BAB II. KEUTAMAAN RAMADHAN DAN PUASA
A. Keutamaan Puasa adalah :
1. Puasa adalah Perisai
a. Puasa adalah perisai dari syahwat. Sebagaimana Rasulullah saw telah bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
Wahai sekalian pemuda! Barangsiapa diantara kalian sudah mampu, hendaklah dia menikah karena sesungguhnya menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih tangguh memelihara kemaluan, barangsiapa yang tidak mampu hendaklah dia berpuasa karena puasa itu bisa menjadi prisai baginya.” [HR. Bukhari dan Muslim].
b. Puasa adalah perisai dari api neraka. Rasulullah saw telah bersabda :
الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا العَبْدُ مِنَ النَّارِ
Puasa adalah perisai yang dengannya seorang hamba dilindungi dari api neraka (HR. Ahmad).
2. Dijauhkan dari Api Neraka
Rasulullah saw bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنْ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
Tidaklah seorang hamba berpuasa selama sehari karena Allah, melainkan dengan puasanya satu hari itu, Allah menjauhkannya dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun (HR. Muslim).
Syaikh Abdullah bin Abdirrahman Alu Bassam rahimahullah menuturkan: “Dijauhkan dari api neraka berarti didekatkan ke Surga, karena di sana tidak ada pilihan lain kecuali ke Surga atau Neraka. [Lihat: Taisiirul ‘Allam Syarhi ‘Umdatil Ahkaam (hlm.477)]’
Dalam hadits yang lain, Nabi saw bersabda:
مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ جَعَلَ اللَّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّارِ خَنْدَقًا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
Barangsiapa yang berpuasa satu hari di jalan Allah, maka Allah akan membuat parit (jarak) antara dia dan neraka, sebagaimana (jarak) antara langit dan bumi (Shahih: HR. At-Tirmidzi).
3. Puasa dapat memasukan pelakunya ke dalam Surga & tidak ada yang semisal dengannya
Abu Umamah ra pernah bertanya kepada Rasulullah saw :
يا رسول الله، دُلَّنِي على عمل أدخل به الجنَّة، قال؛ عَلَيْكَ بِالصَّوم لاَ مِثْلَ لَهُ
“Wahai Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku amalan yang memasukkan ke Surga”. Rasulullah saw menjawab: “Hendaklah engkau berpuasa, karena tiada ada sesuatu yang semisal dengannya.” (HR. An-Nasaa`i).
4. Masuk surga lewat pintu Ar-Rayan
Rasulullah saw telah bersabda :
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ . يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ . يُقَالُ : أَيْنَ الصَّائِمُونَ ؟ فَيَقُومُونَ , لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ . فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Sesungguhnya di surga ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa di hari kiamat masuk dari pintu itu. Tidak dibolehkan seorang pun memasukinya selain meraka. Lalu dikatakan, “Dimana orang-orang yang berpuasa?” Mereka pun bangkit, tidak ada seorang pun yang masuk kecuali dari mereka. Ketika mereka telah masuk, (pintunya) ditutup dan tidak seorang pun masuk lagi (HR. Bukhari dan Muslim).
5. Ibadah Puasa adalah Ibadah untuk Allah SWT
Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
"Setiap amal anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya dia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya (HR. Bukhari).
6. Bau Mulut Orang Puasa Wangi di Sisi Allah SWT
Bersabda Rasulullah saw :
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Demi jiwa Muhammad yang ada di tangan-Nya. Bau mulut orang berpuasa lebih wangi di sisi Allah dibandingkan bau minyak kasturi (HR. Bukhari).
7. Pasti Mendapat Dua Kebahagiaan
Bersabda Rasulullah saw :
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Bagi orang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan : ketika berbuka, dia bergembira dengan bukanya dan ketika bertemu Tuhannya, dia gembira karena amalan puasanya (HR. Bukhari).
8. Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafa’at di Hari Kiamat bagi orang yang mengamalkannya
Rasulullah saw bersabda :
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، يَقُولُ الصِّيَامُ؛ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ والشَّهْوَةَ، فَشَفِّعْنِيْ فِيْهِ، وَ يَقُولُ الْقُرْآنُ؛ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِيْ فِيْهِ، قَالَ؛ فَيُشَفَّعَانِ.
Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafa’at kepada hamba pada Hari Kiamat kelak. Puasa berkata: “Wahai Rabbku, aku telah menahannya dari makanan dan syahwat. Maka perkenankanlah aku untuk memberi syafa’at kepadanya”. Sedangkan Al-Qur’an berkata: “Aku telah mencegahnya dari tidur pada malam hari. Maka perkenankanlah aku untuk memberi syafa’at kepadanya”. Kemudian Rasulullah saw melanjutkan sabdanya: “Maka keduanya pun diperkenankan memberi syafa’at (HR. Ahmad).
B. Keutamaan Ramadhan
1. Ramadhan Bulan Turunnya Al-Qur'an
Allah SWT berfirman :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
…Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) (Al Baqarah : 185).
Al Qur’an diturunkan di bulan Ramadhan saat lailatul qadar. Allah SWT berfirman :
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada saat lailatul-qadar (Al Qadr : 1).
Rasululah saw bersabda :
أُنْزِلَتْ صُحُف إِبْرَاهِيمَ فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ وَأَنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لسِتٍّ مَضَين مِنْ رَمَضَانَ، وَالْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشَرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ وَأَنْزَلَ اللَّهُ الْقُرْآنَ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ
“Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan. Taurat diturunkan pada hari ke malam ke 7 bulan Ramadhan. Injil diturunkan pada malam ke-14 Ramadhan. Sedangkan Al Qur’an diturunkan pada malam ke-25 bulan Ramadhan” (dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, 1575).
2. Ramadhan Bulan Kesabaran
Rasulullah saw bersabda :
صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صَوْمُ الدَّهْرِ
“Puasa bulan kesabaran dan puasa tiga hari di setiap bulan adalah puasa sepanjang tahun” (Musnad Imam Ahmad).
Yang dimaksud dengan bulan sabar yaitu bulan Ramadhan. Ibnu Abdil Barr rahimahullah menjelaskan,“Dalam kamus Lisaanul Arab, shaum juga bermakna sabar (At-Tamhid). Sedangkan balasan bagi orang yang sabar, akan mendapatkan pahala tanpa batas. Allah Azza wa Jalla berfirman :
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”. [Az-Zumar : 10].
3. Ramadhan adalah Bulan ditutupnya pintu neraka, dibukanya pintu surga, dan syetan-syetan di belenggu
Rasulullah saw bersabda :
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Apabila datang bulan Ramadhan maka dibuka pintu surga dan ditutup pintu neraka dan syetan-syetan di belenggu (HR. Muslim)
Al Fudhail Bin Iyadh menjelaskan bahwa hal itu berarti suatu isyarat akan banyaknya pahala dan ampunan dan bahwa setan dipersempit upayanya untuk menyesatkan mereka sehinga mereka bagaikan terbelenggu (Al-Hafizh didalam ”Al-Fath”).
Sedangkan Al Qurthubi mengatakan,”Apabila anda ditanya tentang bagaimana pendapatmu tentang berbagai keburukan dan kemaksiatan yang banyak terjadi di bulan Ramadhan dan seadainya setan itu dibelenggu tentunya hal itu tidaklah terjadi?”
Maka jawabnya adalah ,”Sesungguhnya bahwa kemaksiatan itu akan mengecil terhadap orang-orang yang berpuasa yang memelihara syarat-syarat puasanya dan memperhatikan adab-adabnya” (Tuhfatul Ahwadzi juz II hal 219).
4. Di dalamnya ada Malam Lailatul Qadar
Rasulullah saw bersabda :
وَ اللهِ , فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
Demi Allah di bulan (Ramadhan) itu ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak mendapat kebaikannya, maka sungguh ia tidak mendapatkannya (HR. An-Nasaa’i).
4. Ramadhan merupakan saat tepat terkabulnya do'a
Secara umum, doa orang yang berpuasa adalah istijabah. Rasulullah saw telah bersabda :
ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga golongan yang doa mereka tidak ditolak, yaitu : orang yang berpuasa hingga ia berbuka, imam yang adil dan doa orang yang dizalimi.” (HR Tirmidzi).
Saat yang istijabah bagi orang yang berpuasa untuk berdoa, khususnya, adalah saat berbuka. Rasulullah saw telah bersabda :
إِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ لَدَعْوَةً مَا تُرَدُّ
“Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak tertolak pada saat berbuka.” (HR Ibnu Majah).
Sedangkan bulan Ramadhan adalah bulan saat terkabulnya doa. Rasulullah saw bersabda :
إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ
Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan,dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a maka pasti dikabulkan.” (HR. Al Bazaar)
5. Ramadhan bulan penghapusan dosa
Rasulullah saw bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits yang lain Rasulullah saw bersabda;
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Shalat lima waktu, ibadah Jum’at yang satu dengan ibadah jum’at berikutnya dan puasa Ramadhan yang satu dengan puasa Ramadhan berikutnya. Itu semua merupakan penghapus dosa antara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim).
TANYA JAWAB :
Tanya :
Bagaimana menjelaskan kepada non muslim tentang puasa? Kebetulan saya sering banget dapat pertanyaan dari non muslim "Kenapa Tuhan kamu menyuruh kamu berpuasa? "
Jawab :
1. Semua agama mengajarkan puasa, tidak ada agama yg tdk mengajarkan puasa.
2. Jika ada Non Muslim bertanya “Apakah Tuhanmu mengajarkan puasa?” Tanyalah dia “Agamamu apa ?”
3. Agama Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha dll: semua mengajarkan puasa.
4. Hanya mereka sendiri tidak menjalankan ajaran agamanya.
5. Jika seseorang menjalankan puasa sesuai dg prinsip Islam, banyak sekali manfaatnya di dunia dan akhirat.
6. Puasa menyebabkan seseorang semakin sehat.
7. Tidak pernah ada orang berpuasa kemudian mati.
8. Tetapi kalau gara-gara diet kemudian mati, itu banyak terjadi.
Tanya :
Jika ada agenda penting pada anak, misal anak lagi ujian/tes/ lomba, bolehkah ibunya puasa sunnah pada hari itu utk mendoakanny? Atau ada cara lain utk mendoaknnya?
Jawab :
1. Doa orang yang berpuasa adalah doa yang istijabah.
2. Kalau kita berfikir bagaimana cara agar doa kita dikabulkan Allah Ta’ala, maka berdoalah dalam keadaan berpuasa. Insya Allah dikabulkan Allah Ta’ala.
3. Jika kita ingin anak kita lancar dalam urusannya, maka berdoalah dalam keadaan berpuasa.
4. Sehingga berpuasa saat-saat tertentu utk taqarrub kpd Allah diperbolehkan.
5. Puasa itulah yang disebut puasa mutlak.
Tanya :
Bolehkah kita menggabungkan niat puasa wajib dan puasa sunah dlm satu kesempatan. Misal dibulan syawal kita berniat puasa membayar hutang puasa ramadhan dan niat puasa syawal. Adakah dalilnya ustadz? Mohon penjelasannya. Terima kasih.
Jawab :
1. Semua amalan wajib tidak boleh digabungkan niatnya dengan amalan sunnah.
2. Shalat Subuh hukumnya wajib, tidak boleh sekalian shalat sunnah qabliyah subuh.
3. Demikian puasa. Puasa wajib tdk boleh niatnya digabungkan dg puasa sunnah.
4. Mengqadha puasa hukumnya juga wajib shg tdk boleh digabungkan niatnya dg puasa sunnah.
Tanya :
1. Temen saya ada yg nanya, jika wanita yg kalah puasanya dikarenakan haid , apakah harus dibayarkan yg kalah puasanya itu hanya bisa dalam waktu 1 tahun sebelum puasa berikutnya saja ? Bagaimana jika dia belum membayarnya dalam waktu 1 tahun itu dan keburu sudah datang puasa ramadhab lagi?
2. Apakah orang yg sedang menyusui atau orang yang hamil boleh hanya membayar fidyah saja atau tetap bayar puasa setelah masa hamil dan menyusuinya telah selesai di tahun-tahun berikutnya , karena adik saya di tahun pertama dalam kondisi menyusui si kembar, asi ekslusif dan tidak sanggup untuk berpuasa, terus di tahun berikutnya dia hamil lagi? Jazakallah ...
Jawab :
1. Wanita yg haidh dilarang berpuasa, kemudian wajib mengqadha’ sebanyak hari yg ditinggalkan, di waktu yg lain di luar bulan Ramadhan.
2. Wanita yg berpuasa ramadhan di tengah puasanya haidh, maka puasanya batal dan wajib mengqadha puasanya sebanyak hari yg ditinggalkan, di luar bulan Ramadhan.
3. Mengqadha yg lebih utama adalah sebelum bertemu dg puasa Ramadhan berikutnya.
4. Jika sampai Ramadhan berikutnya belum mengqadha, maka dia tetap wajib mengqadha puasa yg ditinggalkan ditambah membayar fidyah.
5. Wanita hamil dan menusui cukup membayar fidyah saja.
Tanya :
Bagaimana hukumnya seseorang pengidap ganguan jiwa yg kadang normal, kadang kambuh. Disaat ramadhan dia kambuh, apakah wajib mengganti puasanya di lain hari atau bolehkah menbayar fidyah karena pasien ini harus rutin minum obt 3x dalam sehari? Jazakallahu khairan ustadz.
Jawab :
1. Orang yg hilang akal seperti gila, maka dia tidak wajib berpuasa dan tidak perlu mengganti dan membayar fidyah.
2. Sedangkan jika hilang akal berupa pingsan dan sejenisnya, maka diganti di hari lain .
PENUTUP :
Doa Kafaratul Majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Aamiin...
=====================
REKAPAN KAJIAN ONLINE HAMBA ALLAH (HA) M5.
Hari/Tgl: Senin, 18 April 2016
Narasumber: Ustadz Endri Nugraha
Tema: Keutamaan Ramadhan dan Puasa
Group: M5
Notulen: Fasikha M
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment