Home » , , » Persiapan Ramadhan (Andai yang Terakhir)

Persiapan Ramadhan (Andai yang Terakhir)

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Tuesday, May 23, 2017


Image result for persiapan ramadhan

REKAP Kajian Online Hamba Allah Ummi G-6
Jum'at, 12 mei 2017; Jam : 08:00 - 10:00
Tema : Tarhib Ramadhan
Narsum : Ustadz DodiAbu El Jundi
Editor : Sapta
➖➖➖➖➖➖➖➖➖


‎ اللّهُ  Ta’ala telah mengutamakan sebagian waktu (zaman) di atas sebagian lainnya, sebagaimana Dia mengutamakan sebagian manusia di atas sebagian lainnya dan sebagian tempat di atas tempat lainnya.

Dimana  اللّهُ  Ta’ala berfirman,

‎وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ
“Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya, sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka” (QS al-Qashash:68).

Termasuk dalam hal ini adalah bulan Ramadhan yang  اللّهُ  Ta’ala utamakan dan istimewakan dibanding bulan-bulan lainnya, sehingga dipilih-Nya sebagai waktu dilaksanakannya kewajiban berpuasa yang merupakan salah satu rukun Islam.

Sungguh  اللّهُ  Ta’ala memuliakan bulan yang penuh berkah ini dan menjadikannya sebagai salah satu musim besar untuk menggapai kemuliaan di akhirat kelak, yang merupakan kesempatan bagi hamba-hamba Allah Ta’ala yang bertakwa untuk berlomba-lomba dalam melaksanakan ketaatan dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Lebih lanjut, Syaikh Abdur Rahman as-Sa’di menjelaskan unsur-unsur takwa yang terkandung dalam ibadah puasa, sebagai berikut:

  • Orang yang berpuasa (berarti) meninggalkan semua yang diharamkan  اللّهُ (ketika berpuasa), berupa makan, minum, berhubungan suami-istri dan sebagainya, yang semua itu diinginkan oleh nafsu manusia, untuk mendekatkan diri kepada  اللّهُ  dan mengharapkan balasan pahala dari-Nya dengan meninggalkan semua itu, ini adalah termasuk takwa (kepada-Nya).

  • Orang yang berpuasa (berarti) melatih dirinya untuk (merasakan) muraqabatullah (selalu merasakan pengawasan  اللّهُ  Ta’ala), maka dia meninggalkan apa yang diinginkan hawa nafsunya padahal dia mampu (melakukannya), karena dia mengetahui  اللّهُ  maha mengawasi (perbuatan)nya.

  • Sesungguhnya puasa akan mempersempit jalur-jalur (yang dilalui) setan (dalam diri manusia), karena sesungguhnya setan beredar dalam tubuh manusia di tempat mengalirnya darah, maka dengan berpuasa akan lemah kekuatannya dan berkurang perbuatan maksiat dari orang tersebut.

  • Orang yang berpuasa umumnya banyak melakukan ketaatan (kepada  اللّهُ  Ta’ala), dan amal-amal ketaatan merupakan bagian dari takwa.

  • Orang yang kaya jika merasakan beratnya (rasa) lapar (dengan berpuasa) maka akan menimbulkan dalam dirinya (perasaan) iba dan selalu menolong orang-orang miskin dan tidak mampu, ini termasuk bagian dari takwa.

Bulan Ramadhan merupakan musim kebaikan untuk melatih dan membiasakan diri memiliki sifat-sifat mulia dalam agama Islam, di antaranya sifat sabar.

Sifat ini sangat agung kedudukannya dalam Islam, bahkan tanpa adanya sifat sabar berarti iman seorang hamba akan pudar.

Imam Ibnul Qayyim menggambarkan hal ini dalam ucapan beliau, Sesungguhnya [kedudukan sifat] sabar dalam keimanan [seorang hamba] adalah seperti kedudukan kepala (manusia) pada tubuhnya, kalau kepala manusia hilang maka tidak ada kehidupan bagi tubuhnya.


Para salafus soleh senantiasa mempersiapkan Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Para Ulama mengatakan,
‎كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ
”Mereka (para sahabat) berdo’a kepada  اللّهُ  selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadlan.”

Inilah bukti kerinduan mereka akan perjumpaan dengan bulan Ramadhan.
Karenanya, bersiaplah menyambut kehadirannya agar ketika Ramadhan datang kita sudah siap menjalankan kewajiban puasa dan amalan-amalan lainnya yang ada di dalamnya.

  1. Pelajari Ilmu-ilmu Syari terkait Ramadhan

Agar Ibadah kita di bulan Ramadhan diterima اللّهُ ﷻ  , penting bagi kita untuk mengetahui tentang ilmu-ilmunya. Pelajari tentang fiqih-fiqih di Bulan Ramadhan agar kita bisa melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan dengan benar.

  1. Perbanyak Amal Sholeh

Bersiaplah dengan banyak berpuasa, agar jiwa terbiasa dengan puasa. Lakukan shalat malam. Perbanyak membaca Al Qur’an. Perbanyaklah dzikir kepada  اللّهُ  sebagai pengantar memasuki Ramadhan.
Bersedekah dan berbagai amal shalih di bulan Rajab dan Sya’ban, semua itu untuk menanam amal shalih di bulan Rajab dan diairi di bulan Sya’ban. Tujuannya agar kita bisa memanen kelezatan puasa dan beramal shalih di bulan Ramadhan, karena lezatnya Ramadhan hanya bisa dirasakan dengan kesabaran, perjuangan, dan tidak datang begitu saja. Hari-hari Ramadhan tidaklah banyak, perjalanan hari-hari itu begitu cepat. Oleh sebab itu, harus ada persiapan yang sebaik-baiknya.

Salah satu yang utama adalah sholat malam. Shalat malam adalah ibadah sunah yang berat untuk dilaksanakan oleh kebanyakan orang. Hal itu karena ia dikerjakan pada waktu malam, di saat fisik manusia tengah menikmati nikmatnya istirahat. Ada dorongan rehat yang sangat kuat, yang membuat kebanyakan orang enggan untuk bangun beribadah.

Adab-adab tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits shahih:

  1. Mempersiapkan diri dengan hal-hal yang membantu dan memudahkan untuk bangun malam. Antara lain dengan tidurlah sejenak.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata: “Rasulullah ﷺ  bersabda:
‎قِيلُوا فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لاَ تَقِيلُ

“Tidurlah kalian sejenak di waktu siang karena sesungguhnya setan itu tidak tidur sejenak di waktu siang.” (HR. Abu Nu’aim Al-Asbahani dalam Kitab Ath-Thib dan Akhbar Ashbahan. Dinyatakan hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ahadits Shahihah no. 1647)
  1. Saat hendak tidur hendaknya ia meniatkan dalam hatinya untuk bangun malam dan melakukan shalat malam.
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi صلى الله عليه وسلم  bersabda:

‎مَنْ أَتَى فِرَاشَهُ وَهُوَ يَنْوِي أَنْ يَقُومَ يُصَلِّي مِنْ اللَّيْلِ فَغَلَبَتْهُ عَيْنَاهُ حَتَّى أَصْبَحَ كُتِبَ لَهُ مَا نَوَى وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata: “Barangsiapa mendatangi kasurnya dan ia berniat untuk bangun malam dan mengerjakan shalat malam, namun kemudian rasa kantuk mengalahkan kedua matanya, niscaya dicatat untuknya apa yang telah ia niatkan dan tidut tersebut sebagai sedekah dari Rabbnya untuknya.” (HR. Nasai no. 1784 dan Ibnu Majah no. 1344, hadits shahih).

  1. Berangkat tidur dalam keadaan suci yaitu dengan berwudhu sebelum tidur atau mandi wajib jika dalam keadaan junub.

  1. Tidur dengan berbaring miring ke sebelah kanan.

‎عَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وَضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ وَقُلْ اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَهْبَةً وَرَغْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ فَإِنْ مُتَّ مُتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَقُولُ فَقُلْتُ أَسْتَذْكِرُهُنَّ وَبِرَسُولِكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ قَالَ لَا وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

Dari Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah ﷺ  bersabda kepadaku: “Jika engkau mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan tubuhmu, lalu bacalah doa:….” (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)

  1. Melakukan shalat witir sebelum tidur jika khawatir sulit untuk bangun malam

‎عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ خَافَ أَنْ لَا يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ أَوَّلَهُ وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُومَ آخِرَهُ فَلْيُوتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ فَإِنَّ صَلَاةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُودَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ

Dari Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullahu ﷺ  bersabda: “Barangsiapa khawatir tidak dapat bangun di akhir malam, maka hendaklah ia shalat witir di awal malam. Adapun barangsiapa berharap untuk bangun di akhir malam, maka hendaklah ia shalat witir di akhir malam, sebab shalat di akhir malam itu dihadiri [oleh Allah Ta'ala dan para malaikat], dan itulah yang lebih utama.” (HR. Muslim no. 755, Tirmidzi no. 455, dan Ibnu Majah no. 1187)

  1. Berdzikir dan berdoa sebelum tidur, seperti :
Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas sebanyak tiga kali, meniupkannya ke kedua telapak tangan, lalu mengusapkannya ke seluruh anggota badan.

‎عَنْ عَائِشَةَأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَوَى إِلَى فِرَاشِهِ كُلَّ لَيْلَةٍ جَمَعَ كَفَّيْهِ ثُمَّ نَفَثَ فِيهِمَا فَقَرَأَ فِيهِمَا قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ وَ قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثُمَّ يَمْسَحُ بِهِمَا مَا اسْتَطَاعَ مِنْ جَسَدِهِ يَبْدَأُ بِهِمَا عَلَى رَأْسِهِ وَوَجْهِهِ وَمَا أَقْبَلَ مِنْ جَسَدِهِ يَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya Nabi ﷺ  jika hendak berbaring di tempat tidurnya pada setiap malam, beliau menyatukan kedua telapak tangannya, lalu meniupnya dan membacakan pada keduanya surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq dan surat An-Nas. Beliau mengusap dengan kedua telapak tangannya seluruh anggota badannya yang bisa diusap, dimulai dari kepala beliau, wajah beliau, lalu bagian belakang tubuh beliau. Beliau melakukannya tiga kali. (HR. Bukhari no. 5018 dan Muslim no. 2192)

  1. Saat bangun malam hendaklah ia mengusap dan berusaha menghilangkan kantuk dari wajahnya, kemudian berdzikir, berdoa dan berwudhu.

  1. Disunahkan untuk bersiwak (gosok gigi) saat bangun malam dan berwudhu sebelum melaksanakan shalat malam.

‎عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu ia berkata: “Nabi ﷺ  jika bangun di waktu malam, beliau selalu menggosok mulutnya dengan siwak.” (HR. Bukhari no. 246 dan Muslim no. 255)

  1. Disunahkan melaksanakan shalat dua rakaat ringan sebagai pembuka shalat malam.

‎عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ لِيُصَلِّيَ افْتَتَحَ صَلَاتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata: “Rasulullah ﷺ  jika bangun di waktu malam untuk melaksanakan shalat, beliau biasanya mengawali shalatnya dengan melaksanakan shalat dua rakaat yang ringan.” (HR. Muslim no. 767)


  1. Perbarui dan Perbanyak Taubat

Persiapan lain untuk menyambut Ramadhan adalah taubat. Semoga  اللّهُ   mengaruniakan taubat nasuha kepada kita agar Ia ridha. Karena taubat wajib dilakukan seorang hamba setiap saat.

Dimana  اللّهُ  berfirman, artinya:
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada  اللّهُ , hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31).

  1. Agungkan Perintah dan Larangan  اللّهُ

Kesiapan seseorang untuk menyambut Ramadhan ditandai dengan sikap enggan terhadap maksiat. Hal ini bisa dilakukan dengan memperbanyak puasa dan membaca Al Qur’an. Orang yang berakal tidak akan terbayang untuk melakukan maksiat ketika sibuk dengan ketaatan.

  1. Latih Kepekaan Pancaindera

Biasakanlah pancaindera dengan ketaatan. Latih mata untuk melihat mushaf, hindarkan dari memandang yang haram. Latih telinga mendengar Al Qur’an, mendengar ilmu. Hindarkan dari mendengar  nyanyian-nyanyian haram, ucapan dusta, keji, dan jorok. Biasakan lidah memperbanyak zikir, beramar makruf dan nahi mungkar, berkata jujur dan menyampaikan nasihat kepada kaum Mukmin.

Pancaindera harus dilatih sebagai bentuk persiapan, agar ia tunduk kepada Kita pada bulan Ramadhan. Kita pun akan mudah mengendalikannya.


Jika kita beranggapan bahwa ini adalah RAMADHAN TERAKHIRKU, maka lakukan urutan2 diatas DOUBLE, TRIPLE atau SEBANYAK BANYAKNYA semenjak masuk tanggal 1 Ramadhan.

‎والله أعلم بالصواب
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

TANYA JAWAB

Tanya : Ustadz, bagaimana kalau kita lupa berapa hari utang puasa kita, soalny kepotong sakit, hamil, lahiran. Jadi tidak fokus. Saya ambil aman aja. Selama sebulan ini puasa Senin Kamis diniatkan utk qadha. Misalkan kurang/berlebih baiknya bagaimana? Apa bayar fidyah saja?
Jawab : Usahakan INGAT SEMAMPU kita dan DIMAKSIMALKAN bukan dimudahkan. Qodho tetap dilakukan jika sudah usaha maksimal kita lakukan.

Tanya : Ustadz saya mau bertanya, dulu saya tidak mengetahui jika orang hamil dan menyusui jika tidak puasa Ramadhan maka dia juga harus membayar hutang puasanya tersebut, dulu saya kira hanya membayar fidyah saja, tanpa harus membayar puasanya. Jadi saya tidak pernah membayar puasa, karena kondisi saya waktu hamil keadaan sangat lemah bahkan harus di infus, pun ketika menyusui, saya punya kondisi lemes terus. Setelah banyak belajar alhamdulillah sekarang saya sudah dapat ilmu dan mengerti kalau ternyata orang hamil dan menyusui jika tidak puasa ramadhan harus mengganti juga dilain hari. Sedangkan saya lupa jumlah hari yang tidak puasa itu dan itu sdh 10 tahun yang lalu. Itu bagaimana ustadz, bolehkah di bayar saat ini? Tapi jumlah harinya sudah lupa. Jazakallah ustadz
Jawab : Usahakan INGAT SEMAMPU kita dan DIMAKSIMALKAN bukan dimudahkan. Qodho tetap dilakukan jika sudah usaha maksimal kita lakukan.

~~~~~~~~~~~~~~~~
Selanjutnya, marilah kita tutup kajian kita dengan bacaan istighfar 3x
Doa robithoh dan kafaratul majelis

Astaghfirullahal' adzim 3x

Do'a Rabithah
Allahumma innaka ta'lamu anna hadzihil qulub,
qadijtama-at 'alaa mahabbatik,
wal taqat 'alaa tha'atik,
wa tawahhadat 'alaa da'watik,
wa ta ahadat ala nashrati syari'atik.
Fa watsiqillahumma rabithataha,
wa adim wuddaha,wahdiha subuulaha,wamla'ha binuurikal ladzi laa yakhbu,
wasy-syrah shuduroha bi faidil imaanibik,
wa jami' lit-tawakkuli 'alaik,
wa ahyiha bi ma'rifatik,
wa amitha 'alaa syahaadati fii sabiilik...
Innaka ni'mal maula wa ni'man nashiir.

Artinya :
Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya hati-hati kami ini,
telah berkumpul karena cinta-Mu,
dan berjumpa dalam ketaatan pada-Mu,
dan bersatu dalam dakwah-Mu,
dan berpadu dalam membela syariat-Mu.
Maka ya Allah, kuatkanlah ikatannya,
dan kekalkanlah cintanya,
dan tunjukkanlah jalannya,
dan penuhilah ia dengan cahaya yang tiada redup,
dan lapangkanlah dada-dada dengan iman yang berlimpah kepada-Mu,
dan indahnya takwa kepada-Mu,
dan hidupkan ia dengan ma'rifat-Mu,dan matikan ia dalam syahid di jalan-Mu.Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.
Aamiin...    

DOA PENUTUP MAJELIS
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Subhanaka Allahuma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik.Artinya:“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Aamiin ya Rabb.

======================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!