GANGGUAN BIPOLAR

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Wednesday, March 16, 2016

Kajian Online WA Hamba الله SWT

Rabu, 16 Maret 2016
Narasumber : dr. Azizah
Rekapan Grup Nanda M116 (Sari)
Tema : Psikologi
Editor : Rini Ismayanti



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring salam selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam, Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakninya nabi besar Muhammad SAW, pada keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nanti. InsyaAllah aamiin

GANGGUAN BIPOLAR

Gangguan bipolar adalah salah satu masalah kejiwaan yang membuat penderitanya mengalami perubahan suasana hati secara fluktuatif dan drastis. Misalnya dari yang murung, tiba-tiba bisa berubah menjadi sangat bahagia atau sebaliknya.

Pada fase turun atau yang disebut sebagai periode depresi, penderita gangguan bipolar biasanya akan terlihat sedih, lesu, dan tidak bergairah. Sedangkan pada fase naik atau mania, penderita kondisi ini bisa menjadi sangat bersemangat, enerjik, dan banyak bicara.

Jika dilihat dari perputaran episode suasana hati, ada penderita gangguan bipolar yang mengalami keadaan normal di antara mania dan depresi. Meski begitu, ada sebagian penderita yang mengalami perputaran cepat dari fase ke fase tanpa adanya periode normal. Tiap fase gejala yang tergolong parah dapat berlangsung hingga beberapa minggu.

Pada gangguan bipolar, ada juga penderita yang mengalami mania dan depresi secara bersamaan. Misalnya, ketika penderita merasa sangat berenerjik, di saat bersamaan dirinya juga merasa sangat sedih dan putus asa. Gejala yang jarang terjadi ini dinamakan dengan periode campuran.

Penyebab gangguan bipolar
Hingga kini para ahli belum mengetahuipenyebab terjadinya gangguan bipolar. Namun mengenai gejala mania atau depresi pada penderitanya, diduga turut dipicu oleh beberapa faktor seperti adanya kelainan pada zat pengantar sinyal di otak.

Faktor pemicu lain yang tidak boleh dianggap enteng adalah stres. Banyak kasus gangguan bipolar yang terjadi pada penderita yang sering mengalami tekanan dalam hidupnya.

Selain stres, gaya hidup yang tidak baik diduga turut memiliki dampak terbentuknya gangguan bipolar dalam diri seseorang, misalnya kecanduan minuman keras dan penyalahgunaan obat-obatan.

Diagnosis gangguan bipolar
Dalam mendiagnosis gangguan bipolar, psikiater akan mencoba mengumpulkan keterangan, baik dari pasien langsung maupun dari keluarga. Psikiater akan bertanya seputar gejala, riwayat kesehatan pasien, dan riwayat kesehatan keluarganya. Misalnya apakah ada anggota keluarga pasien yang mengidap kondisi sama. Selain itu, dokter mungkin melakukan tes darah dan tes urin untuk memastikan gejala yang ada bukan disebabkan oleh penyakit lain.

Pengobatan gangguan bipolar
Tujuan pengobatan gangguan bipolar adalah untuk menurunkan frekuensi terjadinya episode-episode mania dan depresi agar penderita dapat hidup secara normal dan membaur dengan lingkungan.

Selain memperbaiki pola hidup, rencana pengobatan biasanya mencakup pemberian obat-obatan yang dikombinasikan dengan penanganan lain misalnya terapi psikologis

TANYA JAWAB

Q : Ana mu tanya ustadz ah, bagaimana cara untuk mendeteksi dini seseorang terkena bipolar, apakah itu berbahaya, dan bagaimana mengtasainya terutama bagi wanita-wanita muda, yang kadang moodnya berubah-ubah..
A : Gangguan bipolar tidak dengan mudah didiagnosis/disimpulkan... Perlu wawancara secara jelas dan terperinci,, perlu pemeriksaan fisik juga... Selama orang lain tidak merasa terganggu/tidak ada komplain,, bisa jadi itu hanya perubahan mood biasa. Dan bisa jadi masih normal bun

Q : Bunda mau tanya, tanda-tanda yang bisa dikenali tanpa diagnosis di atas kira-kira apa ya bun? Aku sering cepet ngambek, tapi gampang ilang ngambeknya, trus bercanda lagi
A : Bisa jadi itu bukan bipolar,, hanya mood yang naik turun aja... Kayak wanita yang mau PMS kan mood juga berubah-ubah naik turun,, jadi ndak masalah... Kecuali ada penurunan/kenaikan mood secara significant itu yang jadi masalah dan perlu diperiksakan ke psikiater

Q : Cara mendeteksi gejala bipolar yang sederhana gimana bunda sebelum akhirnya harus konsul ke psikiater? Misal ada jangka waktu atau ciri khas tertentu tentang gejala bipolar dibanding dengann gejala emosi pada umumnya
A :  “Jangan menganggap remeh gangguan bipolar!” begitulah kata Prof dr Sasanto Wibisono SpKJ(K), Guru Besar dari Departemen Psikiatri FKUI/RSCM, seperti dikutip dari harian Pikiran Rakayakat 12 Mei 2006. Beliau pun melanjutkan, gangguan bipolar yang tidak diterapi dengan baik akan membahayakan jiwa penderita itu sendiri.
Gangguan jiwa bukan hanya ‘milik’ negara-negara miskin atau sedang berkembang seperti Indonesia. Pada kenyataannya, gangguan jiwa menjadi salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara maju. Dan gangguan bipolar termasuk salah satu contohnya.
Boleh dibilang, insiden gangguan bipolar tidak tinggi, berkisar antara 0,3-1,5%. Namun, angka itu belum termasuk yang misdiagnosis. Risiko kematian terus membayangi penderita bipolar. Biasanya kematian itu dikarenakan mereka mengambil jalan pintas alias bunuh diri. Risiko bunuh diri meningkat pada penderita bipolar yang tidak diterapi yaitu 5,5 per 1000 pasien. Sementara yang diterapi ’hanya’ 1,3 per 1000 pasien.
Dua Kutub
Layaknya sebuah magnet, gangguan bipolar memiliki dua ’kutub’ yaitu manik dan depresi. Dari situ pulalah nama bipolar itu berasal. Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDENGANJ) III, gangguan ini bersifat episode berulang yang menunjukkan suasana perasaan pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, dan gangguan ini pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan serta peningkatan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan suasana perasaan serta pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah terdapat penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan, sedangkan depresi cenderung berlangsung lebih lama.
Episode pertama bisa timbul pada setiap usia dari masa kanak-kanak sampai tua. Kebanyakan kasus terjadi pada dewasa muda berusia 20-30 tahun. Semakin dini seseorang menderita bipolar maka risiko penyakit akan lebih berat, kronik bahkan refrakter.
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual (DSM) IV, gangguan bipolar dibedakan menjadi 2 yaitu gangguan bipolar I dan II. Gangguan bipolar I atau tipe klasik ditandai dengan adanya 2 episode yaitu manik dan depresi, sedangkan gangguan bipolar II ditandai dengan hipomanik dan depresi. PPDGJ III membaginya dalam klasifikasi yang berbeda yaitu menurut episode kini yang dialami penderita
Yang perlu digaris bawahi - waktunya bun…

Q : Nah kalo misalkan seseorang gak move on atau trauma akan hal buruk di hidupnya apakah itu bipolar atau kelainan jiwa ?
A : Ndak... Itu bisa jadi PTSD - post traumatic stress disorder... Perlu kita gali lebih dalam lagi gmn gejalanya Dan brapa lama waktunya. PSTD aalah trauma masa lalu yang menyebabkan seseorang jadi terngiang2  dan bisa jadi berubah sikapnya
Q : Hiiii, bisa bahaya donk ya bun
A : Bisa... Lha klo misal dia jadi murung trus,, takut tanpa sebab, ndak mau keluar rumah dll... Akan bahaya,, bisa menimbulkan gangguan yang lain seperti psikotik/depresi berat,, bisa juga bunuh diri... Tetapi selama perubahan itu "masih normal" ya ndak papa. Afwan ya bun... Masalah kejiwaan memang agak "sulit" dicerna... Kadang agak mbulet dan saling berkesinambungan....

Q : Apakah penyebab penyakit bipolar it bun ????? Apa karena cinta yang tak sampai bisa jadi penyebab nya??????? Dan beneran klo dah kambuh selalu saja bilang pengen bunuh diri    ..
A : Eka Hospital Care for Better Health
Mengenal Bipolar Disorder
Setiap orang pada umumnya pernah mengalami perubahan suasana hati (mood swing), namun perubahan itu tidak terlalu berdampak pada lingkungannya. Mood swing dapat dikatakan mengganggu apabila terjadi dengan sangat ekstrim. Sebagai contoh, di awal minggu seseorang mengalami mood yang baik namun cenderung over-exciting, lalu secara mengejutkan di akhir minggu mengalami depresi berat hingga muncul keinginan untuk bunuh diri. Apakah yang sesungguhnya terjadi? Dan apa penyebabnya?
Apa itu Bipolar Disorder?
Kondisi dalam ilustrasi tersebut dapat digolongkan ke dalam bipolar disorder, yaitu jenis gangguan kejiwaan/ psikologis yang ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim. Istilah ini mengacu pada suasana hati yang dapat berganti secara tiba-tiba dan sangat bertolak belakang seperti dua kutub (bi-polar) berlawanan, yaitu positif yang berupa rasa bahagia (hipomania/ mania) dan negatif berupa rasa sedih (depresi) yang berlebihan.
Kutub positif (perilaku hipomania/ mania) adalah kondisi pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang menunjukkan ekspresi kegembiraan berlebihan. Misalnya merasa banyak ide, paling pintar, menggampangkan permasalahan, yang kemudian menciptakan pikiran positif berupa perasaan bahagia berlebihan, tingkah laku terlalu gembira, dan terlihat menonjol. Pada tingkat perilaku hipomania, orang dengan bipolar disorder masih dapat mengendalikan diri, sementara mereka yang berperilaku mania sudah tidak dapat mengendalikan diri.
Sementara itu kutub negatif (perilaku depresi) adalah kondisi pikiran yang negatif, putus asa, dan tidak ada ide. Orang dengan depresi diliputi perasaan sedih, tidak bersemangat yang berlebihan, cenderung bertingkah laku pendiam, pemalas, dan tidak mau bersosialisasi dengan lingkungannya. Bahkan terkadang pada tingkat depresi yang sangat tinggi, timbul perasaan ingin bunuh diri.
Bipolar terbagi dalam 2 tipe, yaitu:
Bipolar tipe 1, yaitu kondisi dimana ciri kutub positif dapat mencapai level tertinggi atau mania, sedangkan lebel depresi tidak terlalu dalam.Bipolar tipe 2, yaitu kondisi ciri depresi yang dapat sangat rendah, sedangkan kutub positifnya pada tingkat hipomania.
Faktor apa saja yang menyebabkan gangguan bipolar?
Faktor penyebab bipolar disorder sulit ditentukan secara pasti. Siapapun dapat mengalami gangguan ini tanpa memandang usia atau jenis kelamin. Namun faktanya perempuan memiliki kecenderungan lebih mudah mengalami bipolar, karena lebih ekspresif. Bipolar juga dapat diturunkan (genetik), umumnya pada generasi ketiga (lompat generasi), dan apabila orangtua memiliki kecenderungan depresi.
Tingkat kecerdasan dapat menjadi faktor rentannya seseorang mengalami gangguan ini; semakin pintar, semakin kritis menganalisis permasalahan termasuk perasaannya sendiri, maka semakin besar kemungkinan memiliki kecenderungan tersebut. Faktor pemicu lainnya adalah stres yang dialami dalam kehidupan sosial, seperti kehilangan pasangan atau orangtua, dan lain-lain.
Apakah bipolar dapat disembuhkan?
Bipolar bukanlah suatu penyakit, melainkan ciri dari seseorang, sehingga tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol. Orang dengan gangguan ini diharapkan dapat mengendalikan mood swing yang berlebihan dengan cara rutin minum obat. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya kemungkinan terburuk, misalnya bunuh diri akibat depresi yang terlalu dalam.
Apa yang harus dilakukan untuk mengontrol bipolar disorder?
Berikut adalah tips untuk menghadapi orang dengan bipolar disorder:
Understand/ Mengerti: Cari tahu fakta-fakta mengenai bipolar disorder, mengapa dapat terjadi, dan bagaimana cara menghadapinya. Dengan demikian diharapkan orang di sekeliling akan mengerti dan memahami apa yang harus dilakukan apabila muncul gejala-gejala awal.Accept/ Menerima: Setelah mengerti apa itu bipolar, orang-orang di sekitarnya akan mudah menerima jika salah satu keluarga/ kerabatnya memiliki gangguan tersebut.Adapt/ Beradaptasi: Beradaptasilah dengan keadaan bipolar disorder, karena penderita tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Tips untuk bipolar disorder:
Mencari dukungan dari keluarga dan teman dekat: Jangan malu untuk mengakui kondisi bipolar disorder kepada lingkungan terdekat agar mendapat dukungan yang positif.Minum obat tepat waktu: Bipolar disorder memerlukan bantuan obat-obatan. Minum obat tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan oleh psikiater dapat menghindari terjadinya relapse (kambuh). Tanyakan selalu efek samping obat-obatan tersebut agar reaksinya dapat dikontrol.Konsultasi maupun terapi dengan psikiater dan psikolog: Bipolar merupakan gangguan mood. Konsultasi dan terapi dengan psikolog maupun psikiater diharapkan membantu mengelola mood dengan lebih baik. Hal ini dapat melatih diri untuk menekan faktor penyebab stres (stressor), mengelola pikiran negatif menjadi positif, dan sigap terhadap hal-hal yang dapat memicu episode.Mempertahankan kehidupan sosial: Orang dengan gangguan bipolar umumnya bermasalah dalam kehidupan sosial, namun ia harus berusaha untuk menjadikan lingkungan sosialnya sebagai salah satu sarana yang dapat membantu kondisi mood. Lakukan hal-hal yang disenangi seperti hobi, olahraga, maupun kegiatan sosial untuk tetap terhubung dengan lingkungan. Hal ini dapat membantu untuk fokus terhadap hal lain yang lebih positif di luar diri sendiri.Kenali dan waspadai faktor pemicu: Tekanan/ stres, kehidupan sosial yang tidak seimbang, kurang tidur, atau perubahan terhadap rutinitas dapat menjadi pemicu terjadinya relapse. Waspadai faktor pemicu, seperti memulai pekerjaan atau rutinitas baru, perpisahan, pertengkaran rumah tangga, dan lain sebagainya.Lakukan gaya hidup sehat: Jauhi alkohol dan obat-obatan terlarang yang dapat mempengaruhi kondisi mood ke arah yang lebih negatif. Olaharaga teratur dan mengonsumsi makanan sehat akan membantu menjaga keseimbangan kondisi mood.Tidak menyerah: Diperlukan sikap tidak mudah menyerah dan tetap berpikiran positif untuk menghadapi kondisi bipolar disorder.
Sebab - sebab bipolar:
Virus-Genetik
Hingga saat ini, etiologi dan patofisiologi gangguan bipolar masih belum dapat dijelaskan. Virus pun sempat dituding sebagai biang kerok. Serangan virus pada otak berlangsung pada masa janin dalam kandungan atau tahun pertama sesudah kelahiran. Namun, gangguan bipolar bermanifestasi 15-20 tahun kemudian. Telatnya manifestasi itu timbul karena diduga pada usia 15 tahun kelenjar timus dan pineal yang memproduksi hormon yang mampu mencegah gangguan psikiatrik sudah berkurang 50%.
Akhir-akhir ini, penelitian mengarah pada keterlibatan genetik. Pemikiran tersebut muncul berawal dari ditemukannya 50% penderita bipolar yang memiliki riwayat penyakit yang sama dalam keluarga. Keturunan pertama dari seseorang yang menderita gangguan bipolar berisiko menderita gangguan serupa sebesar 7 kali. Bahkan risiko pada anak kembar sangat tinggi terutama pada kembar monozigot (40-80%), sedangkan kembar dizigot lebih rendah, yakni 10-20%. Pola penurunan tersebut tidak mengikuti hukum Mendel.
Beberapa studi berhasil membuktikan keterkaitan antara gangguan bipolar dengan kromosom 18 dan 22, namun masih belum dapat diselidiki lokus mana dari kromosom tersebut yang benar-benar terlibat. Beberapa diantaranya yang telah diselidiki adalah 4p16, 12q23-q24, 18 sentromer, 18q22, 18q22-q23, dan 21q22. Yang menarik dari studi kromosom ini, ternyata penderita sindrom Down (trisomi 21) berisiko rendah menderita gangguan bipolar.
Sejak ditemukannya beberapa obat yang berhasil meringankan gejala bipolar, peneliti mulai menduga adanya hubungan neurotransmiter dengan gangguan bipolar. Neurotransmiter tersebut adalah dopamine, serotonin, dan noradrenalin. Kandidat gen yang berhubungan dengan neurotransmiter tersebut pun mulai diteliti seperti gen yang mengkode monoamine oksidase A (MAOA), tirosin hidroksilase, catechol-O-metiltransferase (COMT), dan serotonin transporter (5HTT).
Tak berhenti sampai disitu, peneliti juga mempunyai ‘tersangka’ baru yaitu gen yang mengekspresi brain derived neurotrophic factor (BDNF). BDNF adalah neurotropin yang berperan dalam regulasi plastisitas sinaps, neurogenesis dan perlindungan neuron otak. BDNF diduga ikut terlibat dalam mood. Gen yang mengatur BDNF terletak pada kromosom 11p13. Terdapat 3 penelitian yang mencari tahu hubungan antara BDNF dengan gangguan bipolar. Dan hasilnya, positif.
Komorbid
Sebagian besar penderita bipolar tidak hanya menderita bipolar saja tetapi juga menderita gangguan jiwa yang lain (komorbid). Penelitian oleh Goldstein BI dkk, seperti dilansir dari Am J Psychiatry 2006, menyebutkan bahwa dari 84 penderita bipolar berusia diatas 65 tahun ternyata sebanyak 38,1% terlibat dalam penyalahgunaan alkohol, 15,5% distimia, 20,5% gangguan cemas menyeluruh, dan 19% gangguan panik.
Sementara itu, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) menjadi komorbid yang paling sering didapatkan pada 90% anak-anak dan 30% remaja yang bipolar.
Kelainan Otak
Terdapat perbedaan gambaran otak antara kelompok sehat dengan penderita bipolar. Melalui pencitraan magnetic resonance imaging (MRI) dan positron-emission tomography (PET), didapatkan jumlah subisatansia nigra dan aliran darah yang berkurang pada korteks prefrontal subgenual. Tak hanya itu, Blumberg dkk dalam Arch Gen Psychiatry 2003 pun menemukan volume yang kecil pada amyangdala dan hipokampus. Korteks prefrontal, amyangdala dan hipokampus merupakan bagian dari otak yang terlibat dalam respon emosi (mood dan afek).
Penelitian lain menunjukkan ekspresi oligodendrosit-myelin berkurang pada otak penderita bipolar. Seperti diketahui, oligodendrosit menghasilkan membran myelin yang membungkus akson sehingga mampu mempercepat hantaran konduksi antar saraf. Bila jumlah oligodendrosit berkurang, maka dapat dipastikan komunikasi antar saraf tidak berjalan lancar.

Q : Apakah setiap orang yang positif bipolar pasti ada keinginan bunuh diri bun?
A :Klo dia sedang mengalami fase depresi berat,, bisa jadi ukh...Tapi klo sedang manik/hipomanik... Ya biasanya ndak ke bunuh diri arahnya

Q : Afwan bun, ana punya sepupu yang hatinya benar-benar sensitif jadi jika orang membicarakannya dia slalu berpikir macam-macam bukan sudzon tapi lebih ke takut gitu... Hingga sampai nangis ketakutan, sampai minum penenang, nah sembuhnya itu kalo masalahnya slesai, apa itu termasuk bipolar
A :Belum tentu juga... Yang jelas dia memang ada gangguan.... Bisa jadi gangguan kepribadian skizoid atau lainnya... Dilanjutkan aja pengobatannya pada psikiater terdekat... Sesuai saran sebelumnya bagaimana...

Q : Trus kalo mengkonsumsi obat anti depresan secara rutin walopun dianjurkan oleh psikiater itu apa ada efek samping ketergantungan obat dll?
A : Tergantung jenis obatnya bun... Karena anti depresat juga ada pembagiannya. Afwan... Yang masalah penggunaan jangka panjang antidepressants - insyaAllah ndak bikin ketergantungan,, itu cuma obat untuk mengatasi depresinya...Klo misal setelah minum obat,, dia bisa ngontrol emosinya dengan baik,, ya ndak perlu minum lagi,, tapi klo ndak bisa,, maka harus rutin minum... Yang di atas itu... Efek sampingnya yang berbeda tertantung jenis antidepressants nya 

Q : Kenapa ya klo obat selalu diidentikan dengan efek samping ketergantungan ???
A : Sebenernya,, masalah kejiwaan ini bukanlah penyakit,, tapi ciri diri seseorang,, jadi prinsipnya bukan disembuhkan tetapi dikontrol. Sama kayak diabetes/hipertensi,, ketika dia minum obat secara rutin dan trus menerus,, bukanlah karena ketergantungan tetapi karena tanpa obat dia tidak bisa terkontrol sendiri...Hal di atas yang kita bahas tadi adalah dari sisi medisnya...Sekali lagi,, jangan lupakan Allah ya ukhti...
Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk ngontrol emosi kita...banyak tilawah, dzikir, wudhu, ikhlas, syukur dll... Jangan lupakan itu semua...Hanya dengan mengingat Allah Hati akan tenang,,Allah itu dekat,, Allah akan mengabulkan doa kita apabila kita berdoa. So... Skali lagi... Ingat Allah selalu ya... Jangan selesaikan masalah secara sendirian,, selalu libatkan Allah,, insyaAllah Allah akan menolong,, karena jika kita menyelesaikan masalah sendirian,, malah akan jadi mbulet Dan bisa jadi kita pun ndak sanggup...So,, jagalah Allah... Maka Allah akan menjagamu 



Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Aamiin....

Segala yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul majelis:

سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

​السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ



Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!