Kajian Online WA Hamba الله SWT
Senin, 8 Agustus 2016
Narasumber : Ustadz Robin
Rekapan Grup Bunda M4
Tema : Menjauhi Tempat Haram
Editor : Rini Ismayanti
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita
nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga kita selalu istiqomah sebagai shohibul
qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan sebagai keluarga Al Qur'an di
JannahNya.
Shalawat beriring salam selalu kita hadiahkan kepada uswah
hasanah kita, pejuang peradaban Islam, Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT
yakaninya nabi besar Muhammad SAW, pada keluarga dan para sahabat nya semoga
kita mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nanti. InsyaAllah aamiin
MEJAUHI TEMPAT TEMPAT HARAM
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّىٰ يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ ۚ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَىٰ مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan
ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan
pembicaraan yang lain. Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan
ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah
teringat (akan larangan itu). (QS. al-An'am 68)
Ayat ini menjadi salah satu dalil tuntunan Allah bagi hambaNya
agar menjauhi tempat-tempat yang melecehkan Allah.
Makna melecehkan ayat-ayat Allah tidak selalu dalam bentuk
perkataan, tapi juga perbuatan yang menentang aturan Allah.
Oleh karenanya, tempat-tempat kemaksiatan termasuk di antara
tempat-tempat yang mengolok/melecehkan ayat-ayat Allah; tempat diumbarnya
aurat, majelis minuman keras, perkumpulan ghibah, lokasi penyembahan berhala
(yang terkadang berbungkus lokasi wisata), dll.
Bukankah suatu pelecehan jika kita hidup dengan udara dari
Allah, bergerak dengan tangan dan kaki titipanNya, tapi kita gunakan untuk
menentang aturanNya?
Kalaupun kita tidak ikut bermaksiat bersama para ahli maksiat,
apakah kita mampu mengaku mencintai Allah, sedangkan kita membersamai
orang-orang yang melecehkan Dzat yang kita cintai?
Lalu, apakah kita harus menjauhi pelaku maksiat dan bersifat
tertutup terhadap mereka?
Islam adalah agama yang mengajak umatnya untuk bergaul dengan
siapa saja, bahkan ahli maksiat sekalipun. Tapi jangan kita membersamai mereka
dalam kemaksiatan tersebut.
Namun tetap, hendaklah kita melihat dengan siapa kita
bersahabat, dan di mana kita sering bertempat. Karena lingkungan, akan
mempengaruhi keimanan. Sedikit, atau banyak.
Sebagaimana faidah yang diajarkan seorang alim (berilmu) kepada
pelaku 100 pembunuhan, ketika sang pelaku bertanya kepada sang alim mungkinkah
ia bertaubat. Dijawab oleh sang alim;
“Ya! Dan siapa yang bisa menghalangi antaramu dengan taubat.
_Pergilah ke negeri ini dan itu, karena di sana ada orang-orang yang beribadah
kepada Allah Ta’ala_. Beribadahlah bersama mereka, dan _jangan kembali ke
negerimu karena negerimu adalah negeri yang jelek_......”
(HR. Bukhori dan Muslim)
(HR. Bukhori dan Muslim)
Wallahul musta'an
TANYA JAWAB
Q : Bagaimana dengan muslim
muslimah yang duduk bersama dengan anggota dewan yang terhormat di negara
ini.... Bahkan ada diantara mereka
yang memperjuangkan kemaksiatan....
A : Muslim muslimah yang duduk di dewan, selama
niatnya tuk memperjuangkan islam, bahkan tuk melawan mereka yang memperjuangkan
kemaksiatan, maka keberadaan wajib dipertahankan, bahkan tidak boleh pergi.
karena jika mereka pergi, para pejuang kemaksiatan akan leluasa menyebarkan
kesesatan mereka.
Q : Berarti kalau kita ke Bali gak boleh
ngunjungin pura mereka, walaupun hanya untuk menikmati keindahannya, Mis: Puri
terbesar Besakih
A : Sebaiknya tidak mengunjungi pura dan tempat
kesyirikan hanya untuk wisata.
Q : Saya punya teman baik, dan kita biasa
saling mengingatkan. Dengannya saya merasa bisa lebih bersyukur, sabar. Tapi
suami tidak suka saya berteman dengan dia, dengan alasan karena dia saya jadi
sering pergi. Saya dan dia punya passion yang sama. Sama-sama seneng kegiatan
sosial, bantu-bantu yang lain. Sampai akhirnya suami mengeluarkan fatwa saya
tidak boleh berteman dengan dia. Gimana ustadz? Padahal dia menurut saya baik
dan mengajak pada kebaikan.
A : Coba komunikasikan lebih baik lagi.
Jangan-jangan suami merasa kurang ditemani, karena kita ebih sering keluar
dengan teman. Coba juga tuk mendengar suara hati suami. Cari waktu yang enak,
dan coba saling mendengar dari hati.
Q : Jika saudara kita punya hajatan walimahan
yang acaranya mengundang orgen tunggal dan pesindennya yang pakaian dan gerak
geriknya menyalahi syareat(joget), Apakah itu dikategorikan tempat maksiat yang
kita juga tidak boleh menghadirinya ustadz?
A : Undangan walimah sangat dianjurkan untuk
dihadiri. karena itu sebaiknya tetap hadir. Apalagi itu saudara kita sendiri.
Keberadaan tukang joget hanya keburukan kecil di antara banyaknya kebaikan yang
ada dengan kita menghadiri undangan tsb (silaturahim dll). Tapi jangan sampai
kita menikmati joget tsb.
Q : Klo tempat karaoke seperti di Mall..atau
bioskop juga..itu termasuk termasuk tempat haram juga?
A : Bioskop bukan tempat
maksiat scara umum. Beda misalnya dengan bar. Bioskop tgantung filmnya.
Tapi klo memang tidak biasa menonton ke bioskop, tidak perlu dipaksakan juga.
Karaoke ada yang berisi maksiat ada yang family karaoke. Family
karaoke, isunya adalah pada hukum musik itu sendiri. Sebagian ulama
mengharamkan musik, sedangkan sebagian lain membolehkan selama tidak melalaikan
dan tidak mengandung maksiat. Jadi klo karaoke membuat kita menunda solat, dll,
maka harus ditinggalkan.
Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan dengan lancar.
Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala
kekurangan. Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing
sebanyak-banyakanya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta
astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa
tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu
dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment