Kajian Online WA Hamba الله SWT
Kamis, 30 November 2017
Rekapan
Grup Bunda G5
Narasumber : Ustadzah Bunda Malik
Tema : Kajian Umum
Editor : Rini Ismayanti
Dzat
yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat
yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat
yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan
indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya,
yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untukuk
mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah...
tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah
kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangkitkan ummat
yang telah mati, memepersauntukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing
manusia yang tenggelam dalam lautan sayaahwat, membangun generasi yang tertidur
lelap dan menuntukun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan,
kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma
ba'd...
Ukhti
fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya kita awali dengan
lafadz Basamallah
Bismillahirrahmanirrahim...
TIDAK ADA PAKSAAN DALAM BERAGAMA
Allah Ta’ala berfirman,
بسم الله الرحمن الرحيم
لَا إكْرَاه فِي الدِّين قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْد مِنْ الْغَيّ
Tidak ada paksaan dalam memeluk agama.
Sungguh telah jelas antara kebenaran dan kesesatan” (QS. Al Baqarah: 256)
Sebagian orang salah dalam memahami ayat
ini sehingga terjebak dalam pemahaman pluralisme agama. Yaitu bahwa semua agama
itu benar, dan Islam bukanlah agama yang paling benar. Paham ini juga
mengajarkan bahwa Islam memberi kebebasan kepada manusia untuk memeluk agama
apa saja, dan agama apapun dapat mengantarkan pemeluknya kepada Surga Allah
Ta’ala. Dengan demikian, menurut para pluralis, dalam Islam tidak ada konsep
mu’min dan kafir.
Padahal Islam sama sekali tidak
mengajarkan pluralisme agama, bahkan Islam mengajarkan tauhid. Dan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala sama sekali tidak ridha terhadap agama selain Islam, serta
segala bentuk kemusyrikan.
Maka jelaslah bahwa tidak memaksa orang
kafir untuk memeluk Islam bukan berarti ridha terhadap kekafiran mereka, bukan
membenarkan semua agama yang ada, dan bukan menghilangkan status kafir dari
diri mereka sebagaimana diklaim oleh para pluralis.
Agama yang Benar Hanya Islam.
Satu hal yang wajib dijadikan pegangan
setiap muslim, yaitu bahwa ayat-ayat Al Qur’an tidak ada yang saling
bertentangan.
Allah Ta’ala berfirman,
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
“Apakah kalian tidak mentadabburi Al
Qur’an? Andaikan Al Qur’an bukan diturunkan dari sisi Allah, tentu akan banyak
pertentangan di dalamnya” (QS. An Nisa: 82)
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الإِسْلامُ
“Agama yang diridhai oleh Allah adalah
Islam” (QS. Al Imran: 19)
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Barangsiapa mencari agama selain agama
Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia
di akhirat termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Al Imran: 85)
Wallahua'lam bish showab
TANYA JAWAB
Q : Bunda ustadzah, sahabat saya sekarang
murtad jadi nasrani, dan sejak saat murtad itu kami jadi putus komunikasi, saya
jadi kecewa sangat dengan keputusan dia dan jadi males komunikasi lagi.
Salahkah tindakan saya bund, bagaimana saya harus berdamai dengan dia gitu .
Karena hati ini gak terima rasanya...
A : Materi diatas sudah menjelaskan
bahwa tidak ada paksaan dalam beragama, berbeda aqidah akan tetapi dalam
bermuamalah tetap dalam kesantunan...wallahu alam
Q : Bunda ...teman saya suaminya seorang
mualaf...dari nasrani masuk islam...namun beberapa tahun kemudian dia kena phk
karena kantornya bangkrut dan dia merasa susah saat itu dengan keuangan....lalu
dia jarang sholat dan lebih dekat lagi ke keluarganya seperti nya balik agama
semula.....naaah gimana ya bunda klo seperti ini dia merasa malah bersalah masuk
islam jadi dapat kesusahan hidup katanyaa. Kalau dia masih berhubungan intim
dengan istrinya apakah jadi zinah ?Terimakasih bunda....
A : Pastikan apakah ia bpindah agama
kembali, harus ada ktegasan dari pihak wanitanya
Q : Bunda teman saya mualaf dan rajin
mendalami agama. Di depan orang kalo bicara manis dan keliatan aktif serta
selalu mau menolong tapi lama kelamaan pasti nanti dia menceritakan kejelekan
seseorang dengan meyakinkan..Kadang malas berteman dengan orang ini suka
mengeluh dan hidupnya memang penuh masalah...apakah kalo kita menjauh dari
orang seperti ini lebih baik atau harusnya bagaimana ya ustadazah. Dan apakah
musibah yang dia alami adalah akibat dari perbuatan sendiri. Seperti suaminya
selingkuh dan bercerai lalu dapat suami yang secara finansial jauh dari layak
serta agamanya juga kurang...kalo dinasehati lebih pandai dia.
A : Astaghfirullah....tetaplah
menasehati dengan kesantunan dan hadirkan ia dalam doamu, sekakipun tidak suka
tetapi tidak suka karena keingkarannya so tetap dinasehati wallahu alam. Perkara
ujian semua orang mendapatkan ujian dari Allah dan bagaimana menyikapinya bergantung
pada tingkat keimanan seseorg tidak arif rasanya kita memvonisnya serahkan
semuanya kepada Allah saja...wallahu alam
Q : Bunda... Bagaimana dengan anak
terlahir dalam keluarga yang ibu bapak nya berbeda agama. .? Tapi anaknya
pilih Agama Islam
Bagaimana dalam Islam tentang anak
tersebut tentang nama wali nya ?
A : Walinya tetap nama ayahnya...anak
terlahir tetap pada fitrah keIslamannya. Meski pun ayahnya non Muslim ya bun...
Q : Temen saya dulu menikah dengan non
muslim, dan dia ikut agama suaminya. Waktu saya tanya kenapa jawabannya
"semua agama baik, dan orang tua yang penting anaknya bahagia" Sebagai
seorang temen, saya harus menjelaskan bagaimana terhadap dia dan orang tuanya
kalau yang dia lakukan tidak benar. Apa yang harus dilakukan agar anak-anak
nanti tidak sampai murtad karena cinta atau harta. Ada beberapa kasus karena
sakit menahun tak kunjung sembuh ahirnya murtad karena diiming-imingi orang non
muslim untuk disembuhkan, gagal menikah dengan orang muslim ahirnya malah
mendekat dengan yang non muslim hanya karn sifatnya dianggap lebih baik dari yang
muslim, kepepet hutang ahirnya pinjam ke pihak non muslim dengan syarat
diharuskan murtad, dsb
A : Sampai kebenaran sekemampuanmu jika
tidak mampu bisa minta orang lain untuk membantu menjelaskan juga membantu
secara finansialnya...wallahu alam
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala
yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment