Kajian Online WA Hamba الله SWT
Rabu, 10 Agustus 2016
Narasumber : Ustadzah
Citra dan Ustadz Hizbullah Ali
Rekapan Grup Nanda M114 dan M106
Tema : Menjauhi Tempat Haram
Editor
: Rini Ismayanti
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga
kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan
sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya.
Shalawat beriring
salam selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam,
Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakninya nabi besar Muhammad SAW, pada
keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari
akhir nanti. InsyaAllah aamiin
MENJAUHI TEMPAT YANG HARAM (IJTINAB AMAKIN
AL-MUHARRAMAT)
Menjauhi tempat-tempat yang haram adalah sebuah keharusan karena
ia mengandung bahaya yang banyak (akhthar al-iqtirab min amakin al-muharramat),
yaitu:
1. Itsarat asy-syahawat (menimbulkan
gejolak syahwat). Hal ini dapat mengakibatkan dua hal negatif:
a. Idthirab an-nafs (keguncangan dan kegelisahan jiwa) dan
b. Al-wuqu’ fi al-ma’ashi (terjatuh kepada kemaksiatan).
a. Idthirab an-nafs (keguncangan dan kegelisahan jiwa) dan
b. Al-wuqu’ fi al-ma’ashi (terjatuh kepada kemaksiatan).
2. Su’u zhann al-akharin (menimbulkan
prasangka buruk orang lain).
3. Al-wuqu’ fi an-nazhar al-muharram
(terjatuh kepada perbuatan melihat yang diharamkan oleh Allah Swt).
4. Idh’af al-iman wa ‘adamu karahiyat
al-ma’ashi (melemahkan iman dan kehilangan kebencian kepada kemaksiatan).
5. ‘Urdhatun li su-il khatimah
(terancam meninggal dalam su’ul khatimah).
6. Mashdar lintisyar al-ma’ashi fi
al-mujtama’ (tempat maksiat menjadi sumber tersebarnya maksiat tersebut ke
tengah masyarakat).
Narasi
Yang dimaksud dengan tempat-tempat
yang haram adalah tempat-tempat yang dijadikan sarana perbuatan maksiat, atau
di sana diperjualbelikan barang-barang yang haram baik secara terang-terangan
maupun tersembunyi, legal maupun illegal, seperti: tempat pelacuran, perjudian,
bioskop yang memutar film-film haram, tempat penjualan atau penyewaan
barang-barang haram dan sejenisnya. Hamba Allah yang beriman selalu berusaha
untuk menjaga kadar dan kualitas imannya agar tidak melemah dan terkikis,
sebaliknya ia senantiasa melakukan amal-amal yang dapat meningkatkan iman. Di
antara hal-hal yang dapat merusak iman adalah mendekati tempat-tempat yang di
dalamnya dilakukan perbuatan-perbuatan yang haram. Allah swt berfirman tentang
salah satu sifat hamba-hambaNya yang beriman:
Dan orang-orang yang tidak memberikan
persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang
mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja)
dengan menjaga kehormatan dirinya. (Al-Furqan: 72).
Bila perbuatan-perbuatan yang tidak
berfaidah saja harus ditinggalkan, apalagi dengan perbuatan-perbuatan yang
haram.
Dan janganlah kamu mendekati zina;
Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang
buruk. (Al-Isra: 32).
Allah Swt mengharamkan mendekati zina
yakni melakukan perbuatan yang dapat menjerumuskan kita kepada zina seperti
berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahram, melihat aurat lawan jenis
baik langsung atau melalui media, atau mendekati tempat-tempat perbuatan zina.
Dapat dipahami juga secara tersirat bahwa mendekati tempat-tempat yang
dipastikan dapat menjerumuskan kita kepada perbuatan haram lainnya hukumnya
adalah haram.
Beberapa Bahaya Mendekati
Tempat-Tempat yang Haram
1. Terbangkitkannya hawa nafsu yang
sebelumnya terkendali menjadi tergoda.
Seseorang yang mendekati dan masuk ke
tempat-tempat yang haram, secara perlahan atau cepat akan membuat hatinya
tergoda dan hawa nafsunya sulit untuk dikendalikan. Hal ini terjadi karena
setan selalu menjadikan maksiat itu indah bagi yang melihatnya terutama mereka
yang lemah iman. Ditambah lagi hawa nafsu manusia yang cenderung untuk
mengikuti hal-hal yang buruk dan merasa berat dalam mentaati Allah swt.
Allah swt berfirman:
Dan syaitan menjadikan mereka
memandang baik perbuatan-perbuatan (buruk) mereka, lalu ia menghalangi mereka
dari jalan (Allah), padahal mereka adalah orang-orang berpandangan tajam
(Al-Ankabut: 38).
Perhatikan bagaimana pengaruh tipu
daya setan terhadap mereka? Allah Swt menyatakan bahwa orang-orang yang tadinya
berpandangan tajam pun dapat terpengaruh dengan tipuan setan sehingga mereka
menganggap baik perbuatan buruk atau minimal menganggap bahwa mereka masih
dapat bertobat sewaktu-waktu setelah melakukan perbuatan maksiat. Lalu
bagaimana dengan orang yang tidak berpikir panjang/picik?!
Dan Aku tidak membebaskan diriku
(dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada
kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku
Maha Pengampun lagi Maha penyanyang. (Yusuf: 53).
Syahwat yang tergoda mengakibatkan
konsentrasi dan ketenangan hati dan jiwa terganggu.
Kemaksiatan yang dilihat terus menerus oleh seseorang akan mempengaruhi perasaan dan konsentrasi hatinya, lalu memalingkannya dari perbuatan-perbuatan baik dan bermanfaat. Apabila hati seseorang sudah tergoda dengan perbuatan yang haram, maka sewaktu-waktu akan muncul hasratnya untuk mencoba melakukannya bila ada kesempatan.
Kemaksiatan yang dilihat terus menerus oleh seseorang akan mempengaruhi perasaan dan konsentrasi hatinya, lalu memalingkannya dari perbuatan-perbuatan baik dan bermanfaat. Apabila hati seseorang sudah tergoda dengan perbuatan yang haram, maka sewaktu-waktu akan muncul hasratnya untuk mencoba melakukannya bila ada kesempatan.
Sebagai contoh, bila seseorang
terbiasa menyaksikan korupsi di kantornya, di mana setiap hari ia melihat kawan
atau atasannya memperoleh uang yang banyak dengan melakukan korupsi, maka lama
kelamaan akan timbul keinginannya untuk melakukan hal yang sama. Bila ia telah
mencoba sekali, ia ingin dua kali, tiga kali, dan seterusnya hingga menjadi
kebiasaan dan – na’uzu billah – menjadi hobi atau kesenangan. Jika ini terjadi,
ia tidak lagi menanti kesempatan datang untuk melakukannya, namun ia justru menciptakan
dan mencari-cari peluang untuk melakukannya karena kemaksiatan itu sudah
menjadi kebutuhan bagi dirinya. Waktu yang ia miliki tidak lagi diisi dengan
ketaatan kepada Allah dan hal-hal yang bermanfaat, sebaliknya pikirannya selalu
berpikir bagaimana ia dapat melakukan perbuatan yang haram itu dengan aman,
tidak terkena delik undang-undang, dan pikiran-pikiran licik lainnya. Ia lupa
bahwa ada Allah Swt yang tidak mungkin ia dapat bersembunyi dari-Nya. Semoga
kita dilindungi oleh Allah dari itu semua.
Mendekati tempat-tempat yang haram
tidak dapat dipungkiri menyebabkan kita terbiasa menyaksikan
perbuatan-perbuatan yang haram. Terkait dengan perbuatan zina, Allah Swt
memerintahkan kita untuk menundukkan pandangan dari hal-hal yang haram:
Katakanlah kepada orang laki-laki
yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (An-Nur: 30).
Seorang penyair berkata:
لِقَلْبِكَ يَوْمًا أَتْعَبَتْكَ الْمَنَاظِرُ وَكُنْتَ إِذَا أَرْسَلْتَ طَرْفَكَ رَائِدًا
عَلَيْهِ وَلاَ عَنْ بَعْضِهِ أَنْتَ صَابِرُ رَأَيْتَ الَّذِي لاَ كُلَّهُ أَنْتَ قَادِرٌ
عَلَيْهِ وَلاَ عَنْ بَعْضِهِ أَنْتَ صَابِرُ رَأَيْتَ الَّذِي لاَ كُلَّهُ أَنْتَ قَادِرٌ
Kau ingin puaskan
hatimu dengan mengumbar pandanganmu. Suatu saat pandangan itu pasti kan
menyusahkanmu. Engkau tak kan tahan melihat semuanya. Bahkan terhadap
sebagiannya pun kesabaranmu tak berdaya.
2. Memunculkan kecurigaan (su’uzzhan) orang
lain terhadap diri.
Seorang muslim yang baik selalu
berusaha agar dirinya tidak menjadi penyebab orang lain berburuk sangka
kepadanya. Hal ini dilakukan demi menjagaukhuwah islamiyah dan kehormatan
diri.
Suatu malam, Shafiyyah ra, salah satu
istri Rasulullah Saw, datang ke masjid untuk mengunjungi Rasulullah Saw yang
sedang i’tikaf di masjid. Setelah berbicara dengan Rasulullah Saw, Shafiyyah
pamit dan Rasulullah pun berdiri mengantarnya. Saat beliau sedang berdua, ada
dua orang sahabat Anshar yang melihat dan mereka berjalan terburu-buru seperti
menghindari Rasulullah Saw, maka beliau memanggil mereka dengan berkata:
((عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ)) فَقَالاَ: سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ: ((إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا سُوءًا أَوْ قَالَ شَيْئًا)). (البخاري).
Tahan sebentar wahai sahabatku! Ini adalah Shafiyah binti Huyay
istriku.” Mereka menjawab: Maha Suci Allah, ya Rasulullah (maksudnya: kami
tidak punya prasangka buruk kepadamu ya Rasulullah). Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya setan itu menyelusup dalam diri manusia seperti peredaran darah,
aku khawatir ia membisikkan hal-hal buruk ke dalam hati kalian atau mengatakan
yang bukan-bukan.” (Bukhari).
Perhatikan bagaimana Rasulullah Saw berusaha menghilangkan
potensi kecurigaan dan prasangka buruk sahabat kepada beliau agar persaudaraan
danukhuwah umat Islam tetap terjaga dengan baik. Padahal saat itu beliau
berada di masjid, tempat yang baik dan mulia.
Tentunya, kita lebih diharuskan untuk
menghindari prasangka buruk orang lain dengan menjauhi tempat-tempat yang
jelas-jelas digunakan untuk melakukan perbuatan yang haram. Oleh karena itu
jika kita terpaksa harus memasuki atau melewati tempat-tempat yang berpotensi
menimbulkan kecurigaan saudara sesama muslim, hendaklah kita tidak melewatinya
sendirian, tetapi ajaklah kawan-kawan kita yang baik agar kecurigaan itu tidak
muncul sekaligus agar kita terjaga dan tidak tergoda melakukan perbuatan yang
haram.
3. Mengotori mata dengan dosa bila memandang
sesuatu yang haram untuk dilihat.
Mendekati tempat-tempat yang haram
khususnya tempat-tempat di mana aurat dibuka tanpa rasa malu otomatis membuat
kita mengotori mata dengan dosa karena memandangnya (dan bukan cuci mata).
((الْعَيْنَانِ تَزْنِيَانِ، وَزِنَاهُمَا النَّظَرُ)) [متفق عليه].
Dua mata itu berzina, dan zinanya adalah memandang. (Muttafaq
‘alaih).
4. Mengikis keimanan dan menghilangkan
kebencian terhadap perbuatan maksiat serta memperbesar kecintaan terhadapnya.
Dosa-dosa yang disebabkan kita selalu
memandang perbuatan yang haram di tempat-tempat haram tak pelak lagi akan
mengikis iman kita secara langsung. Karena iman itu bertambah dengan ketaatan
dan berkurang karena maksiat dan dosa seperti yang disebutkan oleh para ulama.
Agar tidak terkikis imannya, Islam mewajibkan muslim yang melihat
kemunkaran untuk melakukan nahi munkar sesuai dengan kesanggupannya, sehingga
kebencian terhadap kemunkaran itu tetap ada dalam hatinya. Rasulullah Saw
bersabda:
((مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ)) (رواه مسلم عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه).
Siapa di antaramu melihat kemunkaran, maka ubahlah (cegahlah) ia
dengan tangannya, jika tidak sanggup maka dengan lisannya, dan jika tidak
sanggup maka dengan hatinya (tetap membencinya) dan itulah selemah-lemah iman.
(Muslim dari Abu Sa’id Al-Khudri ra).
Rasulullah juga bersabda:
((إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ عَلَى الطُّرُقَاتِ)) فَقَالُوا: مَا لَنَا بُدٌّ إِنَّمَا هِيَ مَجَالِسُنَا نَتَحَدَّثُ فِيهَا. قَالَ: ((فَإِذَا أَبَيْتُمْ إِلَّا الْمَجَالِسَ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهَا)) قَالُوا: وَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ؟ قَالَ: ((غَضُّ الْبَصَرِ وَكَفُّ الْأَذَى وَرَدُّ السَّلَامِ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ)).
Jauhilah duduk-duduk di (pinggir) jalan! Mereka menjawab: Kadang
kami tak bisa menghindarinya ya Rasulullah karena harus berbicara di sana.
Rasul bersabda: Jika kamu tidak dapat menghindarinya, maka berikan hak-hak
jalan! Mereka berkata: Apakah hak jalan itu? Sabda Rasulullah Saw: Menundukkan
pandangan, menahan diri (dari menyakiti orang lain), menjawab salam dan amar
ma’ruf nahi munkar.” (Bukhari & Muslim).
Perintah menundukkan pandangan untuk mencegah kita melihat
kecantikan atau aurat lawan jenis, perintah menahan diri agar kita terhindar
dari ghibah atau menggunjing orang lain, perintah menjawab salam agar kita
menghormati orang-orang yang lewat, dan amar ma’ruf nahi munkar agar kita
menegakkan yang disyariatkan dan mencegah hal-hal yang diharamkan.
Dengan demikian kita tetap memiliki
kecintaan kepada kebaikan dan kebencian terhadap kemaksiatan, karena itulah
ciri orang-orang yang beriman.
Dan ketahuilah olehmu bahwa di
kalanganmu ada Rasulullah. kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan
benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu ‘cinta’
kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta
menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka
itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. (Al-hujurat: 7).
5. Memperbesar
kemungkinan meninggal dalam su’ul khatimah (akhir yang buruk).
Orang-orang yang sering mendatangi
tempat-tempat maksiat dan melakukan kemaksiatan di dalamnya maka peluangnya
untuk meninggal dalam husnul khatimah menjadi semakin kecil, sebaliknya sangat
mungkin ia wafat ketika sedang berada dalam kemaksiatan. Padahal Allah Swt
berfirman:
Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Ali Imran: 102).
Tentunya kita tidak hanya ingin mati
sekadar tetap berstatus muslim, namun kita ingin meninggalkan dunia ini sebagai
muslim yang sedang melakukan ketaatan kepada Allah Swt. Hal ini tidak mungkin
dapat kita wujudkan selain berusaha untuk mengislamkan kehidupan kita yakni
mengambil ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan kita, tinggal dan mencintai
tempat-tempat yang baik, menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat dan tempat-tempat
yang haram. Ingatlah terus ayat ini dan hadits Rasulullah berikut ini:
((لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ وَلَا يَسْرِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ…))
Tidaklah beriman orang yang berzina tatkala ia berzina, tidaklah
beriman orang yang minum khamr tatkala ia meminumnya dan tidaklah beriman orang
yang mencuri ketika ia mencuri… (Bukhari Muslim)
6. Tempat-tempat maksiat dapat menjadi sumber
tersebarnya kemaksiatan ke tengah-tengah keluargadan masyarakat. Hal ini
akan terjadi jika masyarakat membiarkan tempat-tempat maksiat itu beroperasi
tanpa ada upaya untuk memberantas nya dengan cara-cara yang dibenarkan oleh
syariat. Apalagi bila justru anggota masyarakat tersebut menjadi konsumen dan
pelanggan tempat-tempat haram itu, maka azab dari Allah bisa jadi akan
ditimpakan kepada mereka.
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ)) (رواه الترمذي وقَالَ: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ).
Dari Hudzaifah bin Yaman ra dari Nabi Muhammad
Saw beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian
harus melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar, atau Allah akan menurunkan hukuman
dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya dan Dia tidak mengabulkan doa
kalian.” (Tirmidzi, beliau berkata: hadits ini hasan).
Referensi : dakwatuna.com
TANYA JAWAB
M114 by Ustadzah Citra
Q : Bagaimana cara
membetengi diri dari perbuatan haram???
A : Jaga iman
dan jaga ukhuwah terhadap sesama. Ikuti kajian , majelis ilmu, majelis
berkumpulnya orang orang shalih. Dan mempelajari ilmu Islam. Baca quran dan
pahami hadis, dsb.
Q : Ustazah misalnya
kita kerja di bagian hotel or apartemen gimana tapi itu rata-rata yang menghuni
dan menyewa itu orang barat yang hampir dominan suka minum khamer dan tempat
asusila?? Apa lagi hotel dan apartemen sekarang kebanyakan digunakan seperti
itu apa lebih baik resign or gimana? Trima kasih
A : Resign hijrah ke tempat yang lebih baik.
Misal pindah ke hotel Syariah. Sekarang sudah bermunculan hotel
syariah. Nah boleh dimasukin dari sekarang.
Q : Mau nanya kalau
nonton ke bioskop apalagi ketemu ma artisnya itu bagaimana? Di kampusku mau ada
seminar yang mendatangkan artis islam itu boleh nggak ya?
A : Siapa nama
artisnya? Seminar undang artis Islam yaa boleh say. Kalau nonton bioskop dan ketemu
artis islami... Jika itu memotivasi kita untuk ibadahnya lebih kenceng
termotivasi untuk lebih baik . untuk kebaikan dsb... Maka boleh banget..
Asalkan nonton film di bioskopnya yang berkualitas.. Dan berjamaah. Di
jam jam yang syar'i... Wallahua'lam. Nonton film nya pun yang syar'i.
Q : Hotel syariah itu aku baru tau ummu?? Tapi cAra ngebujuk dia buat resign bagaimana ummu karena yang kerja di sana in sya allah calon suami,,,
A : Cara ngebujuknya
dikomunikasikan baik baik. Pilih suami yang sevisi hidup kita. Misalnya
bertekad "Jangan beri anak kita makanan haram", "Anak kita akan
menjadi calon hafidz dan hafidzoh dsb". Dengan komunikasi yang baik.. Lingkungan
yang baik mempengaruhi anak istri baik dan sebaliknya
Harta yang baik juga mempengaruhi. Harta diperoleh dari sumber "mata air yang buruk" juga mempengaruhi. Jadi berhati-hati lah memilih calon suami yang akan menjadi imam kita apakah ke syurga/ neraka. Aasiif bukan nakut-nakuti, tapi memang kita harus waspada (mawas diri) terhadap kehidupan kita kelak di rumah kita sebenarnya, yaitu alam akhirat dan amal amal kita dipertanggungjawabkan. Mengajak istri/ suami /anak ke arah yang Allah SWT ridhoi itu yang menentramkan hati dan Menyejukkan hati. Memberi makan anak istri dengan harta yang Allah ridhoi lebih barokah dan juga menentramkan hati.
Harta yang baik juga mempengaruhi. Harta diperoleh dari sumber "mata air yang buruk" juga mempengaruhi. Jadi berhati-hati lah memilih calon suami yang akan menjadi imam kita apakah ke syurga/ neraka. Aasiif bukan nakut-nakuti, tapi memang kita harus waspada (mawas diri) terhadap kehidupan kita kelak di rumah kita sebenarnya, yaitu alam akhirat dan amal amal kita dipertanggungjawabkan. Mengajak istri/ suami /anak ke arah yang Allah SWT ridhoi itu yang menentramkan hati dan Menyejukkan hati. Memberi makan anak istri dengan harta yang Allah ridhoi lebih barokah dan juga menentramkan hati.
Ada kisah...Bapaknya
kaya raya, barang barang mewah rumah mobil kolam renang ke luar negri serba ada
tapi anak narkoba, Istri keluar masuk rumah sakit,.Harta ada aja
cobaannya, Banyak musuhnya karena bapaknya koruptor dsb. Ada yang kerja biasa aja..,syariah meski gaji
ga seberapa tapi Alhamdulillah Allah lah yang maha mencukupkan. Ada aja rezeki yang
tak disangka sangka datang menghampiri. Nah inilah yang dinamakan rezeki yang
halal dan berkah. Karena halal maka Allah berkahi dan rahmati, keluarganya pun
jadi samawa, Sakinah mawadah warahmah. Apalagi kerja luar biasa.. Udah halal dari
direktur misalnya memimpin hotel Syariah/ membuat hotel Syariah... Dipimpin dengan
konsep islami.. Lebih Allah ridhoi dan berkah, Insya Allah.
M106 by Ustd Hizbullah Ali
Q
: Ustadz, sekarang ini sekalipun
sudah berusaha menjauhi tempat-tempat haram namun hal-hal tsb demikian mudah
masuk dalam keseharian seperti konten di hp, buka internet walaupun tidak
bermaksud membuka situs yang berkenaan dengan itu, di tempat publik. Selain
menjaga pandangan, apa yang bisa dilakukan, ustadz? Apalagi hati
dan keimanan bisa naik turun kondisinya. Jazakumullaahu khoiir
A
: Godaan akan selalu datang dan tak pernah bosan untuk
menghampiri . Ia adalah ujian bagi iman. Jadi kembali kepada kita sebagai
insan, apakah sebagai insan mampu melewatinya, ataukah terjerembab terluka,
namun bangkit lagi dan berhasil melaluinya, atau benar-benar terjerumus dalam
ujian tersebut.
"Besarnya pahala
sesuai dengan ujian, sesungguhnya Allah jika menyenangi suatu kaum maka Allah
akan uji mereka, barangsiapa bersabar ia akan mendapat manfaat, dan batangsiapa
yang tidak bersabar maka Allah akan murka padanya" (HR. Tirmidzi).
Lihat juga QS. Alam
Nasyrah 1-8 coba tadaburkan maknanya.
Alhamdulillah, kajian
kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan
bermanfaat. Aamiin....
Segala yang benar dari
Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita
tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyaknya dan do'a kafaratul
majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment