Kajian Online WA Hamba الله SWT
Rabu, 1
Maret 2017
Rekapan
Grup Bunda G5 (Bund Nining)
Narasumber
: Ustadz Satria Hadi Lubis
Tema : Syakhsiyah
Islamiah
Editor
: Rini Ismayanti
Dzat
yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat
yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat
yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan
indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya,
yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untukuk
mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah...
tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah
kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangkitkan ummat
yang telah mati, memepersatukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing
manusia yang tenggelam dalam lautan syahwat, membangun generasi yang tertidur
lelap dan menuntukun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan,
kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma
ba'd...
Ukhti
fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya kita awali dengan
lafadz Basmallah
Bismillahirrahmanirrahim...
AL WALA WA BARO
Kalimat Laa ilaaha illa Allaah terdiri
dari 3 jenis huruf (alif, lam dan ha) serta empat kata (Laa, ilaha, illa, Allah
SWT) tetapi mengandung pengertian yang mencakup seluruh ajaran Islam.
Keberadaan kata ini adalah walaa, terhadap Allah SWT dan baraa' terhadap selain
Allah SWT Bagi muslim sikap ini merupakan sikap hidup yang inti dan warisan
para nabi. Penyimpangan dari sikap ini tergolong dosa besar yang tidak diampuni
(syirik). Dengan sikap walaa, dan baraa, seorang mukmin akan selalu mengarahkan
dirinya kepada Allah SWT di setiap per‑buatannya. Untuk memahami walaa, dan baraa' ini kita
perlu mengkaji unsur‑unsur
kalimatnya, seperti Laa ilaaha, illa dan sebagainya. Kalimat Muhammad
Rasulullah merupakan bagian kedua dari syahaadatain. Di dalarnnya terkandung suatu pengakuan tentang kerasulan
Muhammad Artinya dalam rangka mengamalkan walaa, dan baraa, yang terkandung di
dalam Laa ilaaha illa Allaah maka mesti mengikuti petunjuk dan jejak langkah
Muhammad SAW. Beliau mendapatkan pengesahan Ilahi untuk menunjukkan kebenaran
dan melaksanakannya. Maka beliau merupakan teladan pelaksanaan walaa, dan
bara'.
1. لآ اله الاّ الله(Tidak Ada Ilah Selain Allah)
Jika diurai kalimatnya maka Terdiri dari
komponen, yaitu:
A.النّفى- لا(Tidak Ada ‑
Penolakan)
Kata penolakan yang mengandung
pengertian menolak semua unsur yang ada di belakang kata tersebut. Inti dakwah
para Nabi adalah mengingkari sembahan selain Allah SWT dan hanya menerima Allah
SWT saja sebagai satu‑satunya
sembahan. Penolakan terhadap segala sesuatu yang bukan dari Allah.
Dalil
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus
rasul pada tiap‑tiap
umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah taghut
itu", maka di antara umat itu ada orang‑orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang‑orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka
berjalanlah kamu di muka bumi clan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang‑orang yang mendustakan (rasul‑rasul). Q. 16:36.
B. -المنفىّ اله(Sembahan ‑ Yang Ditolak)
Sembahan yaitu kata yang ditolak oleh
laa tadi, yaitu segala bentuk sembahan yang bathil. Dua kata ini mengandung
pengertian baraa, (berlepas diri).
Bahaya menyimpang dari Tauhid akan
mengancarn kehidupan manusia apabila manusia tidak menolak sembahan selain dari
Allah. Syirik merupakan dosa yang tidak diampuni dan akan membawa kita ke
neraka.
Dosa‑dosa manusia diakibatkan kelalaian memahami makna
tauhid, karena sembahan yang disembahnya bukan Allah
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni
dosa dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu, barangsiapa yang
dikehendakiNya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar. Qs. Al Nisa',4:48
Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
sekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik
itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu)
dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh‑jauhnya. Qs. Al Nisa', 4:116
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar,
dia berkata, Rasulullah SAW bersabda," tidak ada hamba yang mengucapkan
"Tidak ada tuhan melainkan Allah' Kemudian ia meninggal dengan meyakini
bacaan itu kecuali masuk sorga, saya berkata, walaupun dia berzina dan mencuri,
Nabi menjawab,"Walaupun dia berzina dan mencuri" Beliau mengatakannya
tiga kali. Dan pada kali keempat, beliau berkata,"Meskipun Abu Dzar tidak
menyetujui." Ahmad berkata,"Maka Abu Dzar pergi, sambil menyeret kainnya
dan berkata,"meskipun Abu Dzar tidak setuju," "Abu Dzar
menceritakan hal itu di kemudian hari, lalu berkata,"Walaupun Abu Dzar
tidak setuju". (HR Ahmad).
47:19. Maka ketahuilah, bahwa
sesungguhnya tidak ada melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dan bagi
(dosa) orang‑orang mukmin, laki‑laki
dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.
C. الا-الإثباتّ(Kecuali ‑
Peneguhan)
Kata pengecualian yang berarti
meneguhkan dan menguatkan kata di belakangnya sebagai satu‑satunya yang tidak ditolak. Peneguhan bahwa Allah sebagai satu‑satunya ilah yang disembah sangat
diperlukan untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah.
Dalil
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh
kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali
tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah
Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). Qs. Al
A'raaf, 7:59
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum
`Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah,
sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa
kepada-Nya?" Qs. Al A'raaf, 7:65
Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum
Tsamud saudara mereka, Shaleh. Ia berkata. "Hai kaumku, sembahlah Allah,
sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti
yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu,
maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya,
dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang
pedih." Qsa. Al A'raaf, 7:73
D. -المثبت الله
Kata yang dikecualikan oleh illa adalah
Allah. Lafzul jalaalah (Allah SWT) sebagai yang dikecualikan dan sekaligus yang
diteguhkan dari ilah yang lainnya. Beberapa contoh dakwah para nabi yang
memerintahkan pengabdian kepada Allah SWT dan menolak ilah-ilah yang lain.
Allah SWT saia yang diteguhkan sebagai satu‑satunya ilah yang disembah dan diabdi.
Dalil
* Hadits. Ikatan yang paling kuat dari
pada iman adalah mencintai karena Allah SWT dan membenci karena Allah SWT
* HadistBarang‑siapa yang mencintai karena Allah SWT,
membenci karena Allah SWT, memberi karena
Allah SWTdan melarang karena Allah SWT, maka ia telah mencapai kesempurnaan
Iman.
2. البراء(Pengingkaran)
Merupakan hasil kalimat Laa ilaaha illa
yang artinya membebaskan atau melepaskan diri dari segala bentuk sembahan.
Pembebasan ini berarti: mengingkari, memisahkan diri, membenci. memusuhi dan
memerangi. Keempat perkara ini ditunjukkan pada segala ilah selain Allah SWT
semata yang berupa sistem, konsep maupun pelaksana. Contoh sikap baraa, yang
diperlihatkan Nabi Ibrahim AS dan pengikutnya terhadap kaumnya, mengandung
unsur mengingkari, memisahkan diri, membenci dan memusuhi kepada sesuatu yang
bukan dari Allah. Sikap baraa, berarti melepaskan diri seperti yang dilakukan
oleh Rasul terhadap orang‑
orang kafir dan musyrik. Sikap baraa, adalah membenci kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan serta melepaskan diri dari
segala bentuk kejahatan, kemaksiatan dan kemusyrikan. Sikap baraa, dapat
diartikan juga memerangi dan memusuhi meskipun terhadap familinya yang durhaka
kepada Allah. Contohnya Abu Ubaidah membunuh ayahnya, Umar bin Khattab membunuh
bapak saudaranya, sedangkan Abu Bakar hampir membunuh putranya yang masih
musyrik. Semua ini berlangsung di medan perang. Nabi Ibrahim menyatakan
permusuhan terhadap berhala. berhala sembahan kaumnya. Bahkan menebas setiap
leher patung‑patung yang disembah oleh kaumnya.
Dalil
Hadits. Hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Ahmad dari jarir bin Abdullah AI‑Bajah bahwa Rasululah membaiatnya untuk "Memberi
nasihat kepada setiap msulim dan Baraa, (berlepas diri) dari orang kafir."
Sesunggubnya telah ada suri tauladan
yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang,orang yang bersama dengan dia; ketika
mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesunggub,nya kami berlepas diri
daripada kamu dan daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkati
(kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian
buat selama‑lamanya sampai kamu beriman kepada Allah
saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan
memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan)
Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya Engkaulah kami
bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah
kami kembali". Q.s. Al Mumtahanah, 60:4
(Inilah pernyataan) pemutusan perhubungan
daripada Allah dan RasuINya (yang dihadapkan) kepada orang‑orang musyrikin yang kamu (kaum
muslimin) telah mengadakan peranjian (dengan mereka). Qs. At Taubah, 9:1.
Hai orang‑orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah,
niscaya Dia akan menolongmu
dan meneguhkan kedudukanmu. Qs. Muhammad, 47:7.
Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum
yang kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih dengan orang‑orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya
sekalipun orang itu bapak bapak, atau anak‑anak atau saudara‑saudara ataupun keluarga mereka. Mereka
itulah orang‑orang yang Allah telah menanamkan
keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang
daripadaNya. Dan dimasukanNya mereka ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai‑sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridho terhadap
mereka dan merekapun merasa puas (limpahan rahmat)Nya. Mereka itulah golongan
Allah Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang
beruntung. Qs. Al
Mujadalah, 58:22
Karena sesungguhnya apa yang kamu sembah
itu musuhku, kecuali Tuhan semesta alam. Qs. Asy Syu'ara. 26:77
3. الهدم(Penghancuran)
Sikap bara' dengan segala akibatnya
melahirkan upaya ancurkan segala bentuk pengabdian terhadap tandingan‑tandingan maupun sekutu-sekutu selain
Allah SWT, apakah terhadap diri, keluarga maupun masyarakat. Ibrahim berupaya
menghancurkan berhala‑berhala
membodohi masyarakatnya pada masa itu. Cara
tersebut sesuai pada masa itu tetapi pada masa Rasulullah tidak sesuai,
sedangkan Rasul SAW menghancurkan berhala dan fikrah yang menyimpang terlebih
dahulu menghancurkan berhala secara fisik. Setelah fathu Makkah, kemudian 360
berhala di sekitar Ka'bah dihancurkan oleh Rasul.
Dalil
Demi Allah, sesungguhnya aku akar,
melakukan tipu daya terhadap berhala‑berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya. Maka
Ibrahim membuat berhala‑berhala
itu hancur berpotong‑potong,
kecuali yangg terbesar (induk) dari
patung‑patung yang lain; agar mereka kembali
(untuk bertanya) kepadanya. Qs. Al
Anbiya',21:57‑58
4. الولاء(Loyalitas)
Kalimat illa Allah SWT berarti
pengukuhan terhadap wilayatullah (kepemimpinan Allah SWT). Artinya: selalu
mentaati, selalu mendekatkan diri, mencintai sepenuh hati, dan membela,
mendukung dan menolong. Semua ini ditujukan kepada Allah SWT dan segala yang
diizinkan Allah SWT seperti Rasul dan orang yang beriman. Iman terhadap kalimat
suci ini (laa ilaaha illa Allah) berarti bersedia mendengar dan taat untuk
menjalankan segala perintahNya. aminan Allah SWT terhadap yang menjadi wali
(kekasih) Allah SWT karena selalu dekat kepada Nya. Allah akan senantiasa
melindungi hambaNya yang menjadikan Allah sebagai Wali. Walaa, kepada Allah SWT
menjadikan Allah SWT sangat dicintai, lihat Q. 9:24. Hanya Allah, Rasul dan
orang yan.. beriman berhak dijadikan tempat loyalitas. Apabila kecintaan kita
terhadap dunia melebihi dari kecintaan kepada Allah, Rasul clan orang yang
beriman maka Allah akan turunkan azab kepadanya. Sebagai bukti orang‑orang mukmin dari sikap walaa, yang
dilakukannya adalah selalu siap mendukung atau menolong dien Allah SWT
Dalil
Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan
perjanjianNya yang telah diikatNya dengan kamu, ketika kamu mengatakan:
"Kami dengar dan kami taati". Dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha mengetahui isi hati(mu) Qs. al maidah, 5:7
Rasul telah beriman kepada AI Quran yang
tikan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang yang beriman. Sernuanya
beriman kepada Ailah malaikat‑malaikatNya,
kitab‑kitabNya dan rasulya. (Mereka
mengatakan): "Kami tidak membeda bedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari rasul
–rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami (Mereka
berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat
kembali". Qs. Al Baqarah,2:285
Kamu tidak berada dalam suatu keadaan
dan tidak membaca suatu ayat dari AI Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu
pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya.
Tidak luput pengetahuan Tuahmu biarpun sebesar zarrah (atom) ataupun di langit.
Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu,
melainkan (semua tercatat) dalarn kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). Ingatlah,
sesungguhnya wah‑wali
Allah itu, tidak ada kekhawatiran mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Qs. Yunus, 10:61-62
Dan di antara manusia ada orang‑orang yang menyembah tandingan‑tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang‑orang yang beriman amat sangat cintanya
kepada Allah. Dan jika seandainya orang‑orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),
bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat
siksaanNya (niscaya mereka menyesal). Qs. Al Baqarah, 2:165
Hai orang‑orang yang beriman, jadilah kamu penolong‑penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata
kepada pengikut‑pengikutnya
yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong‑penolongku (untuk menegakkan agama)
Allah?" Pengikut‑pengikut
yang setia itu berkata: "Kamilah penolong‑penolong agarna Allah, Ialu segolongan dari Bani Israil beriman dan
segolongan (yang lain) kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang‑orang yang beriman, Ialu mereka menjadi
orang‑orang yang menang. Qs. ash Shaft, 61:14
Hadits. Dari Ibnu jarir meriwayatkan
dari Abu Hurairah R.A bahwa Rasulullah bersabda,"Di antara hamba‑hamba Allah itu ada sejumlah hamba yang
membuat para nabi dan syuhada iri kepada mereka." Beliau ditanya,"Ya
Rasulullah siapakah mereka itu ? mungkin kami dapat mencintainya. Beliau
bersabda," mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai karena Allah bukan karena harta dan keturunan. Wajah
mereka bagaikan cahaya. Mereka berada di atas mimbar yang terbuat dari cahaya.
Mereka tidak merasa takut saat orang‑orang takut, dan mereka tidak bersedih tatkala orang‑orang sedih. Kemudian Beliau membaca ayat,
"Ingatlah sesungguhnya wah‑wali
Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih
hati. Diriwayatkan dari AI‑Bazzar
bahwa Ibnu Abbas, Berkata, "Seseorang bertanya, ya Rasulullah siapakah
para wali Allah itu?
Beliau menjawab, "Ialah orang‑orang yang apabila di lihat maka teringat kepada
Allah."
5. البناء(Membangun)
Sikap walaa, beserta segala akibatnya
merupakan sikap mukmin membangun hubungan yang kuat dengan Allah SWT, Rasul dan
orang‑orang mukmin. juga berarti membangun
sistem dan aktivitas Islam yang menyeluruh pada diri, keluarga, maupun
masyarakat. Ciri mukmin i adalah
senantiasa menegakkan agama Allah dengan sikap membangun dan membina alam serta
manusia di sekitarnya. Posisi kekhilafahan Allah SWT diperuntukkan bagi manusia
yang membangun dienullah. Khalifah bersifat membangun alam dan memeliharanya
agar damai, aman tenteram. Khalifah juga membangun manusia serta makhl;k
lainnya. Jihad di jalan Allah SWT dengan sebenarnya jihad adalah yang tepat
membangun dienullah. Membangun Islam adalah aktifitas mulia yang merupakan
bagian dari dakwah Islam.
Dalil
(Yaitu) orang‑orang yang jika Kami teguhkan ukan
mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,
menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan
kepada Allahlah kembali segala urusan. Qs. al Hajj, 22:41
Dan Allah telah berjanji kepada orang‑orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal‑amal
yang saleh bahwa Dia sungguh,sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang‑orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka
agama yang diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar‑benar akan menukar (keadaan) mereka,
sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu un dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap)
kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang‑orang yang fasik. Qs. Al Nur, 24:55
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah
dengan jihad yang sebenar‑benarnya.
Dia telah memilih kamu dan Dia sekali‑kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama
orangtuamu Ibrahirn, Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang‑orang muslim, dari dahulu, dan (begitu
pula) dalarn (AI Quran) ini, supaya rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan
supaya karnu sernua menjadi saksi atas segenap
manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu
pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik‑baik Pelindung dan sebaik‑baik penolong. Qs. Al Hajj, 22:78
Hadits. Diriwayatkan oleh Ahmad dari
Ubay bin Ka'ab, dia berkata, Rasulullah SAW bersabdda,"Gembirakanlah umat
ini dengan kemuliaan, ketinggian, agama kemenangan, dan kekokohan kekuasaan di
muka bumi. Barangsiapa di antara mereka yang beramal akhirat untuk meraih dunia,
maka dia tidak akan memperoleh bagian diakhirat."
6. الإخلاص
Keikhlasan yaitu pengabdian yang murni
hanya dapat dicapai dengan sikap, baraa, terhadap, selain Allah SWT dan
memberikan walaa, sepenuhnya kepada Allah SWT. Mukmin diperintah berlaku ikhlas
dalarn melakukan ibadah. Ikhlas beribadah berarti menjalankan perintah Allah
dengan sepenuh hati sekaligus mengingkari sernua yang datang selain dari Allah.
Sikap ikhlas adalah inti ajaran Islam dan pengertian dari Laa ilaaha illa
Allaah. Ikhlas berarti memurnikan niat ibadah kita clan memurnikan amalan yang
kita lakukan.
Dalil
Hadits. Dari Amirul Mukrninin, Abi Hafsh
Umar Bin Al Khattab R.A berkata," aku telah mendengar Rasulullah
bersabda,"Bahwasanya segala arnal perbuatan tergantung pada niat, dan
bahwasanya bagi tiap‑tiap
orang apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang hijrah menuju Allah dan Rasul‑Nya maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul‑Nya. Barang siapa yang hijrah karena
dunia (harta atau kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan
dikawininya maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya" (Bukhari‑Muslim)
Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya dalam (menjalankan)
agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat;
demikian itulah agarna yang lurus. Qs. Al Bayyinah, 98:5
Katakanlah: "Sesungguhnya aku
diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam
(menjalankan) agama. Qs. Az Zumar, 39:11,14)
Dari Abu Sa'id sa'ad bin Malik bin Sinan
Al Khudri R.A, Nabi SAW bersabda,"Sebelum kalian, ada seorang laki‑laki membunuh. 99 orang. Kemudian ia
bertanya kepada penduduk sekitar tentang seorang yang alim, maka ia ditunjukkan
kepada seorang rahib (pendeta Israil). Setelah menandatanginya, ia menceritakan
bahwa ia telah membunuh 99 orang, kemudian ia bertanya: apakah ia bisa bertobat ? ternyata pendeta itu menjawab:
Tidak. Maka pendeta itupun dibunuh sehingga genaplah jumlahnya 100. Kemudian ia
bertanya lagi tentang seorang paling alim di atas bumi ini. la ditunjukkan
kepada yang laki‑laki
alim. Setelah menghadap ia bercerita bahwa
dirinya telah membunuh 100 jiwa dan bertanya bisah saya bertobat ? orang alim
itu menjawab: Ya, Siapakah yang akan menghalangi orang bertobat? Pergilah kamu
ke kota ini (menunjukkan ciri‑ciri
kota yang dimaksud), sebab disana
terdapat orang‑orang yang menyembah Allah Ta'ala.
Beribadahlah kepada Allah bersama mereka dan jangan kembali ke kota mu karena
kotamu kota yang jelek! lelaki itu pun berangkat, ketika menempuh separuh
perjalanan, maut menghampirinya. Kemudian timbullah perselisihan antara malaikat rahmat dengan malaikat adzab, siapakah
yang paling berhak membawa rohnya. Malaikat rahmat beralasan bahwa: orang ini
datang dalam keadaan bertobat, lagipula menghadapkan hatinya kepada Allah.
Sedangkan malaikat adzab (bertugas menyiksa hamba Allah yang berdosa)
beralasan: orang ini tidak pernah melakukan amal baik, Kemudian Allah SWT
mengutus malaikat yang menyerupai manusia mendatangi keduanya untuk
menyelesaikan masalah itu dan berkata ukurlah jarak kota tempat ia meninggal
antara kota asal dengan kota tujuan. Manakah lebih dekat maka itulah bagiannya.
Para malaikat itu Ialu mengukur ternyata mereka mendapati si pembunuh meninggal
dekat dengan kota tujuan, maka malaikat rahmatlah yang berhak membawa roh orang
tersebut. (HR.Bukhari ‑Muslim)
7. محمد رسول الله
Konsep walaa, dan baraa, ditentukan
dalam beberapa bentuk yaitu Allah SWT sebagai sumber (mashdar), rasul sebagai
cara (kayfiyah) dan mukmin sebagai pelaksana (tanfiidz).
A. الله-مصدرا (Mashdar)
Allah SWT sebagai sumber walaw, dimana
loyalitas mutlak hanya milik Allah SWT dan loyalitas lainnya mesti dengan izin
Allah SWT. Allah SWT, Rasul dan orang,orang mukmin adalah wali orang yang
beriman yang akan membawa kepada jalan yang benar serta rnenjauhi dari kesesatan
dan godaan syaitan. Ketaatan diberikan hanya kepada Allah SWT, Rasul dan dari
dari kalangan mukmin. Selain daripada itu, tidak dibenarkan kepada selain Allah
karena akan membawa manusia kepada kesesatan.
Dalil
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah
Allah, Rasul-Nya dan orang‑orang
mukmin yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk
(kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, RasuI Nya dan orang‑orang yang beriman menjadi penolongnya,
maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah yang
pasti menang.Qs. Al Maidah, 5:55-56
Hai orang‑orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul(Nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (AI Quran) dan Rasul nya), jika kamu benar,benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utarna dan lebih baik akibatnya.Qs.
Al Nisa, 4:59
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah bahwa
beliau bersabda:Barang siapa menaatiku, maka dia menaati Ailah.'Barangsiapa
mendurhakaiku, maka dia mendurhakai Allah Barangsiapa menaati amirku, berarti
dia menaatiku. Barangsiapa yang mendurhakai amirku, berarti dia mendurhakai
aku."
Dan barangsiapa mengambil Allah,
RasuINya dan orang‑orang
yang beriman menjadi penolongnya, maka
sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. Qs. Al Maidah,
5:56
B. الرسول-كيفيّة(Kaifyah)
Pelaksanaan walaa, terhadap Allah SWT
dan baraa, kepada selain Allah SWT mengikuti cara Rasul. Nabi SAW telah
memberikan gambaran yang jelas tentang wala kepada Islam dalam sirah Nabi SAW.
Orang‑orang beriman wajib mengajak orang kafir
kepada jalan Islam dengan dakwah secara hikmah dan pengajaran yang baik.
Apabila mereka menolak, kemudian menghalangi jalan dakwah maka mereka boleh diperangi sampai
mereka mengakui ketinggian kalimat Allah SWT. Islam memberikan kebolehan
bergaul dengan orang kafir dengan batas‑batas tertentu, misalnya dalam bermuamalah.Asbabun
Nuzul ayat ini berkaitan dengan Asma binti Abu Bakar yang tidak mengizinkan ibunya masuk
rumahnya sebelum mendapat izin dari Rasulullah, lihat pula
Dalil
Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada. Ku, kemudian hanya
kepada‑Kulah kembalimu, maka Ku, beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
C. المؤمن-تنفيذا(Tanfidz)
Pelaksanaan walaa, dan baraa, adalah
orang mukmin yang telah diperintahkan Allah SWT dan dicontohkan Rasulullah.
Dalam pelaksanaan bara, Rasulullah memisalikan manusia slim dan kafin HizbuUah
dengan Hizbus Syaithan. orang mukmin adalah mereka yang meng‑imani Laa ilaaha illa Allaah dan Muhammad Rasulullah sedangkan kafir adalah
mereka yang mengingkari salah satu dari kalimat syahadat atau kedua‑duanya. Hubungan kekeluargaan seperti
ayah, ibu, anak tetap diakui bukan dalam kemusyrikan atau maksiat terhadap SWT. Demikian pelaksanaan walaa, dan
baraa, telah ditentukan caranya. Kita hanya mengikut apa yang telah dicontohkan
Rasulullah SAW.
Mudah‑mudahan Allah menimbulkan kasih antaramu dengan orang‑orang yang kamu musuhi di antara mereka.
Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Asma binti
akar RA, berkata, Ibuku datang berkunjung, an ia masih dalam keadaan musyrik
namun berada ikatan perjanjian dengan Quraisy. Lalu aku datang kepada Nabi dan
bertanya,'ya Rasulullah, ibuku datang dan ia ingin bertemu denganku. Apakah aku
boleh menemuinya? Rasulullah menjawab,"Ya, temuilah ibumu." (Hadits
ini diriwayatkan pula oleh Bukhari dan Muslim).
TANYA JAWAB
Q : ustadz, atasan saya nasaroh, sejauh mana saya harus loyal kepada atasan ?
A : walau atasan Nasrani, kita tetap
harus loyal kepada atasan tsb selama perintahnya tidak bertentangan dengan
agama.
Q : tadi ada yang nanya ke saya gini, di TV menkeu nya arab kenapa salaman sama
menkeu nya Indo yang wanita , kenapa kok itu salaman sementara muslim/muslimah
di indo gak mau salaman dengan lawan jenis, ilmunya dr mana ? Jujur, saya
glagepan ditanya gitu, trus saya jawab, yang gak tahu ilmunya gak usah nyinyir,yang
tahu ilmunya aja banyak diem kok gak tahu ilmunya nyinyir ( sambil setengah
dongkol).
A : hukum bersalaman dengan lawan jenis
diperselihkan oleh para ulama. Walau jumhur ulama mengatakan hal tsb tidak
boleh. Yusuf Qordhowi membolehkan apabila salah satu pihak sudah lebih dulu menjulurkan
tangan. Apalagi jika ia tokoh dan di depan publik/media. Dengan alasan kalau
menolak bersalaman padahal ia sudah menjulurkan tangannya maka akan
mempermalukan ia di depan umum, sehingga maslahatnya adalah menyambut tangannya
untuk bersalaman. Taktik lain untuk tidak bersalaman dengan lawan jenis adalah
kita dulu yang berinisiatif untuk memberikan gerakan tangan mengatup di dada,
sehingga lawan jenis mengerti bahwa kita tidak mau bersalaman dengan cara
menyentuhnya.
Q : Ustadz kalo ada yang bilang tuhan itu sama, mana ada agama ngajarin jelek.
saya harus jawab apa ustadz ?
A : Tuhan setiap agama beda. Islam
tuhannya esa. Kristen tuhannya trinitas. Budha tuhannya gak jelas. Hindu
tuhannya dewa. Jadi konsep tuhannya beda. Kalau ajaran agamanya ada yang
sama mengajarkan kebaikan (contohnya
larangan menipu, berbohong, bersikap adil, dll). Tapi ada juga kebaikan yang
beda. Kristen boleh makan babi dan minum alkohol, tapi Islam tidak boleh.
Kebaikan pakaian menurut Islam adalah memakai jilbab. Menurut kristen tidak.
Q : Ustadz... bagaimana dengan orang yang tidak menyadari bahwa sudah berbuat
syirik..?
A : kalau dia tidak tahu bahwa ia
berbuat syirik maka ia tidak berdosa. Hukum agama tidak berlaku bagi orang yang
tidak tahu, tidak sadar/gila atau terlupa. Namun disisi lain, orang yang tidak
tahu hukum agama akan kena hisab akibat kebodohannya.
Q : tanya ustadz,boleh kah seorang muslim bermuamalah dg orang kafir dengan
menunjukan sikap lemah lembut dengan harapan mereka mau masuk islam.
A : boleh bermu'amalah dengan orang
kafir. Bahkan kalau dengan niat dakwah spy ia masuk Islam maka pahalanya dobel
(pahala mu'malah/bergaul dan pahala dakwah)
Q : Al wala wa baro sendir artinya apa Ustadz?
A : al wala artinya loyalitas
(kesetiaan) yang wajib ditujukan hanya kepada Allah, Rasul dan orang-orang
seiman. Jadi tidak boleh memilih
pemimpin, memilih sahabat (bukan sekedar berteman) dan meminta perlindungan kepada
orang kafir dengan meninggalkan orang-orang beriman (prioritas yang jadi
pemimpin/sahabat/pelindung adalah orang Islam). Namun jika kita memilih
pemimpin di daerah mayoritas kafir, seperti di Eropa, maka diperbolehkan
mencoblos pemimpin kafir dalam rangka ikut andil memilih pemimpin yang paling
aman untuk umat Islam yang minoritas di tempat tsb. Tapi di daerah mayoritas
muslim tidak boleh mencoblos pemimpin kafir karena masih ada muslim yang bisa
jadi pemimpin.
Q : Ustadz, bagaimana menghadapi sesama muslim yang over toleransi pada non
muslim? Misalnya tetap mengucapakan natal meski terlarang, hal ini sudah kita
ingatkan tapi alasan mereka kan sama saudara sediri harus saling menghargai,
terkahir mereka malah ga suka klo diingatkan malahan marah dan menganggap kita
tidak menghormati saudara, mohon pencerahannya ustadz...
A : jika sudah dinasehati tetap bandel
ya kita doakan saja agar hatinya berubah dan mendapatkan hidayah. Sambil terus
berdakwah dengan cara-cara yang variatif dan lembut. Misalnya dengan alternatif
lain, yakni memberikan buku atau video tentang hukum mengucapkan natal.
Q : Ustadz bagaimana menyikapi,pimpinan non muslim dg pendukungnya muslim,atu
sebaliknya pimpinannya Muslim dg pendukungnya non muslim.
A : jika di daerah yang muslimnya
minoritas, maka boleh muslim mendukung pemimpin kafir yang maslahatnya paling
menguntungkan umat Islam. Jika pemimpin muslim didukung kafir malah bagus
karena menunjukkan keberhasilan dakwah. Wallahu'alam bis showab.
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala
yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment