Kajian Online WA Hamba الله SWT
Selasa, 15 Maret 2016
Rekapan Grup Nanda
Tema : Syakhsiyah Islamiyah
Editor
: Rini Ismayanti
TINGKATAN DAN KELAZIMAN CINTA
Akhowati
fillah, insya Allah segera saya share materi Syakhshiyah Islamiyyah pekan
ini ya..
Bismillah
walhamdulillah washsholatu wassalamu 'ala rasulullah. Tema kita kali ini
membahas lebih detil tentang Cinta kepada Allah.
Tidak dipungkiri,
cinta akan membawa dampak terjadinya penghambaan dari yang mencintai kepada
yang dicintainya. Secara fitri manusia sebagai makhluk mencintai al-Khaliq,
Allah. Namun tidak dipungkiri pula bahwa ada sekadar hubungan cinta manusia
kepada selain Allah. Melihat dampaknya yang demikian besar maka manusia
[apabila ia adalah muslim] harus menata cintanya dengan baik. Jangan sampai
cinta kepada sesuatu menyebabkan terjadinya keburukan pada dirinya maupun pihak
lain.
Setiap yang dikenalnya
akan mendapatkan sentuhan cinta darinya. Allah sebagai Tuhannya, Rasulullah
saw. sebagai Nabinya, Islam sebagai agamanya, mukmin sebagai saudara seiman,
muslim yang merupakan saudara seagama, manusia yang merupakan saudaranya sesama
manusia, dan alam sekitar dimana dia hidup, semua mendapat bagian tertentu dari
cintanya itu. Sudah barang tentu, cintanya kepada semua itu tidak akan sama
besar. Cinta tertinggi diberikan kepada Allah. Cintanya kepada yang lain adalah
dalam rangka cinta kepada Allah.
Melihat dampak yang
akan terjadi dalam cinta itu, berikut ini dibicarakan tingkatan-tingkatannya:
1. Hubungan
terendah dalam cinta adalah hubungan biasa-biasa saja. cinta dengan tingkat ini
diberikan kepada materi maupun fasilitas hidup di dunia, baik itu hewan,
tumbuhan maupun benda-benda lainnya. Semua materi yang ada di langit dan di
bumi Allah ditundukkan untuk manusia sebagai fasilita hidup dalam rangka ibadah
kepada-Nya.
2. Cintanya
kepada sesama manusia ada pada tingkat ‘athf [simpati]. Dengan cinta ini dia
dakwahi sesama manusia agar mereka selamat di dunia dan di akhirat, terhindar
dari hal-hal yang tidak baik.
3. Shabaabah
[empati] diberikan kepada manusia yang muslim lagi mukmin. Disini dia merasakan
adanya hubungan persaudaraan dengannya.
4. Asy-syauq
[kerinduan] diberikan kepada manusia yang muslim lagi mukmin. Kepada merekalah
kedekatan cinta dan kasih sayang diberikan.
5. Cinta kepada
Rasul tidak sampai ke tingkat penghambaan. Cinta kepada Rasul saw. dan Islam
yang diajarkannya ada pada tingkat ‘isyq [kemesraan] yang diwujudkan dengan
menteladaninya.
“Katakanlah hai
Muhammad, jika kamu benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya
Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.”(Ali ‘Imraan: 31)
6. Cinta
tertinggi kalau terjadi tatayyun [penghambaan] dimana seseorang akan menghamba
dan menyembah apa yang ia cintai. Cinta dengan tingkat semacam ini hanya boleh
diberikan kepada Allah.
Hubungan dengan
tingkat perasaan cinta yang tertinggi, sudah barang tentu meliputi perasaan dan
tingkat cinta di bawahnya. Sebaliknya, cinta kepada sesuatu yang ada di
bawahnya tidak boleh melebihi cinta dan perasaan dan tingkat yang diberikan
kepada yang di atasnya. Cinta kepada materi misalnya tidak boleh sampai pada
tingkat simpati yang kemudian ditindaklanjuti dengan ajakan, apalagi tujuan.
Manusia memiliki derajat yang lebih tinggi dibanding materi. Memberikan cinta
kepada materi dengan tingkat simpati yang kemudian dilanjutkan dengan ajakan
adalah perbuatan sia-sia.
Hakikat ini Allah
ungkapkan dalam kitab suci-Nya dalam mengkritik kaum musyrikin:
“Dan tuhan-tuhan yang
kalian seru [sembah] selain Allah tiada memiliki walaupun hanya sehelai
qithmiir [kulit ari yang ada pada biji-bijian]. Jika kamu menyeru mereka,
mereka tidak dapat mendengar seruanmu; dan kalaupun mereka mendengar, mereka
tidak dapat mengabulkan permintaanmu.” (Fathir: 13-14)
Kelaziman cinta
menggambarkan siapa dan apa saja yang patut dicintai dan yang patut dibenci.
Cinta kepada Allah berarti juga mencintai siapa-siapa yang dicintai Kekasih
(Allah) dan mencintai apa saja yang dicintai kekasih (Allah). Mencintai siapa
dan apa yang dicintai Allah ini akan menghasilkan walaa, (loyalitas) kepada
Allah.
Sebaliknya apabila
membenci siapa saja yang dibenci Kekasih (Allah) dan membenci apa saja yang
dibenci Kekasih (Allah) akan menghasilkan baraa, (melepaskan diri) dari segala
perbuatan kufur. Walaa, dan baraa, merupakan sikap yang jelas kepada objek
cinta.
Wallahua'lam bish
showab
TANYA JAWAB
M103 by Ustdzh Riyanti
Q : Mau menanyakan bagaimana kriteria atau indikasi kalau kita
mencinta seseorang (wanita/pria) karena Allah ?
A : Cinta dalam islam adalah tanggung jawab. Bukan sekedar
pertemuan dan kata-kata indah, tapi yang mengikat kalian dalam pernikahan.
“Barang siapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan
terjaga.” (Umar bin Khattab ra.). Saat kita dilahirkan, kita bagai kapas putih,
yang membuatnya semakin menghitam adalah perilaku kita sendiri.
Mari kita teladani Ali. Ia menjaga cintanya untuk Fatimah, hingga
Allah menyatukan mereka dalam pernikahan. Ali sangat menjaga kata-katanya,
ekspresinya, sikapnya, bahkan setan tidak tahu urusan cinta dalam hati mereka.
Ali belum siap, maka ia belum melamar Fatimah. Saat Abu Bakar dan Umar melamar
Fatimah, hatinya bagai tercabik. Ternyata lamaran Abu Bakar dan Umar ditolak.
Ali memberanikan diri maju melamar Fatimah. Meminta Fatimah menunggu tiga tahun
lagi? Itu memalukan. Meminta Fatimah menunggu hingga ia siap? Ia merasa sudah
dewasa. Jantan!!
“Engkau pemuda sejati wahai Ali. Pemuda yang siap bertanggung
jawab atas cintanya. Ahlan wa sahlan.” Begitu kata Nabi dengan senyumnya.
Dengan keberaniannya Ali menikahi Fatimah, tanpa janji-janji, tanpa nanti.
Inilah cinta yang bertanggung jawab. Fatimah berkata kepada Ali :”Maafkan aku,
sebelum menikah aku pernah mencintai seseorang..” Ali bertanya, “Lalu kenapa
kamu mau menikah denganku? Siapa pemuda itu?” Fatimah menjawab, “Pemuda itu
adalah … Kamu.”
Ya Allah… Hadiahkanlah kepadaku seseorang seperti Ali, dan
jadikanlah aku Fatimahnya.. Allahumma Aamiin…
Q : Bagaimana cara menyadarkan seseorang yang udah di butakan
cinta?
Di nasehati secara halus sudah bahkan sampai yang menasehati menjauh agar sadar sudah tapi tetep masih di butakan oleh cinta bahkan hingga lupa dengan sanak sodaranya hanya demi seseorang yang iya cintai.. Adakah doa khusus untuk orang seperti ini ustadzah?
Di nasehati secara halus sudah bahkan sampai yang menasehati menjauh agar sadar sudah tapi tetep masih di butakan oleh cinta bahkan hingga lupa dengan sanak sodaranya hanya demi seseorang yang iya cintai.. Adakah doa khusus untuk orang seperti ini ustadzah?
A : Nikahkan jika sudah siap. Dalam kondisi seperti itu
(kasmaran), sulit dinasihati. Di larang malah akan menerjang. Didampingi
terus saja, berusaha agar bisa jadi tempat curhat..jangan malah dijauhi...coba
kalo suka baca pinjami novel cinta islami pembangun jiwa, seperti Ayat ayat
cinta...cerpen cerpen islami yang memotivasi.
Ini ada doa pengikat hati
Allahumma innaka ta'lamu anna hadzihil qulub,
qadijtama-at 'alaa mahabbatik,
wal taqat 'alaa tha'atik,
wa tawahhadat 'alaa da'watik,
wa ta ahadat ala nashrati syari'atik.
Fa watsiqillahumma rabithataha,
wa adim wuddaha,
wahdiha subuulaha,
wamla'ha binuurikal ladzi laa yakhbu,
wasy-syrah shuduroha bi faidil imaanibik,
wa jami' lit-tawakkuli 'alaik,
wa ahyiha bi ma'rifatik,
wa amitha 'alaa syahaadati fii sabiilik...
Innaka ni'mal maula wa ni'man nashiir.
Allahumma innaka ta'lamu anna hadzihil qulub,
qadijtama-at 'alaa mahabbatik,
wal taqat 'alaa tha'atik,
wa tawahhadat 'alaa da'watik,
wa ta ahadat ala nashrati syari'atik.
Fa watsiqillahumma rabithataha,
wa adim wuddaha,
wahdiha subuulaha,
wamla'ha binuurikal ladzi laa yakhbu,
wasy-syrah shuduroha bi faidil imaanibik,
wa jami' lit-tawakkuli 'alaik,
wa ahyiha bi ma'rifatik,
wa amitha 'alaa syahaadati fii sabiilik...
Innaka ni'mal maula wa ni'man nashiir.
Artinya :Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa
sesungguhnya hati-hati kami ini,
telah berkumpul karena cinta-Mu,
dan berjumpa dalam ketaatan pada-Mu,
dan bersatu dalam dakwah-Mu,
dan berpadu dalam membela syariat-Mu.
Maka ya Allah, kuatkanlah ikatannya,
dan kekalkanlah cintanya,
dan tunjukkanlah jalannya,
dan penuhilah ia dengan cahaya yang tiada redup,
dan lapangkanlah dada-dada dengan iman yang berlimpah kepada-Mu,
dan indahnya takwa kepada-Mu,
dan hidupkan ia dengan ma'rifat-Mu,
dan matikan ia dalam syahid di jalan-Mu.
Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
dan berjumpa dalam ketaatan pada-Mu,
dan bersatu dalam dakwah-Mu,
dan berpadu dalam membela syariat-Mu.
Maka ya Allah, kuatkanlah ikatannya,
dan kekalkanlah cintanya,
dan tunjukkanlah jalannya,
dan penuhilah ia dengan cahaya yang tiada redup,
dan lapangkanlah dada-dada dengan iman yang berlimpah kepada-Mu,
dan indahnya takwa kepada-Mu,
dan hidupkan ia dengan ma'rifat-Mu,
dan matikan ia dalam syahid di jalan-Mu.
Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Q : Bagaimana ketika kita punya adik dan sudah mulai melirik
lawan jenis bagaimana ya nasihat atau pendekatan yang bisa membuat dia sadar
kalau pacaran itu dilarang bunda (usianya masih SMP)?
A : Jangan buru-buru melarang. Berusahalah dengan segala cara untuk jadi tempat curhat adik. Jangan jauh dengan adik. Dengan kedekatan itu akan membuat adik akan terbuka....Kasih hadiah...beri perhatian....
A : Jangan buru-buru melarang. Berusahalah dengan segala cara untuk jadi tempat curhat adik. Jangan jauh dengan adik. Dengan kedekatan itu akan membuat adik akan terbuka....Kasih hadiah...beri perhatian....
Q : Bunda bagaimana cara menolak ketika ada seorang ikhwan
menyampaikan niat baiknya untuk silaturahmi mengenal kEluarga kita tetapi kita
sebagai wanita merasa belum siap dan mampu?
A : Kenapa belum siap Nanda.....umur Nanda brp? Kalo ada lelaki
baik datang untuk melamar...akan terjadi fitnah. Mohon petunjuk Allah...
Dekatkan diri dengan banyak ibadah....jangan terburu buru mengatakan tidak
siap....belum mampu.... Tidak ada orang yang menikah yang siap 100% saat mo
nikah....
Karena setelah nikahpun akan selalu belajar dan belajar....
Karena setelah nikahpun akan selalu belajar dan belajar....
Q : Mengutip kalimat di artikel bunda bahwa "Kelaziman
cinta menggambarkan siapa dan apa saja yang patut dicintai dan yang patut
dibenci.” Apakah jika mencintai siapa-siapa yang belum dicintai Allah (bukan
orang yang 'alim), berarti kita juga termasuk golongan tersebut (belum dicintai
Allah)?? Lalu bagaimana jika niat kita ingin berjalan dan berusaha bersama
meraih cinta Allah??
A : Golongan yang tidak dicintai Allah adalah nasrani, yahudi
dan munafik.
Selama cinta kita pada sesama manusia masih dalam koridor / batas yang sesuai syar'i dibolehkan......
Selama cinta kita pada sesama manusia masih dalam koridor / batas yang sesuai syar'i dibolehkan......
Q : Ada seorang perempuan yang sudah menikah dan mempunyai anak.
Lalu bertemu dengan teman lama dan pertemuan menyebabkan baper atau mereka
saling jatuh cinta. Bagaimana cara kita (anak) / teman terdekat menyadarkan dan
mengingatkan? Apakah hanya cukup dengan doa saja? Terimakasih
A : Perempuan itu masih punya suami ato janda? Kalo sudah
nikah sudah mendekati zina...ingatkan kalo itu termasuk dosa besar... Kalo dia
punya anak perempuan....ingatkan...tanyakan apakah ia sebagai ibu kelak jika
suami anaknya direbut orang lain ia bahagia? Kalo janda..dan mungkin..nikahkan.
Q : Bagaimana bila kita saat ini sedang diuji dengan perasaan
tertarik (cinta) dengan lawan jenis lalu bagaimana cara kita membentengi diri
agar tidak terlalu berlebihan dalam mencintai agar tidak membuat iman kita
melemah..
Syukron Bunda
Syukron Bunda
A : Jika muslimah jatuh cinta, ia memendamnya dalam diam,
malu dengan hijabnya, terlebih ia malu dengan Rabbnya. Jika jatuh cinta, ia
berusaha untuk menghapus rasanya, tetaplah Allah satu dalam hatinya.
Jika ia jatuh cinta, dipendamnya dalam hati yang terdalam, orang
lain tak dibiarkan tahu, apalagi si dia yang dituju. Cinta tak akan ia biarkan
bersemi, semakin mengingat si dia, semakin sering menyebut asma Allah. Semakin
sering berharap akan kehadirannya, semakin keras ia berusaha melupakan.
Muslimah tak akan biarkan rindu itu bergelora, justru kekhawatirannya semakin
muncul, ia takut Allah murka padanya. Ia hindari pertemuan, ia menghindari
interaksi, menjaga suaranya, menahan pandangannya, mesti hatinya bergetar
hebat.
M116 by Ustdzh Yeni
Q : Saya ingin bertanya bun, apabila suka dengan seorang ikhwan,
bagaimana cara mengelola perasaan suka ini agar tetap sesuai dengan syariat dan
tidak melebihi batas? Hal-hal apa yang dapat kita lakukan agar tidak kepikiran
terus dengan ikhwan tsb bun?
A : Jatuh cinta, menyukai lawan jenis adalah suatu hal yang
fitrah. Anugerah Allah yang diberikan pada setiap insan. Jangan pernah bunuh
rasa itu, tapi pandai-pandai lah mengelola hati. Manajemen hati mengajarkan
agar perasaan cinta kita tidak menghalangi kita melakukan kecintaan kita pada
Allah. Sehingga kita tidak akan melakukan hal-hal yang bertentangan dan
memancing kemarahan Allah.
Q : Hal apa saja yang bisa dlakukan agar tidak kepikiran ikhwan?
A : Itu godaannya ukhti.. Saat kita ingin melupakannya saat itu
pula syetan menggoda kita. Jadi kudu kuat iman yaa.. Lakukan banyak kegiatan
positif yang bisa mengalihkan pikiran itu. Terutama kegiatan yang membuat kita
lebih mencintai Allah dan rasul. Yakini bahwa saat kita memperbaiki diri agar
Allah ridha, maka calon imam pun juga sedang memperbaiki diri, shingga saat
dprtemukan benar benar karena cinta kepada Allah. Ma syaa Allah
Q : Saya mau tanya, patuh kepada orang tua itu salah satu bukti
cinta anak kepada orang tua, namun terkadang apa yang dikehendaki oleh orang
tua tidak sesuai dengan keinginan kita dan mungkin juga bisa tidak sesuai
dengan syari'at agama, lalu bagaimana cara kita untuk menyelesaikan masalah
tsb? Semisal masalah pekerjaan
A : Jika pekerjaan itu tidak membuat kita bermaksiat pada Allah
maka lakukanlah selagi bisa. Tidak sesuai dengan orang tua itu hal yang wajar,
karena orang tua pengennya anaknya tuh bahagia, lebih baik. Komunikasikan
dengan baik-baik dengan orang tua, kuatkan doa karena Allah Maha pembolak balik
hati setiap manusia.
Q : Gimana klo kecintaan kepada keluarga melebihi kecintaan pada
iman& islam?? Gimana cara menghindarinya?? Karena mencintai keluarga itu
kan fitrah... Syukran..
A : Jadikan apa yang dilakukan untuk keluarga bagian dari
ibadah, cinta karena Allah. Jika semua karena Allah, maka tak kan mudah kita
kecewa ketika ujian melanda. Hati-hati kecintaan kita pada keluarga, harta,
kedudukan yang berlebihan akan Allah uji. Allah akan uji kita pada titik
kelemahan kita. Misal ketika seorang ibu mencintai bayinya hingga melupakan
cintanya pada Allah, maka tak salah jika Allah ambil bayinya agar si ibu
menyadari bahwa hanya Allah yang pantas dicintai diatas segalanya.
Al Qur’an surat at Taubah ayat 24 : “Katakanlah: Jika
bapak-bapak , anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan
Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang fasik.
M106 by Ustdzh Tribuana
Q : Siti mungkin masih awam
tentang cinta. Cuma katanya jika kita mencintai sesuatu/seseorang,
maka kita akan sering menyebutnya. Nah kalo soal rasa umm.. apakah rasanya sama
antara cinta kepada sesuatu sama cinta kepada Allah??
A : إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (QS. Al-Anfaal:2)
Yang namanya
cinta..disebut namanya saja sudah bergetar hati..berharap ingin berjumpa dan
selalu bersama.surat dari yang dikasihi dibaca berulang. Tak pernah bosan
sampai titik koma pun dihafal. Itu hal simpel saja tentang rasa nano-nano.
Untuk ayat di atas saja..apakah hati kita sudah merasa ser-seran ketika disebut nama Allah..atau biasa aja bahkan hampa tanpa rasa?
Padahal cintanya Allah ke kita aja sampai segitu luar biasanya...namun kitanya tak bisa merasa..bahkan mendekatpun enggan.
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhya Allah ta’ala berfirman : Siapa yang memusuhi waliku maka Aku telah mengumumkan perang dengannya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih aku cintai kecuali dengan beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hambaku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah di luar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi “ Riwayat Bukhori.عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
Untuk ayat di atas saja..apakah hati kita sudah merasa ser-seran ketika disebut nama Allah..atau biasa aja bahkan hampa tanpa rasa?
Padahal cintanya Allah ke kita aja sampai segitu luar biasanya...namun kitanya tak bisa merasa..bahkan mendekatpun enggan.
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhya Allah ta’ala berfirman : Siapa yang memusuhi waliku maka Aku telah mengumumkan perang dengannya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih aku cintai kecuali dengan beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan hambaku yang selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah di luar yang fardhu) maka Aku akan mencintainya dan jika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan aku berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku lindungi “ Riwayat Bukhori.عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
[رواه
الترمذي وقال حديث حسن صحيح ]
Dari Anas
Radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
bersabda: Allah Ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa
kepada-Ku dan memohon kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, Aku tidak peduli
(berapapun banyaknya dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam seandainya
dosa-dosamu (sebanyak) awan di langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku
niscaya akan Aku ampuni engkau. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang
kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak
menyekutukan Aku sedikitpun maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula
ampunan “ (Riwayat Turmuzi dan dia berkata : haditsnya hasan shahih).
Dalam hadits arba'in
yang ke 42 bahkan sampai Allah bilang ولا أبالي
Dan Aku tak peduli, Allah ga peduli betapa banyaknya dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan..bayangkan jika kita dizholimi atau disakiti bahkan dikhianati seseorang..tentu begitu dalam rasa sakit dan beratnya memberikan maaf.
Dan Aku tak peduli, Allah ga peduli betapa banyaknya dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan..bayangkan jika kita dizholimi atau disakiti bahkan dikhianati seseorang..tentu begitu dalam rasa sakit dan beratnya memberikan maaf.
Q : Assalamu'alaikum, saya mau
tanya, bolehkah mengamalkan sholawat nariyah sebagai wujud cinta kita kepada Nabi
Muhammad saw? Soalnya dari kecil sewaktu di kampung nyampe di majelis di dekat
rumah tiap ada kajian selalu dibaca tapi saya pernah baca klu sholawat nariyah
tidak boleh dibaca karena adanya pengkultusan kepada nabi Muhammad saw dan itu
bertentangan dengan Al A'raf 188? Klu itu dilarang apa yang harus saya
sampaikan kepada guru ngaji saya sekarang?
A : In Syaa Allah semua disini sepakat tentang keutamaan sholawat
Dari ‘Abdullah bin
‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى عَلَيَّ أَوْ سَأَلَ لِي الوَسِيْلَةَ حَقَّتْ عَلَيْهِ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ
“Barangsiapa
bershalawat kepadaku atau meminta agar aku mendapatkan wasilah, maka dia berhak
mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat nanti.” (Hadits ini terdapat dalam Fadhlu
Ash Sholah ‘alan Nabiy no. 50, Isma’il bin Ishaq Al Jahdiy. Dikatakan shohih
oleh Syaikh Al Albani)
Dari Abu Hurairah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa yang bershalawat
kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR.
Muslim no. 408)
Adapun beberapa bacaan
sholawat yang dianjurkan dan dicontohkan:
[1] Dari Zaid bin
Abdullah berkata bahwa sesungguhnya mereka dianjurkan mengucapkan,
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ
“Allahumma sholli ‘ala
Muhammad an nabiyyil ummiyyi. [Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad Nabi
yang Ummi]” (Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam no. 60.
Syaikh Al Albani mengomentari bahwa hadits ini shohih)
[2] Dari Ka’ab bin
‘Ujroh, beliau mengatakan,
“Wahai Rasulullah,
kami sudah mengetahu bagaimana kami mengucapkan salam padamu. Lalu bagaimana
kami bershalawat padamu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ucapkanlah,
اللَّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“Allahumma sholli ‘ala
Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun
majid” [Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau
memberi shalawat kepada kerabat Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi
Maha Mulia] (Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam no. 56.
Syaikh Al Albani mengomentari bahwa sanad hadits ini shohih)
[3] Dalam riwayat
Bukhari no. 3370 terdapat lafazh shalawat sebagai berikut,
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
“Allahumma sholli ‘ala
Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim,
innaka hamidun majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama
barokta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidun majid.” [Ya Allah,
berilah shalawat kepada Muhammad dan kerabatnya karena engkau memberi shalawat
kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Muhammad dan kerabatnya karena
engkau memberi keberkahan kepada Ibrahim dan kerabatnya. Sesungguhnya Engkau
Maha Terpuji lagi Maha Mulia)
Bisa dicek dengan
sholawat nariyah adakah bedanya...?
Jika disampaikan ada beberapa kalimat yang menunjukkan pengkultusan pada Rasulullah...seperti yang mba sampaikan apalagi kemudian dipertegas dengan ayat Allah di Surat Al-A'raf:188
Jika disampaikan ada beberapa kalimat yang menunjukkan pengkultusan pada Rasulullah...seperti yang mba sampaikan apalagi kemudian dipertegas dengan ayat Allah di Surat Al-A'raf:188
Maka lakukan apa yang
dicontohkan oleh Rasulullah dan kita yakini benar..karena syarat diterimanya
amal adalah karena dua yaitu ikhlas dan ittiba' rasul (sesuai dengan syariat
dan sunnah Rasulullah)
Jika salah satu tak
dipenuhi syarat tersebut maka amalan kita tertolak
تـُــنْحَلُ بِهِ العُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الحَوَائِجُ وَ تُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ
Rincian :
(تنحل به العقد)
Segala ikatan dan
kesulitan bisa lepas karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
(وتنفرج به الكرب)
Segala bencana bisa
tersingkap dengan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
(وتقضى به الحوائج)
Segala kebutuhan bisa
terkabulkan karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
(وتنال به الرغائب)
Segala keinginan bisa
didapatkan dengan adanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
Kalimat-kalimat tersebut yang disampaikan menunjukkan pengkultusan pada nabi. Apa yang mengakar dan turun temurun memang begitu melekat. Menyampaikan bukan berarti menggurui..dalam belajar kita boleh bahkan perlu meyakinkan bahwa setiap amalan kita ada dalilnya..ada landasannya, ada tuntunannya. Misal bertanya kepada guru ngajinya..dalilnya dst tentu tidak masalah. Ketika beliau beri landasan syar'i maka silahkan diikuti. Namun ketika tidak ada maka perlu berpikir kembali untuk mengikuti. Namun ya begitu..dalam berdakwah ada seninya..kalau langsung gedebak gedebuk semuanya dibilang gak boleh..ini itu haram atau langsung menjauh.
Q : Ohya umm, panjang atau pendeknya shalawat itu
mempengruhi kecintaan ngga? Sama
banyak dikitnya juga pengaruh ga?
A : Lebih pilih panjang gak pakai ruh atau sedikit pakai
ruh? Atau panjang pakai ruh ketika bersholawat?
Ya seperti salah satu
hadits yang disampaikan di atas...barang siapa yang bersholawat kepada
Rasulullah satu kali maka Allah akan bersholawat kepadanya 10 kali... Yang
perlu digaris bawahi Allah mencintai amal yang sedikit tapi kontinyu daripada
banyak namun taktentu..karena sesungguhnya inti dari istiqomah ada
disitu. Rasulullah aja sampe bilang...istiqomahlah walau engkau tidak
mampu.
Macam berjalan diatas
pedang atau bara api. Itu istiqamah. Pilih yang mana
Ya ketika kita berjalan diatas pedang..mau terus jalan sakit..mau berhenti tambah sakit. Mau ga mau terus berjalan walau tertatih dan berat tapi in syaa Allah akan sampai pada tujuan and no more pain. Daripada kemudian berhenti atau kembali. sakitnya sama tujuannya gak dapet.
Ya ketika kita berjalan diatas pedang..mau terus jalan sakit..mau berhenti tambah sakit. Mau ga mau terus berjalan walau tertatih dan berat tapi in syaa Allah akan sampai pada tujuan and no more pain. Daripada kemudian berhenti atau kembali. sakitnya sama tujuannya gak dapet.
M110 by Ustadzh Evi
Q : Bun ana mau tanya,,kenapa negara arab disebut negara haram,,?
Ana pernah denger begitu bun hehehe,, Tolong penjelasannya ya umm..
A : Nanda sholihah mungkin yang nanda maksud adalah tanah haram.
Yang dimaksud dengan tanah haram bukan Arab saudinya. Tapi 3 tempat yaitu .
Mekkah. Madinah dan Thoif. Dikatakan tanah haram karena ke3 tempat tsb haram
untuk didatangi oleh mereka yang non muslim.
Q : Bagaimana caranya agar cinta ke Allah bisa mencapai tingkatan
yang paling tinggi??
A : Nanda sayang mahabbatullah tidak bisa kita dapatkan begitu
saja. Ia membutuhkan sebuah proses. Dimulai dengan makrifah kita kepada Allah secara
total kenali Allah dengan AsmaNya. Af al (perbuatanNya). Lewat sifatNya. Ke3
hal tsb dapat kita fahami melalui ayat-ayat qauliyah dan kauniyahNya. Setelah
mengenal Allah maka keimanan kita akan meningkat. Awal mula ibadah yang
dilakukan karena khauf (takut). Seiring pemahaman dan keimanan kita ibadah kita
didasari rojak (harap). Hingga pada tahap kita ridha dan ikhlas terhadap semua
ketetapan Allah. Ibadah yang kita lakukan menjadi didasari cinta yang tumbuh
dengann sendirinya sebagai rasa syukur atas begitu banyak nikmat yang Dia
berikan pada kita.
Q : Bun bagaimana menanamkan rasa cinta kepada Allah itu sendiri
bun? Karena jujur masih belum bisa menumbuhkan cinta kepada Allah bun.
A : Nanda sayang tadi sudah Bunda jelaskan semuanya berproses.
Terus beribadah dan belajar untuk memahami Islam dengan dawwam (kontinu).
Lambat laun akan tumbuh cinta pada Allah. Karena dengan rahmat dan kasih
sayangNya. Allah sendiri yang akan menumbuhkan cinta itu. Ketika kita terus
berusaha untuk mendekatiNya.
Q : Bund terkadang di sekeliling banyak yang salah mengartikan
cintanya pada sesama manusia contohnya orang pacaran... Biasanya sudah
diberitahu bahwa pacaran itu mendekati zina dan sudah dijelaskan juga yang ada
dalam Al Quran, tapi masih saja larut di dalamnya... Pertanyaan saya bund, Ada
tidak cara tepat buat melepaskan seseorang dari ikatan tersebut..
A : Memang sulit menjelaskan kepada orang manakala akal dan
ruhiyahnya dikuasai hawa nafsu. Namun paling tidak nanda bisa menyampaikan
begitu banyak mudarat yang timbul ketika seseorang berkhalwat denganj mereka
yang dianggap sebagai ' pacar". Karena talbisu syaiton selalu mengalir
dalam darahnya hingga perbuatan tercela bisa tjadi seperti melakukan hubungan
terlarang . Hamil diluar nikah. Aborsi. Pendidikan menjadi gagal . Keluarga
menjadi malu dll. dengan diingatkan hal-hal ini mungkin sisi manusiainya dapat
tersentuh.
Q : Bunda bagaimana carax agar rasa cinta seorang ibu kepada
anaknya tidak melebihi rasa cintanya kepada ALLAH SWT? Soalx sebagai seorang
ibu pasti sangat sayang pada anaknya melebihi apapun takutnya jadi berlebihan
bunda.
Q : Bunda mau tanya gimana caranya agar kita tidak mencintai
sesuatu atau seseorang secara berlebihan??? Misalnya cinta sama lawan jenis
atau cinta sama barang, kan itu semua titipan jadi ketika titipan itu diambil
kita bisa dengan ikhlas merelakan.
A : Cinta kita kepada manusia (orang tua. Anak. Suami /istri dll)
serta kepada benda tidak boleh melebihi kecintaan kita pada Allah dan RasulNya.
Bagaimana caranya agar kecintaan pada Allah dan RasulNya tetap di atas
segalanya, yaitu dengan cara :
a. Pelajari dan fahami serta lakssnakan nilai2 Islam. Secara utuh.
b. Tadabburi ayat2 dalam Al Quran. Terutama ayat yang berisi
rahmat dan kasih sayang Allah terhadap Insan seperti S. Ar Rahman dll
c. Baca ttg keseharian kehidupan Rasul (sirah)
d. Laksanakan ibadah sebagai bentuk syukur bukan karena kewajiban
semata
e. Lambat laun akan tjadi proses inqilab (pembalikan) dalam diri
kita karena kita secara intens berinteraksi dengan islam
f. Yang berdampak cinta yang ada dalam hati tumbuh dengann subur
g. Dan sirami dengann doa agar cinta itu terus tumbuh hingga
berbuah ridha dan ikhlas
Q : Bagaimana mengajari anak di usia yang beranjak dewasa untuk
mencintai Allah dan Rasul? Karena semasa kecil jarang sekali di perkenalkan
oleh orang tuanya..
A : Menumbuhkan rasa cinta pada Allah dan RasulNya untuk anak yang
masih kecil diantaranya dengan beberapa langkah sbb:
a. Sering perdengarkan dengan kisah /cerita mengenai kebaikan dan
kasih sayang Allah dan rasulNya. Bisa dengann media buku. TV atau bercerita
langsung akan lebih menarik. Hal ini akan membuat memorinya penuh dengan
kebaikan Allah dan Rasul.
b. Dalam keseharian jangan pernah lupa mengingatkan akan kebaikan
Allah hingga membuat ia selalu bersyukur. Misal tentang nikmat makan. Nikmat
sehat dll
c. Nyanyikan lagu yang selau mengingatkan ia pada Allah dan
Rasul
d. Ingatkan ia untuk rajin sholat. Mengaji bersedekah s3bagai
bentuk rasa syukur atas nikmat yang begitu banyak
e. Tentunya keteladanan dr kita akan sangat memotivasi
mereka
f. Untuk mereka yang mulai beranjak remaja cara kita diantaranya:
g. Ajak merrka pada kegiatan2 remaja yang memiliki muatan Islam
seperti. Rohis. Mentoring dll
h. Beri cd islam yang menarik. Untuk remajaberi novel atau majalah
remaja yang Islami
i. Sesekali ajak diskusi
j. Buka peluang sebagaii teman sharingnya hingga kita bisa memberi
saran yang islami
k. Dan jangan lupa ingatkan ia untuk ibadah
Q : Bagaimana cinta dalam sesama mukmin? Sekarang kan banyak
sekali anak remaja berpacaran. Tapi berpacaran kan dilarang oleh agama, di lain
pihak anak remaja belum cukup umur untuk menikah. Jadi pertanyaan saya
bagaimana cara menghindari berpacaran ketika lawan jenis ini saling menyukai
(untuk anak remaja)
A : Nanda sayang manakala usia seseorang masih belum memungkinkan
ia untuk segera menikah misal usia sekolah maka keinginan terhadap lawan jenis
harus dikontrol dengan cara:
a. Hindari terlalu sering berinteraksi dengan lawan jenis.
b. Lakukan banyak aktivitas yang membuat kita lupa untuk pacaran
seperti. Belajar. Atau kegiatan positif yang tidak membuka peluang pacaran
c. Tanamkan dalam diri tentang banyak mudarat dari pacaran.
d. Tanamkan dalam diri untuk mengejar prestasi selagi muda dan
berpacaran hanya suatu kesia-sian.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment