Kajian
Online WA Hamba الله SWT
Senin, 8 Januari 2018
Rekapan
Grup Nanda
Narasumber
: Ustadz Cipto
Tema : Kajian Umum
Editor
: Rini
Dzat yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya, yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untuk mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.
AlhamduliLlah... tsumma AlhamduliLlah...
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangakitkan ummat yang telah mati, mempersatukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing manusia yang tenggelam dalam lautan syahwat, membangun generasi yang tertidur lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan, kemuliaan, dan kebahagiaan.
Amma ba'd...
Ukhti fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya kita awali dengan lafadz Basamallah
Bismillahirrahmanirrahim...
TINGKATAN
MANUSIA
Apa
maksudnya? tingkatan manusia disini dihubungkan dengan keimanan tentunya
وَمَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَالۡاِنۡسَ اِلَّا لِيَعۡبُدُوۡنِ ﴿۵۶﴾
56. Dan aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Ayat diatas
mengingatkan kita tentang tujuan Allah menciptakan manusia
“(ingatlah)
ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: “Sesungguhnya aku akan menciptakan
manusia dari tanah”.Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan
kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud
kepadaNya”. (QS. Shaad: 71-72)
Kemudian
berbicara tentang keimanan adalah berbicara tentang fitrah manusia
وَ اِذۡ اَخَذَ رَبُّكَ مِنۡۢ بَنِىۡۤ اٰدَمَ مِنۡ ظُهُوۡرِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ وَ اَشۡهَدَهُمۡ عَلٰٓى اَنۡفُسِهِمۡ ۚ اَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡ ؕ قَالُوۡا بَلٰى ۛۚ شَهِدۡنَا ۛۚ اَنۡ تَقُوۡلُوۡا يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنۡ هٰذَا غٰفِلِيۡنَ ۙ ﴿۱۷۲﴾
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)",
(QS Al-A'raf
:172)
Namun
diantara fitrah tersebut jika kita kategorikan ada beberapa manusia
1. Kafiir
atau ingkar terhadap fitrah
2. Tak
Beragama
3. Munafik
4. Ammah
(beragama Sekedarnya)
5. Beriman
6. Bertaqwa
Secara umum seperti
itu kategorisasinya, namun point penting yang ingin kami sampaikan adalah
sebuah pertanyaan atas ayat berikut :
QS An Nisa' :
141
" (yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu
(peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mu'min). Maka jika terjadi
bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata : "Bukankah kami (turut
berperang) beserta kamu ?" Dan jika orang-orang kafir mendapat
keberuntungan (kemenangan) mereka berkata : "Bukankah kami turut
memenangkanmu , dan membela kamu dari orang-orang mu'min ?" Maka Allah
akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-kali
tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang
yang beriman.
bahwa Allah
akan memenangkan orang-orang beriman atas orang orang kafir namun kondisi
sekarang kita kaum muslimin kok seperti ini kondisinya?
Berikut
sebuah kisah menarik saya ambil dari sebelah
Yang akan
menang itu mukminin, bukan muslimin
Oleh : Syaikh
Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi
Syaikh
Asy-Sya’rawi bercerita, “Tatkala saya di San Fransisco, Amerika ada seorang
orientalis bertanya kepadaku, “Apakah ayat-ayat di Al-Qur’an kalian seluruhnya
benar?”
Maka saya
menjawab, “Iya, yakin benarnya!”
Ia lanjut
bertanya, “Lalu mengapa Allah jadikan orang-orang kafir berkuasa atas kalian,
padahal Allah Ta’ala berfirman, “Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan
kepada orang-orang kafir untuk (menguasai) orang-orang yang beriman
(mukminin).” (QS. An-Nisa’: 141)
Maka saya
menjawab, “Karena kami masih muslimin belum mukminin?”
Dia bertanya
lagi, “Lalu apa bedanya mukminin dan muslimin?”
Saya
menjawab, “Kaum muslimin hari ini menunaikan seluruh syiar Islam, dari shalat,
zakat, haji, puasa Ramadhan, serta ibadah lainnya. Namun mereka sangat gersang!
Mereka gersang ilmu, ekonomi, sosial, militer, dan lainnya.
Mengapa
kegersangan ini terjadi?
Sudah
dijelaskan dalam Al-Qur’an;
قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ
“Orang-orang
Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah: “Kamu belum beriman,
tapi katakanlah ‘kami telah Islam’, karena iman itu belum masuk ke dalam
hatimu.” (QS. Al-Hujurat: 14)
Dia bertanya
kembali, “Lantas apa yang membuat mereka dalam kegersangan semacam ini?”
Saya
menjawab, “Al-Quran telah menerangkannya, karena kaum muslimin belum meningkat
hingga level mukminin, coba kita renungi ayat-ayat ini;
Andaikan
mereka benar-benar beriman, tentu Allah akan menangkan mereka, berdasarkan
firman Allah Ta’ala;
وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami
selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman (mukminin).” (QS. Ar-Rum:
47)
Andaikan
mereka beriman tentu mereka yang paling berkedudukan tinggi di antara umat dan
bangsa lain, berdasarkan firman Allah Ta’ala;
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman
(mukminin).” (QS. Ali-Imran: 139)
Andaikan
mereka beriman tentu tiada satu umat pun menguasai mereka, berdasarkan firman
Allah Ta’ala;
وَلَنْ يَجْعَلَ اللَّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلًا
“Dan Allah
sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk (menguasai)
orang-orang yang beriman (mukminin).” (QS. An-Nisa’: 141)
Andaikan
mereka beriman tentu Allah tidak akan membiarkan mereka di atas kondisi
menyedihkan seperti ini, berdasarkan firman Allah Ta’ala;
مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَى مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ
“Allah
sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu
sekarang ini” (QS. Ali-Imran: 179)
Andaikan
mereka beriman tentu Allah akan bersama mereka dalam segala kondisi,
berdasarkan firman Allah Ta’ala;
وَأَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan
sesunguhnya Allah bersama mereka dalam segala kondisi, berdasarkan firman Allah
Ta’ala;
وَأَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ
“Dan
sesunguhnya Allah bersama orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anfal: 19)
Namun mereka
masih level muslimin, belum meningkat hingga level mukminin, Allah Ta’ala
berfirman;
وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
“Dan
kebanyakan mereka tidak beriman.” (QS. Asy-Syu’ara: 8)
Lantas
siapakah orang beriman?
Jawabannya
ada dalam Al-Qur’an, mereka lah;
التَّائِبُونَ الْعَابِدُونَ الْحَامِدُونَ السَّائِحُونَ الرَّاكِعُونَ السَّاجِدُونَ الْآمِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَالْحَافِظُونَ لِحُدُودِ اللَّهِ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
“Mereka itu
adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat ,
yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat
munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang
mu’min itu.” (QS. At-Taubah: 112)
Coba kita
perhatikan, sesungguhnya Allah mengaitkan kemenangan, kekuasaan, dan
meningkatnya kondisi dengan mukminin bukan muslimin.
Semoga Allah
merahmati Syaikh yang mulia Syaikh Asy-Sya’rawi, serta mengampuni kita dan
beliau.
TANYA JAWAB
Q : Bagaimana
sikap kita terhadap orang yang berilmu tapi tidak mau membagi ilmunya karna
merasa belum mumpuni.
A : Sikapi dengan
baik....artinya tetap pergauli dengan baik...rasa belum mumpuni itu bisa banyak
sebab bisa karena forumnya resmi atau khalayknya yang terlalu besar...orang seperti
ini minta masukannya saja atau saran-saran karena itu juga strategi tuk
mengeluarkan ilmunya....yang penting komunikasinya yang baik...
Q : Jadi
seseorang dikatakan mukmin itu orang yang berilmu, kaya, dan tinggi derajatnya?
A : Bukan
hanya itu parameternya...lebih ke impact dari ilmu yang diamalkan dan semua hal
yang dimilikinya menjadikannya semakin takut kepada Allah...
Q : Bagaimana menyikapi seseorng yang ammah (beragama sekedarnya) ? Sedangkan sudah diingatkan akan akhirat dan hari akhir, shalat, dll tapi ya masih seperti itu..
A : Tetap dakwhi dan pergauli dengan baik. Jangan ditinggal, kasihan..dan juga doakan semoga hidayah bisa sampai kepadanya..
Q : Bagaimana menyikapi seseorng yang ammah (beragama sekedarnya) ? Sedangkan sudah diingatkan akan akhirat dan hari akhir, shalat, dll tapi ya masih seperti itu..
A : Tetap dakwhi dan pergauli dengan baik. Jangan ditinggal, kasihan..dan juga doakan semoga hidayah bisa sampai kepadanya..
Alhamdulillah,
kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan
berkah dan bermanfaat. Aamiin....
Segala
yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baikloah
langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan
do'a kafaratul majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engakau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan
yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat
kepada-Mu.”
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment