Rekap Kajian Online HA Ummi G-2, G-3
Hari/Tgl : Senin,18, 25 September 2017
Materi : Anak Adalah Takdir
NaraSumber : Ustadzah/bunda Azzam
Waktu Kajian : 08.00-selesai
Editor : Sapta
■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□
ANAK ADALAH TAKDIR
By: Ust. Irwan Rinaldi di Mesjid Asy
Syarif BSD.
Ayah Irwan, begitu orang mengenal beliau.
Seorang penulis dan pendakwah yang memiliki kepedulian tinggi terhadap
masalah pengasuhan anak atau parenting, terutama tentang peran keayahan.
Ustadz membuka sharingnya dengan mengutip
perkataan Ibnu Qayyim yang lebih kurang seperti ini,
"Kalau anakmu bermasalah, bertingkah
tidak sesuai tuntunan Allah, yang pertama kali kamu tunjuk adalah dirimu, ingat
lagi seberapa dekat dirimu dengan Allah."
Jleb! Jamaah langsung terdiam. (Termasuk
yang nulis ini)
Ditengah maraknya seminar parenting,
workshop ayahbunda dan sebagainya dengan segala teori dan tipsnya, kata Ayah
Irwan ada dua hal yang perlu diingat oleh orang tua dalam periode membesarkan
anak.
1.
Hubungan orang tua dengan yang mengamanahkan anak yaitu Allah.
Bagaimana hubungan kita dengan yang
memberi amanah? Apakah "baik-baik" saja? Ataukah kita hanya khusu'
mengingat-Nya ketika diuji saja? Silakan refleksi sejenak..
2.
Konsep dan pola pengasuhan dengan pasangan apakah sejalan atau berbeda "mahzab".
Antara kita dan pasangan apakah sepakat
dalam pola dan cara pengasuhan anak? Yang paling sederhana misalnya dalam hal
membelikan barang, apakah ketika anak minta A ayah dan ibu sepakat untuk
membelikan atau sepakat untuk tidak membelikan, atau Ayah bilang tidak tapi Ibu
karena kasihan membelikannya tanpa sepengetahuan Ayah?
Karakter apa yg akan terbentuk di anak
ketika sering berhadapan dengan situasi ini?
Kemudian selain dua hal diatas, perlu juga
diingat tiga Poin Penting dalam Ilmu Pengasuhan Anak, yaitu :
1.
Anak adalah takdir Allah
Suami istri harus sepakat bahwasanya
anak-anak adalah takdir Allah, dan Ayah Ibu juga ditakdirkan menjadi orang tua
mereka.
Contoh kasus sehari-hari:
Ayah sedang baca koran, Ibu sedang
menyiram tanaman, lalu anak lewat dengan ingus naik turun dan berhenti di depan
Ayah.
Anak: Yah, yah.. ( sambil narik ingus)
Ayah: Sana Dek ke Ibu dulu minta lap-in
ingusnya.
*
Ayah yang sadar kalau anak adalah takdir
Allah, dia akan dengan sigap membantu membersihkan ingus si anak sambil
mendoakan, "Ya Allah Ya Karim berikan kesembuhan untuk anakku.
"Karena hal ini akan diingat oleh anak sampai besar.
Ketika nanti mereka punya masalah, mereka
tidak akan mencari orang lain, tapi ayahnya. Anak ditakdirkan mendapatkan
perhatian ayahnya. Kehadiran ayah harus serta merta dengan jiwanya, bukan
secara fisik saja.
2.
Anak adalah amanah
Menurut Ayah Irwan, banyak orangtua yang
tidak menyadari pentingnya usia emas anak. Masa ideal untuk membentuk karakter
dan akhlak mereka, idealnya kata beliau dimulai dimulai dari usia 0
hingga 15 tahun (dibagi beberapa tanapan). Pengasuhan boleh saja dibantu orang
lain, tapi tetap Ayah Ibu adalah 2 kunci utama pemegang amanah Allah. Anak
butuh sosok ayah dan ibu untuk mengasah potensi terbaik mereka. Jadi orang tua
harus "habis-habisan" dalam hal mengasuh anak di usia tersebut.
Karena anak adalah amanah berdua, konsep
suami istri juga harus seiring sejalan dalam membesarkan mereka sehingga tidak
ada celah untuk anak minta pembelaan, excuse dari salah satu, di kemudian hari.
3.
Anak adalah tanggungjawab orang tua yang akan DIMINTA
pertanggungjawabannya kembali.
Apa pendidikan yang kita berikan
menunjukkan mereka jalan ke surga atau malah sebaliknya?
Nah kemudian, ayah Irwan juga menyampaikan
beberapa tips parenting yang bisa kita praktekkan bersama-sama sesuai usia
anak, apa itu?
- 1. Jangan berinteraksi dengan anak sambil nonton atau sambil pegang HP karena di kemudian hari jika Ayah Ibu mengajak mereka bicara, mereka juga akan melakukannya sambil disambi.
- 2. Pegang Al Quran, lantunkan ayat suci.
Anak usia sapih (0-24m) mampu menyerap 6000 kata per hari, jadi alangkah
ruginya jika kata-kata yang keluar dari mulut orang tua adalah kata-kata kasar
dan tidak bermanfaat.
- 3. Lakukan bonding lewat sentuhan dan belaian ( usap kepala dan pegang pundak anak)
Misalnya, sambil bermain dengan anak atau mengantar anak tidur, pegang
tangan dan kakinya. "Ya Allah ya Karim semoga nanti kaki tangan ini
hanya akan berbuat dan melangkah di jalanMu saja.'
- 4. BUKA dan TUTUP hari anak dengan kalimat thayyib.
Bangun dan antarkan anak tidur dengan kalimat Allah.
Bukalah hari anak dengan Allah dan Rasul-Nya (stimulan pertama yg dia
dengar haruslah yang baik, yang lemah lembut) lalu tutuplah lagi dengan kalimat
Allah dan Rasulnya
Misal: bacakan kisah Rasul atau doa2.
- 5. Berikan "hadiah-hadiah" pada anak.
Misalnya sebelum tidur, hadiahkan anak2 dengan hafalan surat pendek.
Dari pengalaman, anak-anak akan jadi terbiasa, lalu kalau Ayah Ibu cek, sebulan
dua bulan, hafalan mereka akan membaik. Karena hal-hal dan dan
perhatian-perhatian sekecil apapun akan terekam dalam memori anak.
- 6. Jangan ajarkan anak mencari tumbal
Pernah nggak teman-teman mengalami atau melihat kejadian, ada anak kecil
kepentok meja karena lari2an trus nangis jejeritan. Lalu dengan sigap ibundanya
datang dan bertanya ...
Ibu: siapa yg nakal?
Anak: (nangis)
Ibu: Oooh ini..nakal nih mejanya ( lalu dipukulin) dijadiin tumbal.
Hati2 dgn perilaku ini, karena akan terinternalized dalam diri anak
bahwa dia bisa mencari tumbal (dalam hal ini meja dijadikan tumbal) padahal
yang salah kan anak yang nggak melihat. Nah sampai dewasa anak-anak akan suka
mencari tumbal. mereka akan cari tumbal ketika ada masalah di kerjaan, di
keluarga atau dimana saja.
INTINYA, menurut beliau, betapa sebuah
tindakan kecil seorang ayah terhadap anaknya bisa meresap masuk ke dalam long
term memory si anak. Disadari atau tidak oleh orang tua lebih jauhnya hal2
kecil tsb bisa menjadi pondasi karakter yang sulit diubah bahkan terbawa hingga
dewasa. Memori manis yang terekam akan menjadi awal pembentukan karakter
positif. Sedangkan kenangan pahit dan kelam yang terekam tentunya juga menjadi
role model bagi anak dalam bersikap di masa dewasa.
Gak mudah yaaa jadi orang tua, tapi
InsyaAllah kita bisa sama-sama belajar.
RoyaniR
=========
TANYA JAWAB
TJ G-2
T : Assalamu'alaikum
izin bertanya saya yuli dari Bekasi, anak saya usia 9 tahun. Setelah belajar
dan belajar, ternyata saya tahu kesalahan-kesalahan saya selama ini dalam
pengasuhan anak. Bagaimana cara memperbaikinya supaya kesalahan yang sudah
dilakukan tidak tersimpan dalam memori anak? Contohnya menyalahkan anak saat
sesuatu terjatuh dari tangannya dan sebagainya.
J : Kesalahan-keslaahan
itu bisa jadi dilakukan kita semua sebagai orangtua. Bisa karena spontanitas
kita langsung koment. Yang paling penting adalah kita harus sadar bahwa itu adalah
salah. Dan kita harus punya waktu untuk meminta maaf pada dia. Coba kita list
kesalahan kita apa, saat ada waktu me and he/she time... ungkapkan bahwa jujur
mama sedih telah mengatakan itu, padahal mama harusnya lebih sabar untuk tak
menghakimi dengan kata-kata...bla..bla... Akui bahwa itu respon spontan, setiap
kita mengakui kesalahan maka anak juga akan belajar mengakui kesalahannya.
T : Assalamu'alaikum
ustadzah afwan tanya, Jika dari bayi hingga usia 2 tahun diasuh oleh tantenya dengan
didikan yang baik tapi setelah 2 tahun diambil alih orangtuanya tapi
didikkanya kurang baik apakah didikan tantenya itu akan terekam sampai
anak itu besarkah ustadzh???
J : Astaghfirullah...mama
aji...punten yaa...kenapa tidak ngeh saya-nya.
Bayi itu akan merekam apa yang diterima.
Apalagi usia golden age kata psikolog ya. Akan tetapi, meski sulit bukan
berarti tak mungkin merubah apa yang terekam dulu di otaknya. Lakukan kebalikan
dari hal-hal yang kurang baik yang dia terima.
Contoh, tantenya suka main perintah "cepetan
ambil itu mangkoknya dede..." Dg kita/ibunya redaksinya di tambah "maaf
dede boleh tolongin ibu gak ambilin mangkoknya?"
Terus ucapkan terima kasih. Karena ia sudah
mau melakukan untuk kita. Bgtu juga hal-hal yang mungkin ia rasa tidak nyaman,
berikan teladan yang lebih baik. InsyaAllah dia akan merubah mindsetnya ketika
ia tahu bahwa yang ia terima dulu itu harusnya tidak begitu
T : Bagaimana jika
ayah hadir hanya seminggu sekali karena pekerjaannya yang jauh, apakah kita
harus memberikan pengertian tentang kondisi tersebut kepada anak?
J : Anak memang harus
tahu kondisi kenapa kok ayah hanya ada di hari tertentu atau bulan tertentu.
Untuk mengisi kekosongan itu, bikin voice kirim ke wa, bisa perdengarkan sapaan
ayah, atau dede suruh crita kita rekam kirim ke ayah. Nanti ayah bisa balas
lagi.
~~~~~~~
TJ G-3
T : Saya ijin
bertanya, kadang saya suka iri kalau melihat ada anak-anak yang kebaikannya dan
kesolehannya melebihi anak-anak saya. Apakah rasa iri saya itu termasuk tidak
mensyukuri takdir bunda? Mohon penjelasannya.
J : Iri itu hanya pada 2 hal yang diperbolehkan. Yaitu pada orang yang punya
banyak ilmu dan bertakwa kepada Allah dan pada orang kaya berharta banyak yang
banyak sedekahnya dan begitu dermawan. Masalah dengan kesholihan anak, semua
bisa di upayakan. Yang tidak boleh itu membanding-bandingkan anak kita dengan anak
orang lain. Bahkan dengan saudaranya sendiri juga tidak boleh.
Setiap anak itu unik, dia membawa
karakternya sendiri. Yang bisa diupayakan adalah bagaimana kita sebagai ibunya
fokus pada kelebihannya dan push ia di situ, sehingga kelebihannya itu menjadikan
dia PD dan yakin ini karunia Allah dan harus digunakan dengan ridho Allah, jangan
sampai kelebihannya justru mengundang amarah-Nya. Adapun kekurangannya kita meminimalisir
sehigga berkurang atau syukur-syukur bisa ilang seiring waktu.
T : Apakah saya jadi
tidak bersyukur bunda?
J : Bisa jadi ia, karena
apa? Karena kita tidak melihat sisi lain yang positif yang sudah diberikan
Allah. Harusnya kan bersyukur ibu punya anak, banyak lho yang ingin punya sudah
ikhtiar mati-matian, sampai mati beneran belum bisa diberi amanah anak. Harusnya
bersyukur punya dia yang sempurna, baik fisik verbal dan mentalnya. Banyak lho
yang diberi karunia momongan yang sungguh butuh kesabaran lebih, jangankan suruh
hafalan, ngomong aja tidak bisa. Jangankan suruh nyapu, tangan saja tidak ada,
dan lain-lain.
T : kita bener-benar
tahu, masing-masing anak kita punya potensi, kelebihan dan kekurangan masing-masing,
bagaimana disaat kita kecewa dengan salah 1 anak, lalu kita memberi contoh,
saudaranya yang bisa lebih baik dari dia, apa itu sudah termasuk membanding-bandingkan
dan tidak bisa menerima keadaan si anak?
J : Sebagai manusia biasa sangat naif jika ibu selalu benar, kadang mungkin
muncul seperti itu. Contoh simplenya 3 anak bunda saja ya. Dulu anak no 1 dan 2
saat diantar ke pondok pertama kali. Mereka berdua begitu dianterin ke pondok,
bunda tidak pernah jenguk sampai lulus. Begitu azzam yang bungsu, begitu
dianterin sebulan nengok 4 kali di awal. Sekarang sudah 1 bulan sekali
alhmdulillah. Perlahan bunda sampaikan ini pada azzam dari a - z plus minus dan
sebagainya. Alhamdulillah dia mulai paham. Memang harus bertahap dan tidak bisa
pukul rata.
T : Menyamakan visi
suami dan istri dalam pengasuhan itu yang sulit bagaimana ya bunda mengatasinya?
Karena suami menentukan aturan yang terkadang sulit di terapkan oleh istri pada
anak-anak.
J : Menyamakan visi misi ini disepakati di awal, jangan sampai terlihat
anak, setidaknya harus ada yang ngerem ego untuk sepakat.
Contoh sederhana, ibu ingin jam 5 anak
udahan main diluar, saatnya mandi, makan dan siap-siap maghrib lalu belajar. Tapi
ayah bilang, sudahlah bu biarin dulu ntar 5.30 kan bisa. Sederhana memang tapi
nanti anak terbiasa nyari celah untuk mengelak dan berlindung jika dia masih punya
keinginan
T : Misalnya suami
minta anak-anak untuk tidak sering jajan, tapi anak-anak itu kalau sudah
melakukan sesuatu ada kesepakatan dengan bunda untuk beli kue. Nah ini yang
sulit. Karena terlanjur bikin kesepakan sama anak kalau sudah morojaah dapat
hadiah kue.
J : Cari
kesepakatan dengan suami hari kamis pecan ke 3 anak-anak boleh jajan sama umi,
dimana anak-anak mau dengan bajet sekian, tidak boleh lebih
😊😊 😊😊 😊😊 😊😊 😊😊 😊😊
Hamdalah
: الْحمد لّله رب الْعالميْن
Istighfar
: أسْتغْفر الّله الْعظيْم
Doa kafaratul majelis
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت
أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu
allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan
memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan
diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Kajian malam ini saya tutup
Wassalamualaikum Wr. Wb
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment