Kajian Online WA Hamba الله SWT
Jumat, 13 Oktober 2017
Rekapan
Grup Bunda G5
Narasumber : Ustadz Dodi
Tema : Kajian Umum
Editor : Rini Ismayanti
Dzat
yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat
yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat
yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan
indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya,
yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untukuk
mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah...
tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah
kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangkitkan ummat
yang telah mati, memepersauntukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing
manusia yang tenggelam dalam lautan sayaahwat, membangun generasi yang tertidur
lelap dan menuntukun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan,
kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma
ba'd...
Ukhti
fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya kita awali dengan
lafadz Basamallah
Bismillahirrahmanirrahim...
BENARKAH SAKARATUL MAUT ITU SAKIT BAGI UMAT MUSLIM...?
Memang sakitkah atau ada keringan akan
hal ini...?
Kematian akan menghadang setiap manusia.
Proses tercabutnya nyawa manusia akan diawali dengan detik-detik menegangkan
lagi menyakitkan. Peristiwa ini dikenal sebagai sakaratul maut.
Ibnu Abi Ad-Dunya rahimahullah
meriwayatkan dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
"Kematian adalah kengerian yang paling dahsyat di dunia dan akhirat bagi
orang yang beriman. Kematian lebih menyakitkan dari goresan gergaji, sayatan gunting,
panasnya air mendidih di bejana.
Seandainya ada mayat yang dibangkitkan
dan menceritakan kepada penduduk dunia tentang sakitnya kematian, niscaya
penghuni dunia tidak akan nyaman dengan hidupnya dan tidak nyenyak dalam
tidurnya".
Di antara dalil yang menegaskan
terjadinya proses sakaratul maut yang mengiringi perpisahan jasad dengan
ruhnya, firman اللّهُ ﷻ :
وَجَآءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَاكُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
"Dan datanglah sakaratul maut
dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya". [Qaaf: 19]
Maksud sakaratul maut adalah
kedahsyatan, tekanan, dan himpitan kekuatan kematian yang mengalahkan manusia
dan menguasai akal sehatnya.
Makna bil haq (perkara yang benar)
adalah perkara akhirat, sehingga manusia sadar, yakin dan mengetahuinya. Ada
yang berpendapat al haq adalah hakikat keimanan sehingga maknanya menjadi telah
tiba sakaratul maut dengan kematian.
Juga ayat:
كَلآ إِذَا بَلَغَتِ التَّرَاقِيَ {26} وَقِيلَ مَنْ رَاقٍ {27} وَظَنَّ أَنَّهُ الْفِرَاقُ {28} وَالْتَفَّتِ السَّاقُ بِالسَّاقِ {29} إِلَى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمَسَاقُ
"Sekali-kali jangan. Apabila nafas
(seseorang) telah (mendesak) sampai kerongkongan. Dan dikatakan (kepadanya):
"Siapakah yang dapat menyembuhkan". Dan dia yakin bahwa sesungguhnya
itulah waktu perpisahan. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan). Dan
kepada Rabbmulah pada hari itu kamu dihalau". [Al Qiyamah: 26-30]
Syaikh Sa'di menjelaskan: "اللّهُ ﷻ mengingatkan para hamba-Nya dengan keadaan orang yang akan tercabut
nyawanya, bahwa ketika ruh sampai pada taraqi yaitu tulang-tulang yang meliputi
ujung leher (kerongkongan), maka pada saat itulah penderitaan mulai berat, (ia)
mencari segala sarana yang dianggap menyebabkan kesembuhan atau
kenyamanan.
Karena itu اللّهُ ﷻ berfiman: "Dan dikatakan (kepadanya): "Siapakah yang akan
menyembuhkan?" artinya siapa yang akan meruqyahnya dari kata ruqyah.
Pasalnya, mereka telah kehilangan segala
terapi umum yang mereka pikirkan, sehingga mereka bergantung sekali pada terapi
ilahi. Namun qadha dan qadar jika datang dan tiba, maka tidak dapat
ditolak.
Dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah
waktu perpisahan dengan dunia. Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan),
maksudnya kesengsaraan jadi satu dan berkumpul. Urusan menjadi berbahaya,
penderitaan semakin sulit, nyawa diharapkan keluar dari badan yang telah ia
huni dan masih bersamanya.
Maka dihalau menuju Allah Ta'ala untuk
dibalasi amalannya, dan mengakui perbuatannya. Peringatan yang Allah sebuntukan
ini akan dapat mendorong hati-hati untuk bergegas menuju keselamatannya, dan
menahannya dari perkara yang menjadi kebinasaannya.
Tetapi, orang yang menantang, orang yang
tidak mendapat manfaat dari ayat-ayat, senantiasa berbuat sesat dan kekufuran
dan penentangan".
Sedangkan beberapa hadits Nabi yang
menguatkan fenomena sakaratul maut:
Imam Bukhari meriwayatkan dari 'Aisyah
Radhiyallahu 'anhuma, ia bercerita (menjelang ajal menjemput Nabi ﷺ )
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ بَيْنَ يَدَيْهِ رَكْوَةٌ أَوْ عُلْبَةٌ فِيهَا مَاءٌ فَجَعَلَ يُدْخِلُ يَدَيْهِ فِي الْمَاءِ فَيَمْسَحُ بِهِمَا وَجْهَهُ وَيَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ ثُمَّ نَصَبَ يَدَهُ فَجَعَلَ يَقُولُ فِي أخرجه البخاري ك الرقاق باب سكرات الموت و في المغازي باب مرض النبي ووفاته. الرَّفِيقِ الْأَعْلَى حَتَّى قُبِضَ وَمَالَتْ
"Bahwa di hadapan Rasulullah ada
satu bejana kecil dari kulit yang berisi air. Beliau memasukkan tangan ke
dalamnya dan membasuh muka dengannya seraya berkata: "Laa Ilaaha Illa
Allah. Sesungguhnya kematian memiliki sakaratul maut". Dan beliau
menegakkan tangannya dan berkata: "Menuju Rafiqil A'la". Sampai
akhirnya nyawa beliau tercabut dan tangannya melemas"
Dari Anas Radhiyallahu anhu, berkata:
"Tatkala kondisi Nabi makin
memburuk, Fathimah berkata: "Alangkah berat penderitaanmu ayahku".
Beliau menjawab: "Tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini…[al
hadits]"
Dalam riwayat Tirmidzi dengan, 'Aisyah
menceritakan:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ مَا أَغْبِطُ أَحَدًا بِهَوْنِ مَوْتٍ بَعْدَ الَّذِي رَأَيْتُ مِنْ شِدَّةِ مَوْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أخرجه الترمذي ك الجنائز باب ما جاء في التشديد عند الموت وصححه الألباني
"Aku tidak iri kepada siapapun atas
kemudahan kematian(nya), sesudah aku melihat kepedihan kematian pada
Rasulullah".
Dan penderitaan yang terjadi selama
pencabutan nyawa akan dialami setiap makhluk. Dalil penguatnya, keumuman firman
اللّهُ ﷻ : "Setiap jiwa akan merasakan mati". (Ali 'Imran: 185). Dan
sabda Nabi: "Sesungguhnya kematian ada kepedihannya". Namun tingkat
kepedihan setiap orang berbeda-beda.
Kabar gembira untuk orang-orang yang beriman.
Orang yang beriman, ruhnya akan lepas
dengan mudah dan ringan. Malaikat yang mendatangi orang yang beriman untuk
mengambil nyawanya dengan kesan yang baik lagi menggembirakan. Dalilnya, hadits
Al Bara` bin 'Azib Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah ﷺ berkata tentang proses kematian seorang mukmin:
"Seorang hamba mukmin, jika telah
berpisah dengan dunia, menyongsong akhirat, maka malaikat akan mendatanginya
dari langit, dengan wajah yang putih.
Rona muka mereka layaknya sinar
matahari. Mereka membawa kafan dari syurga, serta hanuth (wewangian) dari
syurga. Mereka duduk di sampingnya sejauh mata memandang. Berikutnya, malaikat
maut hadir dan duduk di dekat kepalanya sembari berkata: "Wahai jiwa yang
baik (dalam riwayat) jiwa yang tenang keluarlah menuju ampunan اللّهُ dan keridhaannya".
Ruhnya keluar bagaikan aliran cucuran
air dari mulut kantong kulit. Setelah keluar ruhnya, maka setiap malaikat maut
mengambilnya. Jika telah diambil, para malaikat lainnya tidak membiarkannya di
tangannya (malaikat maut) sejenak saja, untuk mereka ambil dan diletakkan di
kafan dan hanuth tadi. Dari jenazah, semerbak aroma misk terwangi yang ada di
bumi.."[al hadits].
Malaikat memberi kabar gembira kepada
insan mukmin dengan ampunan dengan ridla اللّهُ ﷻ untuknya. Secara tegas dalam kitab-Nya, اللّهُ ﷻ menyatakan bahwa para malaikat menghampiri orang-orang yang beriman,
dengan mengatakan janganlah takut dan sedih serta membawa berita gembira
tentang syurga. اللّهُ ﷻ berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلاَئِكَةُ أَلآتَخَافُوا وَلاَتَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنتُمْ تُوعَدُونَ {30} نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي اْلأَخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَاتَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَاتَدَّعُونَ
"Sesungguhnya orang-orang yang
berkata: "Rabb kami adalah اللّهُ kemudian
mereka beristiqomah, maka para malaikat turun kepada mereka (sembari
berkata):" Janganlah kamu bersedih dan bergembiralah kamu dengan
(memperoleh) syurga yang telah dijanjikan اللّهُ kepadamu.
Kamilah pelindung-pelindungmu di dunia dan akhirat di dalamnya kamu memperoleh
apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.
Sebagai hidangan (bagimu) dari Rabb Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".
[Fushshilat: 30]
Ibnu Katsir mengatakan:
"Sesungguhnya orang-orang yang ikhlas dalam amalannya untuk اللّهُ semata dan mengamalkan ketaatan-Nya berdasarkan syariat اللّهُ niscaya para malaikat akan menghampiri mereka tatkala kematian
menyongsong mereka dengan berkata "janganlah kalian takut atas amalan yang
kalian persembahkan untuk akhirat dan jangan bersedih atas perkara dunia yang
akan kalian tinggalkan, baik itu anak, istri, harta atau agama sebab kami akan
mewakili kalian dalam perkara itu. Mereka (para malaikat) memberi kabar gembira
berupa sirnanya kejelekan dan turunnya kebaikan".
Kemudian Ibnu Katsir menukil perkataan
Zaid bin Aslam: "Kabar gembira akan terjadi pada saat kematian, di alam
kubur, dan pada hari Kebangkitan". Dan mengomentarinya dengan:
"Tafsiran ini menghimpun seluruh tafsiran, sebuah tafsiran yang bagus
sekali dan memang demikian kenyataannya".
Firman-Nya: "Kamilah
pelindung-pelindungmu di dunia dan akhirat maksudnya para malaikat berkata
kepada orang-orang beriman ketika akan tercabut nyawanya, kami adalah
kawan-kawan kalian di dunia, dengan meluruskan, memberi kemudahan dan menjaga
kalian atas perintah اللّهُ, demikian juga kami bersama kalian di akhirat, dengan menenangkan
keterasinganmu di alam kubur, di tiupan sangkakala dan kami akan mengamankan
kalian pada hari Kebangkitan, Penghimpunan, kami akan membalasi kalian dengan
shirathal mustaqim dan mengantarkan kalian menuju kenikmatan syurga".
Dalam ayat lain, اللّهُ ﷻ mengabarkan kondisi kematian orang mukmin dalam keadaan baik dengan
firman-Nya:
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلاَئِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلاَمٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
"(Yaitu) orang-orang yang
diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada
mereka): "Salamun 'alaikum (keselamatan sejahtera bagimu)", masuklah
ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". [An Nahl:
32].
Syaikh Asy Syinqithi mengatakan:
"Dalam ayat ini, اللّهُ menyebuntukan bahwa orang yang bertakwa, yang melaksanakan perintah
Rabb mereka dan menjauhi larangan-Nya akan diwafatkan para malaikat yaitu
dengan mencabut nyawa-nyawa mereka dalam keadaan thayyibin (baik), yakni bersih
dari syirik dan maksiat, (ini) menurut tafsiran yang paling shahih, (juga)
memberi kabar gembira berupa syurga dan menyambangi mereka mereka dengan salam…
Mengapa rasulullah ﷺ menderita
saat sakaratul maut...?
Kondisi umum proses pencabutan nyawa
seorang mukmin mudah lagi ringan. Namun kadang-kadang derita sakarul maut juga
mendera sebagian orang sholeh. Tujuannya untuk menghapus dosa-dosa dan juga
mengangkat kedudukannya. Sebagaimana yang dialami Rasulullah. Beliau ﷺ merasakan pedihnya sakaratul maut seperti diungkapkan Bukhari dalam
hadits 'Aisyah di atas.
Ibnu Hajar mengatakan: "Dalam
hadits tersebut, kesengsaran (dalam) sakaratul maut bukan petunjuk atas
kehinaan martabat (seseorang). Dalam konteks orang yang beriman bisa untuk
menambah kebaikannya atau menghapus kesalahan-kesalahannya"
Menurut Al Qurthubi dahsyatnya kematian
dan sakaratul maut yang menimpa para nabi, maka mengandung manfaat :
1. Supaya orang-orang mengetahui kadar
sakitnya kematian dan ia (sakaratul maut) tidak kasat mata. Kadang ada
seseorang melihat orang lain yang akan meninggal. Tidak ada gerakan atau
keguncangan. Terlihat ruh keluar dengan mudah. Sehingga ia berfikir, perkara
ini (sakaratul maut) ringan. Ia tidak mengetahui apa yang terjadi pada mayat
(sebenarnya). Tatkala para nabi, mengabarkan tentang dahsyatnya penderitaan
dalam kematian, kendati mereka mulia di sisi اللّهُ , dan
kemudahannya untuk sebagian mereka, maka orang akan yakin dengan kepedihan
kematian yang akan ia rasakan dan dihadapi mayit secara mutlak, berdasarkan
kabar dari para nabi yang jujur kecuali orang yang mati syahid.
2. Mungkin akan terbetik di benak
sebagian orang, mereka adalah para kekasih اللّهُ dan para nabi dan rasul-Nya, mengapa mengalami kesengsaraan yang berat
ini?. Padahal اللّهُ mampu meringankannya bagi mereka?. Jawabnya, bahwa orang yang paling
berat ujiannya di dunia adalah para nabi kemudian orang yang menyerupai mereka
dan orang yang semakin mirip dengan mereka seperti dikatakan Nabi kita. Hadits
ini dikeluarkan Bukhari dan lainnya. Allah ingin menguji mereka untuk
melengkapi keutamaan dan peningkatan derajat mereka di sisi-Nya. Ini bukan
sebuah aib bagi mereka juga bukan bentuk siksaan. اللّهُ menginginkan menutup hidup mereka dengan penderitaan ini meski mampu
meringankan dan mengurangi (kadar penderitaan) mereka dengan tujuan mengangkat
kedudukan mereka dan memperbesar pahala-pahala mereka sebelum meninggal. Tapi
bukan berarti اللّهُ mempersulit proses kematian mereka melebihi kepedihan orang-orang yang
bermaksiat. Sebab (kepedihan) ini adalah hukuman bagi mereka dan sanksi untuk
kejahatan mereka. Maka tidak bisa disamakan".
Kabar buruk dari para malaikat kepada orang-orang kafir.
Sedangkan orang kafir, maka ruhnya akan
keluar dengan susah payah, ia tersiksa dengannya. Nabi menceritakan kondisi
sakaratul maut orang kafir atau orang yang jahat dengan sabdanya:
"Sesungguhnya hamba yang kafir
(dalam riwayat lain) yang jahat jika akan telah berpisah dengan dunia,
menyongsong akhirat, maka malaikat-malaikat yang kasar akan dari langit dengan
wajah yang buruk dengan membawa dari neraka. Mereka duduk sepanjang mata
memandang. Kemudian malaikat maut hadir dan duduk di atas kepalanya dan berkata:
“Wahai jiwa yang keji keluarlah engkau menuju kemurkaan اللّهُ dan kemarahan-Nya". Maka ia mencabut (ruhnya) layaknya mencabut
saffud (penggerek yang) banyak mata besinya dari bulu wol yang basah.
Secara ekspilisit, Al Quran telah
menjelaskan bahwa para malaikat akan memberi kabar buruk kepada orang kafir
dengan siksa. اللّهُ ﷻ berfirman:
وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ ۖ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ
"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu
melihat di waktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan
sakaratul maut, sedang para malaikat mumukul dengan tangannya, (Sambil
berkata): "Keluarkan nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan
siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap اللّهُ (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan
diri terhadap ayat-ayatnya". [Al An'am: 93]
Maksudnya, para malaikat membentangkan
tangan-tangannya untuk memukuli dan menyiksa sampai nyawa mereka keluar dari
badan. Karena itu, para malaikat mengatakan: "Keluarkan nyawamu".
Pasalnya, orang kafir yang sudah datang ajalnya, malaikat akan memberi kabar
buruk kepadanya yang berbentuk azab, siksa, belenggu, dan rantai, neraka jahim,
air mendidih dan kemurkaan Ar Rahman (Allah). Maka nyawanya bercerai-berai
dalam jasadnya, tidak mau taat dan enggan untuk keluar.
Para malaikat memukulimya supaya
nyawanya keluar dari tubuhnya. Seketika itu, malaikat mengatakan: "Di hari
ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu
mengatakan terhadap اللّهُ (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan
diri terhadap ayat-ayatnya".. artinya pada hari ini, kalian akan dihinakan
dengan penghinaan yang tidak terukur karena mendustakan اللّهُ dan (lantaran) kecongkakan kalian dalam mengikuti ayat-ayat-Nya dan
tunduk kepaada para rasul-Nya.
Saat detik-detik kematian datang, orang
kafir mintai dikembalikan agar bisa masuk Islam. Sedangkan orang yang jahat
mohon dikembalikan ke dunia untuk bertaubat, dan beramal sholeh.
Namun sudah tentu, permintaan mereka
tidak akan terkabulkan. اللّهُ ﷻ berfirman:
حَتَّى إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتَ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ {99} لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلآ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
"(Demikianlah keadaan orang-orang
kafir), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia
berkata: "Ya Rabbi kembalikan aku ke dunia. Agar aku berbuat amal sholeh
terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah
perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari
mereka dibangkitkan". [Al Mukminun: 99-100]
Setiap orang yang teledor di dunia ini,
baik dengan kekufuran maupun perbuatan maksiat lainnya akan dilanda gulungan
penyesalan, dan akan meminta dikembalikan ke dunia meski sejenak saja, untuk
menjadi orang yang insan muslim yang sholeh. Namun kesempatan untuk itu sudah
hilang, tidak mungkin disusul lagi. Jadi, persiapan harus dilakukan sejak dini
dengan tetap memohon agar kita semua diwafatkan dalam keadaan memegang agama اللّهُ.
والله أعلم بالصواب
Source : Majalah As Sunnah
TANYA JAWAB
Q : Ustadz bagaimana dengan sakratul
mautnya orang yang meninggal dengan cara dibunuh,,
A : Sama saja. Tetap merasakan kesibukan
dan kesulitan yang luar biasa
Q : Kalo yang meninggalnya bunuh diri
gimana ustadz,,
A : Apalagi ini. Yang datang adalah
Malaikat Maut yang selalu menyiksa setiap jengkal ruh yang keluar dari dalam
tubuh
Q : Ustdz bagaimanan klo orang meninggal
yang tiba-tiba (ga sakit dulu) kan ga ngerasain sakitnya sakaratul maut..apa
itu yang dibilang Husnul khotimah
A : Khusnul Khotimah itu berupa tanda
tanda yang sudah dijelaskan
✔ Berkeringat didahi
✔ Meninggal di hari Jumat
✔ Meninggal pada saat ibadah atau amalan yang dikerjakan
Q : Ustadz benarkah tanda-tanda kematian
itu sudah diadakan 40hari sebelumnya?
A : Tidak ada yang tau
Q : Ustadz, bagaimanana dengann orang
non Muslim apakah sama akan merasakan sakaratul maut, apakah akan merasakan
azab kubur juga?
A : Ini sih dijamin SELAMANYA
Q : Tanya lagi ustadz, kalo yang
meninggal pas lagi ,sujud, atau pas lagi sholat, apakah ada sakratul mautnya
juga ?
A : Memang ada beberapa pendapat Ulama,
tidak adanya kesusahan dan kepayahan sakaratul mautnya orang yang beriman.
Tetapi ini kondisi yang memang diluar bayangan otak manusia. Ada juga yang
mengatkan bahwa keluarnya ruh dari tubuh, sayatannya melebihi dari 300x sayatan
ketika kita hidup. Seperti buah kedondong yang ditarik tengahnya yang daging
kedondongnya terkoyak koyak
Q : Ustadz, bagaimanana sakaratul maut
nya orang sakit yang tidak sadar/koma apakah sama dengan yang sakit tapi sadar?
A : Sama. Pasti ybs melihat juga
kedatangan malaikat maut. Mungkin mata fisik sudah tidak melihat. Tetapi mata
bathin bisa sangat melihat dan membuat kegelisahan dalam dirinya
Q : Ustadz.. Apa yang perlu dilakukan
oleh orang yang duduk di dekat orang yang hendak meninggal dunia? Apakah
membaca surat Yasin di dekat orang yang hendak meninggal dunia adalah amal yang
berdasar hadits yang shahih atau tidak...?
A : Talqin aja yaaak.. La ilahaillallahu
Q : Kalo kita baca yasin ustadz, untuk
menemani yang sedang sakratul maut boleh kan ustadz
A : Sunnahnya di Talqin. Agar tidak
murtad keluar dari rayuan setan kanan dan kiri. Jika memang kita khawatir dalam
menghadapi sakaratul maut
Maka lakukanlah hal ini
✔Cintai Tuhan mu → Allah ﷻ
✔Cintai Nabi mu → Muhammad ﷺ
✔Cintai Agama mu → Dinnul Islam
✔Cintai semuanya dari apa yang diwajibkan dan apa yang dilarang
Q : Ust....Klo orang yang sakit udah
kepayahan...Istilahnya tinggal napas yang terdengar, bicara udah susah...(Kanker
usus stadium 4). Klo kita datang jenguk...ahsannya gimana ya ust.....Apa kita kasih
tau dianya untuk baca terus bacaan talqin?
A : Talqin dengan jedah waktu. Jangan
terus menerus
✔ Talqin, tunggu 5-10 detik
✔ Talqin lagi, tunggu 5-10 detik
Agar ybs bisa mengucapkan dengan baik
dan merupakan *KALIMAT TERAKHIR* ybs
Kalau masih sakit dan belum kesusahan,
doakan saja yaaa.
Q : Ustadz.. Saya pernah menemani Alm
ibu saya saat mengalami sakaratul maut.. Kondisinya beliau tidak bisa bicara
karna banyak alat yang terpasang di mulut.. Namun sadar ditandai dengan
anggukan atau lirikan kalo di ajak bicara.. Kadang klo sesaknya kumat kami
talqin.. Tapi beliau melotot seolah marah.. klo kondisi gini baiknya gimana
tadz
A : Terus di Talqin. Dan setelah di
Talqin jangan ada yang bicara. Biarkan kalimat itu menjadi kalimat terakhirnya. Takutnya
dalam hatinya malah bicara lagi. Kalau sudah begitu. Kita ulang lagi talqinnya
Q : Klo untuk ibadah sholatnya gimana ya
buat si yang sakit.....Saya pernah denger pendapat: ada yang bilang Kita yang Doble
sholat niatin buat yang sakit, selain buat sendiri dulu, ini pendapat 1
Pendapat yang lain: tetep ingatkan pas Waktu
sholat,Trus didampingi bacanya....Kondisi mata pasien masih melek sih ust....Cuma
udah kepayahan Bicara Ama gerak....Apalg pipisnya udah berdarah..
A : Bantu wudhukan dan pandu sholatnya
Q : Bagaimana dengan mati suri itu
ustadz. Benar kah ada? Klo ada, apa yang mereka alami bisa melihat alam gaib..
Karena setelah yang katanya mati suri itu tapi tidak menjadi orang yang
shaleh/ah.
A : Tidak
Q : Apakah orang yang mati suri itu
merasakan Sakratul maut
A : Tidak
Q : Ustdz..bagaimana dengan penampakan yang
menyerupai fulan atau fulanah, .
A : Ini jin qorin
Q : Ada yang Mati Suri ini terjadi di
kampung saya,, sudah siap dimandikan, bangun lagi.. Lalu pas sadar beliau
bingung dan ketakutan,, dia sadar lagi setelah merasa berada di satu tempat
antri menghadap buku besar tidak ada namanya lalu ada yang marah, bahwa dia belum
saat nya dan disuruh pulang,, Ini termasuk mendapat Rahmat ALLAH SWT untuk
memperbaiki amal ibadahkah Ustdz..?
A : Bisa saja berupa tidak sadar dan
seolah olah dia mengalaminya
Q : Berarti yang ngeplak pipi jin qorin
itu ya utadz..dia main air kran pun, kasian sama Alm di ceritain abcd – z. Dan
berlangsung hingga hari ke 7. Jadilah kepercayaan orang kampung bahwa alm ini
itu
A : Iya benar
Q : Ooh...Mati suri tuh ada,ust ??
A : Bukan seperti Mati selayaknya
berpisah ruh dengan jasad yaaa
Q : Apakah yang sedang terlelap tidur
kemudian tertimpa longsoran pun merasakan sakaratul maut Ustadz?
A : Iyaaa. Semua yang berjiwa pasti akan
mati dan merasakannya
Q : Satu lagi tadz.. Malam sebelum alm
ibu saya meninggal saya liat ada satu foto yang aslinya biasa aja.. Tapi malam
itu kok serem ya tadz.. Kayak liat hantu yang jelek.. Nakutin.. Bolak balik
saya liat di foto itu... Anehnya kakak saya yang juga sama jagain ibu bilang ga
ada apa-apa, ntahlah tadz.. Apa karena udah berhari-hari kurang istirahat
jadinya ngelindur.. Tapi jujur aja sampe sekarang hal itu bikin
penasaran..
A : Jin Qorin yaaa
Q : Tujuannya apa tadz? Ngasih tau? Atau
ganggu?
A : Setiap manusia pasti ada Jin Qorin
yang mendampinginya. Termasuk Nabi ﷺ
Jin ini tau sekali akan kebiasaan
manusia yang diikutinya
✔ Tau makanan kesukaannya
✔Tau parfum kesukaannya
✔Tau pakaian kesukaannya
✔Tau kebiasaaan dari manusianya
Dan semuanya dia tahu. Ya iyalah. Wong
dia ngintil terus sama tuh manusia
Makanya yang sering bilang ada
penampakan atau bau yang sama dengan Almarhum, disangkanya ruhnya berkunjung. Padahal
kerjaan jin qorin
Q : Kalo manusianya udah meninggal.. Jin
Qorinnya?
A : Tetap
Q : Tapi klo orangnya sangat Sholeh ..ga
sampe gitu si qorin kan?
A : Pasti ganggu juga, kecuali Qorinnya
Nabi ﷺ
Q : Tetap keliaran Ampe kiamat ,gitu
ust???Sampai dia meninggal juga bukan
A : Tidak diciptakan Manusia dan Jin
semata mata hanya untuk beribadah kepada Allah ﷻ
Q : Kalo gitu banyak jin qorin nganggur
tadz karna tuannya dah alm
A : Ga usah dipikirin yaa. Hahahhah
Q : Alm suami saya wafat hari sabtu, nah
hari jumat nya sore hari jelang pulang kantor kata teman-temannya belio
menyalami semua orang di kantor dan minta maaf pada semua orang. Lalu besok nya
pas selesai cuci darah jam 12 an belio pun melakukan hal yang sama pada perawat
dan dokter di ruang HD....pamit an dan mohon maaf.....dan seminggu jelang wafat
alm dalam keadaan prima. Kata dokternya alm bilang mohon maaf yaa klo sudah
menyusahkan, saya mau pamit pulang...padahal biasa nya ga begitu...1.5 thn
biasa aja...apakah tindakan belio itu karena ada firasat akan pulang ato apa ? yang
pasti seminggu jelang belio wafat banyak sikap aneh yang saya rasakan...apa benar
jika orang sholeh yang akan wafat memberi tanda pada keluarga nya ?
A : والله أعلم بالصواب
Siklusnya biasanya kebanyakan demikian.
Yang sakit parah, biasanya membaik dahulu kemudian tambah parah dan meninggal.
Ini biasanya yaa. Bukan dipukul rata
Q : Lalu dengan sikap nya itu bagaimana
? Apa belio merasakan umurnya ga lama lagi ? Sampe 1 kantor disalami dan minta
maaf...belio berpulang dalam tidur lelap nya, apa merasakan sakratul maut juga
?
A : Bisa saja akibat amalnya juga Bunda.
Jadi mengurangi kesalahan kesalahan kepada sesama orang disekitarnya. Biar
mudah dan tidak tertahan saat perhitungan nanti
Q : Katanya klo bisa melihat arwah atau
jin qorin, itu tanda kematian sudah dekat.. Benar kah ust
A : Nda benar.
Q : Ada saudara yang meninggal, sebelum
meninggal beliau melihat seseorang dengan jubah hitam dan berwajah hitam,
tetapi ketika ditanyakan ke istrinya, istrinya tidak melihat padahal istrinya
duduk disampingnya. Beliau sangat takut melihatnya, keesokan harinya beliau
meninggal. Apakah itu tanda malaikat maut datang ataukah qorin atau jin....
A : Bisa jadi Bunda
Q : Ustadz....doa apa yang sebaiknya
kita panjatkan ketika menjenguk orang sakit yang sudah sekarat.
A : Jika tidak hapal doanya. Boleh
berdoa dengan menggunakan bahasa ibu [bahasa indonesia]
Q : Ustadz pada saat kita melihat yang
sakaratul maut,selain Yasin ,Al Mulk ,Ar Ra'du juga betul tidak? Itu kebiasaan yang
dilakukan d lingkungan saya Ustadz...Yang betul gimana Ustadz?
A : Cukup dengan mentalqin saja.
من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة
*“Barangsiapa yang ucapan terakhirnya
adalah “Laa ilaaha illa Allah” maka akan masuk surga”*
Q : Saat sakratul mautt, apa Roh bisa melihat
malaikat yang menjabutnya ustadz
A : Bisa
Q : Ustadz kalau anak yang belum baligh
apa merasakan sakaratul maut?
A : Iyaa juga. Tapi kan ybs masih suci
Q : Benar ga sih orang yang sudah dekat
dengan kematian raganya itu bau tanah.....??
A : Masa siiih...? Ngga ah. Yang tau itu
cuma Allah. Bahkan malaikat pun tidak mengetahuinya
Q : Bagaimanan supaya kita dimudahkan
membaca talqin di saat sakratul maut ustadz?
A : Banyak beramal ketika kita sehat.
Bukankah ada 2 KELALAIAN TERBESAR MANUSIA dikala hidupnya...?
1. Lalai akan WAKTU LUANG
2. Lalai akan SEHAT
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala
yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment