Kajian Online WA Hamba الله SWT
Selasa, 26 September 2017
Rekapan
Grup Bunda G5
Narasumber : Ustadz Kaspin
Tema : Kajian Siroh
Editor : Rini Ismayanti
Dzat
yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat
yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat
yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan
indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya,
yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untukuk
mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah...
tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah
kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangkitkan ummat
yang telah mati, memepersauntukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing
manusia yang tenggelam dalam lautan sayaahwat, membangun generasi yang tertidur
lelap dan menuntukun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan,
kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma
ba'd...
Ukhti
fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya kita awali dengan
lafadz Basamallah
Bismillahirrahmanirrahim...
HIJRAH UMMU MA’BAD
Assalamualaykum warohmatullah wabarakatuh
Bismillahirrohmanirrohim
Mulailah harimu
Dengan senandung rindu
Tentang apa saja
yang ingin kau capai
di dalam hidupmu
Isilah kerinduanmu
dengan harapan-harapan
Yang mengubah
hidupmu
Yang Menggugah
keluargamu
Yang merangkul
sahabatmu
Yang Menyejahterakan
masyarakatmu
Yang memuliakan
bangsamu
Yang membahagiakan
sesamamu
Dan mendekatkan dirimu
kepada Tuhanmu
Karena
tanpa semua itu
kehidupanmu
menjadi tak bermakna
~ ituh ~
Dalam perjalanan hijrah tersebut sebuah
nama ibu ibu
Namanya umu ma'bad
Demikian kisahnya
September 622 M. Secara diam-diam,
Rasulullah SAW bersama Abu Bakar RA, Amir bin Fahira dan seorang penunjuk jalan
bernama Abdullah bin Uraiqith bergegas meninggalkan Makkah menuju Madinah.
Duabelas tahun sudah Rasulullah
menyebarkan agama Allah di kota Makkah, namun tekanan dari kafir Quraisy kian
gencar.
Bahkan, kaum kafir Quraisy berniat untuk
membunuh Rasulullah beserta sahabatnya yang telah masuk Islam. Guna menghindari
kekejaman kafir Quraisy, Rasulullah pun kemudian hijrah ke kota Madinah.
Tanpa perbekalan yang memadai,
Rasulullah berangkat menuju Madinah. Sebuah perjalanan yang tak mudah dan tak
juga ringan.
Seperti diuraikan dalam buku
Perempuanperempuan Mulia di Sekitar Rasulullah yang ditulis Muhammad Ibrahim
Salim, di tengah perjalanan menuju kota Madinah, rombongan Rasulullah lewati
sebuah kemah milik seorang wanita tua bernama Ummu Ma’bad di wilayah Qudaid
-antara Makkah dan Madinah. Saat itu, Ummu Ma’bad sedang duduk di dekat
kemahnya. Lantaran perbekalan yang minim, rombongan Rasulullah pun singgah ke
kemah Ummu Ma’bad.
Rasulullah dan sahabatnya ingin membeli
daging dan kurma dari Ummu Ma’bad. Namun, mereka tidak mendapatkan apa-apa.
Saat itu, wilayah Qudaid sedang didera musim paceklik. Lalu Rasulullah melihat
seekor kambing yang ada di dekat kemah Ummu Ma’bad.
Rasulullah pun bertanya, “Kambing betina
apa ini wahai Ummu Ma’bad?”, Ummu Ma’bad menjawab, “kambing betina tua yang
sudah ditinggalkan oleh kambing jantan.”
Rasulullah kembali bertanya,
“Apakah ia masih mengeluarkan air susu?” Ummu Ma’bad menjawab, “Bahkan ia tak
mengandung air susu sama sekali.”
Lalu Rasulullah meminta izin, “Bolehkah
aku memerah air susunya?” Ummu Ma’bad menjawab, “Jika engkau merasa bisa
memerahnya, maka silahkan lakukan.” Nabi Muhammad SAW pun mengambil kambing
tersebut dan tangannya mengusap kantong susunya dengan menyebut nama Allah dan
mendo’akan Ummu Ma’bad pada kambingnya tersebut.
Tiba-tiba kambing itu membuka kedua
kakinya dan keluarlah air susu dengan derasnya.
Kemudian Rasulullah meminta sebuah wadah
yang besar lalu beliau memerasnya sehingga penuh. Beliau memberi minum kepada
Ummu Ma’bad hingga ia puas, lalu beliau memberi minum rombongannya hingga
mereka pun puas.
Setelah itu beliau pun minum. Beliau
kemudian memerah susu untuk kedua kalinya hingga wadah tersebut kembali penuh,
lalu susu itu ditinggalkan di tempat Ummu Ma’bad dan beliau pun membai’atnya.
Setelah itu rombongan pun berlalu.
Tak lama, datanglah suami Ummu Ma’bad
dengan menggiring kambing yang kurus kering, berjalan sempoyongan karena
lemahnya. Setelah melihat susu, ia bertanya keheranan, “Darimana air susu ini
wahai Ummu Ma’bad? padahal kambing ini sudah lama tidak hamil dan kita pun
tidak memiliki persediaan susu di rumah?” Ummu Ma’bad menjawab, “Demi Allah,
bukan karena itu semua.
Sesungguhnya seseorang yang penuh berkah
telah melewati (rumah kita), sifatnya begini dan begitu.” Abu Ma’bad berkata,
“Ceritakanlah kepadaku tentangnya wahai Ummu Ma’bad.”
Ummu Ma’bad bertutur: “Aku melihat
seorang yang tawadhu (rendah hati). Wajahnya bersinar berkilauan, baik budi
pekertinya, dengan badannya yang tegap, indah dengan bentuk kepala yang pas sesuai
bentuk tubuhnya.” Ia adalah seorang yang berwajah sangat tampan.
Matanya elok, hitam dan lebar,
dengan alis dan bulu mata lebat nan halus. Suaranya bergema indah berwibawa,
panjang lehernya idea, jenggot nya tumbuh tebal dan sangat kontras lagi sesuai
warna rambutnya; rapi, rata pinggir-pinggirnya a (dengan jambangnya) dan antara
rambut dan jenggotnya bersambung rapi.
Jika ia diam, nampaklah kewibawaannya.
Jika ia berbicara nampaklah kehebatannya. Jika dilihat dari kejauhan, ia adalah
orang yang paling bagus dan berwibawa.
Jika dilihat dari dekat, ia adalah
orang yang paling tampan, bicaranya gamblang, jelas, tidak banyak dan tidak
pula sedikit. Nada bicaranya seperti untaian mutiara yang bergu guran.
Beliau berperawakan sedang, tidak tinggi
dan tidak pula pendek. Ia bagaikan sebuah dahan di antara dua dahan.
Diantara ketiga orang itu,
penampilannya paling bagus dan kedudukannya paling tinggi. Ia memiliki banyak
teman yang me ngelilinginya. Jika ia berbicara, maka yang lain pun
mendengarkannya. Jika ia memerintah, maka mereka segera melaksanakannya. Ia
adalah orang yang ditaati, tidak cemberut dan bicaranya tidak sembarangan.
Abu Ma’bad berkata, “Demi Allah, ia
adalah seorang dari Quraisy yang sedang diperbincangkan di kalangan kami di
kota Makkah. Aku ingin menjadi sahabatnya. Sungguh aku akan melakukannya jika
aku bisa menemukan jalan untuk mendapatkannya.”
Sungguh terperinci sifat sifat
Rasulullah yang dituturkan Ummu Ma’bad. Kisah Ummu Ma’bad sangat masyhur,
diriwayatkan dari banyak jalan yang saling menguatkan satu dengan lainnya
TANYA JAWAB
Q : Dulu waktu saya kecil, saya pernah ikut
pesantren kilat di sebuah pesantren. Selama disana sering dibahas tentang mimpi
bertemu rasulullah (lupa oleh ustadznya atau para santrinya). Katanya jika kita
bermimpi bertemu dengan rasulullah, maka kita dijamin masuk syurga. Kami yang
mendengara sangat gembira, bahkan sampai beredar amalan-amalan supaya bisa
bertemu dengan rasulullah. Benarkah jika kita bertemu dengan rasulullah dalam mimpi
maka kita dijamin surga? Dan bagaimana hukumnya amalan-amalan tersebut?
A : Bukan jaminan bahwa mimpi itu bahwa
ia pasti masuk surga jika mimpi itu tidak menjadikan nya shalih atau meneladani
Rosulullah saw. Namun memang orang yang mimpi bertemu rosul adalah orang
pilihan.
Amalan amalan yang terkait jika memang
ada perintah dari Rosulullah saw itu boleh dilakukan. Seperti shalawat sedekah
dsbnya
Q : Amalannya bacaan abah. Saya lupa apa
aja. Ada wirid-annya. Baca ini sekian kali, itu sekian kali. Sebenarnya ada
nggak sih tuntunannya?
A : Kalau yang sejumlah sekian sekian
biasanya tidak dari hadits. Sebaiknya dihindari saja jika meragukan
Q : Yang shokheh nya apa abah ?
A : Sholat solawat sedekah dan amalan
lain yang biasanya namun kita lakukan dengan luarbiasa
Q : Kalau membaca deskripsi tentang
rasulullah, baik tentang perawakannya maupun sifatnya, saya suka tetiba menangis.
Sangat besar keinginan untuk bertemu. Apakah ini diperbolehkan?
Makasih abah
A : Boleh. Semua kita rindu bertemu
Rosulullah saw meski dalam mimpi
Q : Bulan Muharam, Adakah kaitannya
dengan lebaran anak yatim? mohon penjelasannya karena tanggal 10 Muharram juga
banyak yang merayakan sebagai hari rayanya anak yatim. Adakah dalilnya? Nuhun
bah
A : Dalilnya wallahualam saya belum
tahu, namun yang yatim butuhkan adalah bantuan hari hari...masa mereka dapat
bantuan setahun sekali doang?...mungkin sekadar seremonial dan momentum ya
boleh boleh saja karena ada orang orang tertentu yang ingin membantu dengan
cara demikian.
Q : Kenapa disebut lebaran anak yatim
bah..?
A : Ini jawaban ustadz Ahmad Sarwat Lc
Tentang lebaran anak yatim, mengapa
sampai diidentikkan dengan bulan Muharram, karena ada anjuran untuk mengusap
kepada anak yatim pada tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan hari Asyura.
Mengusap kepada anak yatim adalah bahasa ungkapan untuk memberikan santunan dan
bantuan kepada mereka.
Anjuran ini memang sangat masyhur
dikenal di sebagian masyarakat dan merupakan salah satu diantara amaliyah
lainnya seperti puasa, shalat, silaturrahim, menjenguk orang sakit, memakai
celak mata, mandi, meluaskan belanja, menziarahi orang alim dan lainnya.
Sebagaimana dituliskan dalam kitab Ianatut- Thalibin tentang anjuran amaliyah
pada 10 Muharram.
Namun bila dillihat dari dasar
pensyariatannya, para ulama hadits umumnya berpendapat bahwa hanya puasa saja
yang punya landasan yang kuat dengan hadits-hadits shahih. Yang juga punya
dalil adalah meluaskan belanja. Sedangkan selebihnya hanya didukung oleh
hadits-hadits dhaif bahkan sebagiannya maudhu dan mungkar.
Q : Abaaah, hijrah itu sebenar nya mudah
asal berani tapi saat setelah hijrah itu yang sulit, tetap istikomah dengan
keputusan kita berhijrah, godaan kuat banget blm lagi omongan yang rada
nyelekit misalnya ih kamu masuk aliran apa sih aneh ato waah tumben udah jadi
ustadzah sekarang mah...ish kadang sebel bah..mohon tips ya supaya kita tetap
kuat dan istikomah di jalan yang baru kita pilih
A : Ya woles aja, kembali ke laptop eh
niat.
Biarin orang ngomong apapun toh dia
punya pikiran dan mulut, yang penting bagaimana kita menerima omongan itu, mau
baper kesel dan sebel atau biasa aja kan ini ujian...kita naik kelas
kalau tidak kuwat bisa bersandar pada
bahu suaminya dan katakan...papah akuh tidah kuath
Q : Adzan dan Iqomat bayi yang baru
lahir itu hukumnya gimana? Apakah ada dalilnya?
A : Boleh. Tidak ada dalil nya namun
secara umum banyak ulama yang membolehkan, artinya kalimat yang bayi dengar
adalah kalimat yang baik bukan dangdutan
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala
yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment