Mengenalkan Puasa Pada Anak

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Thursday, January 2, 2020


Rekap Kajian Online  Hamba اللَّهِ SWT Ummi G1
Hari, Tgl: Selasa, 19 Pebruari 2019 
Materi: Mengenalkan Puasa Pada Anak
Nara Sumber: Ustadzah Rizky Maulida
Waktu Kajian: 15.30-18.30 WIB
Notulen: Bunda Meita
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

MATERI
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ 
> وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا
> مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kita nikmat iman, islam dan Al Qur'an semoga kita selalu istiqomah sebagai shohibul qur'an dan ahlul Qur'an dan dikumpulkan sebagai keluarga Al Qur'an di JannahNya..

Shalawat beriring salam selalu kita hadiahkan kepada uswah hasanah kita, pejuang peradaban Islam, Al Qur'an berjalan, kekasih Allah SWT yakninya nabi besar Muhammad SAW, pada keluarga dan para sahabat nya semoga kita mendapatkan syafaat beliau di hari akhir nanti. Insya Allah..
Aamiin..Allahumma Aamiin...

Ternyata sudah ada contoh dari para sahabat di masa silam untuk mendidik anak-anak mereka hingga bisa berpuasa penuh sampai waktu berbuka.

عَنِ الرُّبَيِّعِ بِنْتِ مُعَوِّذٍ قَالَتْ أَرْسَلَ النَّبِىُّصلى الله عليه وسلمغَدَاةَ عَاشُورَاءَ إِلَى قُرَى الأَنْصَارِ « مَنْ أَصْبَحَ مُفْطِرًا فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ ، وَمَنْ أَصْبَحَ صَائِمًا فَلْيَصُمْ » . قَالَتْ فَكُنَّا نَصُومُهُ بَعْدُ ، وَنُصَوِّمُ صِبْيَانَنَا ، وَنَجْعَلُ لَهُمُ اللُّعْبَةَ مِنَ الْعِهْنِ ، فَإِذَا بَكَى أَحَدُهُمْ عَلَى الطَّعَامِ أَعْطَيْنَاهُ ذَاكَ ، حَتَّى يَكُونَ عِنْدَ الإِفْطَارِ

Dari Ar Rubayyi’ binti Mu’awwidz, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengutus seseorang ke salah satu suku Anshar di pagi hari Asyura.” Beliau bersabda, “Siapa yang di pagi hari dalam keadaan tidak berpuasa, hendaklah ia berpuasa. Siapa yang di pagi harinya berpuasa, hendaklah berpuasa.” Ar Rubayyi’ mengatakan, “Kami berpuasa setelah itu. Lalu anak-anak kami pun turut berpuasa. Kami sengaja membuatkan mereka mainan dari bulu. Jika salah seorang dari mereka menangis, merengek-rengek minta makan, kami memberi mainan padanya. Akhirnya pun mereka bisa turut berpuasa hingga waktu berbuka.” (HR. Bukhari no. 1960 dan Muslim no. 1136)

Para ulama sepakat, ibadah dan kewajiban barulah dikenakan ketika telah baligh (dewasa). Namun kebanyakan ulama sudah menyunnahkan (menganjurkan) mendidik anak untuk berpuasa sejak kecil, begitu pula untuk ibadah lainnya. Hal ini untuk keberkahannya dan agar membuat mereka terbiasa sejak kecil, sehingga semakin mudah mereka lakukan ketika telah diwajibkan.

Al Muhallab berpandangan, hadits ini mengandung pelajaran bahwa siapa saja yang mengajak anak untuk melakukan ketaatan pada Allah, mengajak mereka untuk konsekuen dalam menjalankan ibadah, mereka itu akan diberi pahala lantaran hal itu. Kesulitan ketika mengharuskan mereka untuk melakukan seperti itu tidak membuat mereka sulit.

Ibnul Mundzir berkata bahwa para ulama berselisih pendapat dalam hal kapan anak diperintah untuk berpuasa. Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin, ‘Urwah, ‘Atho’, Az Zuhri, Qatadah, Imam Syafi’i berpandangan bahwa mereka diperintah puasa ketika mereka sudah mampu. Al Auza’i memiliki pandangan bahwa mereka dikenakan kewajiban puasa ketika mereka sudah mampu berpuasa tiga hari berturut-turut dan tidak merasa lemas ketika itu. (Syarh Al Bukhari li Ibni Batthol, 7: 125)

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Hadits di atas menunjukkan perintah untuk melatih anak dalam melakukan ketaatan dan mendidik mereka untuk beribadah. Akan tetapi, mereka tetap masih belum terbebani syariat atau belum mukallaf. Sedangkan Al Qadhi mengatakan bahwa telah terdapat riwayat dari Urwah, ketika telah mampu puasa, anak sudah wajib puasa. Namun pernyataan jelas keliru karena bertentangan dengan hadits shahih yang menyatakan, “Pena diangkat dari tiga orang (di antaranya), dari anak kecil hingga ia ihtilam (baligh).” Wallahu a’lam. (Syarh Shahih Muslim, 8: 15)

Kalau dalam hadits di atas mereka diberi hiburan mainan sehingga terlena bermain lantas mereka menyempurnakan puasanya.

Tips lain yang bisa dilakukan adalah mengajak anak makan sahur bersama keluarga agar memiliki energi untuk berpuasa. Menu makan sahur pun diusahakan dibuat yang mengandung lemak dan tambahan susu. Kalau mereka sudah mau berpuasa, maka berilah pada mereka motivasi dan penghargaan, apalagi bila sudah berhasil berpuasa satu hari penuh. Penghargaan tidak harus berupa tambahan uang saku tapi bisa juga dengan memberikan menu spesial kesukaan anak saat berbuka. Tips terakhir, berbuka puasa dipilih dengan yang manis-manis karena bisa mengembalikan energi pada anak, semisal dengan kurma dan teh manis hangat.

1. Bercerita tentang keutamaan ramadhan

2. Menyambut bulan Ramadhan dengan menghias rumah dengan pita warna warni atau tulisan- tulisan motivasi, jangan lupa libatkan mereka saat membuatnya.

3. Membangunkan sahur dengan cara menyiapkan makanan kesukaannya, sentuh dengan lembut kepalanya sambil berbisik “Ayo sahur sayang, ada semangka kesukaanmu lho..

4. Memulai dengan melatih puasa sampai maghrib, tapi kalau ternyata dhuhur sudah tidak kuat, maka persilahkan mereka berbuka.

5. Membuat kesibukan sepanjang siang hari agar mereka terhibur. Buku cerita, mainan, dan sejenisnya harus disiapkan.

6. Jika memungkinkan untuk ibu yang bekerja maka ambillah cuti selama 7 hari untuk menemani mereka di awal Ramadhan.

7. Membuat kartu prestasi bagi tiap-tiap anak untuk setiap kebaikan yang telah dilakukan dan jangan lupa memberi hadiah saat mereka bisa melakukannya.

8. Senantiasa berdoa agar dimudahkan dalam melatih mereka berpuasa.

9. Kondisikan seluruh keluarga agar mendukung program latihan berpuasa ini, termasuk kepada nenek atau pamannya walaupun mereka tidak satu rumah dengan kita.

10. Mengajak shalat tarawih rutin baik di masjid ataupun di rumah


#############

TANYA JAWAB


1. Ustadzah afwan saya bertanya, jika anak-anak sudah baligh menginjak dewasa, bagaimana caranya mengajak mereka mencintai dan melakukan puasa sunnah, secara mereka di lingkungan yang tidak berpuasa sunnah?
Jawab :
Sering ikut taklim , sering dekat-dekat sama yang suka dawam shoum. Belajar banyak tentang keutamaan shoum sunnah. Juga pelajari bagaimana keseharian pemuda-pemuda Islam yang namanya tercatat sejarah.


2. Bolehkah kita mengiming-iming dengan hadiah biar anak mau puasa?
Jawab :
Sebagai awalan untuk belajar anak mungkin bisa, termasuk tentang hadiah pahala, ridho Allah yang tak terhingga.




•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim..... Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!