MENDIDIK ANAK TANPA BERTERIAK

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Monday, November 20, 2017

Kajian Online WA  Hamba الله SWT

Selasa, 13 November 2017
Rekapan Grup Nanda 2
Narasumber : Ustadzah Lien
Tema : Kajian Parenting
Editor : Rini Ismayanti




Dzat yang dengan Kebesaran-Nya, seluruh makhluk menyanjung dan mengagungkan-Nya...
Dzat yang dengan Keperkasaan-Nya, musuh-musuh dihinakan lagi diadzab-Nya...
Dzat yang dengan Kasih dan Sayang-Nya, kita semua mampu mengecap manisnya Islam dan indahnya ukhuwah di jalan-Nya, memadukan hati kita dalam kecintaan kepadaNya, yang mempertemukan kita dalam keta'atan kepadaNya, dan menghimpunkan kita untuk mengokohkan janji setia dalam membela agamaNya.

AlhamduliLlah... tsumma AlhamduliLlah...

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada tauladan kita, Muhammad SAW. Yang memberi arah kepada para generasi penerus yang Rabbaniyyah bagaimana membangkitkan ummat yang telah mati, memepersatukan bangsa-bangsa yang tercerai berai, membimbing manusia yang tenggelam dalam lautan syahwat, membangun generasi yang tertidur lelap dan menuntun manusia yang berada dalam kegelapan menuju kejayaan, kemuliaan, dan kebahagiaan.

Amma ba'd...
Ukhti fillah sekalian. Agar ilmunya barokah, maka alangkah indahnya kita awali dengan lafadz Basmallah

Bismillahirrahmanirrahim... 

MENDIDIK ANAK TANPA BERTERIAK

Terkadang emosi kita memang akan ikut terpancing saat menghadapi anak yang “bandel”, suka bertingkah terutama kalau sedang ada tamu.  Menahan emosi (kemarahan) memang tidak mudah. Tapi sebagaimana tabiatnya, bahwa emosi adalah bagian dari naluri, maka saat keinginan untuk marah itu muncul tidak harus dipenuhi. Tapi bisa dialihkan atau ditunda (ditahan). 

Anda harus bisa menakar dan memahami kadar emosi Anda sendiri, pada saat kapan dan situasi seperti apa biasanya muncul. Sehingga Anda akan lebih mudah untuk mengontrol atau mengendalikannya.

Luapan kemarahan hanya akan berdampak buruk pada perkembangan perilaku anak. Bukankah anak balita banyak belajar dari apa yang mereka lihat dan dengar? 

Rasulullah Saw juga telah mengajarkan bagaimana semestinya memperlakukan anak-anak. 

Abu Hurairah Ra meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah Saw menciumi Hasan bin Ali dan di dekatnya ada Al-Arqa’ bin Hayis At-Tamimi sedang duduk. Ia kemudian berkata, “Aku memiliki sepuluh orang anak dan tidak pernah aku mencium seorang pun dari mereka”. Rasulullah segera memandang kepadanya dan berkata: “Barang siapa tidak mengasihi, maka ia tidak akan dikasihi”. (HR. Bukhari)

MENGAPA Kita Bisa Marah pada Anak?

Orangtua dan anak memiliki hubungan yang unik di mana keduanya bisa saling memicu kemarahan bahkan untuk hal yang sangat sepele. Tak jarang kita sebagai orang dewasa suka bertindak irasional kalau sudah menghadapi anak. Dan bahkan membuat kita berperilaku kekanakan. Begitu pula halnya dengan anak kita. Mereka sering berperilaku menyebalkan dan seolah menguji kesabaran kita karena ya mereka memang anak kita. Psikolog menyebut fenomena ini dengan istilah “ghosts in the nursery,” yaitu anak membangkitkan perasaan kemarahan yang terpendam dari masa kanak-kanak kita, dan membuat kita secara tidak sadar berespon sedemikian rupa untuk ‘melawan’ kemarahan itu. 

Bagaimana Kita Bisa Mengendalikan Kemarahan?

Sebagai seorang manusia, dalam mengatasi suatu masalah terkadang kita berada dalam kondisi “fight or flight (bertempur atau melarikan diri), dan anak kita yang menyebalkan itu akan terlihat sebagai musuh yang harus kita hadapi. Di saat kita diliputi kemarahan, secara fisik tubuh kita siap untuk berkelahi. Hormon dan neurotransmitter membanjiri tubuh kita. Otot menegang, detak jantung meningkat, napas terengah-engah. Sulit untuk tetap tenang bila berada dalam kondisi ini, namun kita semua tahu bahwa memarahi anak — walaupun akan membuat lega dan emosi terlampiaskan — bukanlah sesuatu yang benar-benar kita inginkan. Bagaimana cara mengatasinya?

1. Perbanyak amalan ibadah shoum sunah.
2. Tentukan batasan/aturan SEBELUM Anda marah.

Seringkali, ketika kita marah pada anak, disebabkan karena kita belum menentukan batasan/aturan di keluarga. Pada saat Anda mulai merasa marah, itu adalah sinyal untuk melakukan sesuatu. Lakukan sesuatu yang positif untuk mencegah munculnya perilaku anak yang membuat Anda kesal. Bila sumber kekesalan itu berada pada diri Anda 

# cobalah untuk menjelaskan kondisi ini pada anak Anda dan memintanya untuk jangan bertingkah, setidaknya untuk sementara waktu. 

# Bila anak Anda melakukan sesuatu yang lama-lama semakin membuat Anda kesal, sebaiknya Anda menghentikan dulu kegiatan Anda, jelaskan lagi pada anak bagaimana peraturan yang berlaku di keluarga Anda atau arahkan anak Anda, supaya situasi tidak semakin memburuk dan Anda tidak semakin marah.

3. Buatlah daftar cara yang baik untuk mengatasi rasa marah.

Banyak orang bisa menenangkan diri dengan cara: 

# berhenti, tarik napas, ingatkan diri Anda bahwa ini bukanlah kondisi yang gawat. Lepaskan ketegangan dengan menggoyang-goyangkan tangan Anda.

# Tarik napas dalam-dalam sebanyak sepuluh kali. Bila Anda perlu bersuara saat melakukannya, tarik napas dan hembuskan sambil berkata, “hum”. 

# Cari cara yang bisa membuat Anda tertawa, yang akan menghilangkan ketegangan dan mengubah mood Anda. Bahkan memaksa diri Anda untuk tersenyum akan mengirimkan pesan ke sistem saraf Anda bahwa yang sedang Anda hadapi bukanlah hal yang gawat dan itu akan menenangkan Anda. 

# duduk, berbaring, dan berwudhu.

4. Ambil waktu Lima Menit.

Pahami bahwa menasehati Anak dalam kondisi marah bukanlah hal yang bagus. Lebih baik Anda menyendiri dulu sesaat dan kembali ketika Anda sudah lebih tenang. 

5.Ingat bahwa “melampiaskan” kemarahan Anda pada orang lain justru akan membuat Anda semakin marah.

Walaupun konon kita perlu “melampiaskan” kemarahan dan jangan dipendam agar kesehatan jiwa kita tidak terganggu, sebenarnya tidak ada hal positif atau hal bermanfaat dari melampiaskan kemarahan pada orang lain. Studi penelitian menunjukkan bahwa mengekspresikan rasa marah di saat kita sedang emosi justru akan membuat kita semakin marah. 

6. TUNGGU DULU sebelum memberikan hukuman.

Anda cukup mengatakan hal seperti, “Kenapa kamu masih memukul adikmu? Padahal kan kita sudah pernah membicarakan bahwa memukul itu dilarang. Ibu perlu waktu untuk berpikir mengenai masalah ini, dan kita akan bicara lagi nanti sore. Sementara itu, kamu harus menunjukkan sikap yang baik di rumah ini.” Setelah Anda menyendiri selama sekitar 10 menit dan ternyata masih belum cukup tenang untuk bisa berbicara baik-baik, Anda bisa mengatakan, “Ibu mau berpikir dulu tentang apa yang baru saja terjadi, dan kita bicarakan lagi nanti. Sekarang Ibu harus menyiapkan makan malam dan kamu juga harus mengerjakan PR,”  Selesai makan malam, duduklah di samping anak Anda dan mulailah berbicara baik-baiik dengannya. Anda akan lebih bisa mendengar apa alasan anak Anda bertingkah demikian, dan bisa lebih berespon secara positif dan terkendali terhadap tingkah lakunya.

7. Hindari kekerasan fisik, dalam bentuk apa pun.

 Berbagai penelitian pun telah membuktikan bahwa memukul memberikan dampak negatif pada perkembangan anak sampai ia dewasa nanti. 

8. Hindari memberikan ancaman.

Ancaman yang dibuat pada saat Anda marah, biasanya aneh dan tidak masuk akal. Ancaman hanya akan efektif bila Anda memang akan melakukannya. Bila tidak, otoritas Anda sebagai orangtua tidak akan dianggap oleh anak dan mereka cenderung tidak akan mempedulikannya di masa mendatang. 

9. Kendalikan nada bicara dan pilihan kata Anda.

Penelitian menunjukkan bahwa semakin tenang kita berbicara, semakin tenang juga perasaan kita, dan orang lain akan meresponnya dengan tenang pula. 

Tingkatkan kesabaran Anda dalam menghadapi anak-anak. Jika tidak dengan kesabaran, bagaimana mungkin akan sanggup menghadapi setiap masalah anak-anak dengan baik dari sejak bangun tidur sampai tidur kembali.

Sabar disertai dengan niatan ikhlas hanya semata-mata untuk mencari ridha Allah Swt akan menjadi energi yang luar biasa. Maka, seberat apapun beban dan ujian yang diberikan lewat anak-anak, Insya Allah akan dapat dihadapi dengan ringan.

Selain sabar, bertawakallah pada Allah Swt. Tak ada masalah yang tidak ada penyeselesaian. Begitu pula dengan persoalan anak-anak.

Dan jangan lupa, berdoalah selalu minta bantuan Allah Swt dalam menyelesaikan masalah anak-anak. Kadang kita sudah berusaha optimal untuk memperlakukan dan memberikan yang terbaik. Tetapi sejatinya hanya Allah Swt jualah yang membukakan mata, hati dan pikiran anak-anak kita untuk mau mengerti seperti yang kita inginkan.

Wallahu a'lam

*ditulis ulang, dengan perubahan seperlunya dari Tabloid MU edisi 103*
Penulis : Dari. Laura Markham, psikolog klinis dari Columbia University

TANYA JAWAB

Q : Bun, saya punya teman, dulu dia sering di bentak dan di teriaki sama ortunya . Bahkan kadang ada pukulan. Pelampiasan marah semua di tuju ke dia. Sekarang ini, ada timbul rasa benci yang terpendam juga dia sikap nya lebih ke ansos gitu. Apa yang perlu di lakukan si anak ini untuk merubah mindset nya terhadap ortu nya?
A : Berawal dari ortunya maka proses dimulai juga dari ortunya. Meminta maaf pada si anak, jalin hubungan dan komunikasi dari hati ke hati. Karena jika diminta mulai dari anak proses agak lebih lama dan belum tentu si anak mau membuka hatinya.

Q : Apa itu bisa pengaruhi kesehatan mental nya anak Bund?
A : Iya mb... kecuali si anak diluar brtemu dengan orang yang bisa mengingatkan ngajak pada kebaikan... lingkungan luar lebih mendukung its okay

Q : Kalau ortunya ga peka dan ga paham kalau harus minta maaf ke anak gimana bun?
A : Jika anak tidak mnemukan orang yang bisa mengarahkan diluar maupun didalam... maka jangan salahkan si anak juga akan bersikap yang sama trhadap ortu juga temannya... Prilaku anak yang kurang baik dimulai dari keluarga... sehingga yuuk belajar menjadi orang tua yaa

Alhamdulillah, kajian kita hari ini berjalan dengan lancar. Semoga ilmu yang kita dapatkan berkah dan bermanfaat. Aamiin....

Segala yang benar dari Allah semata, mohon maaf atas segala kekurangan. Baiklah langsung saja kita tutup dengan istighfar masing-masing sebanyak-banyakanya dan do'a kafaratul majelis:


سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asayahadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”



Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!