Kajian
Online WA Hamba الله SWT
Senin, 13 Maret 2017
Rekapan
Grup Nanda 1
Narasumber
: Ustadz Herman
Tema : Syakhsiyah Islamiyah
Editor
: Rini Ismayanti
Dzat
yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat
yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat
yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan
indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya,
yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untuk
mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah...
tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah
kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangkitkan ummat
yang telah mati, memepersatukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing
manusia yang tenggelam dalam lautan syahwat, membangun generasi yang tertidur
lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan,
kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma
ba'd...
Ukhti
fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya kita awali dengan
lafadz Basmallah
Bismillahirrahmanirrahim...
GHAZWUL
FIKRI
Ghazwul fikri, apakah itu? Ghazwul
fikri, yang bermakna perang pemikiran, merupakan strategi perang selain
perang fisik, face to face. Kenapa muncul strategi ini? Perang fisik tentu
saja menguras SDM yang tidak sedikit, belum taruhannya nyawa. Ongkos perang
fisik juga sangat mahal, disamping dampak kerusakannya yang luar biasa besar.
Jadi kalau dikalkulasi perang fisik cost-nya sangat besar. Berbeda dengan
perang pemikiran, tidak ada korban nyawa secara ‘riil’, biaya juga bisa ditekan
bahkan mungkin tanpa biaya (hanya berdasarkan kekuatan ‘pengaruh’), dan tidak
terlalu merusak sumber daya alam/lingkungan.
Tapi ghazwul
fikri, sasaran targetnya bisa dalam jumlah besar. Bahkan bisa mendunia
kalau tujuannya memang globalisasi dilakukan dengan cara yang masif pula.
Dampak ghazwul fikri juga bisa terasa oleh berbagai generasi (lebih
dari satu generasi), dan mencakup berbagai lapisan masyarakat.
Secara
teori, ghazwul fikri lahir setelah perang fisik. Tapi ternyata, kalau
mentadabburi al-Qur’an, kita akan melihat justru yang pertama muncul
adalah ghazwul fikri sebelum perang fisik. Mari kita buktikan dengan
melihat sejarah kakek moyang kita Nabi Adam as (QS. al-Baqarah : 30-38, Al
A’raf : 11-25). Sebagai manusia pertama yang Allah berikan kelebihan ilmu
padanya, ternyata hal ini mengundang kecemburuan Iblis laknatulah. Iblis
yang merasa lebih senior, apalagi secara strata dia terbuat dari api sementara
Adam as cuma sekedar dari tanah. Maka terjadilah pembangkangan Iblis atas
perintah Allah, ketika Allah memerintahkannya bersujud kepada Adam as. Padahal,
selama ini Iblis taat pada semua perintah Allah. Tak pernah sekalipun Iblis
mengundang amarah Allah.
Tapi
semuanya berubah dalam sekejap hanya gara-gara munculnya kesombongan pada diri
Iblis. Dia merasa dirinyalah yang paling hebat. Akhirnya, Allah mengusir Iblis
dari jannah. Maka tinggallah Adam dan Hawa di dalam jannah. Allah
persilahkan mereka menikmati semua isi jannah, kecuali satu pohon saja.
Dibakar
dendam yang membara kepada Adam as, Iblis pun semakin menjadi-jadi melawan
Allah. Mungkin karena sudah kepalang basah harus jadi penghuni neraka. Dia
mencuri-curi dengar informasi apa saja yang Allah sampaikan kepada Adam as.
Maka ketika dia tahu firman Allah tentang larangan mendekati salah satu pohon,
Iblis pun mulai merancang strategi bagaimana cara mempengaruhi Adam as dan Hawa
agar mau mendekati ‘pohon terlarang’ tersebut.
Iblislah
peletak dasar ghozwul fikri (perang pemikiran). Bagaimana uletnya
Iblis melakukan pendekatan kepada Adam as dan Hawa dengan berperan seperti
musang berbulu domba. Berpura-pura baik, bahkan ingin dikesankan sebagai
penasehat setia. Strategi demi strategi terus dilancarkan tanpa pernah mengenal
putus asa. Semata karena Iblis sudah terlanjur akan menjadi penghuni neraka
yang paling kekal. Maka dia akan memanfaatkan kesempatan hidup di dunia ini
dengan mencari teman sebanyak-banyaknya untuk kelak menjadi penghuni neraka.
Dengan
ketekunannya, akhirnya Iblis berhasil melakukan brain storming (cuci
otak) kepada Adam as dan Hawa. Memutarbalikkan fakta, yang hak menjadi nampak
batil sementara yang batil terlihat hak. Bukankah Adam as Rasul? Bukankah Adam
as mengetahui firman Allah tentang larangan itu? Ya begitulah, derasnya
informasi terbaru yang terus menerus dijejalkan Iblis kepada Adam as bisa
menggerogoti keimanan Adam as kepada Allah. Lebih tepatnya, membuat Adam as
lupa dengan larangan Allah itu. Iblis memang sangat jago membuai sehingga yang
haram nampak halal bahkan dengan tambahan iming-iming lainnya. Bukankah
sebelumnya Allah telah berfirman mengingatkan Adam as dan Hawa, “Tetapi
janganlah kamu berdua mendekati pohon yang satu ini. (Apabila didekati) kamu
berdua termasuk orang-orang yang zhalim.”? Ternyata, Iblis membuat Adam as dan
Hawa lupa. Penyakit lupa ini akan terus dilancarkan oleh Iblis dan
antek-anteknya kepada kita semua. Tentu saja, yang dimaksud lupa di sini: lupa
kepada Allah, lupa mengingat Allah, lupa dari jalan Allah, lupa membaca kitab
Allah, lupa dari perintah dan larangan Allah, dan sebagainya. Lupa inilah yang
akan meng-hijab kita dari taufik dan hidayah. Maka Adam as dan Hawa pun
baru tersadar setelah mereka mencicipi buah pohon terlarang itu sehingga
nampaklah auratnya. Lalu Allah pun menyeru mereka, “Bukankah Aku telah
melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah
musuh yang nyata bagi kamu?”
Inilah
tujuan akhir ghazwul fikri. Jangka panjangnya pemurtadan. Jangka pendeknya
pelarutan kepribadian (tidak bangga dengan identitas muslim), pemerosotan
akhlak (dekadensi moral), pemikiran liberal, pelucutan akidah dalam
arti tidak masalah secara identitas agamanya Islam tapi perilaku sehari-harinya
jauh dari tuntutan Islam
Beruntunglah
Adam as cepat bertaubat dan kembali ke jalan yang lurus. Tapi iblis tak cukup
berhenti dengan kasus Adam as saja, tak akan menyerah bahkan sampai Kiamat ingin
menyeret sebanyak mungkin teman sebagai penghuni neraka. Maka target berikutnya
adalah Qabil, putra pertama Adam as. Ketika Qabil dan adiknya Habil
diperintahkan berkurban oleh Allah (QS al-Maaidah: 27-31), Qabil terus digosok-gosok
Iblis agar pelit berkurban sehingga menyerahkan yang murah dan jelek (sayuran
busuk). Sementara Habil yang hanif mengurbankan kambing yang gemuk.
Secara
logika saja, kita bisa mengira mana yang kurbannya akan diterima oleh Allah.
Ketika Allah putuskan dengan cara melihat mana kurbannya yang habis dimakan
hewan-hewan, Qabil semakin digosok lagi oleh Iblis. Tentu saja yang habis
dimakan kurbannya Habil, Tapi Qabil tak bisa menerima. Menurutnya Allah tidak
adil. Padahal aturan permainan dari awal sudah disebutkan, tapi Qabil
mengingkarinya. Maka darah Qabil pun mendidih, pikirannya sumpek, amarah
membuncah, sehingga melahirkan satu keputusan yang belum pernah ada dalam
sejarah manusia, pembunuhan. Maka terjadilah pembunuhan pertama manusia dengan
aktor utama Qabil. Dan tahukah siapa sutradaranya? Tentu saja Iblis yang selalu
tertawa terbahak-bahak ketika menyaksikan keberhasilannya menyesatkan manusia.
Iblis
akan selalu memotivasi para pengikutnya agar rajin-rajin melakukan ghazwul
fikri, cara ampuh untuk memelesetkan manusia, menggelincirkannya dari jalan
Allah yang lurus. Semua strategi akan digunakan Iblis, baik terang-terangan
maupun smooth dengan cara yang sangat-sangat halus. Lihatlah di
sekeiling kita, dari seluruh penjuru mata angin, Iblis berusaha memperdayakan.
Di zaman Rasul saw kita kenal istilah harta, tahta, wanita. Kini ada trio ‘fun,
food, fashion’. Di zaman Nabi Luth as terjadi peristiwa sodomi. Sekarang?
Semakin meluas bahkan melebar dengan turunan-turunannya: waria, homoseks,
lesbian, biseks, transgender dll. Bahkan kini ada globalisasi, tatanan dunia
baru (the new world order) yang disetiri
kaum illuminati, freemasonry, dan tentu saja di belakang mereka semua
ada kaum Zionis.
Jadi,
tak usah heran ketika suatu saat nanti turun Dajjal (pemuda berambut ikal
matanya buta satu, di antara dua matanya ada tulisan kafir, muncul dari Isfahan
atau Khurasan), semua orang melihat tulisan kafir itu. Semua orang bisa membaca
tulisan kafir itu, tapi gak ngaruh. Kenapa? Karena berbondong-bondong umat
Islam yang jadi pengikut Dajjal. Lho kok bisa begitu?
Mungkin,
ini yang dimaksud sebagian orang: sekarang kita sudah berada dalam sistem
Dajjal. Sistem yang dikendalikan oleh Iblis sang majikan beserta setan dan
Zionis sebagai para pengawal setianya. Mari kita lihat beberapa contoh berikut
yang mengisyaratkan ketakberdayaan kaum muslimin atas kampanye-kampanye mereka.
Kaum
nabi Luth di Sodom dan Gomorah sudah punah diazab Allah beribu tahun lalu. Tapi
kemudian muncul lagi secara massal di kota Pompeii (bisa di googling foto-foto
fosil manusia-manusia Pompeii yang dimusnahkan Allah sewaktu mereka sedang
berpesta seks dengan meletusnya gunung Vesuvius). Kenapa Allah mengawetkan
tubuh-tubuh mereka menjadi fosil? Supaya jadi ibroh (pelajaran) buat
generasi berikutnya. Eh ternyata, sekarang makin marak, variatif,
berani dan terang-terangan.
Di
bidang akhlak, ada gaya hidup modern, kosmopolitan. Intinya pergaulan bebas
yang berujung kumpul kebo dan berdampak perkawinannya bergelar MBA
= Married By Accident. Kalau tidak ke pelaminan, pilihannya aborsi. Lebih
ekstrim lagi sekarang sering kita dengar peristiwa pembunuhan yang dilakukan
oleh selingkuhannya sendiri gara-gara cemburu atau gara-gara si perempuan minta
dilegalkan hubungannya.
Di
bidang politik, wah ini mah seru sekali! Ada manipulasi
alias tipu-tipu, kolusi, nepotisme alias pertemanan, korupsi, bahkan
konspirasi. Ingat kasus Pak De dulu? Beliau terpaksa mendekam di
penjara lama sekali karena menjadi terdakwa atas
meninggalnya Dietje sang Pragawati cantik. Padahal yang membunuh
orang lain. Di masa kini? Oo, jelas lebih seru lagi. Apalagi tujuan Dajjal
menguasai dunia. Sepaket dengan tujuan Zionis yang ingin menghancurkan Islam.
Tengoklah
zaman penjajahan Belanda. Siapa yang berhasil menaklukan Aceh? Snouck Hugronje,
Yahudi tulen yang pergi ke Timur Tengah belajar Islam tapi untuk
menghancurkan Islam di Aceh. Sayangnya, di negeri ini ada juga ustadz yang
memuji-muji Snouck ini karena mengira mualaf yang pergi haji dan ulama,
katanya.
Inilah ghazwul
fikri, pemutarbalikkan fakta. Yang jahat dibilang baik, sementara yang baik
dijelek-jelekkan bahkan kalau perlu dijebloskan ke penjara. Intinya, maling
teriak maling. Maka yang bisa melihat yang hak itu hak dan yang batil itu
batil, itulah yang bisa memahami tulisan kafir di antara kedua mata Dajjal.
Itulah manusia-manusia yang tidak termakan dengan umpan yang diberikan iblis.
Semoga kita bisa punya kemampuan mem-furqan (membedakan) mana yang hak dan
batil tanpa tertipu oleh Iblis dan antek-anteknya. Sehingga kita selamat dari
ancaman bahkan terkaman Dajjal yang sesungguhnya.
Wallahu
‘alam bish showab
TANYA
JAWAB
--
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala
yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment