Oleh:
Ummi Rochma Yulika
Dekatkan
diri dengan amalan.
Dekatkan
lisan dengan Al Quran.
Dekatkan
jiwa dengan keikhlasan.
Dekatkan
akhlak dengan ketaatan.
Dan
dekatkan pribadi dengan keshalihan.
Bila
memperbanyak amalan kan hadir keberkahan.
Bila
mendekat dengan Al Quran niscaya kan raih kemuliaan
Memacu
diri menjadi manusia pilihan.
Bukan
lantaran haus akan pujian.
Bukan
karena dahaga akan sanjungan.
Semua
yang diusahakan karena kebaikan di penghujung kehidupan.
Jika
Al Quran sudah jadi santapan maka kan hadir sikap kehati-hatian.
Bila
tilawah sudah jadi hiasan di lisan maka semangat hidup kan selalu terbarukan.
Berharap
hidup dalam penjagaan.
Agar
kelak selamat sampai tujuan.
Kita
masih bisa tilawah sebagai obat gelisah. Kita masih punya dzikir kala hati
meraa faqir. Kita masih bisa banyak berdoa agar selalu terjaga. Dan ada
shalawat sebagai jalan selamat. Berlomba-lomba menjadi juara pertama dalam
urusan akhirat tidaklah masuk kategori kompetisi yang tercela. Bahkan mengalah
dalam hal ini tidak diperbolehkan. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Mengalah (mendahulukan yang lain)
dalam segala sesuatu itu baik, kecuali dalam urusan akhirat." (HR. Abu
Dawud dan dishahihkan oleh al Hakim dan disepakati oleh al Dzahabi dari Sa'id
bin Abi Waqqash dalam Shifatus Shafwah (III/304).
Sejenak
mari kita renungkan. Diantara kita ada yang bekerja, kuliah, dan banyak lagi.
ketika kita beraktivitas tentu kita punya jadwal, bahkan itu adalah waktu-waktu
yang diutamakan. Sementara untuk tilawah? Untuk ibadah? Untuk mengampu amanah
dakwah? Apakah sudah kita juga punya waktu yang terjadwal? Hanya diri kita
sendiri yang mampu menjawab.
Mari
kita pelihara dan tingkatkan taqwa kita. Mari kita luangkan sejenak waktu untuk
berdiri menghamba pada Nya. Untuk mendahulukan membaca kalam Nya. untuk
memrioritaskan berinteraksi dengan Nya di tengah kesibukan apapun yang kita
lewati. Untuk ruku’ dan sujud menghamba agar terlimpah ridha Nya. Kekuatan
orang mukmin itu terletak pada kualitas amaliyahnya. Menjadi kewajiban kita
untuk senantiasa memperbaiki interaksi dengan sang Pencipta.
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,“Sesungguhnya di dunia ada surga,
barangsiapa yang tidak memasukinya, maka ia tidak akan masuk surga di
akhirat.” [Al-wabilush shayyib hal 48, Darul Hadits, Koiro, cet. III,
Syamilah].
Surga
tersebut adalah manisnya iman, nikmatnya berilmu agama dan ketenangan hati
dengan beramal. Banyak kesempatan dan waktu yang Allah berikan kepada kita. Ada
subuh kala hati mulai merapuh. Ada Dhuha kala jiwa merasai duka. Ada dhuhur
kala harapan mengabur. Ada ashar kala langkah tak lagi tegar. Ada maghrib
banyak hadirkan hal yang ajaib. Ada Isya kala dada terasa penuh sesak. Dan ada
tahajud kala dunia terasa carut marut.
Mari
menjaga amalan agar peka terhadap lingkungan.
Agar
langkah tetap di jalan kebenaran
dan
semoga meraih berkah serta kemuliaan di akhir kehidupan
Sekiranya
itu dulu dari yang sedikit bisa kita renungkan dan amalkan. Insya Allah akan
banyak datangkan keberkahan dalam hidup kita
Wallahu
musta'an
Jazakumullah
ahsanul jaza
Mohon
maaf lhir dan batin
Wassalamu
alaikum wr wb
TANYA
JAWAB
1.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ummi pemberian amanah adalah tanda
kasih sayang Allah terhadap hambaNya, apa benar?lalu bagaimana cara menguatkan
diri sendiri untuk menerima amanah yg di emban sehingga kita bisa termasuk
dalam orang-orang yang mensyukuri nikmat Allah?
Jawab
Allah
tak pernah salah menentukan apa saja halnya sampainya amanah kepada kita. Untuk
menguatkan diri sejenak kita renungi nasihat berikut. Masya Allah begitu luar
biasa nasihat Rasulullah kepada Abu Dzar al Ghifari dalam kitab nasihat Syaikh
Nawawi al Bantani, Rasulullah s.a.w. berwasiat, “Wahai Abu Dzar, perbaruilah
bahteramu, karena lautan ini teramat dalam. Persiapkanlah bekal yang cukup,
karena perjalanan ini teramat jauh. Ringankanlah beban bawaanmu, karena
pendakian ini akan sangat melelahkan. Murnikanlah (ikhlaskanlah) perbuatanmu,
karena Allah teramat jeli mengamati. Mari bertafakur.....
a.
Tafakkur tentang ayat-ayat Allah, buahnya adalah tauhid dan yakin kepada
ayat-ayat Allah.
b.
Tafakkur tentang nikmat-nikmat Allah , buahnya adalah rasa cinta dan syukur
kepada Allah.
c.
Tafakkur tentang janji-janji Allah, buahnya adalah rasa cinta kepada
kebahagiaan akhirat.
d.
Tafakkur tentang ancaman Allah, buahnya adalah kewaspadaan dalam menjauhi
maksiat sekaligus mengagungkan Allah.
e.
Tafakkur tentang sejauh mana ketaatan kepada Allah dan kebaikan Allah kepada
diri kita , buahnya adalah rasa takut kepada Allah...
2.
ummu ana mau tanya,,,? banyak sekali seseorang sibuk dengan berbagai alasan dan
lupa akan al-quran,,tapi d saat ada masalah orng tersebut seakan
menyalakan Allah bagaimana caranya biar kita tidak bersifat demikian umm,?
Jawab
Upgrade
keimanan kita. Sudah fitrah iman itu bertambh dan berkurang. Ia akan bertambah
karena amalan dan akan berkurang karena kemaksiatan. Maka perbaiki terus amalan
kita kepada Allah terus berusaha dan berusaha. Imam Hasan Al Banna
mengungkapkan: "Mereka mendengar seruan yang mengajak untuk beriman, maka
mereka pun beriman. Kita memohon kepada Allah agar membuat diri kita mencintai
iman ini, menghiasi hati kita dengannya sebagaimana Allah pernah memberikan
cinta itu kepada mereka dan menghiasi hati mereka dengannya. Iman adalah Bekal
utama kita. (Ath-Thariq ila Ar-Rabbaniyyah, Majdi Al Hilali, hlm 46-47)
3.
Assalamu'alaikum bunda saya ingin bertanya, bagaimana cara mengingatkan pada
keluarga bahwa bertilawah itu juga penting, kadang kala mereka bertilawah hanya
di saat sesudah maghrib saja.
Jawab
waalaikum.salam.wr
wb. Keluarga adalah salah satu aset dakwah yang utama. Jangan salah
menyampaikan kebaikan agar tak terjadi perselisihan. Dakwah yang paling utama
adalah keteladanan. Kita dulu yang memulai untuk melakukan contoh-contoh
kebaikan tersebutt. Lantas perlahan jika ada moment yang tepat dan bahasa yang
menyamankan entah dengan becanda atau berseloroh kita sampekan. Jika ada nampak
lampu hijau kita bisa jelaskan lebih detil. Selain itu dengan artikel yang kita
share atau buku dll. Jangan terkesan menggurui khawatir malah kita akan alami
kesulitan untuk mengambil hati mereka. Taklukkan dengan cinta dan doa agar
dimudahkan dakwah kita
4.
Kadang kalau kita sedang lelah dalam aktivitas keseharian kita, kita ingin
menyendiri dari orang-orang dan kegiatan di sekitar kita, ingin me time, tapi
kok jatuhnya pas kita sendiri malah melakukan hal yang sia-sia, nonton film
dsbnya, padahal tujuannya itu ingin mendekatkan diri sama Allah. Kira-kira
bagaimana sebaiknya bunda?
Jawab
Segera
temukan energi kita yang hilang agar tak berlarut terlalu lama dalam kejumudan.
Manusia bukan malaikat. Wajarlah bila dalam hidupnya adakalanya iman meningkat,
adakalanya iman menurun. Adakalanya semangatnya menggebu-nggebu hingga
apa saja bisa dilakukan. Namun, pada saat tertentu mengalami penurunan semangat
yang menyebabkan penurunan produktivitas. Manusia butuh orang lain bukan hanya
pemenuhan kebutuhan ekonomi, sosial, budaya, namun ia butuh orang lain untuk
bisa saling berbagi terutama saling menasihati dalam kebaikan dan perbaikan diri.
Karena, begitulah kodrat manusia yang kadang gelisah dalam menyikapi
permasalahan hidup. Jiwa manusia hampir serupa dengan raganya. Ia juga punya
rasa lelah. Ibarat tangan yang selalu digunakan untuk mengangkat, ia akan lelah
bila tak berhenti mengangkat. Kaki yang terus berlari letihnya tak terperi.
Begitu juga mata yang tak berhenti untuk menatap ia akan berair seolah menangis
kelelahan. Ada yang penting kita cermati, kenapa ia berhenti, atau merasa bosan
dengan sesuatu yang sudah menjadi rutinitas amaliahnya. Manusia bukan malaikat.
Ia memiliki unsur yang berbeda dengan malaikat. Malaikat tak memiliki akal dan
nafsu. Malaikat makhluk yang taat. Manusia ditilik dari kata al-insan asal
katanya adalah nasiya yang berarti lupa. Bahkan wajar bila al imanu yazid wa
yanqus, imannya naik turun. Manusia tempat lupa. Maka kewajibannya untuk
berusaha agar selalu ingat dan waspada terhadap segala kemungkinan yang terjadi
termasuk kelalaian yang mendera diri dan jiwanya. Untuk selalu ingat kita butuh
banyak hal; ilmu, teman, lingkungan, juga pembiasaan. Bila tidak bisa berakibat
fatal. Saling menasihati dan lapang dada harus menjadi kebiasaan untuk mencegah
kemandekan atau kehilangan energi untuk beraktivitas dalam menegakkan kebaikan
dan kebenaran. Mari kita cermati satu per satu indikasinya. Pertama, ada
kemalasan menunaikan ibadah. Ibadah apa saja seperti shalat, zikir, infaq,
tilawah. Semua dilakukan karena formalitas, sekadar menggugurkan kewajiban?
Tidak ada ruh dalam menjalankannya. Seperti angin lalu saja tanpa rasa. Apalagi
bersemangat untuk berlomba dalam kebaikan. Semua sirna seolah tak bernyawa atau
garing.Kedua, menjauh dari orang lain yang memiliki kebiasaan yang baik. Asyik
menyendiri dengan banyak alasan. Mereka enggan bersua dengan orang-orang yang
selalu menasihati dalam kebaikan karena dia merasa hal itu akan mengusik
dirinya. Menyendiri bukan berati ia benar-benar sendiri tapi menjauh dari
orang-orang dekatnya yang dulunya bisa mengajaknya dalam ketakwaan. Ketiga,
emosi diri yang berlebihan tanpa kendali. Emosi bukan sekadar kemarahan namun
perasaan yang bermacam-macam. Sensitif, mudah tersinggung, dipuji pun bisa
salah paham. Yang ada padanya hanya berpikir negatif terhadap apa saja yang
hadir di depannya. Susah sekali menerima kebenaran karena seolah ukuran
kebenaran adalah apa yang dipikirkannya. Perlu kita mewaspadai bila contoh
sederhana menghinggapi jiwa kita. Banyak pekerjaan yang sedianya harus
terselesaikan akan terbengkalai karena akan dengan mudahnya ditinggalkan.
5.
Mau tanya, kan setiap orang punya target ya misal sehari ditarget infak 1000,
tilawah 1 juz. Itu boleh gak sih? Atau justru itu malah mematok diri tidak
berkembang. Soalnya Ada yang bilang lebih baik ngaji sedikit tapi mendalami
maknanya sambil buka tafsir, ada yang bilang gak papa untuk memacu diri.
Jawab
mematok
batas minimal tidak apa-apa karena kadang amalan harus kita paksa. Tapi proses
ini harus diiringi dengan progres ada gerak perubahan dikit demi dikit. Bukan
stagnan. Nah kadang kita kejebak dalih seperti itu. Semua penting jika mampu
lakukan semua saja tapi istiqomah. Berkelanjutan tidak mandeg
6.
Assalammu'alaikum, Minta tips dan
sharing dong tentang pengalaman menjaga keistiqomahan. Terus pernah ga dilanda
cobaan yang beraaaatttt banget? kalo iya gimana ya pada saat menghadapi cobaan
itu kita bisa mengalahkan rasa lemah dan tidak berdaya dalam diri serta
mengubahnya menjadi energi untuk bangkit bergegas menuju Allah? soalnya aku kalo
lagi stress/tertekan/sedih bawaannya melooowww melulu.... rasanya jadi kurang
bisa fokus dan jadilah kacau segala2nya. kacau di kerjaan, dirumah, diluar
dll... gitu...
Jawab
Agar
Jiwa terjaga Hingga ke Surga
Oleh:
Rochma Yulika
1.
Dengan mengingat Allah hati kan menjadi tenang.
2.
Dengan mengingat mati hati akan menjadi terisi.
3.
Dengan mengingat lamanya perjalanan di akhirat kan hadir pribadi-pribadi yang
taat.
4.
Dengan mengingat azab berusaha menjadi pribadi yang beradab.
Lantas...
sudahkah kita sibuk mengevaluasi diri? Atau justru kita sibuk mencari kesalahan
saudara kita?
Apakah
nisan yang berjajar di depan mata tak mampu jadi pengingat? Bahwa kelak kita
akan menjadi penghuninya.
Masihkah
jiwa selalu tergoda dalam nista. Masihkah mulut sering bergunjing tentang hal
yang tak penting. Dan masihkah nafsu menjadi belenggu yang membuat hati keras
membatu.
Berhentilah
sejenak..... mari bersegera bertafakur jangan sampe terlena dan tanpa sadar
diri sudah tiba di kubur.
Mari
beristighfar agar kubur kita jembar.
Mari
segera memerbaiki diri agar tak nista di kehidupan hakiki.
"Setiap
yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan
dengan sempurna balasanmu.
Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, Sungguh, dia memperoleh
kemenangan.
Kehidupan
dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.
(QS.
Ali 'Imran ; 3 : 185)
Ini
kisah keajaiban yang saya alami
Keajaiban
Hidup Bersama Al Quran
Berinteraksi
dengan Al Quran tak lain seperti kita sedang bercengekerama dengan Allah.
Bercakap-cakap dengan Nya dan terasa sangat dekat sekali komunikasi kita dengan
yang Maha Kuasa. Ada banyak keajaiban yang aku dapatkan kala semakin aku masuk
ke dalam komunitas ODOJ ini. Bukan sekedar jadi Member tapi aku pun awalnya
bergabung jadi staff departemen Quality Control. Hingga sekarang diminta
menjadi Kabiro tausiyah rutin. Sebuah keyakinan yang besar ada dalam diri ini.
Siapa saja yang menolong agama Allah niscaya Allah akan memberikan pertolongan
padanya. Sangat banyak karunia yang Allah telah berikan padaku yang tak mampu
aku sebut satu persatu. Namun ada hal yang luar biasa aku alami ketika aku
sakit. Selasa tgl 4 februari aku mulai sakit. Awalnya aku pikÍr sakit Ðemam
biasa. Dan aku tak maÙ Ðibawa ke rumah sakit. Sakit itu berlangsung hingga Hari
Jumat. Malam harinya masih sakit demam ditambah sesak dan nyeri di tulang
semua. Aku pun mau dibawa ke rmh sakit. Sesampai di UGD dokter bilang aku harus
rawat inap. Malam sabtu itu juga aku masuk ke ruang VIP RSIH Jogja.
Aku
memilih VIP karena kadang anak-anak ingin ikut nunggu. Lagian kalo pake askes
paling nambah selisih pikirku saat itu. Hari berganti hingga saat itu tiba hari
ketiga. Dokter belum berani menyebut aku sakit apa. Hanya bilang virus yang
menyerang lambung. Pikiranku ketika sakit hanya pada ahad kemungkinan yakni
sembuh atau aku tiada. Sehabis maghrib aku selalu tilawah, karena aku ingin
merasa PEDE aja ketika Izrail mendatangiku. Malam harinya mataku sedikit basah.
Kuingat segala khilafku. Aku pun berazam "Ya Rabb ijinkan aku mewakafkan
diri yang hina ini untuk menegakkan kalimatmu, beri aku kesempatan waktu yang
panjang untuk jalankan amanah itu. " Kala aku sakit sesekali aku tetap
suport member untuk khalas dan khatam. Subhanallah aku bahagia kala itu. Paling
tidak ketika aku tiada ada sedikit kebaikan yang aku ukir. Sampe tiba hari
senin dokter menyampekan ternyata aku kena gejala typus. Aku bersyukur sudah
tahu penyakitku. Dokter pun bilang jika selasa sudah mulai membaik boleh
pulang. Alhamdulillah. Selasa hari yang aku nantikan telah tiba. Kehadiran dokter
aku tunggu. Akhirnya benar-benar selasa siang aku boleh pulang. Abi bilang
padaku kalau pulang setelah dhuhur saja. Aku pun sepakat. Tapi... Jam 11 aku
kurang sabar menunggu abi. Aku pun bangkit dengan berjalan agak gontai menuju
kasir. Sesampai di kasir aku bertanya "Pak berapa selisih biaya yang harus
saya bayar?" Kasir pun menjawab,"sebentar bu ibu tunggu saja, nanti
kita kabari." Aku pamit mau ke kamar karena masih sangat lemah. Kembali
aku berjalan gontai menuju kamar. Baru setengah jalan terdengar namaku
dipanggil oleh kasir. Otomatis aku balik lagi. Baru sampai di depan loket.
Tiba-tiba kasir bilang sambil menyodorkan selembar kertas kecil. "Ini Bu
surat keterangan ibu boleh keluar dr rumah sakit. Nanti tolong berikan ke
perawat ya." Pesan kasir itu padaku. Sedikit aku bertanya tentang berapa
yang aku bayarkan, spontan pula kasir itu jawab "sudah tercover Bu." Karena
kepala masih pusing, tubuh lemas tanpa banyak tanya aku kembali ke kamarku. Tak
lama suamiku datang. Sekedar bertanya berapa selisih biaya aku merasa enggan
untuk menjawab kala itu. Pikiranku hanya pulang dan rumah. Sampelah siang itu
aku di rumah. Tak berapa lama Abi pamit keluar sebentar untuk transaksi di
bank. Kemudian pergilah abi menyelesaikan urusannya.
Sekitar
ashar beliau datang. Kemudian barulah aku berkesempatan untuk berbagi cerita. Perlahan
aku bilang sama abi, jika tadi di rumah sakit tadi sama sekali tidak bayar. Abi
terperanjat. Abi menceritakan sebelum menjemputku di kamar katanya mampir ke
kasir. Dan jawaban kasir "Maaf Pak sudah dibayar semua dan Bapak ditunggu
ibu di kamar." Mendengar jawaban itu abi berpikir akulah yang bayar. Allahu
a'lam siapa yang membayar selisih biaya rumah sakit itu. Dan aku pun tidak
diberi perincian biaya dari rumah sakit. Dan sampe hari ini keadaanku semakin
baik. Tidak ada yang tidak mungkin bila kita hidup selalu bersandar pada Allah.
Semoga siapa saja yg berkenan memberikan biaya aku doakan beliau selalu
mendapatkan rahmat dari Allah. Atau apakah ada malaikat utusan Allah? Aku
hanya mampu berserah pada kehendakNya. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari
cerita ini. Aamiin. Dan sampai sekarang aku tak pernah tau seperti apa rekapan
biaya rumah sakitku. Allahu a'lam bisshawwah
7.
Bagaimana menjaga diri di lingkungan kerja yang notabene ga semua sepemahaman
dengan kita ustadzah? Kadang menjadi lemah ketika tidak ada teman-teman yang tujuannya
"dakwah"..syukron ustadzah
Jawab
Butuh
Kawan dalam Perjalanan
Oleh:
Rochma Yulika
Sahabat
Surgaku...
Tak
bisa kita menapaki kehidupan tanpa seorang kawan.
Kita
butuh mereka untuk saling menguatkan.
Kita
butuh mereka untuk saling mengingatkan.
Kala
diri kita rapuh ada teman yang kan menyentuh.
Kala
kita dirudung sepi akan ada teman yang menemani.
Kala
kita mulai futur ada yang menghibur.
Kala
jiwa kita merasakan penat ada yang beri semangat.
Tak
mungkin kita usung amanah ini hanya sendiri.
Tak
mungkin kita jalani tanpa teman untuk berbagi.
Itulah
manfaat beramal jama'I.
Dalam
perjalanan dengan banyak sahabat kita akan bahu membahu.
Saling
ingatkan agak tak mudah merasa jemu.
Berharap
bisa berkontribusi meski terbatas dalam ilmu.
Dan
senantiasa belajar menambah wawasan kepada para guru.
Perjuangan
Islam tidak akan tegak tanpa adanya ukhuwah islamiyah. Islam menjadikan
persaudaraan dalam islam dan iman sebagai dasar bagi aktifitas perjuangan untuk
menegakkan agama Allah di muka bumi. Ukhuwah islamiyah akan melahirkan rasa
kesatuan dan menenangkan hati manusia. Banyak persaudaraan lain yang bukan
karena islam dan persaudaraan itu tidak akan kuat dan kekal. Persaudaraan Islam
yang dijalin oleh Allah SWT merupakan ikatan terkuat yang tiada tandingannya. Perpecahan
di kalangan umat dewasa ini terjadi disebabkan mereka tidak memenuhi
persyaratan ukhuwah, yaitu kurangnya mendekatkan diri kepada Allah dengan
ibadah yang bersungguh-sungguh. Allah SWT berfirman, ketaatan beribadah dan
ketakwaan sebagai solusi dari perpecahan umat. Lihat Q.S.49:10 dan 8 :1.
8.
Assalamu alaikum, Umi,, makasih atas materinya. Mau berrtanya,, apabila ada
seorang wanita yang terlihat bagus amalan ibadahnya, selalu menasehati orang,
selalu mnyuruh agar ada masalah itu diam saja tetapi jika dia ada masalah yang
kecil sama orang maka akan di perbesar dengan cara dia memberitahu keluarganya
itu yang ada malah terjadi keributan. Mengapa itu umi? Padahal terbilang baik
agamanya tapi mengapa ia memperlakukan orang lain seenaknya umi. Bukannya menyakiti
saudara dalam islam itu di larang umi ? Apalagi menyakitinya dengan prkataan. Mohon
penjelasannya umi. Lalu gimana pendapat umi jika ada seorang ibu yang pndendam karena
masalah yang di atas itu mi' yaitu masalah anak dengan anak padahal seorang ibu
itu guru bagi anaknya.
Jawab
Internalisasi
nilai agama itu sangat keliatan. Apalagi shalat, tilawah dan taqarub ilallah...
Jg berkaitan menuntut ilmu. Al-Hasan al-Bashri berkata, “Dulu, bila seseorang
telah mencari ilmu, maka tidak lama kemudian akan terlihat pengaruhnya pada
tatapan matanya, kekhusyu’annya, lisannya, tangannya, shalatnya, dan
kezuhudannya.” Beliau juga berkata, “Jika seseorang telah memperoleh satu bab
dari ilmu lalu ia mengamalkannya, maka jadilah ilmu itu lebih baik baginya
dibanding dunia seisinya, andai ia memiliki dunia itu lalu ia menjadikannya
untuk akhirat.” (Riwayat Darimi, keduanya dengan sanad shahih).
Nah
orang yang berilmu aja pengaruhnya nampak apalagi amaliyah melalui ibadah. Kan
dikatakan juga bahwa shalat itu akan mencegah prrbuatan keji dan mungkar. Hanya
saja kita tidak tahu amalan bagus itu menurut mata manusia atau Allah? Mungkin
perlu dievaluasi dari amalnya. Hmm kta doakan dan tambah kesabaran juga syukuri
bahwa saat itu Allah sedang mendidik kita. Kata-kata yang menyakitkan dsb itu
awalnya memang sakit. Tapi belajar mengikhlaskan terus dan terus lama-lama akan
terbangun imunitas kita. Kita masih punya Allah.
9.
Bunda mau tanya, apakah ada amalan khusus untuk melembutkan hati?
Jawab
Masih
Selalu Ada
Oleh:
Rochma Yulika
Mari
kita segera berdzikir kala hati merasa getir.
Mari
kita segera bersujud kala pikiran terasa kalut.
Mari
segera berdoa kala hati terasa hampa.
Dan
mari segera tilawah kala jiwa mulai resah.
Tenangkan
hati dengan shalat
Tenangkan
jiwa dengan memperbanyak shalawat.
Masih
ada subuh yang kan buat hati meneguh.
Masih
ada dhuhur yang kan buat hati banyak bersyukur.
Masih
ada ashar yang kan buat hati semakin tegar.
Masih
ada maghrib yang kan melahirkan jiwa-jiwa laksana rahib. Dan masih ada isya'
agar jiwa makin dekat dengan yang Maha kuasa.
Ada
tahajud bagi pecinta sujud
Ada
dhuha bagi pemburu pahala
Ada
tilawah bagi siapa saja yang ingin meraup berkah.
Ada
puasa bagi pribadi yang mendamba hidup mulia.
Ada
ukhuwah bagi para perindu Jannah.
Banyak
aktivitas yang membuat diri semakin pantas.
Banyak
amalan yang membuat kita raih keselamatan.
Tinggal
bagaimana menata diri untuk senantiasa menuju ridla Ilahi.
Agar
kelak menjadi layak mendapat kebahagiaan sejati.
Wallahu
musta'an
LINK NANDA
14 MARET 2016
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment