Kajian Online WA Hamba الله SWT
Senin, 10 Juli 2017
Rekapan
Grup Bunda G5
Narasumber : Ustadzah Lien
Tema : Kajian Islam
Editor : Rini Ismayanti
Dzat
yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat
yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat
yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan
indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya,
yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untukuk
mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah...
tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah
kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangkitkan ummat
yang telah mati, memepersauntukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing
manusia yang tenggelam dalam lautan sayaahwat, membangun generasi yang tertidur
lelap dan menuntukun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan,
kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma
ba'd...
Ukhti
fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya kita awali dengan
lafadz Basamallah
Bismillahirrahmanirrahim...
TAQWA KUNCI KEBAIKAN
Kita pasti sudah
paham... tujuan kita berpuasa tidak hanya sekedar menahan haus dan lapar kan???
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)
Ayat diatas jelas kita berpuasa dalam
rangka meraih taqwa?
Why???
Kenapa??
Kita mulai bahas ya
Makna Taqwa
Para ulama rahimahullah telah mejelaskan
apa yang dimaksud dengan taqwa. Di antaranya ;
Imam Ar-Raghib Al-Asfahani
mendenifisikan : “Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya
berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang, dan menjadi sempurna
dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan”
Sedangkan Imam An-Nawawi mendenifisikan
taqwa dengan “Menta’ati perintah dan laranganNya”. Maksudnya menjaga diri dari
kemurkaan dan adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala
Taqwa merupakan tujuan tertinggi yang
akan dicapai seorang insan dalam menjalankan ibadahnya kepada Allah SWT. Dalam
Al-Qur’an Allah SWT mengatakan:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang
telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.”
Oleh karena itulah, Allah senantiasa
menggandeng kata taqwa dengan kewajiban-kewajiban tertentu dalam ibadah:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa.”
Karena taqwa memang tidak dapat
dipisahkan dengan keimanan. Justru ketaqwaan itu merupakan buah dari adanya
keimanan yang mendalam dan besar kepada Allah SWT.
Syeikh Dari. Abdullah Nasih Ulwan
(1996:6-7) mengemukakan bahwa “taqwa lahir sebagai konsekwensi logis dari
keimanan yang kokoh, keimanan yang selalu dipupuk dengan muraqabatullah; merasa
takut terhadap murka dan adzab-Nya dan selalu berharap atas limpahan karunia
dan maghfirah-Nya.” Dari sini dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa tidak
mungkin ketaqwaan muncul tanpa adanya keimanan yang tinggi kepada Allah.
Taqwa Merupakan Perintah Allah SWT
Dalam Al-Qur’an banyak sekali dijumpai
ayat-ayat yang mewajibkan seseorang untuk bertaqwa kepada Allah SWT.
Perintah-perintah tersebut menunjukkan kepada kita mengenai wajibnya bertaqwa.
Diatara ayat-ayat tersebut adalah :
1. QS. 2 : 189
وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
beruntung.”
2. QS. 2 : 194
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“Bertaqwalah kamu sekalian kepada Allah,
dan ketahuilah bahwa Allah itu bersama orang-orang yang bertaqwa.”
3. QS. 2 : 196
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Bertakwalah kalian kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah itu Maha Dahsyat azab-Nya.”
4. QS. 2 : 203
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
“Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah
bahwa kepada-Nyalah kalian (kelak) akan dikumpulkan.”
Dalam sebuah hadits , Rasulullah SAW
bersabda:
عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ
تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Dari Abu Dzar ra, Rasulullah SAW
mengatakan kepadaku, ‘bertaqwalah engkau dimanapun engkau berada. Dan
barengilah perbuatan jelek dengan perbuatan baik sebagai penghapusnya, dan
berakhlaklah dengan manusia dengan akhlak yang baik. (HR. Tirmidzi)
Benefit Ketakwaan Kepada Allah
Orang yang bertaqwa akan mendapatkan
banyak sekali ganjaran dari Allah, baik di dunia maupun di akhirat. Diantaranya
adalah:
1. Mendapatkan pujian dan sanjungan dari
Allah SWT.
Hal ini terlihat jelas manakala kita
membuka-buka lembaran-lembaran kitab suci Al-Qur’an, disana banyak sekali
pujian yang Allah berikan pada orang yang bertaqwa. Diantaranya adalah:
a. Dalam awal surat al-Baqarah, ketika
Allah menyebutkan ciri-ciri orang yang bertakwa… Allah menutupnya dengan
ungkapan yang sangat halus dan manis, “mereka itulah orang-orang yang
mendapatkan petunjuk dari Rab mereka, dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” (QS. 2 : 1-5)
b. Allah memuji ketaqwaan sebagai suatu
urusan yang patut diutamakan. Allah mengatakan dalam QS. 3 : 186:
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأُمُورِ
Dan jika kalian bersabar dan bertaqwa,
maka sesungguhnya yang demikian itu merupakan termasuk urusan yang patut
diutamakan. (QS. 3 : 186)
2. Mendapatkan dukungan, pertolongan,
penjagaan dan pemeliharaan Allah dari makar para musuh-musuh Allah.
Allah SWT berfirman dalam QS. 16: 127 –
128):
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلاَّ بِاللَّهِ وَلاَ تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلاَ تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ(127)إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ - 128
Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah
kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih
hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa
yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa
dan orang-orang yang berbuat kebaikan.
3. Mendapatkan cinta Allah.
Hal ini digambarkan dalam surat Ali
Imran (QS. 3: 76)
بَلَى مَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ وَاتَّقَى فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang
menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah mencintai
orang-orang yang bertakwa.
4. Islahul Amal (memperbaiki amalan)
Mengenai hal ini Allah SWT mengatakan
dalam QS. 33 : 70-71
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا* يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا*
Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya
Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barangsiapa menta`ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar.
5. Diampuni dosa dan kesalahan
Orang yang bertaqwa akan mendapatkan
ampunan dari Allah SWT, sebagaimana yang Allah firmankan dalam QS. 33 : 70 – 71
diatas. Dalam ayat lain Allah mengatakan (QS. 65: 5)
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada
Allah niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat
gandakan pahala baginya.
6. Mendapatkan furqan, antara haq dan
bathil
Ketaqwaan akan mendatangkan furqan bagi
seseorang untuk dapat membedakan antara haq dan bathil. Allah SWT mengatakan
dalam QS. Al-Anfal (8 : 29)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu
bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan
menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan
Allah mempunyai karunia yang besar.
7. Mendapatkan kabar gembira baik di
dunia maupun di akhirat.
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ(62)الَّذِينَ ءَامَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ(63)لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah
itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka
berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat.
8. Melapangkan rizki, memudahkan
kesulitan dan mendapatkan berkah dari langit dan bumi.
Hal ini Allah gambarkan dalam Al-Qur’an,
(QS. 65 : 2-3)
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا(2)وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ
Dan barang siapa yang bertaqwa kepada
Allah, maka Allah akan memberikan pada mereka jalan keluar, dan Allah akan
memberikan rezeki yang tidak di sangka-sangka.
9. Mendapatkan keselamatan dari azab
kubur dan azab neraka
Allah berfirman dalam QS 19 : 72
ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا
Kemudian Kami akan menyelamatkan
orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka
dalam keadaan berlutut.
10. Mendapatkan surga
Allah berfirman QS. 54 : 54-55
الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ* فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa
itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi
Tuhan Yang Berkuasa.
Jadi tak salah jika dikatakan bahwa
Taqwa kunci dari segala macam kebaikan
Asy-Syaikh al-Imam ‘Abdul ‘Aziz bin
‘Abdillah bin Baz rahimahullah,
“Engkau wahai hamba Allah, apabila
engkau membaca Kitabullah dari awal hingga akhirnya, akan engkau dapatkan bahwa
taqwa merupakan yang paling utama dari segala kebaikan, kunci segala kebaikan,
dan sebab segala kebaikan di dunia dan akhirat. Datang berbagai musibah,
bencana, cobaan, dan hukuman tidak lain karena meremehkan Taqwa, terdapat cacat
padanya, atau menyia-nyiakannya atau menyia-nyiakan salah satu bagian darinya.
TAQWA merupakan sebab kebahagian dan keselamatan. Jalan keluar dari berbagai
kesulitan. Sebab kemuliaan dan pertolongan di dunia maupun di akhirat.”
Demikian penjelasan tentang taqwa
Kenapa harus bertaqwa dan apa
keuntungannya jelas terpampang nyata di penjelasan di atas
Monggo dibaca yaa..
TANYA JAWAB
Q : Bagaimanakah caranya agar kita bisa
merealisasikan Taqwa yang Hakiki,,
A : Jalankan perintah Allah dan jauhi
laranganNya tanpa ragu
Q : Alhamdulillah ada bulan ramadhan tapi
kenapa setiap tahun kita lewati tapi sulit sekali tuk mempertahankan ibadah
kita seperti ramadhan?
A : Karena menjalankannya hanya sebagai
rutinitas mnggugurkan kewajiban tanpa bs menghayati pelaksanaannya. Jadi
niatnya ga kuat..
Q : Bunda, saya
pengen hijrah menjadi lebih syar'i lagi , baik dalam ibadah maupun dalam tingkah
laku sehari hari, tapi kenapa kok sulit sekali ya bunda ? Belajar syar'i
kok gak lulus-lulus ya ? Tanda nya kalo gak salah lebih cinta akhirat daripada
dunia,
Afwan kalo salah mohon dibetulkan
A : Niatnya dulu
mb diperbaiki... karena niat ini sangat luar biasa... bisa menguatkan amal...
Renungan Diri
Apa kalian merasakan hal yang sama...??
Saat ramadhan 1 hingga 5 juz terlampaui.
Lail pun tak ada bolongnya kecuali karena
syar'i
Dhuha pun tak ketinggalan
Sedekah hampir tiap hari dilakukan..
Kini semua seperti tinggal
kenangan
Kita mulai disibukkan kembali dengan
urusan duniawi yang tak ada habisnya
Seolah olah ramadhan tidak meninggalkan
jejak sedikitapiun pada ruhiyah kita... diri kita...
Begitu mudah kita melupakannya..
Padahal... tahukah kita??
Bahwa ramadhan itu bekal kita
menjalankan 11 bulan berikutnya...
Jadi... jika kita tengok diri kita yang
sekarang dengan segudang kelalaian, artinya kita tidak lulus dalam menjalani
ramadhan yang penuh berkah.
Keberkahan yang akan menjadi bekal bagi
kota menjalankan 11 bulan berikutnya.
Yaaa... kita tidak lulus menjadi
generasi taqwa... generasi Rabbani... Generasi fitrah...
Tentunya ada yang salah dengan ramadhan
kita.
Mari sama-sama introspeksi diri karena
Dia mempunyai keluasan Ampunan bagi hamba yang mau kembali...padaNya
Kembali padaNya, sebelum semua terlambat
hingga Allah tutup semuanya untuk kita sehingga tak satupun bekal yang menemani
kita di alam kubur...
Mari kita kembali padaNya... hanya
padaNya... yaa Hanya PadaNya..
Q : Nah itu
bunda, niat kek nya udh ada, cuma realisasi yang melenceng jauh . Apakah
lingkungan juga mempengaruhi bunda ?
A : Niat itu akan menguatkan amal... karena
niat bisa terkontaminasi yang tau kita yang punya diri ama Allah...
bisikan-bisikan duniawi itu pasti ga diam
Q : Bunda, kalo
misal nih, udah niat dari rumah, mo puasa sunah, eh...dikantor tetiba ada
jamuan makan & kita tergoda, nah itu apakah godaan setan atau karena niat
kita gak kuat ? Nah...bagaimana caranya biar niatnya itu kuat bunda ? Udh gitu,
saya pengen pakai baju yang gak ada lekuk2nya biar gak disuit-suit temen lawan
jenis, apadaya masih susah karena aturan kantor gak bolehin bergamis
A : Jamuan
makan gimana mb? Acara atau gimana. Tapi klo puasa sunnah ga apa jika mau
dibatalkan jika kita ingin menghormati orang yang mengundang kita dan ga perlu
qadha. Tapi klo pas puasa bayar hutang ramadhan maka wajib bayar hehe.
Ga apa perlahan mb..Dikantor ga mesti
bergamis... tapi pakailah pakaian yang longgar yang tidak membentuk lekuk
tubuh..Klo udah di luar kantor silahkan bergamis
Q : Bunda ,,seandainya kita beli
membayar hutang puasa Ramadhan, sampai datang Ramadhon lagi apa hukumnya, mohon
pencerahannya
A : Dosa atau tidak itu hak Allah. Namun
sangat disarankan sebelum ramadhan datang hutang puasa lunas... ingat usia tak
berbau dan memberi tanda kehadiran kapan aja bisa datang... klo tutup usia sementara
kita belum selesai bayar hutang maka itu hak Allah
Q : Bund,
apakah membayar fidyah harus dibulan Ramadhan juga? Atau boleh dibayarkan saat
kita membayar hutang puasa? Di luar bulan Ramadhan.
A : Sebaiknya saat kita membayar zakat
mb, lebih cepat lebih baik.
Untuk waktu pembayaran fidyah, ada
kelonggaran. Dia boleh membayarkan fidyahnya setiap hari satu-satu (dibayarkan
di waktu maghrib di hari puasa yang ditinggalkan). Dia juga dibolehkan
mengakhirkan pembayaran setelah selesai ramadhan, sebagaimana yang dilakukan
Anas bin Malik radliallahu ‘anhu. (As-Syarhul Mumthi’, 6:207)
Dalilnya:
Pertama, riwayat dari Nafi’ – murid Ibnu
Umar –,
أن ابن عمر سئل عن المرءة الحامل إذا خافت على ولدها، فقال: تفطر و تطعم مكان كل يوم مسكينا مدا من حنطة
bahwa Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma
pernah ditanya tentang wanita hamil yang khawatir terhadap anaknya (jika
puasa). Beliau menjawab, “Dia boleh berbuka dan memberi makan orang miskin
dengan satu mud gandum halus sebanyak hari yang dia tinggalkan.”(HR. Al-Baihaqi
dari jalur Imam Syafi’i dan sanadnya sahih)
Klo saya setiap hari saat ramadhan mb...
menyiapkan makan tuk orang berbuka. Tafadhol ambil yang dirasa mudah karena
islam itu tidak menyulitkan
Riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu,
أَنَّه ضَعُف عَن الصَّومِ عَامًا فَصَنَع جفنَةَ ثَريدٍ ودَعَا ثَلاثِين مِسكِينًا فَأشبَعَهُم
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu,
bahwa ketika dirinya sudah tidak mampu puasa setahun, beliau membuat adonan
tepung dan mengundang 30 orang miskin, kemudian beliau kenyangkan mereka semua.
(HR. ad-Daruquthni dan dishahihkan al-Albani)
Q : Ustadzah..
saya ingat dulu sewaktu smp pas baru dapat haid sepertinya saya pernah gak bayar
hutang puasa.. karena dulu gak ngerti klo wajib bayar.. solusinya gimana ya?
A : Puasa senin kamis atau daud...
niatkan qadha puasa mb...Karena itu rajinlah puasa sunnah semoga Allah hapus
kelalaian kita dahulu
Q : Bunda, doa
apa yang kita baca, agar kita benar-benar menjadi orang yang bertakwa seperti
halnya rasulullah dan para sahabatnya
A : عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – عَنِ النَّبِيِّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى» )
“Dari Abdullah bin Mas’ud
radhiallahu’anhu, dari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam beliau biasa berdoa:
Allaahumma innii as-alukal hudaa wat
tuqaa wal ‘afaafa wal ghinaa
(Ya Allah, aku memohon kepada-Mu
petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan, dan kekayaan)”
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ
“Allahumma inni as-alukal huda was
sadaad” [Ya Allah, meminta kepada-Mu petunjuk dan kebenaran]
Dan bisa mnggunakan bahasa kita sendiri...
apapun keadaan kita, kita tetap memerlukan pertolongan dan petunjuk
Allah. Tanpa itu bakalan sesat kita
Astaghfirullah
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala
yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklooah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment