Rekap
Kajian Online HA Nanda
Narasumber:
Bunda Azizah
Tema:
FITRAH KEIMANAN
Tanggal:
18 Oktober 2018
Jam:
07.00 - 12.00 WIB
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
FITRAH
KEIMANAN
Adriano
Rusfi
Seorang
temanku datang kepadaku. Dia segera saja menangis setelah kami berpelukan :
anaknya yang ke dua tak menunjukkan komitmennya pada agama. Sekadar memintanya
untuk membaca beberapa ayat Al-Qur’an setelah Maghrib pun ia enggan. “Dulu ia
anak yang taat. Telah hafal juz 30 saat berusia 5 tahun... Telah hafal Hadits
Arba’in An-Nawawiyah saat berusia 6 tahun... Dan telah disiplin shalat fardhu
di usia 7 tahun”, isaknya.
Aku
tertegun... aku teringat saat-saat itu, saat aku penuh iri dengan anak temanku
itu. Betapa tidak : anak sulungku seumuran dengan anak keduanya. Anakku baru
aku kisahkan tentang mencintai Allah, saat anak temanku telah menghafal
Kitabullah... Anakku baru sekadar aku ajak mencintai Rasulullah, saat anak
temanku telah kuasai An-Nawawiyah... Anakku baru aku ceritakan indahnya Islam,
saat anak temanku telah tegakkan syari’at Islam...
Ya...
aku dahulukan iman dan aqidah sebelum syariah, ibadah atau khuluqiyah. Aku tak
ingin anak-anakku bersyari’ah tanpa niat... beribadah tanpa niat... atau
berakhlaq tanpa niat... Ya, karena tak sah amal anak-anakku tanpa niat.
Sedangkan niat lahir dari kesadaran, dan kesadaran lahir dari keimanan. Sebagai
Muslim aku sungguh sadar : amal harus lahir dari kesadaran, bukan pembiasaan
atau conditioning. Dalam psikologi aku tahu, conditioning itu sejatinya untuk
hewan.
Tapi,
kenapa saat ini pendidikan iman dan aqidah menjadi anak tiri ? Yang sering aku
baca dibrosur-brosur pendidikan saat ini adalah tawaran pendidikan
tahfiizhul-Qur’an sebagai anak emasnya, lalu ibadah dan akhlaq sebagai anak
kandungnya. Mungkin karena keberhasilan pendidikan tahfiizhul-Qur’an, ibadah
dan akhlaq lebih mudah diukurnya : Bahwa anakku telah hafal 1 juz... bahwa
anakku telah benar shalatnya... bahwa anakku telah cium tanganku ketika
pulang... Sedangkan iman ???
Banyak
yang bilang pendidikan iman dan aqidah itu bukan diabaikan, namun ditunda.
Konon karena iman dan aqidah itu abstrak, sedang anak-anak masih berpikir
kongkret... Konon karena iman dan aqidah itu kompleks, sedangkan pikiran para
bocah itu masih simpel... Ah, aku tak mengerti. Justru yang aku tahu anak-anak
itu berpikirnya sangat abstrak, penuh fantasi dan imajinasi... Justru yang aku
tahu aqidah Islamiyah simpel, tak seperti aqidah agama lain yang rumit dan
njelimet....
Banyak
pula yang beranggapan, bahwa mengajarkan shalat, puasa, mengaji, menutup aurat,
adab dan sebagainya itu adalah cara menanamkan iman kepada anak. Mungkin kita
lupa bahwa segala ekspresi syari'ah itu dalam agama disebut sebagai taklif,
alias beban. Sungguh tak ada anak yang menyukai beban, sehingga Islam pun
menganggap dispensasi atasnya sebagai rukhshah : keringanan. Hanya iman dan
aqidah yang kokohlah yang membuat manusia mampu tunaikan beban dengan ikhlash
Mungkin
kita banyak lupa bahwa iman itu fitrah, bahwa Allah telah mensyahadatkan kita
dan anak-anak kita saat kita masih di alam ruh... Lalu ayahnya telah
mensyahadatkannya pula saat ia lahir ke dunia, lewat kumandang adzan di telinga
kanannya... Andai iman dan aqidah telah kita asuhkan saat buah hati belum
berusia 7 tahun, tentulah anak-anak kita akan sangat familiar dengannya.
Apalagi jika itu dilakukan oleh ayahnya, karena sang ayahlah Sang pendidik
Aqidah itu.
Maka,
ayahbunda, didik dan hidupkanlah fitrah keimanan ananda sejak ia masih dalam
kandungan. Karena satu-satunya yang sudah dapat dididikkan pada ananda sejak
dari kandungan hanyalah iman. Hembuskanlah ke dalam dadanya tentang cinta :
mahabbatullah, bukan tentang taat. Karena cinta itulah yang kelak akan
melahirkan harap, takut dan taat. Karena cinta itulah yang akan melantunkan
kalimat iman yang sempurna : Aku ridha kepada Allah, Islam dan Rasulullah
Muhammad SAW.
Dan
hanya satu yang akan menumbuhkan fitrah iman penuh cinta itu, yaitu GEMBIRAKAN
MEREKA DENGAN AGAMANYA. Sampaikanlah padanya bahwa Tuhannya adalah Maha
Pengasih dan Maha Penyayang... Permudahlah, jangan dipersulit... Gembirakanlah,
jangan bikin mereka lari... Penuhilah ananda dengan syukur, bukan kufur...
Berbaik sangka dan optimislah, bukan buruk sangka dan pesimis akan rahmatNya...
Katakanlah: inilah agama yang memerdekakan kalian dari thaghut dan hawa nafsu.
➖➖➖➖➖➖➖
TANYA
JAWAB
T:
Assalamualaikum bunda, cara mendidik iman kepada anak sejak dalam kandungan
caranya bagaimana?
J:Wwa'alaikumussalam.
Bunda jawab berdasarkan pengalaman bunda hamil ya. Bunda selalu elus perut, terus
bilang, dede...ibu mau wudhu, dede ikut sholat ya...Ibu mau brgkt ngaji,
dede ikut ngaji ya...Abi berangkat dulu ya dede...baik2 di perut ibu, dede yang
sehat ya...Dede...abi mau ke masjid, nanti dede juga sholat ikut ke masjid sm
abi ya...Dede...abi mau ngaji, dede dengerin abi ya...
Kalimat-kalimat
itu sering terlontar, jadi janin. di perut terbiasa mendengar suara bapak
ibunya, merasa diterima kehadirannya, dan terbiasa dengar kata-kata baik, perilaku
baik dan sikap yang baik. Yakni adab ijin, dialogis dan doa.
T:
Bunda, ijin bertanya. Yang dimaksud dengan GEMBIRAKAN MEREKA
DENGAN AGAMANYA itu seperti apa? Dan kalau boleh diberi contoh. Afwan.
J:
Kalau ngajarin anak-anak itu tidak boleh yang seram-seram dulu, belum paham
apa-apa sudah ditakut-takuti nanti adik masuk neraka lho, nanti di siksa lho,
nanti dikasih minum timah panas dan makan buah zakkum lho. Atuh anak. mikirnya
wiii eta Allah kok kejam dan serem sangat ya. Kan usia mereka bukan usia
taklif/dibebani. Masih usia belajar. Jadi ya belajar mengenai agamanya
Contoh...kalau
bunda sama anak-anak ya. Dede/kakak sini dech, lihat itu ada bunglon di
pohon nangka. Dia bisa berubah warna, masyaAllah...Allah itu maha menciptakan
ya kak...terus coba jawab Allah ciptakan apa aja hayooo...Allah Maha apa
yaaa...
Saat
abinya dapat parcel lebaran katakan...Lihat...karen abi kerja dengan baik
maka kantor ngasih hadiah, giman dengan Allah? Kalau kita jadi orang baik,
rajin ibadah dikasih syurga sama Allah. Siapa yang mau tau syurga itu apa
hayooo....
T:
Assalamu'alaikum ustadzah. Izin bertanya. Saya pikir kalau
anak-anak sudah hafal al quran otomatis iman dan aqidahnya sudah kuat. Ternyata
tidak ya bunda? Dimana salahnya ustadzah?
J:
Tidak
ada salahnya anak-anak hafal qur'an usia dini. Bagus malah. Hanya harus sering
di imbangi dengan pemahaman yang benar. Menghafalnya bukan siksaan buat dia.
Saat sampai di ayat syurga temani anak dengan cerita-cerita serunya syurga. Jadi
jangan bilang/tertanam mind set di otak menghafal usia dini itu salah ya.
T:
Sekarang ini banyak orangtua ingin memasukan anak-anaknya ke pesantren agar
bisa jadi hafidzh dan jauh dari buruknya pengaruh lingkungan. Apakah ini
termasuk orangtua lepas tangan dalam menanamkan iman/aqidah ke anaknya
ustadzah, karena menyerahkannya ke pesantren? Mohon pencerahannya ustadzah. Jazakillahu
ustadzah.
J: 3
matahari bunda ada di pondok, dan itu bukan karena lepas tanggung jawab bunda.
Bunda tetap mutabaah kegiatan mereka, paham keluhan mereka, mencarikan jalan
keluar saat mereka butuh, dan mensupport aktivitas diluar KBM, punten tolong
lihat pict PP WA bunda 2 anak bunda saat
MA dan MTs sama-sama dapat emas di 3
kategori sekaligus di tingkat nasional.
Itu
karunia Allah, saat anak-anak begitu berat berjuang, maka ada ibunya yang
mengerti ketakutan, khawatir, rasa tak percaya diri, tertekan, dan terbebani. Saat
itulah kehadiran ibu menjadi cambuk motivator, psikolog, dan teman curhat yang
nyaman buat anak-anak diluar pembina dan guru-guru mereka. Anak-anak begitu
terus dengan ibunya.
T:
Bunda, apa benar saat ibu mengandung rajin baca alquran dan rajin sholat
sunnah, ada efek nya pas anak usia 3-5 tahun sudah bisa baca alquran bahkan
bisa lancar?
J: Tidak
otomatis bisa baca tanpa diajarin, tapi kalau anak full dari 0 bulan
didengarkan murottal tanpa selingan gadjet, dan tivi bisa jadi dia akan bisa
mengulang bacaan itu, tapi belum tentu bisa saat di suruh baca tulisannya.
Tetap harus diajarin, kemungkinan dia belajar lebih cepat itu bisa saja terjadi.
T:
Assalamualaikum ustadzah. Izin bertanya. Apakah ada tahap-tahap
tertentu dalam menanamkan iman dan aqidah pada anak-anak kita sesuai usianya? Jika
ada apa saja dan bagaimana contoh cara mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari?
J:
Iman pada anak ditanamkan sejak dalam kandungan denga seting dialog. Baca
jawaban bunda no 1 di atas. Saat lahir bertahap, kalau sudah bisa komunikasi
biasakan kaitkan semua hal dengan iman.
Contoh
untuk usia 1,5 tahun cucu bunda (anak
ponakan), saat bunda beli lele mentah, maka dia antusias ngelihat, dan
terkagum-kagum saat bunda cerita ini mulut lele, ini mata lele, lele ciptaan?
ALLAAAAHHH.... maka dia sebut nama Allah. Kalau usia TK melalui cerita-cerita
kenabian yang seru
Usia
SD diajak dialog sains kaitkan dengan keimanan, sampai diskusi fenomena, sma
diarahkan aktivitas hidupnya untuk dakwah. Kuliah, terjun ke lingkungannya
membawa misi dakwah
T:
Izin bertanya: Apa yang harus kita lakukan kalau sekarang anak-anak terlanjur
menginjak remaja dan untuk melaksanakan ibadah masih harus dimotivasi dan
diingatkan. Syukron
J:
Namanya
anak, sampai kapan pun tetap memerlukan pendampingan orangtua. Jangan lelah
untuk mengingatkan karena diluar mereka banyak gangguan, teruslah mengingatkan
dengan sabar diiringi doa semoga segera timbul kesadaran bahwa ibadah itu tidak
perlu disuruh-suruh
T: Izin
bertanya, bagaimana jika anak sudah usia 10 tahun masih belum
bisa tertib menjalankan sholat 5 waktu dan sulit sekali bangun pagi, si ibu
setiap hari harus teriak-teriak bangunkan, astaghfirullah
J:
Usia
10 kalau perempuan sudah mendekati waktunya haid, jadi harus lebih dikencengin
ibadahnya. Mulai ajak diskusi, kakak sekarang sudah 10 tahun lho ya, sebentar
lagi haid, dan sholat menjadi wajib, kalau tidak melakukan dosa besar. Karena
pembeda muslim dan kafir itu terletak pada sholatnya. Trus bikin kesepakatan dengan
dia, gini dech kalau kakak tidak sholat maka kaka kehilangan hak kaka, contoh
kaka lalai sholat duhur sudah dekat ashar maka hp kaka di sita bunda. Besok
bunda kasih kalau 5 waktu full.
T:
Bunda ijin bertanya, agar iman tidak naik turun bagaimana caranya ya?
J:
Lho ini tuh sudah sunnatullah, iman tuh yazid wa yankuz. Naik dan turun.
Biar
tidak turun bagaimana?
1.
Mohon sama Allah yaa muqollibal qulub tsabbit qalbi 'alaa diinika
2.
Berteman dengan orang baik-baik, yang selalu memotivasi untuk berbuat baik.
Dalilnya
"agama seseorang itu dilihat dengan siapa dia berteman" so
hati-hati dengan teman yang buruk lama-lama dia akan ngajak kita pada keburukan
yang sama dengannya.
T:
Bunda minta masukannya cara mengajarkan anak usia dini mengaji
apakah harus baca atau mendengarkan kaset anak-anak mengaji?
J: Dua-duanya
boleh dilakukan, murottal untuk menanamkan di otak anak ayat Allah. Mengajar
langsung dengan tulisan dan baca buku tahsin, maka anak jadi belajar
huruf-huruf hijaiyahnya seperti apa, bagaimana kalau disambung.
T:
Assalamualaikum. Saat ini anak saya yang ke dua usia 7 tahun sedang tahap
persiapan khatam dasar, saya ingin tanya, jika telah khatam, lebih baik masuk
tpba (pendidikan fikih aqidah dsb) ataukah masuk tahfiz? Mohon masukannya dan
jazakillah.
J:
Semua
bisa diajarkan selang seling, jika mendatangkan guru sampaikan aja kalau
tahfidz dulu baru fiqh. Tidak masalah
T:
Dirumah saya memfasilitasi ngaji bareng dengan berbagai umur
mulai dari balita sampai anak usia SMA, yang usia balita ketika disuruh baca
tidak pernah fokus bunda?
J:
Harus
di kelompok-kelompokan. Yang SMP sama SMA. Yang kecil-kecil belajar abata.
Kalau mau belajar fiqh, bisa diliburkan yang lebih kecil dulu.
T:
Bunda ada pertanyaan dari member ummahat. Anak saya laki-laki 8 tahun.
Kalau dia menunda-menunda sholat, marah-marah dan lain-lain, saya ingatkannya
mau masuk surga atau neraka. Apa ancaman seperti ini betul? Karena saya lihat
dia belum tertanam keimannya masih sebatas kewajiban, saya dan suami sepertinya
belum tepat mengajarkannya selama ini. Saat sakitpun dia sudah diingatkan untuk
istighfar supaya Alloh kasih sembuh, tapi dia lebih milih mengeluh. Apa yang
harus kami lakukan dan katakan padahnya dalam kesehariannya? Mohon diberi
contoh.
J:
Usia
8 tahun itu sudah mulai pembiasaan ya, tidak apa-apa manyun-manyun yang penting
dilakukan. Kalau memang sakitnya lumayan berat, misal jika berdiri dia bisa
limbung ajarkan aja jamak, kan dia belum baligh, pahalanya untuk orangtua, tapi
sambil dijelaskan kenapa boleh jamak, jadi anak tidak ngentengin dikit-dikit
mau dijamak.
T: 2
kalimat awal bunda benar banget, "Anak bisa gagal
memahami kata-kata nasehat orangtua. Tapi anak tidak pernah gagal memotret
perilaku orangtuanya.
J:
Semua
bunda alami, anak-anak terbiasa melihat bagaimana abinya selalu siap-siap ke
masjid saat masjid bunyi 'assolatuwassala mulalaih...' Dan selalu mengajak
anak-anak ikut ke masjid. Saat mereka masih kecil yang buat rusuh/becanda saat
sholat akan dapat punishmant, hak dia di kurangi. Contoh gak boleh nonton
kartun, gak boleh main game, gak dapat jatah beli buku bacaan. Yang tertib dan
sholih dapat reward dari abinya. Hukumannya sesuai kesepakatan anak bisa pilih,
hadiahpun sesuai perjanjian jadi gak semena-mena maunya apa. Dan buahnya terasa
sekarang-sekarang saat yang bungsu sudah kelas 5 an. Begitu azan semua sontak
bangkit menuju masjid, kadang emaknya kudu jadi korlap mengingatkn kadang
enggak juga, sadar aja mereka ke masjid.
Sering
bunda katakan, jamaah ke masjid bagi laki-laki itu mendekati wajib, sunnah
muakkad. Kalau gak ada alasan syar'i harus ke masjid. Kalau mau sholat di
rumah, pake mukenah ibu aja, karena perintah sebaik-baiknya sholatnya wanita
adalah di rumahnya.
Saat
mereka SD bunda ajak menyebarkan zakat ke rumah-rumah penduduk yang dhuafa.
Bahkan mash ingat saat izzddn kecil dan azzam di perut hamil besar. Izzddn
sampai nangis terharu komen "ibu...kasian neneknya gak bisa jalan,
rumahnya sempit dan gelap...kenapa tempat tidurnya menyatu sama dapur, gak
kayak rumah kita?”
Maka
saat itulah bunda jelaskan, *nanti kalau izzddn sudah besar jadi orang kaya
ya, biar bisa nolongin banyak orang tua-tuq seperti nenek itu, ada banyak di
kampung kita...bunda jelaskan kewajiban zakat, siapa yg berhak menerima"
Dan
sekarang izzddn itu lebih mudah sedekah, perasaannya mudah disentuh.
T:
Bagaimana menumbuhkan keimanan pada remaja agar mereka menegakkan syariah bukan
karena beban tapi karena cinta pada Allah?
J:
Anak
itu bisa gagal memahami kata-kata nasehat dan omelan orangtuanya. Tapi anak
tidak pernah gagal memotret semua perilaku orangtuanya. Bagaimana mungkin anak
akan terbiasa berbuat karena cinta pada Allah kalau lihat saat bapak di rumah,
azan dari masjid kedengeran masih asyik dengan hewan piaraan, betulin/mandiin
kendaraan, depan laptop, bukannya segera berangkat jamaah ke masjid. Bagaimana
mungkin anak paham syariat, jika ibunya ketahuan ngutang ke tukang sayur bilang
gak punya uang padahal anak tau, ibunya masih punya uang. Syariat itu akan
tegak dengan sendirinya di hati anak, jika orangtua menanamkannya seirama
antara bapak dan ibu melakukannya serius tidak main-main dan selalu
mengingatkan anak dengan dalil yang benar.
T:
Bunda mau tanya, kalo ngasih ke anak-anak tentang misalnya dosanya tidak solat
atau melanggar perintah Allah dengan macam-macam neraka bagaimana
bunda, atau ada cara lebih halus takutnya anak-anak malah ketakutan?!
J:
Lihat
usianya, kalo balita jangan ditakut takuti. Lebih baik pake buku cerita, aku
anak sholih yang suka sholat, sedekah dan lain-lain. Kalau anak ada haid/baligh
baru kasih dalilnya.
T:
Bunda, putranya masuk pesantren mana? Setingkat SMP atau SMA? Kalau
anak dari SMP negeri masuk ke pesantren tersebut bisa kah? Ada testnya juga ya
bunda?
J:
Anak-anak
bunda masuk di ponpes husnul khotimah kuningan Cirebon. Kalau pengen daftar
untuk MTS tahun depan pendaftaran sudah mulai dibuka dari tanggal 1 Oktober
kemarin, yang mau infonya boleh japri bunda by call/wa bunda akan kirim info
brosur-brosur dan persyaratannya. Fzn masuk pondok dari SMP RSBI Bogor, sekolah
tervaforit sampai sekarang masih kesohor, dengan rata-rata 9 koma nemnya, dia
bertaruh ke ponpes. Makanya masuk kelas i'dad/persiapan 1 tahun belajar bahasa
arab/kitab dan lain-lain. Baru tahun depannya dia kelas 10 aliyah.
T:
Bunda, saya mau tanya. Bagaimana penerapannya untuk bisa menanamkan
iman kepada anak-anak sesuai usianya? Anak saya laki-laki usia 10 tahun, saya
mulai kesulitan untuk menjadikan ibadah itu kewajiban yang tidak bisa
ditinggalkan. Saya akui, saya menerapkan kedisiplinan terhadap anak-anak saya
terutama anak laki-anak saya. Dan saya merasa, kalau mereka melakukan ibadah
bukan karena kecintaan mereka terhadap ibadah, tapi menjalankan ibadah karena
terpaksa, mohon sharing bunda untuk bisa memberi nasihat kepada saya yang fakir
ilmu ini.
J:
Ada
kata pepatah, ala bisa karena biasa. Bukankah lebih baik dipaksa masuk
syurga daripada kita suka rela anak kita masuk neraka.
Usia
segitu ya memang harus selalu diingatkan di nasehati, dan di doakan, gunakan
momentum-momentum tertentu untuk menghadirkan Allah lah yang memberimu
kemudahan. Itu kalau yang saya lakukan.
Contoh:
Saat izzddn dapat emas olimpiade, saya bilang, “mungkin Allah bayar puasa
daud kakak dengan emas, maka makin mendekatlah pada-Nya kak...”
Saat
gagal tembus, saya ingatkan coba evaluasi apakah yang sudah kakak lakukan untuk
memuliakan syariat Allah.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment