Rekap Kajian Online HA Ummi G-3
Hari/Tgl : Kamis, 28 Sept 2017
Materi : Menelaah Jalanya Para
Pembawa Risalah
NaraSumber : Ustadzah Pipit
Waktu Kajian : 13.00-15.00 wib
Editor : Sapta
■□■□■□■□■□■□■□□■□■□□■□■□
Bekal Utama Dalam Dakwah
Bekal merupakan sesuatu yang penting untuk
dipersiapkan, tidak hanya bagi mereka yang hendak melakukan perjalanan, namun
juga bagi para da’i yang hendak berkelana jauh di medan dakwah.
Sa’id bin Ali al Qahthani rahimahullah
dalam bukunya al Hikmah fi al Da’wah Ilallah, menyebutkan beberapa perkara yang
harus dimiliki oleh para da’i, sebagai bekal dalam berdakwah:
Pertama: Ilmu
Bekal utama yang harus dimiliki oleh
setiap da’i adalah ilmu. Hal ini sebagaimana yang Allah sebutkan dalam surat
Yusuf ayat ke-108,
“Katakanlah (Muhammad), ‘Inilah jalan (agama)
ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan
hujah yang nyata (‘ala bashirah).”
Para mufassir sepakat bahwa yang dimaksud
dengan lafal “ala bashirah” pada ayat tersebut adalah ilmu, yaitu pengetahuan
agama yang lurus, sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah dan para sahabatnya.
Tanpa berbekal ilmu agama, seorang da’i
akan menyesatkan banyak orang, bagaimana mungkin ia bisa menyeru manusia ke
jalan yang benar smentar dirinya sama sekali tidak mampu membedakan antar yang
haq dan batil, antara sunnah dan bid’ah, atau antara yang halal, syubhat dan
haram. Oleh karenanya, Rasulullah pernah bersabda bahwa salah satu penyebab
rusaknya umat ini adalah disebabkan oleh umara’ (raja) dan ulama’, yaitu umara’
yang memerintahkan kepada kemungkaran dan ulama’ yang berfatwa dengan
kesesatan.
Kedua: Keikhlasan
Ikhlas merupakan sifat yang harus dimiliki
oleh setiap orang, terkhusus mereka yang telah berkomitmen mendakwahkan agama
Allah. Sifat ikhlas pada diri seorang da’i akan memberikan dampak yang sangat
besar, baik pada dirinya pribadi dan juga kaum Muslimin. Ia tidak akan pernah
berkecil hati dengan hinaan, dan tidak pula akan bangga dengan pujian.
Disamping itu, target dan tujuan dakwah juga akan dapat dicapai.
Bisa kita bayangkan, misionaris saja untuk
menyebarkan ideologi agama mereka, harus tabah dan rela tinggal di
daerah-daerah terpencil, seperti yang terjadi di pedalaman Irian Jaya. Maka
apabila para da’i dan pejuang Islam tidak memiliki keikhlasan, sangatlah
mustahil dapat melawan arus kristenisasi yang begitu masif lagi mengancam.
Ketiga: Akhlak
Sejarah mencatat, bahwa Rasulullah
Muhammad adalah sosok da’i yang paling berakhlak. Karena akhlaknya, beliau
disegani oleh teman maupun lawan. Bahkan, tidak sedikit orang yang kemudian
menerima dakwahnya.
Abu Bakar As Shidiq menceritakan, bahwa
dahulu di Madinah ada seorang Yahudi buta yang selalu meludahi Nabi ketika
beliau melintasi rumahnya. Namun, keburukan tersebut Nabi balas dengan akhlak
kebaikan, setiap hari Nabi datang ke rumahnya dan menyuapinya makanan. Hal itu
terus beliau lakukan sampai Allah mewafatkannya. Datanglah kemudian Abu Bakar
untuk merawat Yahudi tersebut, namun Yahudi buta itu berkata, “Celaka engkau,
kau bukanlah yag biasanya menyuapiku, ia lebih lembut daripada engkau.” Abu
Bakar baru paham bahwa selama ini Yahudi itu tidak tahu siapa yag kerap
melayaninya. “Ketahuilah, sesungguhnya orang tersebut telah tiada, dia adalah
Rasulullah yang kerap kau ludahi.” Mendengah hal itu, luluhlah hati si Yahudi,
ia menangis, dan kemudian bersyahadat.
Dengan demikian, sangatlah tepat apa yang
dikatakan oleh Sufyan ats Tsauri,
لِسَانُ الْحَالِ أَصدَقُ مِنْ لِسَانِ
الْمَقَالِ.
“Nasihat yang disampaikan melalui perbuatan
(akhlaq) terkadang lebih mengena dari nasihat yang melalui ucapan.”
Keempat: Tegas dalam Kebenaran
Ketegasan, alangkah pentingnya karakter
ini disandang oleh para da’i. Terlebih kita hidup di zaman, di mana orang yang
berpegang kepada agamanya seperti qabidhul jamr, menggenggam bara api,
digenggam terasa panas tapi jika dilepaskan akan mati.
Ketegasan bisa diterapkan pada dua
kondisi. Pertama, ketegasan dalam mengambil keputusan untuk konsisten di atas
kebenaran. Meskipun harus berbeda dengan kebanyakan orang, atau bahkan menjadi
sasaran olok-olokan. Karena alam pikir dan keberpihakan mayoritas belum condong
kepada syariat. Kedua, ketegasan lebih dibutuhkan lagi untuk menolak
kemaksiatan dan kebatilan. Padahal kebatilan sering datang dengan wajah
menawan, menyenangkan dan menggiurkan. Banyak orang yang secara ilmu sudah
paham tentang haramnya sesuatu, tapi ia tidak bisa meninggalkannya karena
sungkan, takut menyinggung perasaan orang, atau khawatir penghargaan orang
kepadanya menjadi berkurang. Maka dibutuhkan ketegasan yang mampu mengalahkan
rasa takut atau sungkan untuk mengatakan ‘Tidak’ kepada kemaksiatan.
Kelima: Kesabaran
Sabar adalah sifat yang harus selalu
dipelihara oleh setiap da’i. Sudah menjadi sunatullah bagi siapa saja yang
mendakwahkan kebenaran, pastilah akan mendapat perlawanan dari orang-orang yang
membela kebatilan. Al Quran telah banyak berkisah tentang kesabaran para Nabi
dan Rasul dalam memperjuangkan agama tauhid. Mereka rela menanggung semua
resiko dan bahaya yang mengancam nyawa.
Sangatlah menarik apa yang dipesankan
Lukman al Hakim kepada anaknya, sebuah kata-kata yang menjadikan anaknya tidak
pernah goyah dalam mendakwahkan kebenaran. Allah mengabadikan kata-kata
tersebut dalam Al Quran,
“Hai
anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah).” (Luqman: 17).
#Ust. Agung Pambudi
و الله المستعان
~~~~~~~~~~~
Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis :
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت
أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu
allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan
memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment