Kajian Online WA Hamba الله SWT
Senin, 14 Maret 2016
Narasumber : dr. Eka Rosyilia
Rekapan Grup Bunda M2 (Bd. Attien)
Tema : Kesehatan
Editor : Rini Ismayanti
Segala puji bagi
Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan, pengampunan,dan petunjuk-Nya.
Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan keburukan amal
kita. Barang siapa mendapat dari petunjuk Allah maka tidak akan ada yang
menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada pemberi petunjuknya
baginya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad
adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, semoga doa dan keselamatan tercurah pada
Muhammad dan keluarganya, dan sahabat dan siapa saja yang mendapat petunjuk
hingga hari kiamat.
KANKER OVARIUM
Kanker ovarium adalah kanker yang
tumbuh pada indung telur atau ovarium. Penyakit ini menduduki posisi ketujuh di
antara jenis-jenis kanker yang paling umum menyerang wanita. Pada tahun 2012,
diperkirakan terdapat sekitar 239.000 kasus kanker ovarium baru yang muncul di
seluruh dunia. Kanker ini dapat diidap oleh semua wanita pada segala usia.
Tetapi kanker ovarium paling sering menyerang wanita yang sudah mengalami masa
menopause atau umumnya berusia 50 tahun ke atas.
Jenis-jenis Kanker Ovarium
Kanker ovarium dapat dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu tumor epitelial, tumor stromal, dan tumor sel germinal. Penentuan jenis kanker ini berdasarkan sel mana yang diserang kanker.
Gejala-gejala Kanker Ovarium
Kanker ovarium termasuk jenis penyakit yang sulit dikenali. Kanker ovarium pada stadium awal jarang menyebabkan gejala. Jika ada pun, gejala-gejalanya cenderung dikira akibat penyakit lain (seperti konstipasiatau iritasi usus) sehingga sering baru terdeteksi saat penyakit ini sudah menyebar dalam tubuh.
Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mewaspadai beberapa gejala yang umumnya dialami oleh pengidap kanker ovarium.
Di antaranya adalah:
a. Pembengkakan pada perut.
b. Perut selalu terasa kembung.
c. Sakit perut.
d. Penurunan berat badan.
e. Cepat kenyang.
f. Mual.
g. Perubahan pada kebiasaan buang air besar, misalnya konstipasi.
h. Frekuensi buang air kecil yang meningkat.
i. Sakit saat berhubungan seks.
Pastikan Anda memeriksakan diri ke dokter jika merasakan gejala-gejala tersebut, terutama yang sering dialami atau tidak kunjung membaik. Jangan menganggap remeh indikasi penyakit meski terasa atau terlihat sepele.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Ovarium
Sama seperti kanker pada umumnya, penyebab kanker ovarium juga belum diketahui secara pasti. Tetapi para pakar menduga terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang wanita untuk terkena kanker ini.
Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
a. Usia.
Kanker ovarium cenderung terjadi pada wanita berusia 50 tahun ke atas.
b. Faktor keturunan dan genetika.
Jenis-jenis Kanker Ovarium
Kanker ovarium dapat dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu tumor epitelial, tumor stromal, dan tumor sel germinal. Penentuan jenis kanker ini berdasarkan sel mana yang diserang kanker.
Gejala-gejala Kanker Ovarium
Kanker ovarium termasuk jenis penyakit yang sulit dikenali. Kanker ovarium pada stadium awal jarang menyebabkan gejala. Jika ada pun, gejala-gejalanya cenderung dikira akibat penyakit lain (seperti konstipasiatau iritasi usus) sehingga sering baru terdeteksi saat penyakit ini sudah menyebar dalam tubuh.
Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mewaspadai beberapa gejala yang umumnya dialami oleh pengidap kanker ovarium.
Di antaranya adalah:
a. Pembengkakan pada perut.
b. Perut selalu terasa kembung.
c. Sakit perut.
d. Penurunan berat badan.
e. Cepat kenyang.
f. Mual.
g. Perubahan pada kebiasaan buang air besar, misalnya konstipasi.
h. Frekuensi buang air kecil yang meningkat.
i. Sakit saat berhubungan seks.
Pastikan Anda memeriksakan diri ke dokter jika merasakan gejala-gejala tersebut, terutama yang sering dialami atau tidak kunjung membaik. Jangan menganggap remeh indikasi penyakit meski terasa atau terlihat sepele.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Ovarium
Sama seperti kanker pada umumnya, penyebab kanker ovarium juga belum diketahui secara pasti. Tetapi para pakar menduga terdapat beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang wanita untuk terkena kanker ini.
Faktor-faktor risiko tersebut meliputi:
a. Usia.
Kanker ovarium cenderung terjadi pada wanita berusia 50 tahun ke atas.
b. Faktor keturunan dan genetika.
Risiko Anda untuk terkena kanker ovarium
akan meningkat jika ada anggota keluarga kandung yang mengidap kanker ovarium
atau kanker payudara. Begitu juga dengan pemilik gen BRCA1 dan BRCA2. Terapi
penggantian hormon estrogen, terutama yang jangka panjang dan berdosis tinggi.
c. Mengidap endometriosis.
d. Tidak pernah hamil.
e. Mengalami siklus menstruasi sebelum usia 12 tahun dan menopause setelah usia 50 tahun.
f. Menjalani proses pengobatan kesuburan.
g. Merokok.
h. Menggunakan alat kontrasepsi IUD.
Proses Diagnosis Kanker Ovarium
Setelah menanyakan gejala yang dialami, riwayat kesehatan keluarga, dan melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lebih mendetail. Proses tersebut biasanya meliputi USG, tes darah dan biopsi.
c. Mengidap endometriosis.
d. Tidak pernah hamil.
e. Mengalami siklus menstruasi sebelum usia 12 tahun dan menopause setelah usia 50 tahun.
f. Menjalani proses pengobatan kesuburan.
g. Merokok.
h. Menggunakan alat kontrasepsi IUD.
Proses Diagnosis Kanker Ovarium
Setelah menanyakan gejala yang dialami, riwayat kesehatan keluarga, dan melakukan pemeriksaan fisik, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lebih mendetail. Proses tersebut biasanya meliputi USG, tes darah dan biopsi.
Dokter akan menganjurkan USG bagian perut
dan di sekitar organ intim. Langkah ini akan membantu dokter untuk memeriksa
bentuk, ukuran, dan struktur ovarium Anda.
Sementara tes darah dilakukan untuk mendeteksi keberadaan protein CA 125 dalam darah. Kadar CA 125 yang tinggi bisa mengindikasikan kanker ovarium. Tapi ini tidak bisa menjadi satu-satunya patokan karena CA 125 juga bisa meningkat akibat kondisi lain seperti fibroid pada rahim dan tidak semua penderita kanker ovarium memiliki tingkat CA 125 yang tinggi.
Jika proses diagnosis menunjukkan Anda
positif mengidap kanker ovarium, langkah berikutnya adalah mencari tahu stadium
dan perkembangan kanker Anda. Proses ini umumnya meliputi CT atau MRI scan,
rontgen dada, serta prosedur biopsi untuk mengambil sampel cairan rongga perut
dan jaringan ovarium. Mengetahui stadium kanker yang Anda derita akan membantu
dokter untuk menentukan langkah pengobatan terbaik untuk Anda.
Secara umum, stadium kanker ovarium terbagi dalam empat kategori yang meliputi:
a. Stadium 1:
Kanker hanya menyerang salah satu atau kedua ovarium tapi belum menyebar ke organ lain.
b. Stadium 2:
Kanker sudah menyebar dari ovarium ke jaringan di sekitar panggul.
c. Stadium 3:
Kanker sudah menyebar ke selaput perut, permukaan usus, dan kelenjar getah bening di panggul.
d. Stadium 4:
Kanker sudah menyebar hingga bagian lain tubuh, misalnya ginjal, hati, dan paru-paru.
Langkah Pengobatan Kanker Ovarium
Masing-masing pengidap kanker ovarium bisa membutuhkan pengobatan yang berbeda. Hal ini akan ditentukan berdasarkan stadium kanker, kondisi kesehatan, dan keinginan Anda untuk memiliki keturunan. Langkah utama dalam pengobatan kanker ovarium adalah operasi dan kemoterapi.
Prosedur operasi biasanya meliputi pengangkatan kedua ovarium, tuba falopi, rahim, serta omentum (jaringan lemak dalam perut). Operasi ini juga bisa melibatkan pengangkatan kelenjar getah bening pada panggul dan rongga perut untuk mencegah dan mencari tahu jika ada penyebaran kanker. Dengan terangkatnya kedua ovarium dan rahim, kemungkinan Anda untuk punya anak akan lenyap.
Namun lain halnya dengan kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium dini. Pasiennya mungkin hanya menjalani operasi pengangkatan salah satu ovarium dan tuba falopi sehingga kemungkinan untuk memiliki keturunan bisa tetap ada.
Setelah operasi, dokter akan menjadwalkan proses kemoterapi. Ini dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Contoh obat yang umumnya digunakan adalahcarboplatin yang terkadang juga dikombinasikan dengan paclitaxel. Selama menjalani kemoterapi, dokter akan memantau perkembangan Anda secara rutin guna memastikan keefektifan obat dan respons tubuh Anda terhadap obat.
Kemoterapi juga terkadang diberikan sebelum operasi pada pengidap kanker ovarium stadium lanjut. Langkah ini berfungsi mengecilkan tumor sehingga memudahkan prosedur pengangkatan.
Sama halnya dengan obat-obatan lain, proses kemoterapi juga berpotensi menimbulkan efek samping. Beberapa di antaranya adalah tidak nafsu makan, mual, muntah, lelah, rambut rontok, serta meningkatnya risiko infeksi.
Prognosis Untuk Kanker Ovarium
Makin dini kanker ovarium terdeteksi dan ditangani, kemungkinan Anda untuk bertahan hidup pun akan meningkat. Pasien yang didiagnosis positif mengidap kanker ovarium diperkirakan memiliki kemungkinan untuk bertahan hidup selama satu tahun sekitar 70-75 persen. Terdapat lebih dari 45 persen dari pasien kanker ovarium yang bertahan hidup setidaknya selama lima tahun dan 35 persen selama 10 tahun.
Pengidap kanker ovarium stadium lanjut umumnya tidak bisa disembuhkan dan tujuan dari penanganannya adalah mengurangi gejala dan mendorong tumor untuk memasuki masa remisi.
Pencegahan Kanker Ovarium
Karena penyebabnya yang belum diketahui, pencegahan kanker ovarium pun tidak bisa dilakukan secara pasti. Meski demikian, ada beberapa hal yang dapat menurunkan risiko Anda terkena kanker ini, terutama metode yang bisa menghentikan proses ovulasi. Langkah-langkah tersebut meliputi:
a. Menggunakan kontrasepsi dalam bentuk pil.
Konsumsi pil kontrasepsi selama lima tahun terbukti dapat mengurangi risiko kanker ovarium hingga setengahnya.
b. Menjalani kehamilan dan menyusui.
c. Menerapkan gaya hidup yang sehat agar terhindar dari obesitas.
Contohnya, teratur berolahraga dan memiliki pola makan yang sehat dan seimbang.
Jika Anda memiliki risiko kanker ovarium yang tinggi, operasi pengangkatan ovarium dan tuba falopi sebelum terkena kanker juga dapat dilakukan untuk meminimalisasi risiko Anda. Prosedur ini biasanya dianjurkan pada usia 35 hingga 40 tahun atau saat Anda untuk tidak ingin memiliki keturunan lagi.
Secara umum, stadium kanker ovarium terbagi dalam empat kategori yang meliputi:
a. Stadium 1:
Kanker hanya menyerang salah satu atau kedua ovarium tapi belum menyebar ke organ lain.
b. Stadium 2:
Kanker sudah menyebar dari ovarium ke jaringan di sekitar panggul.
c. Stadium 3:
Kanker sudah menyebar ke selaput perut, permukaan usus, dan kelenjar getah bening di panggul.
d. Stadium 4:
Kanker sudah menyebar hingga bagian lain tubuh, misalnya ginjal, hati, dan paru-paru.
Langkah Pengobatan Kanker Ovarium
Masing-masing pengidap kanker ovarium bisa membutuhkan pengobatan yang berbeda. Hal ini akan ditentukan berdasarkan stadium kanker, kondisi kesehatan, dan keinginan Anda untuk memiliki keturunan. Langkah utama dalam pengobatan kanker ovarium adalah operasi dan kemoterapi.
Prosedur operasi biasanya meliputi pengangkatan kedua ovarium, tuba falopi, rahim, serta omentum (jaringan lemak dalam perut). Operasi ini juga bisa melibatkan pengangkatan kelenjar getah bening pada panggul dan rongga perut untuk mencegah dan mencari tahu jika ada penyebaran kanker. Dengan terangkatnya kedua ovarium dan rahim, kemungkinan Anda untuk punya anak akan lenyap.
Namun lain halnya dengan kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium dini. Pasiennya mungkin hanya menjalani operasi pengangkatan salah satu ovarium dan tuba falopi sehingga kemungkinan untuk memiliki keturunan bisa tetap ada.
Setelah operasi, dokter akan menjadwalkan proses kemoterapi. Ini dilakukan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Contoh obat yang umumnya digunakan adalahcarboplatin yang terkadang juga dikombinasikan dengan paclitaxel. Selama menjalani kemoterapi, dokter akan memantau perkembangan Anda secara rutin guna memastikan keefektifan obat dan respons tubuh Anda terhadap obat.
Kemoterapi juga terkadang diberikan sebelum operasi pada pengidap kanker ovarium stadium lanjut. Langkah ini berfungsi mengecilkan tumor sehingga memudahkan prosedur pengangkatan.
Sama halnya dengan obat-obatan lain, proses kemoterapi juga berpotensi menimbulkan efek samping. Beberapa di antaranya adalah tidak nafsu makan, mual, muntah, lelah, rambut rontok, serta meningkatnya risiko infeksi.
Prognosis Untuk Kanker Ovarium
Makin dini kanker ovarium terdeteksi dan ditangani, kemungkinan Anda untuk bertahan hidup pun akan meningkat. Pasien yang didiagnosis positif mengidap kanker ovarium diperkirakan memiliki kemungkinan untuk bertahan hidup selama satu tahun sekitar 70-75 persen. Terdapat lebih dari 45 persen dari pasien kanker ovarium yang bertahan hidup setidaknya selama lima tahun dan 35 persen selama 10 tahun.
Pengidap kanker ovarium stadium lanjut umumnya tidak bisa disembuhkan dan tujuan dari penanganannya adalah mengurangi gejala dan mendorong tumor untuk memasuki masa remisi.
Pencegahan Kanker Ovarium
Karena penyebabnya yang belum diketahui, pencegahan kanker ovarium pun tidak bisa dilakukan secara pasti. Meski demikian, ada beberapa hal yang dapat menurunkan risiko Anda terkena kanker ini, terutama metode yang bisa menghentikan proses ovulasi. Langkah-langkah tersebut meliputi:
a. Menggunakan kontrasepsi dalam bentuk pil.
Konsumsi pil kontrasepsi selama lima tahun terbukti dapat mengurangi risiko kanker ovarium hingga setengahnya.
b. Menjalani kehamilan dan menyusui.
c. Menerapkan gaya hidup yang sehat agar terhindar dari obesitas.
Contohnya, teratur berolahraga dan memiliki pola makan yang sehat dan seimbang.
Jika Anda memiliki risiko kanker ovarium yang tinggi, operasi pengangkatan ovarium dan tuba falopi sebelum terkena kanker juga dapat dilakukan untuk meminimalisasi risiko Anda. Prosedur ini biasanya dianjurkan pada usia 35 hingga 40 tahun atau saat Anda untuk tidak ingin memiliki keturunan lagi.
TANYA JAWAB
Q : Dok..apa yang dimaksud gen BRCA 1
dan BRCA 2 ?
A : Itu merupakan gen dalam tubuh manusia, lebih tepat nya produk protein
Q : Dr Eka...belum lama ini..karena faktor usia..dan mata minus...kemaren pas sc anak ke-4 saya lngsng steril, ga tau persisnya diikat/dipotong. Imbasnya saya ga mens lagi..sampe debay umur 7 bulan..apa benar bgitu ya? Amankah saya dari kasus kanker diatas?
A : Bismillah...insya Alloh bunda ga mens karena faktor menyusui....menyusui kan bu?
Q : Dok...apa bedanya tumor, kanker, miom ?
A : Tumor : benjolan. Kanker : tumor ganas. Miom : tumor otot rahim
Q : Dok...apakah tumor dan miom itu bisa menjadi kanker klo tidak ada penanganan...?
A : Tergantung jenis sel tumor nya mb...apakah memang ada kemungkinan bermutasi...itu bisa jadi... Namun biasanya kecil
Q : Dok saya pernah dikasih tahu sama orang tua, agar gak terkena kanker, makan ikan gabus/kutuk dan betutu. Apakah itu di benarkan oleh ilmu kedokteran?
A : Bismillah....ikan gabus secara alamiah memiliki globulin tinggi...saya sendiri belum bisa jawab hubungan dengan kanker hanya jika mempercepat penyembuhan bisa.
Q : Dok, kenapa metode menghentikan proses ovulasi , misalnya dengan minum pil kb bisa mencegah kanker..? Ada orang yang lama sekali minum pil tapi terus kena kista.., mungkin kah pengaruh dari situ dok??
A : Bismillah... Dengan metode ini biasanya akan mencegah ovarium bekerja menstimulasi hormone. Jadi, unik nya di organ reproduksi kita bahwa ovarium sebagai suatu bagian yang menstimulus dan menghasilkan hormon....sehingga jika seseorang diangkat rahim namun ovarium masih ada maka fungsi hormon sebagian juga masih baik....
Q : Assalamu'alaikum. Dokter Eka, mohon penjelasan tentang salah satu faktor penyebab nya adalah menggunakan IUD? Apakah karena terlalu lama atau bagaimana? Saya 3 bulan lalu melahirkan bayi kembar (anak ke-4 & 5) melalui SC. Sama dokter SpOG disarankan untuk pasang spiral. Jadi ada kekhawatiran.
A : Bismillah... Jika terlalu lama dan tubuh mengadaptasi IUD secara kurang baik...Wallahu'alam bishowwab
Q : Assalamualaikum..dok klo myoma uteri berbahaya tidak ? Saya ada itu dan saya sudah menopause.
A : Insya Alloh tidak ganas umumnya bunda.... Tinggal dilihat ukurannya...
Wallahu'alam bishowwab
Q : Dok apakah aman saat menggunakan IUD dlm waktu 5thn kemudian di ganti lagi dengan yang baru? Benarkah jika sering minum jamu tradisional akan mengendap dan mengakibatkan kanker?
A : Insya Alloh masih Bunda asal tetep ada waktu check up ke dokter.. Kalo jamu biasanya ke ginjal bunda
A : Itu merupakan gen dalam tubuh manusia, lebih tepat nya produk protein
Q : Dr Eka...belum lama ini..karena faktor usia..dan mata minus...kemaren pas sc anak ke-4 saya lngsng steril, ga tau persisnya diikat/dipotong. Imbasnya saya ga mens lagi..sampe debay umur 7 bulan..apa benar bgitu ya? Amankah saya dari kasus kanker diatas?
A : Bismillah...insya Alloh bunda ga mens karena faktor menyusui....menyusui kan bu?
Q : Dok...apa bedanya tumor, kanker, miom ?
A : Tumor : benjolan. Kanker : tumor ganas. Miom : tumor otot rahim
Q : Dok...apakah tumor dan miom itu bisa menjadi kanker klo tidak ada penanganan...?
A : Tergantung jenis sel tumor nya mb...apakah memang ada kemungkinan bermutasi...itu bisa jadi... Namun biasanya kecil
Q : Dok saya pernah dikasih tahu sama orang tua, agar gak terkena kanker, makan ikan gabus/kutuk dan betutu. Apakah itu di benarkan oleh ilmu kedokteran?
A : Bismillah....ikan gabus secara alamiah memiliki globulin tinggi...saya sendiri belum bisa jawab hubungan dengan kanker hanya jika mempercepat penyembuhan bisa.
Q : Dok, kenapa metode menghentikan proses ovulasi , misalnya dengan minum pil kb bisa mencegah kanker..? Ada orang yang lama sekali minum pil tapi terus kena kista.., mungkin kah pengaruh dari situ dok??
A : Bismillah... Dengan metode ini biasanya akan mencegah ovarium bekerja menstimulasi hormone. Jadi, unik nya di organ reproduksi kita bahwa ovarium sebagai suatu bagian yang menstimulus dan menghasilkan hormon....sehingga jika seseorang diangkat rahim namun ovarium masih ada maka fungsi hormon sebagian juga masih baik....
Q : Assalamu'alaikum. Dokter Eka, mohon penjelasan tentang salah satu faktor penyebab nya adalah menggunakan IUD? Apakah karena terlalu lama atau bagaimana? Saya 3 bulan lalu melahirkan bayi kembar (anak ke-4 & 5) melalui SC. Sama dokter SpOG disarankan untuk pasang spiral. Jadi ada kekhawatiran.
A : Bismillah... Jika terlalu lama dan tubuh mengadaptasi IUD secara kurang baik...Wallahu'alam bishowwab
Q : Assalamualaikum..dok klo myoma uteri berbahaya tidak ? Saya ada itu dan saya sudah menopause.
A : Insya Alloh tidak ganas umumnya bunda.... Tinggal dilihat ukurannya...
Wallahu'alam bishowwab
Q : Dok apakah aman saat menggunakan IUD dlm waktu 5thn kemudian di ganti lagi dengan yang baru? Benarkah jika sering minum jamu tradisional akan mengendap dan mengakibatkan kanker?
A : Insya Alloh masih Bunda asal tetep ada waktu check up ke dokter.. Kalo jamu biasanya ke ginjal bunda
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baikalauah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika
asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment