahabat mengetahui
hal ini, ditanyakan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidakkah kita
bunuh saja wanita ini?” Nabi pun menjawab, “Jangan!” (HR. al-Bukhari dan
Muslim)
Al-Imam al-Bukhari, di
dalam al-Adabul Mufrad, meletakkan hadits ini dalam “Bab Memberikan Maaf dan
Toleransi kepada Manusia”.
Di dalam hadits di
atas nyata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memaafkan si wanita Yahudi
yang jelas-jelas telah berbuat zalim dengan berupaya membunuh beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian sifat luhur yang tecermin pada diri
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sungguh, pada diri beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam terdapat suri teladan yang baik.
Akan tetapi, ketika
seseorang yang dizalimi mengambil haknya, yaitu menuntut balasan yang setimpal
bagi orang yang telah menzaliminya, hal ini tidak bisa dikatakan sebagai
kezaliman. Sebaliknya, hal itu adalah hak yang boleh ditunaikan selama tidak
melampaui batas. Hanya saja, ketika ia berlapang dada dengan memaafkan orang
yang menzaliminya, hal ini lebih utama..
Dan apa yang sdh
dilakukan sang ibu ini sdh benar ya sayang ku..hanya percaya kpd Allah dan
menyikapi nya dengan sabar...dan mgkn bs ditambahkan dengan lapang dada ya
sayang atas apa yang sdh diperlakukan oleh teman sekantornya... dan utk
mnghadapi tmn nya ini ttapi terus berbuat baiklah dengan tmn yang sdh menyakiti
ini sambil terus di do'akan ya sayang..
Dengan sikap baik kita
ditambah doa walau kita ttapi di sakiti in sya Allah lambat laun mereka yang
menyakiti kita nantinya sdikit demi sdikit akan luluh jg dengan kita..
Wallahu a'alam..
Q : “kafir karena
menolak filsafat...” Sehingga pertanyaannya adalah apakah benar berfilsafat
adalah kafir...Bagaimana dengan tokoh-tokoh islam seperti alfarabi, alkindi dll
yang justru menciptakan filsafat islam dan mampu membawa perubahan dalam masyarakat
islam??? Karena menilai kekafiran seseorang bukan urusan mudah, apalagi
hal ini menilai tokoh besar dalam islam yang telah terbukti membuat karya untuk
masyarakat islam...
A : Filsafat yang tidak
berlandaskan ajaran agama Islam pasti bernilai sekuler dan mengarahkan kepada
kekufuran..namun demikian kita tidaklah boleh langsung memberikan predikat
kafir sebelum adanya bukti-bukti seseorang tersebut memang bener-bener menyatakan
sudah tidak percaya lg akan adanya Allah. Dan Hanya Allah lah yang berhak
memberikan predikat seseorang itu kafir atau bukan.
Q : Begini..saya punya
teman dalam satu kumpulan dakwah....nah pada ketika itu kami ada titip amanah ke
beliau untuk dikirimkan pada teman kami yang habis melahirkan..sebagai tanda
ucapan selamat kami atas kelahiran putra beliau..akan tetapi amanah itu tidak sampai
pada yang berhak..sedangkan masanya udah cukup lumayan lama yaitu 5 bulan.. Setelahnya
ada salah 1 teman kami menanyakn..kiriman beliau dah sampai ap belum dan beliau
bilang belum...daripada ada hal-hal yang tidak diinginkn.. saya akan menanyakan
hal tersebut pada beliau..tapi telpon dan sms saya gak dibalas..hingga pada
akhirnya nitip pesan pada seseorang yang
sangat dekat dengan beliau tuk telpon saya..tapi ternyata pada akhirnya beliau
salah faham dan marah hingga sekarang
silahturahim kami agak renggang..meski saya dah coba meminta maaf. Salahkah
bunda jika saya mencoba mengingtkan hal tersebut pada beliau..dan salahkah jika
saya nitip pesan pada pihak lain??
A : Ujian terbesar
dalam persahabatan justru kadang datang dari sahabat kita sendiri...... Orang yang
dekat biasanya punya harapan yang besar terhadap pertemanan tsb. Ukhti sudah
mencoba mengingatkan saudara yang khilaf....tentu dengan cara yang
santun.....kalo terpaksa harus melibatkan orang ketiga...resikonya ya seperti
itu... Dia akan bersikap "bertahan" untuk tidak mengaku kalo dia
salah..... Biarkan dulu...dia butuh waktu untuk sadar kalo dia salah... Sembari
tetap mendoakan dan jaga silaturahmi.....
Q : Apa arti detail
dari lahaulawala kuwata illah billah??
A : Artinya tiada daya dan upaya kecuali kekuatan Allah. Jadikanlah diri ini yang sll bergantung kepada Allah...bukan kepada manusia...apalagi kepada makhluk lain... Allah akan suka jika diri ini selalu meminta dan bergantung kepadaNya. Dengan demikian kedekatan kita kepada Allah akan tumbuh..
A : Artinya tiada daya dan upaya kecuali kekuatan Allah. Jadikanlah diri ini yang sll bergantung kepada Allah...bukan kepada manusia...apalagi kepada makhluk lain... Allah akan suka jika diri ini selalu meminta dan bergantung kepadaNya. Dengan demikian kedekatan kita kepada Allah akan tumbuh..
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Moga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat.
Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment