Kajian Online WA Hamba الله SWT
Senin, 8 Agustus 2016
Narasumber : Ustadzah Tribuana
Rekapan Grup Bunda M20
Tema : Menjauhi Tempat Haram
Editor : Rini Ismayanti
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita
nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga kita selalu istiqomah sebagai shohibul
qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan sebagai keluarga Al Qur'an di
JannahNya.
Shalawat beriring salam selalu kita hadiahkan kepada uswah
hasanah kita, pejuang peradaban Islam, Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT
yakaninya nabi besar Muhammad SAW, pada keluarga dan para sahabat nya semoga
kita mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nanti. InsyaAllah aamiin
MENJAUHI TEMPAT-TEMPAT YANG HARAM (IJTINAB
AMAKIN AL-MUHARRAMAT)
Yang dimaksud dengan tempat-tempat yang haram adalah
tempat-tempat yang dijadikan sarana perbuatan maksiat, atau di sana
diperjualbelikan barang-barang yang haram baik secara terang-terangan maupun
tersembunyi, legal maupun illegal, seperti: tempat pelacuran, perjudian,
bioskop yang memutar film-film haram, tempat penjualan atau penyewaan
barang-barang haram dan sejenisnya. Hamba Allah yang beriman selalu berusaha
untuk menjaga kadar dan kualitas imannya agar tidak melemah dan terkikis,
sebaliknya ia senantiasa melakukan amal-amal yang dapat meningkatkan iman. Di
antara hal-hal yang dapat merusak iman adalah mendekati tempat-tempat yang di
dalamnya dilakukan perbuatan-perbuatan yang haram. Allah swt berfirman tentang
salah satu sifat hamba-hambaNya yang beriman
:
Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan
apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga
kehormatan dirinya. (Al-Furqan: 72).
Bila perbuatan-perbuatan yang tidak berfaidah saja harus
ditinggalkan, apalagi dengan perbuatan-perbuatan yang haram.
Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah
suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk. (Al-Isra: 32).
Allah Swt mengharamkan mendekati zina yakni melakukan perbuatan
yang dapat menjerumuskan kita kepada zina seperti berdua-duaan dengan lawan
jenis yang bukan mahram, melihat aurat lawan jenis baik langsung atau melalui
media, atau mendekati tempat-tempat perbuatan zina. Dapat dipahami juga secara
tersirat bahwa mendekati tempat-tempat yang dipastikan dapat menjerumuskan kita
kepada perbuatan haram lainnya hukumnya adalah haram.
Beberapa Bahaya Mendekati Tempat-Tempat yang Haram
1. Terbangkitkannya hawa nafsu yang sebelumnya terkendali
menjadi tergoda.
Seseorang yang mendekati dan masuk ke tempat-tempat yang haram,
secara perlahan atau cepat akan membuat hatinya tergoda dan hawa nafsunya sulit
untuk dikendalikan. Hal ini terjadi karena setan selalu menjadikan maksiat itu
indah bagi yang melihatnya terutama mereka yang lemah iman. Ditambah lagi hawa
nafsu manusia yang cenderung untuk mengikuti hal-hal yang buruk dan merasa
berat dalam mentaati Allah swt.
Allah swt berfirman:
Dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan
(buruk) mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan (Allah), padahal mereka
adalah orang-orang berpandangan tajam (Al-Ankabut: 38).
Perhatikan bagaimana pengaruh tipu daya setan terhadap mereka?
Allah Swt menyatakan bahwa orang-orang yang tadinya berpandangan tajam pun
dapat terpengaruh dengan tipuan setan sehingga mereka menganggap baik perbuatan
buruk atau minimal menganggap bahwa mereka masih dapat bertobat sewaktu-waktu
setelah melakukan perbuatan maksiat. Lalu bagaimana dengan orang yang tidak
berpikir panjang/picik?!
Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang
diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha
penyanyang. (Yusuf: 53).
2. Syahwat yang tergoda mengakibatkan konsentrasi dan ketenangan
hati dan jiwa terganggu.
Kemaksiatan yang dilihat terus menerus oleh seseorang akan mempengaruhi perasaan dan konsentrasi hatinya, lalu memalingkannya dari perbuatan-perbuatan baik dan bermanfaat. Apabila hati seseorang sudah tergoda dengan perbuatan yang haram, maka sewaktu-waktu akan muncul hasratnya untuk mencoba melakukannya bila ada kesempatan.
Kemaksiatan yang dilihat terus menerus oleh seseorang akan mempengaruhi perasaan dan konsentrasi hatinya, lalu memalingkannya dari perbuatan-perbuatan baik dan bermanfaat. Apabila hati seseorang sudah tergoda dengan perbuatan yang haram, maka sewaktu-waktu akan muncul hasratnya untuk mencoba melakukannya bila ada kesempatan.
Sebagai contoh, bila seseorang terbiasa menyaksikan korupsi di
kantornya, di mana setiap hari ia melihat kawan atau atasannya memperoleh uang
yang banyak dengan melakukan korupsi, maka lama kelamaan akan timbul
keinginannya untuk melakukan hal yang sama. Bila ia telah mencoba sekali, ia
ingin dua kali, tiga kali, dan seterusnya hingga menjadi kebiasaan dan – na’uzu
billah – menjadi hobi atau kesenangan. Jika ini terjadi, ia tidak lagi menanti
kesempatan datang untuk melakukannya, namun ia justru menciptakan dan
mencari-cari peluang untuk melakukannya karena kemaksiatan itu sudah menjadi
kebutuhan bagi dirinya. Waktu yang ia miliki tidak lagi diisi dengan ketaatan
kepada Allah dan hal-hal yang bermanfaat, sebaliknya pikirannya selalu berpikir
bagaimana ia dapat melakukan perbuatan yang haram itu dengan aman, tidak
terkena delik undang-undang, dan pikiran-pikiran licik lainnya. Ia lupa bahwa
ada Allah Swt yang tidak mungkin ia dapat bersembunyi dari-Nya. Semoga kita
dilindungi oleh Allah dari itu semua.
3. Mendekati tempat-tempat yang haram dapat menyebabkan kita
terbiasa menyaksikan perbuatan-perbuatan yang haram.
Terkait dengan perbuatan zina, Allah Swt memerintahkan kita
untuk menundukkan pandangan dari hal-hal yang haram:
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
mereka perbuat”. (An-Nur: 30).
Seorang penyair berkata:
لِقَلْبِكَ يَوْمًا أَتْعَبَتْكَ الْمَنَاظِرُ وَكُنْتَ إِذَا أَرْسَلْتَ طَرْفَكَ رَائِدًا
عَلَيْهِ وَلاَ عَنْ بَعْضِهِ أَنْتَ صَابِرُ رَأَيْتَ الَّذِي لاَ كُلَّهُ أَنْتَ قَادِرٌ
عَلَيْهِ وَلاَ عَنْ بَعْضِهِ أَنْتَ صَابِرُ رَأَيْتَ الَّذِي لاَ كُلَّهُ أَنْتَ قَادِرٌ
Kau ingin puaskan hatimu dengan mengumbar pandanganmu. Suatu
saat pandangan itu pasti kan menyusahkanmu. Engkau tak kan tahan melihat
semuanya. Bahkan terhadap sebagiannya pun kesabaranmu tak berdaya.
4. Memunculkan kecurigaan (su’uzzhan) orang lain terhadap diri.
Seorang muslim yang baik selalu berusaha agar dirinya tidak
menjadi penyebab orang lain berburuk sangka kepadanya. Hal ini dilakukan demi
menjaga ukhuwah islamiyah dan kehormatan diri.
Suatu malam, Shafiyyah ra, salah satu istri Rasulullah Saw,
datang ke masjid untuk mengunjungi Rasulullah Saw yang sedang i’tikaf di
masjid. Setelah berbicara dengan Rasulullah Saw, Shafiyyah pamit dan Rasulullah
pun berdiri mengantarnya. Saat beliau sedang berdua, ada dua orang sahabat
Anshar yang melihat dan mereka berjalan terburu-buru seperti menghindari
Rasulullah Saw, maka beliau memanggil mereka dengan berkata:
((عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ)) فَقَالاَ: سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: ((إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا سُوءًا أَوْ قَالَ شَيْئًا)). (البخاري).
“Tahan sebentar wahai sahabatku! Ini adalah Shafiyah binti Huyay
istriku.” Mereka menjawab: Maha Suci Allah, ya Rasulullah (maksudnya: kami
tidak punya prasangka buruk kepadamu ya Rasulullah). Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya setan itu menyelusup dalam diri manusia seperti peredaran darah,
aku khawatir ia membisikkan hal-hal buruk ke dalam hati kalian atau mengatakan
yang bukan-bukan.” (Bukhari)
Perhatikan bagaimana Rasulullah Saw berusaha menghilangkan
potensi kecurigaan dan prasangka buruk sahabat kepada beliau agar persaudaraan
dan ukhuwah umat Islam tetap terjaga dengan baik. Padahal saat itu
beliau berada di masjid, tempat yang baik dan mulia.
Tentunya, kita lebih diharuskan untuk menghindari prasangka
buruk orang lain dengan menjauhi tempat-tempat yang jelas-jelas digunakan untuk
melakukan perbuatan yang haram. Oleh karena itu jika kita terpaksa harus
memasuki atau melewati tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan kecurigaan
saudara sesama muslim, hendaklah kita tidak melewatinya sendirian, tetapi
ajaklah kawan-kawan kita yang baik agar kecurigaan itu tidak muncul sekaligus
agar kita terjaga dan tidak tergoda melakukan perbuatan yang haram.
5. Mengotori mata dengan dosa bila memandang sesuatu yang haram
untuk dilihat.
Mendekati tempat-tempat yang haram khususnya tempat-tempat di
mana aurat dibuka tanpa rasa malu otomatis membuat kita mengotori mata dengan
dosa karena memandangnya (dan bukan cuci mata).
((الْعَيْنَانِ تَزْنِيَانِ، وَزِنَاهُمَا النَّظَرُ)) [متفق عليه].
Dua mata itu berzina, dan zinanya adalah memandang. (Muttafaq
‘alaih)
6. Mengikis keimanan dan menghilangkan kebencian terhadap
perbuatan maksiat serta memperbesar kecintaan terhadapnya.
Dosa-dosa yang disebabkan kita selalu memandang perbuatan yang
haram di tempat-tempat haram tak pelak lagi akan mengikis iman kita secara
langsung. Karena iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena
maksiat dan dosa seperti yang disebutkan oleh para ulama. Agar tidak terkikis
imannya, Islam mewajibkan muslim yang melihat kemunkaran untuk melakukan
nahi munkar sesuai dengan kesanggupannya, sehingga kebencian terhadap
kemunkaran itu tetap ada dalam hatinya. Rasulullah Saw bersabda:
((مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ)) (رواه مسلم عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه).
Siapa di antaramu melihat kemunkaran, maka ubahlah (cegahlah) ia
dengan tangannya, jika tidak sanggup maka dengan lisannya, dan jika tidak
sanggup maka dengan hatinya (tetap membencinya) dan itulah selemah-lemah iman.
(Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri ra).
Rasulullah juga bersabda:
((إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ عَلَى الطُّرُقَاتِ)) فَقَالُوا: مَا لَنَا بُدٌّ إِنَّمَا هِيَ مَجَالِسُنَا نَتَحَدَّثُ فِيهَا. قَالَ: ((فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلَّا الْمَجَالِسَ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهَا)) قَالُوا: وَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ؟ قَالَ: ((غَضُّ الْبَصَرِ وَكَفُّ الْأَذَى وَرَدُّ السَّلَامِ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ)).
Jauhilah duduk-duduk di (pinggir) jalan! Mereka menjawab: Kadang
kami tak bisa menghindarinya ya Rasulullah karena harus berbicara di sana.
Rasul bersabda: Jika kamu tidak dapat menghindarinya, maka berikan hak-hak
jalan! Mereka berkata: Apakah hak jalan itu? Sabda Rasulullah Saw:
Menundukkan pandangan, menahan diri (dari menyakiti orang lain), menjawab salam
dan amar ma’ruf nahi munkar.” (Bukhari & Muslim).
Perintah menundukkan pandangan untuk mencegah kita melihat
kecantikan atau aurat lawan jenis, perintah menahan diri agar kita terhindar
dari ghibah atau menggunjing orang lain, perintah menjawab salam agar kita
menghormati orang-orang yang lewat, dan amar ma’ruf nahi munkar agar kita
menegakkan yang disyariatkan dan mencegah hal-hal yang diharamkan.
Dengan demikian kita tetap memiliki kecintaan kepada kebaikan
dan kebencian terhadap kemaksiatan, karena itulah ciri orang-orang yang
beriman.
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. kalau
ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat
kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu ‘cinta’ kepada keimanan dan menjadikan
keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran,
kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang
lurus. (Al-hujurat: 7).
7. Memperbesar kemungkinan meninggal dalam su’ul khatimah (akhir
yang buruk).
Orang-orang yang sering mendatangi tempat-tempat maksiat dan melakukan
kemaksiatan di dalamnya maka peluangnya untuk meninggal dalam husnul khatimah
menjadi semakin kecil, sebaliknya sangat mungkin ia wafat ketika sedang berada
dalam kemaksiatan. Padahal Allah Swt berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam. (Ali Imran: 102).
Tentunya kita tidak hanya ingin mati sekadar tetap berstatus
muslim, namun kita ingin meninggalkan dunia ini sebagai muslim yang sedang
melakukan ketaatan kepada Allah Swt. Hal ini tidak mungkin dapat kita wujudkan
selain berusaha untuk mengislamkan kehidupan kita yakni mengambil ajaran Islam
dalam setiap aspek kehidupan kita, tinggal dan mencintai tempat-tempat yang baik,
menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat dan tempat-tempat yang haram. Ingatlah
terus ayat ini dan hadits Rasulullah berikut ini:
((لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَسْرِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ…))
Tidaklah beriman orang yang berzina tatkala ia berzina, tidaklah
beriman orang yang minum khamr tatkala ia meminumnya dan tidaklah beriman orang
yang mencuri ketika ia mencuri… (Bukhari Muslim)
8. Tempat-tempat maksiat dapat menjadi sumber tersebarnya
kemaksiatan ke tengah-tengah keluarga dan masyarakat. Hal ini akan
terjadi jika masyarakat membiarkan tempat-tempat maksiat itu beroperasi tanpa
ada upaya untuk memberantas nya dengan cara-cara yang dibenarkan oleh syariat. Apalagi
bila justru anggota masyarakat tersebut menjadi konsumen dan pelanggan
tempat-tempat haram itu, maka azab dari Allah bisa jadi akan ditimpakan kepada
mereka.
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ)) (رواه الترمذي وقَالَ: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ).
Dari Hudzaifah bin Yaman ra dari Nabi Muhammad
Saw beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian
harus melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, atau Allah akan menurunkan hukuman
dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan Dia tidak mengabulkan doa
kalian.” (Tirmidzi, beliau berkata: hadits ini hasan)
Sumber : Madah Tarbiyah
TANYA JAWAB
Q : Ustadzah, untuk menghindarkan diri dari tipu
daya syaiton doa apa yg harus kita panjatkan?
A : Ta'awudz tiap kali melakukan
aktifitas...membaca wirid al matsurat tiap pagi dan petang...wirid al ma'tsurat
bisa didonlod di play store.
Q : Pada poin 6 tertulis menghindari
tempat sumber tersebarnya masksiat, nah apabila seseorang yang kerja di hotel,
bagaimana bun ? Kadang yang masuk hotel bukan pasangan resmi? Sementara untuk
menegur juga nampaknya tidak mungkin, apa harus keluar kerja sementara cari
kerja bukan hal yang mudah, mohon pencerahannya bun
A : Kalau belum bisa pindah
ke hotel berbasis syari'ah...minimal dalam hati tidak menyetujui perbuatan
tsb...karena ini kasusnya mirip dengan orang yang bekerja di bank
konvensional...sudah jelas ribanya. Sebaiknya tetap berusaha untuk mencari
pekerjaan yang dihalalkan dan diridhoi Allah. Wallahul musta'an.
Q : Dulu kan saya suka bikin kacang bawang
terus titip di warung, pembelinya orang yang suka minum minuman keras (mabuk)
cemilannya kacang bawang itu. Karena konon katanya biar
bau alkoholnya dinetralkan dengan aroma bawang putihnya. Apakah saya ikut berdosa?
A : Insya Allah tidak bunda, kan niat bunda
dari awal tidak untuk menolong pemabuk tsb.
Q : Walaupun sudah diniatkan untuk menjauhi
tempat seperti yang telah dijelaskan diatas, masih ada saja alasan masuk akal
yang sulit dihindari, misalnya ketika om/tante anak-anak mengajak ke bioskop
untuk nonton film animation...masih terasa susah untuk memberikan pengertian
kepada anak untuk tidak pergi ke bioskop (walaupun film anak-anak)...bagaimana
Cara melakukan pendekatan yang "pas" kepada anak-anak terkait hal
tsb?
A : Bisa dialihkan dengan kegiatan yang lain,
seperti outbond, memasak bersama, atau nonton film dirumah. Tapi
memang sekarang ini agak susah mencari tempat umum yang benar-benar steril dari
maksiat kecuali masjid. Bahkan mall yang besar pun musholla nya secuil.
Q : Bunda saat ini agak sulit memisahkan
anak dengan dunia maya, apalagi sekarang untuk pr aja guru nya sudah menyuruh
anak mencari di internet, kadang saaya suka deg degan karena jika kita sedang
mencari sesuatu di internet tiba-tiba saja muncul gambar /iklan yang
aneh-aneh,klo saya larang buka internet anak tidak bisa mengerjakan prnya,
materi pun kadang di share vie email...bagaimana menyikapinya bun ? Serba salah
juga...dan di sekolah si sulung sudah mulai membawa lappy ke sekolah alasan
materi nya di share disana jadi anak belajar dari lappy. Saya
membatasi tapi klo guru nampaknya nyaman dengan dunia maya, sudah pernah di
komunikasikan tapi tetap aja terulang....
A : Internet bisa diprotect
dengan program anti pornografi bunda...tapi tetap saja ada yang lolos. Orangtua
yang harus menjelaskan bahwa Allah tidak suka jika mata kita dipergunakan untuk
melihat hal-hal yang buruk..dengan penanaman aqidah yang kuat dan keyakinan
bahwa Allah akan selalu mengawasi kita insya Allah anak-anak tidak akan
neko-neko aapabila berhubungan dengan internet. Karena jaman sekarang
semuanya berhubungan dengan internet semua. Tinggal kita para orangtua yang
harus kuat dan sungguh-sungguh membentengi anak-anak kita dari paparan
pornografi. Karena kerusakan otak akibat pornografi lebih parah akibatnya dari
pada kerusakan otak krn narkoba. Naudzubillahi min dzaalik
Q : Diatas ada penjelasan tentang menjauhi
tempat maksiat,kadang orang yang berpandangan tajam pun bisa terpengaruh,lalu
bagemana jika ada ustadz ato ustadzah yang melakukan dakwah di tempat
prostitusi? Apa lebih baik tidak dlakukan?syukron
A : Berdakwah pun perlu amal jama'i...jika
dilakukan bersama-sama insya Allah tidak apa-pa dakwah di tempat
prostitusi...jika ada yang lemah yang lain menguatkan. Tapi
seharusnya tugas pemerintah yang harus menutup lokalisasi..
Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan dengan lancar.
Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan.
Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing
sebanyak-banyakanya dan do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta
astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa
tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon
pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment