Home » , , » 4 Hal Yang Membuat Orangtua Keteteran Saat Mendidik Anak

4 Hal Yang Membuat Orangtua Keteteran Saat Mendidik Anak

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Friday, November 16, 2018


Hasil gambar untuk mendidik anak
Kajian Online Hamba Allah Link Ummi G4, G5 G6
Hari/Tgl: Kamis, 25 Oktober 2018
Materi: Parenting
Muwajih: Bunda Azzam
-------------------------------




Assalamu'alaikum

أَﻋُﻮْﺫُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺸَّﻴﻄَﺎﻥِ ﺍﻟﺮَّﺟِﻴْﻢِ

بِسمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Semoga kita semua ...
Para jama'ah kajian HA, seluruh pengurus selalu mendapat pertolongan Allah dari segala urusannya serta ditambahkan hidayah olehNya.

Tak ada karunia yg lbh indah dari nikmatnya hidayah dari Nya dimana kita masih diberi kesempatan untuk terus bljr dan memahami dien ini.

Betapa tulusnya nabi mencintai kita. Meski kadang kita lalai atas sunnah2nya.

Semoga kesejatian sebagai hamba terus kita gali, hingga Allah cukupkan umur kita pada saatnya nanti.

Keep hamasah.yaa...

Bunda akan post materinya


4 HAL YG MEMBUAT ORTU KETETERAN SAAT MENDIDIK ANAK
Oleh : ust Aad, Adriano Rusfi (psikolog)

Ada minimal empat hal yang menyebabkan Orangtua merasa keteteran dalam mendidik anak-anaknya :

Pertama: mendidik anak terlalu "akademik". Kurang menggali kapasitas fitrah kita sendiri (inside-out)

Kedua: under-estimate pada kemampuan anak dan kehidupan dalam mengembangkan dirinya sebdiri. Padahal anak dan kehidupan memiliki kemampuan self-education

Ketiga: memasang target pendidikan yang terlalu tinggi terhadap anak. Padahal Allah dan RasulNya tak pernah meminta kita untuk pasang target setinggi itu (misalnya : bisa seperti Imam Syafi'i)

Keempat: Mendidik anak sendirian. Ayahnya tak ikut. Menganggap pendidikan anak adalah tugas ibu saja.



----------------------
TANYA JAWAB


TJ - G6

T: Assalamualaikum bunda Azzam. Ijin bertanya. Bunda, apakah self education yang dimiliki anak? Apakah proses meniru termasuk di dalamnya?
J: Self education anak itu itu penting. Ada satu pepatah yang mengatakan bisa jadi anak lupa dengan segala omelan atau nasehat orangtuanya. Tapi anak tidak akan pernah gagal menangkap apa yang ia lihat di kesehariannya bersama orantuanya. Bapak yang selalu telat bangun, ninggalin kewajiban sholat, ibu yang suka berbohong pada orang, bicara di luar kenyataan pada orang-orang sekitarnya, dan lain-lain. Anak tahu, dan itu contoh buat dia. Anak-anak yang di support untuk bisa mandiri meski hasil tidak akan maksimal seperti saat dibantu orangtuanya akan menumbuhkn rasa pede yang tinggi, tak perlu menuntut sempurna saat proses pembelajaran berlangsung.
Contoh: Saat mau pergi, biarkan anak memutuskn mau pakai baju yang mana, jilbab yang mana. Tidak maching tidak masalah, kasih masukan, kalau warna baju ini bagusnya jilbab ini dek... kalau dia keukeuh mau pakai yang beda hormati keputusannya. Sambil di edukasi "ok boleh hari ini dede pakai yang itu, karena sekarang bukan acara resmi, kalau acara resmi nanti pakai yang ini yaa..."


T: Adakah dalil yang menegaskan bahwa Ayah juga wajib berperan dalam mendidik anak, tidak hanya sebagai tugas ibu? Syukron.
J: Masalah dalil tentang harusnya ayah terlibat dalam pengasuhan anak, justru ada nama laki-laki manusia biasa yang namanya abadi dalam Alqur'an. Dialah luqman. Kita wajib tahu bagaimana Lukman mendidik anak-anaknya. Salah satunya adalah laa tusyrik billah dan birrul walidain. Yakni mematangkn akidah anak-anaknya dan mengajarkan anaknya bagaimana menjadi anak yang berbakti pada orangtuanya. Bukankah Lukman itu laki-laki?


T: Assalamu"alaikum wrwb ustadzah, mau tanya, maaf sedikit melenceng dari tema, bagaimana ya cara bangunkan anak biar gampang, saya sedih sebagai pengasuh kesulitan bangunin, jadi marah pada orangtuanya bangunnya siang, bagaimana ini?
J: Itulah yang sebut dengan contoh nyata direkam anak dengan sempurna. Orangtua bangun siang kan contoh nyata buat anak. Cara banguninnya ya beri kesadaran pada anak kalau kamu bangun siang ini yang akan terjadi pada mu, sebutkan hal-hal krusialnya. Contoh, jadi terburu-buru, tidak bisa sarapan tenang, kejebak macet, ada yang ketinggalan, jadi dredeg kalau telat sampai sekolah dan ulangan bisa lupa materi pelajarannya. Kalau bangun lebih pagi ini yang akan kamu nikmati. Kebalikan dari yang krusial diatas


T: Izin bertanya bunda, pada umumnya usia berapa kira-kira anak mampu /bisa memahami aqidah secara benar?
J: Semua tidak ada standar pastinya, karena pemahaman itu sesuai input yang diterima anak. Contoh cucu saya usia 3 tahun sudah hafal cerita 25 nabi, dia tau benar mana yang boleh dan tidak, dosa apa bukan. Sementara lihat anak orang lain usia sama ya seperti kebanyakn anak-anak umumnya. Anak-anak dibawah 5 tahun itu perlu input positif yang banyak. Semakin sering dikasih masukan tentang akidah melalui cerita kenabian maka ia akan lebih mudah memahami ketika besar.

T: Ijin bertanya. Untuk point ke 4. Bagaimana cara terbaik menyampaikan ke suami agar sama-sama mendidik anak tanpa ada kesan menggurui? Terimakasih.
J: Jika ada kelas parenting coba daftar bareng, atau sering-sering cari googling tentang artikel parenting yang wajib melibatkan peran ayah. Coba lihat kisah umar yang turut menggendong anaknya. Dan bagaimana rasul mengasuh cucunya hasan dan husen. Memang benar ibu adalah madrasah utama bagi anak-anak. Tapi jangan lupa madrasah itu ada kepala sekolahnya dan itu adalah ayah. Istri yang paling tahu dan paham karakter suami, sehingga bagaimana trik menyampaikan jangan justru memicu konflik baru dan membuat suami jadi tambah enggan terlibat di pengasuhan anak. Ucapkan terima kasih, "makasih ya yah, tadi sudah bantuin jagain dede sebentar, jadi kerjaan mama cepat beres". Selalu puji sikap positifnya, saat terlibat dengan anak, lama-lama mulai kasih saran.

T: Ijin bertanya bunda. Bagaimana cara orang tua agar tak mengedepankan kemauan orang tua semata? Orang tua ingin anak agar mengikuti lomba ini dan itu, namun sang anak tak mau. Maksud orang tua biar anak punya pengalaman dan belajar mandiri. Namun anak sering menolak meski itu yang menunjuk pihak guru di sekolahnya.
J: Ini bunda alamin pada 3 anak bunda. Ke 3 nya jadi duta sekolah dan duta pondok sampai tingkat nasional. Dan itu ditunjuk guru dan sekolah. Awalnya mereka tidak mau, takut kalah ntar diledekin dan malu, tidak pede, dan sebagainya. Bunda sebagai ibu paham situasi psikologis anak yang dibebani suruh lomba. Maka ibu harus tampil sebagai orang yang paham posisi mereka. Ini yang bunda lakukan setiap anak-anak diturunkan diberbagai event lomba yang beda-beda.
"Kakak/adik sekarang kan jadi duta sekolah/pondok, itu memang berat. Karena kalian mengemban amanah lebih dari teman-teman yang tidak ikut lomba, harus belajar lebih banyak, harus usaha lebih keras, dan itu memang tidak mudah, tapi bukan berarti tak mungkin untuk bisa menang.”
Menjadi duta artinya nilai positif buat kakak/adik, artinya kakak punya kemampuan lebih dibidang itu, harus di syukuri. Bagaimana mensyukurinya adalah dengan memaksimalkan kelebihan yang Allah karuniakan, ingat bahwa usaha itu tidak akan mengkhianati hasil, kalau sungguh-sungguh usaha Allah akan berikan hasil yang terbaik. Beda lagi kalau kakak ogah-ogahan ikhtiarnya. Wong usaha saja asal-asalan bagaimana bisa dapat maksimal coba?
Jika pun sudah usaha maksimal kakak gagal menang, bukan juara. Itu bukan kegagalan, karena apa? Karena di atas langit ada langit. Yang namanya lomba itu pasti ada yang kalah dan menang. Dan itu sudah ada takdirnya. Yang di tulis Allah sebelum kakak lomba, jadi enjoy saja. Kalah saat ini, nyoba lagi lain kali, pengalaman tak pernah bisa dibeli kak.
Dan saat kakak kalah lomba, minimal kakak punya ilmu lebih dibanding yang tidak ikut lomba, karena kakak lebih banyak tahu dari banyaknya sumber yang kakak baca. Wawasan kakak jauh bertambah dibanding sebelum-sebelumnya bukan? Kalau menang itu artinya Allah sedang menguji kakak, seberapa bersyukurnya kakak atas kemudahan yang Allah berikan. Jangan smpai kemenangan itu justru membuat kakak jumawa dan lupa bahwa karena Allah beri kemudahan maka kakak menjadi menang. So...tetaplah tawadhu dan keep hamasah


T: Assalaamu'alaikuum bunda ijin bertanya, untuk poin pertama, kurang menggali kapasitas fitrah kita sendiri (inside-out), jika sampai saat ini masih kesulitan, bagaimana cara menggalinya?
J: Terus lakukan muhasabah diri. Suka tulis positif kita apa, negatif kita apa. Semakin sering kita evaluasi diri, makin tahu mana yang perlu di kembangkn dan mana yang harus pelan-pelan di kurangi dan disingkirkan. Coba biasakan sharing dengan tmn dekat tanya sisi positif kita apa dan negatifnya yang mana. Bahkan ada pepatah yang mengatakan, jika ingin tahu burukmu itu apa dengarkan kata orang yang membencimu. Karena dia dengan kebenciannya akan lugas menguliti kekuranganmu. Dan itu bisa jadi bahan evaluasi diri. Kalau meningkatkan sisi positif, perbanyak ilmu, mengasah pengalaman dan lain-lain.


T: Bunda ijin bertanya. Bagaimana mengatasi anak yang suka marah-marah. Kalau di tegur (disapa) sama orang lain dia nunjukin reaksi tidak suka dan marah. Anak saya usia 3 tahun.
J: Anak usia 3 tahun itu sedang menunjukkan egonya. Latih untuk mengendalikan diri. Beri teguran (tidak di depan orang lain) saat ia berlaku negatif dan cabut salah satu hak nya. Misal, karena tadi saat ada tamu dia marah-marah diajak salim maka mama: tidak bacain cerita, tidak boleh main game, nonton kartun kesukaannya dan lain-lain (pilih salah satu). Sebaliknya saat dia mau bersikap manis, segera peluk dan katakan "alhamdulillah dede mau salim dan bersikap manis, dede mau mama tambah ceritain nabi2nya? Atau mau coklat?"


T: Kemudian untuk mengejar ketertinggalan pada anak bagaimana ya?
J: Tak ada kata terlambat untuk menjadi lebih baik. Lebih baik terlambat daripada tidak mulai kebaikan sama sekali. Upgrade diri sendiri dengan kafaah ilmu-ilmu yang dibutuhkan, terus berusaha memperbaiki keadaan. Ikuti dengan doa yang sungguh-sungguh maka Allah yang akan merubahnya, asal kita yakin saat berdoa


T: Mau tanya Ustadzh. Bagaimana cara kita hadapi keadaan kakak beradik yang selalu ribut hal-hal kecil, padahal kita sebagai orangtua tidak penah banding-bandingin, tapi si anak pertama selalu merasa disalahkan?
J: Coba saat santai dan dunia damai, peluk anak pertama, dan ajak me time berdua. Apa sih yang buat kakak merasa disalahkan terus, coba katakan pada mama, mama akan koreksi diri dan minta maaf pada kaka. Biarkan dia koreksi sikap-sikap mama yang dia nilai tak adil. Jika sudah maka segera evaluasi dan minta maaf pada dia kalau memang itu benar.


=======
TJ - G4

T: Izin bertanya untuk poin yang nomor dua, bagaimana jika kemampuan anak itu hanya akan menjauhkannya dari agama dan ibadah? Sementara kita orangtua jadi serba salah, syukron.
J: Menjauhkan dari agama? Yang seperti apa maksudnya ya? Kalau memang itu menbuat anak semakin jauh dari agama, orangtua wajib meng-cutnya. Karena anak itu investasi dunia akhirat. Salah jalan taruhannya orangtua di atas mizan kelak berat. Beri rambu-rambu yang benar-benar bisa dipahami anak. Sejak awal sejak dini. Bahwa yang seperti ini boleh, yang begini tidak boleh dilakukan. Jadi anak sudah paham sejak awal bahwa kalau aku begini, orangtau pasti tidak ngijinin. Dan itu saya lakukan pada anak-anak saya.





•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!