Kajian
Online WA Hamba الله SWT
Rabu, 29 November 2017
Rekapan
Grup Nanda 2
Narasumber
: Ustadzah Tribuana
Tema : Kajian Umum
Editor
: Rini
Dzat
yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungakan-Nya...
Dzat
yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat
yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan
indahanyaa ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya,
yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untuk
mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah...
tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah
kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangakitkan ummat
yang telah mati, memepersatukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing
manusia yang tenggelam dlm lautan syahwat, membangun generasi yang tertidur
lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan,
kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma
ba'd...
Ukhti
fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangakah indahanyaa kita awali dengan
lafadz Basmallah
Bismillahirrahmanirrahim...
18 CARA MENGAJARKAN DISIPLIN PADA ANAK YANG BENAR
Dalam membesarkan anak banyak aspek yang menentukan perkembangan
karakternya kelak. Setiap orang tua tentunya ingin agar anaknya berkembang
menjadi seorang yang berkarakter kuat serta positif sehingga bisa menjadi orang
yang mandiri dan berjaya dalam masyarakat. Untuk membentuk karakter tersebut,
salah satu aspek yang perlu diperkenalkan kepada anak adalah disiplin. Hal ini
perlu diajarkan kepada anak sejak dini, sebab disiplin adalah salah satu faktor
yang menentukan kematangan pribadi seseorang.
Dengan mengenal dan mempelajari tentang disiplin, anak akan dapat
mengenali mana masalah yang merupakan hal benar atau yang mana merupakan hal
yang salah. Selain itu, anak juga akan belajar bagaimana cara menghargai dan
mengormati orang lain serta tahu pentingnya mengikuti aturan yang telah
ditetapkan orang tua. Sehingga kelak anak akan belajar untuk membuat keputusan
sendiri dengan berbagai pertimbangannya sendiri, tentu saja dengan nilai-nilai
baik yang telah diajarkan oleh orang tua sejak dini.
Manfaat Mengajarkan Disiplin Pada Anak
Pengajaran yang tepat dari orang tua mengenai disiplin kepada anak akan
memberikan banyak manfaat yang dapat menyumbangkan poin positif bagi
perkembangan karakter anak sejak usia dini. Berikut manfaat dari cara
mengajarkan disiplin pada anak sejak dini yaitu:
Menumbuhkan Kepekaan pada Anak – Dengan penanaman disiplin yang
tepat, anak akan dapat tumbuh menjadi pribadi yang peka terhadap kebutuhan
orang lain dan juga memiliki kehalusan hati. Ia juga akan mudah mempercayai
orang lain, terbuka dan mudah mengungkapkan perasaannya, termasuk kepada orang
tuanya. Dengan demikian, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah menyelami
perasaan orang lain dan mempunyai rasa empati.Membentuk Kepedulian – Anak
menjadi pribadi yang peduli kepada orang lain, mampu memikul tanggung jawab dan
mencari penyelesaian masalahnya sendiri. Selain itu anak juga akan menjadi
orang yang mudah mempelajari sesuatu hal yang baru dan memiliki harga diri
tinggi.Mengajarkan Keteraturan – Pola hidup yang teratur akan terbentuk
jika anak diajari disiplin sejak dini. Dengan pola yang teratur maka anak akan
memiliki kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri serta mengelola waktunya
untuk berbagai kegiatan dengan baik.Anak Menjadi Tenang – Mengajarkan
disiplin kepada anak sekaligus mengajarkannya cara mengendalikan diri dengan
baik. Anak akan mudah mengontrol perilakunya dan mudah pula untuk bersikap
tenang jika diperlukan, karena ia sudah terbiasa untuk bersikap sesuai tempat
dan waktunya yang patut.Membuat Anak Percaya Diri – Anak yang diajarkan
disiplin dengan baik bisa saja memiliki kepercayaan diri yang baik pula, karena
sebagai bagian dari pengajaran disiplin adalah mengajarkan anak untuk melakukan
segala sesuatu hal sendiri. Misalnya, mengajarkan anak untuk disiplin dengan
mandi, makan, menyikat gigi, membereskan barang-barang serta kamarnya sendiri,
dan berbagai hal lainnya.
Waktu yang Tepat Untuk Belajar Disiplin
Bila orang tua mengira bahwa disiplin baru bisa diajarkan kepada anak
ketika ia memasuki usia sekolah, hal itu sebenarnya kurang tepat. Mengajarkan
disiplin kepada anak bisa dimulai sejak sangat dini, bahkan sejak anak lahir.
Tentu saja mengajarkan disiplin kepada anak akan disesuaikan dengan tahap
perkembangan usia anak agar mereka mudah menerima apa yang diajarkan orang
tua. Ada beberapa tahap dalam usia anak yang perlu penyesuaian dalam
proses pengajaran disiplin oleh orang tua, yaitu:
Usia 0-7 bulan, Pada rentang usia ini, anak biasanya belum
mempunyai pola kegiatan yang jelas sehari-harinya. Kebanyakan bayi belum
mengetahui perbedaan antara siang dan malam, dan hal ini sering kali
menyulitkan para orang tua karena anak kerap terbangun saat malam hari dan
bermain serta justru tertidur pada siang harinya. Orang tua dapat
membiasakan anak untuk memiliki jadwal tetap, misalnya membiasakan bayi untuk
tidur pada jam yang sama setiap malam, mengatur waktu makan, minum susu atau
ASI, dan bermain sebagai upaya untuk mengajarkan disiplin pada anak di usia
ini.Usia 7-12 bulan, Memasuki rentang usia tujuh sampai dua belas bulan
atau satu tahun, anak akan mengalami perkembangan fisik yang luar biasa dan
juga akan mempengaruhi gerak geriknya. Anak seusia ini sedang senang
mengeksplorasi lingkungan sekitarnya namun masih belum memiliki kemampuan untuk
mengendalikan diri dan memahami mana yang boleh dilakukan dan yang tidak
boleh.Usia 12-18 bulan, Anak dalam usia ini biasanya memiliki
kecenderungan baru untuk berteriak dan merengek, bahkan ketika sedang di tempat
umum. Untuk menanamkan disiplin mengenai perilaku yang diharapkan ketika berada
di depan umum, orang tua bisa mengkomunikasikan kepada anak sebelum keluar
rumah dan dalam berbagai kesempatan. Misalnya, ketika berada di depan umum anak
harus dapat berbicara perlahan dan memperhatikan nada suaranya, serta tidak diijinkan
untuk berlari di dalam ruangan mal atau rumah orang lain. Mungkin saja anak
tidak akan langsung menurut karena pada tahap ini anak belum bisa sepenuhnya
mengendalikan diri. Akan tetapi tidak ada salahnya untuk terus mengulangi
ajaran tersebut sampai tertanam di pikiran anak.Usia 18-24
bulan, Pada tahapan usia ini, mulai ada keinginan anak untuk
menunjukkan kemandiriannya, namun keterbatasan mereka dalam mengungkapkan apa
yang dirasakan dan diinginkan kerap kali membuatnya frustasi dan mengamuk.
Bahkan ada sebagian anak yang melampiaskan kekesalannya dengan menggunakan
fisik seperti memukul dan menendang ataupun menggigit. Orang tua perlu
mengkomunikasikan kepada anak bahwa perilaku mereka yang seperti itu amat
sangat tidak pantas karena bisa menyakiti orang lain. Saat ini juga bisa
diperkenalkan konsep ‘time out’ selama beberapa menit agar anak dapat
menenangkan diri setelah mengalami luapan emosi.
Cara Mengajarkan Disiplin Ketika Anak Melanggar Aturan
Pada anak yang berusia diatas dua tahun, ada beberapa tahapan atau aspek
yang perlu diperhatikan ketika mengajarkan disiplin kepada anak. Beberapa
tahapan tersebut berguna untuk membentuk kepribadian anak agar tujuan
pengajaran disiplin dapat tercapai.
1. Bersikap Tenang
Ketika anak sedang melakukan kesalahan, sangat penting bagi orang tua
untuk tetap tenang dan mengendalikan sikap. Katakan dengan tenang bahwa Anda
ingin anak berhenti melakukan kegiatan tersebut, dan jelaskan kepada mereka
alasannya. Jangan terpancing untuk berteriak atau meninggikan suara ketika anak
bersikap kurang sopan kepada Anda. Tetap jaga nada suara dan intonasi dengan
normal namun terkesan tegas sehingga anak mengerti bahwa Anda serius. Jika
sedang berada di tempat umum, carilah tempat yang sepi agar Anda dan anak dapat berbicara
tenang dan tidak banyak pengalih perhatian. Anak juga tidak akan merasa malu
karena dimarahi di depan orang banyak.
ads
2. Tetapkan Konsekuensinya
Apabila anak terus bersikap tidak patut, informasikan kepada anak
mengenai konsekuensi yang akan mereka terima jika tidak mau mematuhi aturan
yang berlaku. Pastikan juga agar anak menjalani konsekuensi yang Anda tetapkan
agar ia mengerti bahwa ada hubungan antara perilakunya yang kurang baik dengan
akibat yang harus ia terima karena tingkah lakunya tersebut.
3. Konsisten
Sekali Anda menetapkan konsekuensi yang harus didapatkan anak dari
tingkah lakunya yang kurang baik tersebut, maka Anda harus menjalankannya
dengan benar dan tegas. Jangan hanya membuat ancaman kosong, karena kelak anak
akan belajar bahwa kelemahan Anda adalah tidak bersikap konsisten terhadap
perilaku buruknya dan tidak akan menganggap apa yang Anda ajarkan sebagai
sesuatu yang serius. Pastikan anak mendapatkan konsekuensi yang setara dengan
kesalahannya.
4. Jelaskan Kepada Anak
Setelah anak mendapatkan konsekuensi dari perilaku buruknya, pastikan
bahwa anak mengerti mengapa ia dihukum. Tanyakan kepada anak mengapa ia
mendapaatkan hukuman tersebut dan apakah ia mengerti bahwa perilakunya itu
salah. Setelah itu peluk dan cium anak agar ia tidak merasa bahwa Anda
membencinya dan katakan bahwa hukuman itu diberikan agar ia menyadari
kesalahannya.
5. Samakan pandangan dengan anggota keluarga lainnya
Seringkali kedua orang tua berbeda pandangan tentang perilaku apa yang
pantas dan tidak bagi seorang anak. Jika memungkinkan, semua orang dewasa yang
tinggal di dalam satu rumah haruslah sepakat mengenai batasan yang harus
dipatuhi sang anak, agar ia menyadari bahwa peraturan yang ada di rumah adalah
sesuatu yang serius. Jangan lupa untuk memberikan informasi kepada pengasuhnya
ketika Anda sedang tidak berada di rumah mengenai apa yang diijinkan dan yang
tidak.
Cara Mengajarkan Disiplin dengan Pemberian Peraturan
Anak-anak yang belum bisa mengendalikan perilakunya sendiri akan menjadi
tidak terkendali apabila dibiarkan tanpa peraturan yang jelas sehari- harinya.
Perlunya pemberian aturan di rumah yang jelas agar anak bisa mulai mengatur
dirinya sendiri.
1. Beri tahu anak mengenai peraturannya
Jelaskan kepada anak bahwa peraturan yang dibuat orang tua berguna demi
kebaikan diri mereka sendiri. Beri tahu anak peraturan apa saja yang ditetapkan
untuk mereka patuhi dan apa saja konsekuensinya jika mereka tidak menuruti
aturan tersebut. Libatkan anak dalam penetapan peraturan, sehingga terjalin
komunikasi dua arah yang sangat berguna untuk membuat anak merasa memiliki hak
sebagai anggota keluarga. Bila perlu, tuliskan peraturan tersebut di tempat yang
mudah terlihat oleh anak yang sudah bisa membaca.
2. Beri anak tanggung jawab di rumah
Sesuaikan pemberian tanggung jawab dengan usia anak. Anda tentu tidak
bisa menyuruh batita untuk mencuci piring, misalnya. Mereka baru bisa memahami
tugas sampai sejauh membereskan mainannya atau menaruh benda tertentu di
tempatnya. Tentu beda lagi situasinya pada anak yang sudah lebih besar.
Pastikan anak sudah bisa melakukan tugas yang diberikan kepadanya sesuai usia
dan kemampuan motoriknya.
3. Berikan motivasi pada anak
Menunjukkan penghargaan atas usaha mereka untuk menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya masing-asing merupakan hal yang sangat baik. Hal itu akan
mendorong anak untuk terus melakukan perbuatan baik. Tunjukkan bahwa Anda
menghargai upaya mereka untuk menyelesaikan tugasnya sehari-hari dengan pujian
dan belaian sayang, dan juga ucapan terima kasih karena telah membantu. Katakan
bahwa Anda bangga karena anak telah berusaha keras untuk menjalankan bagiannya
dalam keluarga. Bila perlu berilah ia hadiah setiap ia menunjukkan tanggung
jawab dalam kurun waktu tertentu atas inisiatifnya sendiri.
4. Atur jadwal anak
Salah satu aspek dari penerapan aturan di rumah adalah tersusunnya
jadwal anak yang teratur. Tentukan jadwal anak setiap hari untuk makan,
bermain, sekolah, menonton tv dan lain-lain dalam waktu yang sama. Waktu yang
sama ini sangat penting karena anak akan dapat memahami pola yang akan
terbentuk dalam kesehariannya dan terbiasa untuk hidup lebih teratur.
5. Berikan contoh yang baik
Mengajari disiplin pada anak tidak cukup hanya dengan kata-kata saja.
Anak adalah peniru ulung. Mereka akan menyadari pentingnya belajar disiplin
jika melihat orang tuanya juga berperilaku sesuai standar yang telah ditentukan
untuk mereka juga. Anda tidak bisa mengajarkan nilai baik kepada anak tanpa
memberikan contoh lewat perilaku sehari-hari tentang bagaimana seharusnya
perilaku yang diharapkan dan pantas.
Cara Mengajarkan Disiplin Melalui Hubungan Orangtua dengan Anak
Jika hubungan antara orang tua dan anak terbentuk dengan baik, maka
tidak akan sulit untuk mengajarkan disiplin pada anak sejak dini. Berikut ini
cara mengajarkan disiplin melalui hubungan orang tua dan anak:
1. Tunjukkan kasih sayang
Anak sangat memerlukan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Tunjukkan
kepada anak bahwa Anda menyayangi mereka. Sediakan waktu untuk menjalin ikatan
emosional dengan anak. Anak yang memiliki ikatan emosional dengan orang tuanya
akan mudah merasa percaya diri karena tahu dan yakin bahwa dirinya dicintai.
2. Dukung minat anak
Setiap anak memiliki minat dan bakatnya masing-masing. Orang tua bisa
mendukungnya untuk memastikan anak bisa mengembangkan diri melalui pengasahan
bakat dan minatnya. Pelajaran tambahan tersebut memerlukan komitmen dan
konsentrasi anak, sehingga hal itu bisa menjadi salah satu sarana untuk melatih
disiplin pada anak. Karena itulah, pastikan bahwa anak benar-benar menyukai
suatu hal sebelum memilihkannya sebagai kegiatan tambahannya.
3. Tunjukkan pemahaman akan keinginan anak
Jika merasa dipahami, anak pun tidak akan kehilangan minat untuk
mengikuti peraturan yang ditetapkan orang tua. Tunjukkan bahwa Anda
memiliki empati terhadap perasaan dan keinginan anak. Namun jelaskan juga pada
saat yang bersamaan bahwa apa yang mereka inginkan itu selalu memiliki
konsekuensi. Misalnya, jika ia ingin tidur lebih larut dari biasanya, jelaskan
bahwa tidur larut akan membuat anak beresiko untuk terlambat bangun tidur dan
bersekolah keesokan harinya. Hal ini tidak hanya untuk memahami anak saja,
melainkan usahakan agar terjalin saling pengertian antara orang tua dan anak.
4. Biarkan anak memilih
Membuat anak terbiasa mengutarakan pendapat bukan berarti bahwa orang
tua harus membiarkan mereka membuat setiap keputusan dengan seenaknya. Berikan
pilihan kepada anak mengenai hal yang Anda inginkan agar dilakukan anak,
namun beri mereka batasan untuk menentukan pilihannya. Misalnya, mulai dengan
menyediakan dua pilihan baju untuk dia pakai sehari-hari. Minta anak untuk
memilih salah satunya dan tidak bisa memilih selain dari yang telah Anda
siapkan.
5. Jangan menyuap anak
Ada kalanya ketika kewalahan dengan perilaku anak maka sebagian orang
tua memilih jalan pintas dengan menyuap anak menggunakan sesuatu yang mereka
gemari. Misalnya, memberikan permen agar mereka bisa tenang dan diam atau
berhenti menangis. Anak akan belajar bahwa perilaku buruknya justru mendapat
penghargaan dari orang tuanya, maka ia akan mengulanginya lagi dan lagi.
6. Antisipasi
Sebagai orang tua, Anda pasti mengenali tanda-tanda kapan anak akan
mulai rewel dan berulah. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, Anda harus dapat
mengantisipasinya dengan baik. Contohnya, hindari untuk mengajak anak keluar
rumah di waktu ia biasanya tidur siang. Rasa kantuk akan memicu rewel pada anak
dan membuat Anda kewalahan untuk mendisiplinkan dirinya di luar rumah.
7. Fokus pada hal yang benar
Terkadang orang tua hanya memperhatikan kesalahan yang dibuat anak
sehingga luput melihat bahwa anak telah melakukan sesuatu hal yang baik.
Mengoreksi kesalahan anak memang perlu, namun ia tidak akan berkembang dengan
baik secara mental apabila orang tua hanya menunjukkan kesalahan dan bukannya
perbuatan baiknya. Hal itu akan membuat anak ragu akan setiap tindakannya
karena selalu disalahkan dan tidak pernah diberi penghargaan akan perilakunya
yang benar.
8. Tekankan hal yang boleh dilakukan
Ketimbang selalu melarang anak untuk melakukan hal yang tidak Anda
setujui, lebih baik tekankan kepada anak hal apa saja yang boleh mereka
lakukan. Misalnya ketika anak melempar mainannya, jangan katakan bahwa ia tidak
boleh melempar mainannya. Sebaliknya, tunjukkan kegunaan mainan tersebut dan
bagaimana cara memainkannya dengan benar kepada anak.
Perlu diketahui, mengharapkan hasil yang instan atau segera ketika
mengajarkan disiplin kepada anak bukanlah hal yang bijaksana. Anak kecil
terkadang atau seringnya belum bisa mengendalikan dorongan hatinya untuk
bertindak impulsif, karena itu memerlukan waktu yang agak panjang agar anak
dapat bersikap disiplin sesuai ajaran orang tua. Dibutuhkan waktu dan kesabaran
orang tua untuk membentuk anak menjadi pribadi yang disiplin dan bisa mengatur
dirinya sendiri. Terkadang, Anda perlu membiarkan anak berbuat salah karena
dengan demikian ia akan belajar dari kesalahannya sendiri.
TANYA JAWAB
-
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala
yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baikloah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engakau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan
yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment