Rekap Kajian Link Online
Hamba Allah G-5
Hari, Tgl : Selasa, 19
Maret 2019
Materi : Cara Menghadirkan
KeKhusuan Dalam Sholat
Nara Sumber :Ustadz Undang
Suherlan
Waktu Kajian :17:00-Selesai
Notulen:
Bunda Saydah
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamualaikum
warohmatulloh wabarakaatuh
Segala
hanyalah milik Allah semata...karena berkat nikmat hidayah...inayah dan karunianya,
kita masih diberikan kesempatan untuk berkumpul dalam majelis ilmu di room wa
ini. Walaupun kita tidak bisa bertatap muka bertemu, secara fisik karena kajian
online ini. Tapi Insyaallah keberkahan ilmu akan kita dapatkan bagi mereka yang
benar-benar sungguh sungguh dalam mencari ilmu.
Tak
lupa sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam. Karena berkat perjuangannya lah kita dapat
menikmati manisnya islam yang masih bisa kita rasakan dan kita perjuangankan hingga
hari, menit dan detik ini.
Malam
ini ana akan coba memaparkan materi
tentang,
Cara menghdirkan kekhusuan dalam sholat
Kita
saling sharing ilmu saja karena ana yakin di room ini juga sebenarnya banyak
yang keilmuan nya lebih dari ana ...Apalah ana yang dhoif ini. Seperti
bubuk rengginang dalam kaleng kong guan...
Hanya
menjalankan amanah untuk menyampaikan saja.
Shalat
yang khusyu’ (mencari keridhaan-Nya dan telah diridhai-Nya) telah ditandai
dengan bekas (sujud) yang terdapat dalam muka mushalli. Orang yang telah diberi
bekas pada bagian tempat sujud sebagai tanda hamba yang telah diterima
pengabdiannya akan sangat bahagia dalam hidupnya.
Tanda-tanda Orang yang Khusyu dalam Shalat
Secara
simbolis
Tanda-tanda
itu ditafsirkan lagi pada tanda-tanda lain pada wajah misalnya pandangan mata
yang bening karena sering bercermin kehadapan yang maha suci. Senyum ikhlas
selalu muncul akibat pembiasaan taqwa sabar dan ridha, tutur bahasa yang baik,
lembut dan rendah hati akibat pembacaan menbaca kalimat- kalimat suci.
Pada
surat al-Ankabut telah diterangkan, jika shalat yang sebenarnya telah dicapai
(khusyu) maka perbuatan keji dan mungkar akan lenyap. Tidak perlu ditegaskan
lagi karena alam telah dilengkapi oleh Allah Swt dengan jalinan ketertiban
hukum sebab akibat yang sangat rapih.
Efek
yang akan didapat nanti bertimbal balik dengan apa yang diusahakan; yaitu terhindar
dari kerja yang buruk jadi kerja yang baik-baik akan menghiasi kehidupan
sehari-hari, ini merupakan ciri-ciri kedua tanda-tanda orang telah khusyu’.
Allah
berfirman dalam Q.S.al-Maarij : 19-23 yang artinya:
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh
kesah lagi kikir, apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila
ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan
shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya. (Q.S. al-Maarij : 19-23)
Ciri
berikutnya, dua tanda sekaligus. Orang-orang yang mendirikan shalat akan
terhindar dari sifat-sifat umum manusia tidak akan berkeluh kesah dalam
kesusahan dan kemiskinan dan tak ada kikir, kalau mendapatkan kebaikan dan
kekayaan mushalli akan kelihatan sabar, pemurah dan kasih sayang dalam berbagai
keadaan.
Allah
Swt berfirman dalam Q.S. Thaha: 14 yang artinya :
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada
Tuhan (yang hak) selain aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku (Q.S. Thaha: 14)
Allah
Swt berfirman dalam Q.S. Ar-ro’du: 28 yang artinya :
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah lah hati menjadi tenteram (Q.S. Ar-ro’du: 28).
Ayat
di atas menjelaskan bahwa hati yang tenteram hanya di dapat dengan cara
mendirikan shalat. Seseorang yang telah khusyu’ shalatnya, akan mendapatkan
ketenteraman hati meskipun dalam kondisi yang sulit; dan betapapun juga
tersembunyi ketentraman hati itu di dalam dada, akan memberi bekas kepada wajah
dan tingkah laku seseorang ketenangan dan ketentraman batin.
Allah
Swt berfirman yang artinya:
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakanya. kami tidak meminta
rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu
adalah bagi orang yang bertaqwa.
(Q.S. Toha :132)
Masalah
rizki adalah masalah pokok kehidupan, meliputi, kebutuhan lahir maupun batin
manusia. Persoalan inilah yang dicari oleh manusia pagi dan petang. Sebagaimana
firman Allah Swt:
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. (Q.S. Ar-Ruum: 23)
Namun,
bagi orang yang bersabar melakukan shalat, jaminan (rizki) telah diberikan oleh
Allah sehingga terdapat pula kesabarannya ketika melakukan tugas hidup itu.
Mengusahakan
dan melengkapinya, ia telah dikaruniai ketenangan dan ketentraman lahir batin,
serta bersabar atas apa saja yang terjadi atas dirinya.
Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan
sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyu’ (Q.S.
al- Baqarah.45)
Ciri
shalat khusyu’ berikutnya adalah sabar. Orang sabar tak menghiraukan penolong
lain selain Allah. walaupun itu berat.
Jika
susunan itu dibalikkan untuk menggali pengertian yang ada di dalamnya akan
terdapat pengertian al-Mukminun ayat 1-2 yang artinya :
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.(Q.S. Al-Mukminun : 1-2)
Ciri
berikutnya, orang yang telah khusyu’ shalatnya, mereka berbahagia lahir dan
batin di dalam maupun di luar shalat.
Mencermati
dari ciri shalat yang khusyu’, maka muslim yang mendirikannya selalu dalam
keadaan tenang, sabar, dan bahagia dalam menjalani kehidupan ini.
Dalam
prosesnya shalat yang dilaksanakan dengan khusyu’ terdapat nilai pendidikan
diantaranya ialah melatih kita untuk mengetahui bacaan serta menghayati shalat
secara benar sehingga tujuan shalat dapat terarah dengan baik dan sempurna,
dilihat dari aspek pendidikan moral, shalat khusyu’ akan dapat membentuk akhlak
mulia, dari pendidikan spiritual dapat melatih shalat lebih khusyu’ dan lebih
dekat dengan Allah Swt, juga secara psikologis dapat mendidik jiwa menjadi
lebih tenang.
Adapun Ciri-ciri tambahan Orang yang khusyu’
dalam Shalatnya Adalah
a. Gemetarnya hati
Yaitu
ketika mendengar ayat-ayat Allah Swt, sifat-sifat-Nya, keagungan-Nya,
Kekuasaan-Nya, dengan spontan timbul rasa takut dalam hatinya. Besarnya rasa
takut ini kemudian berakibat hatinya gemetar. Inilah tanda-tanda orang mukmin yang
sejati.
Maksud
dari hati gemetar di atas, bukan berarti takut, stres, deg-degan, atau hal-hal
yang bersifat negatif. Melainkan begitu dekatnya hati kepada Allah Swt,
sehingga ketika melihat, mendengar dan merasakan segala kekuasaan Allah, hati
akan terasa kecil dan hina. Hal ini akan dapat mendorong hati untuk lebih
dekat, akrab, hangat dalam mendekatkan diri pada Tuhannya.
b. Reaksi fisik
Perasaan
khusyu’ pada diri seorang hamba yang beriman bisa membuat adanya reaksi fisik
tertentu, seperti kulitnya merinding. Perasaan merinding juga dikarenakan hati
terasa begitu dekat pada Allah Subhana wata'ala.
c. Tangisan
Ekspresi
kekhusyu’an seorang hamba dengan tangisan atau cucuran air mata, nampaknya bisa
menambah kedekatan hamba kepada Tuhannya.
Hal
inilah yang dicatat dalam Al-Qur’an surat al-Isra: 109 yang artinya:
“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil
menangis dan mereka bertambah khusyu. (Q.S. Al-Isra: 109)
Ekspresi
kekhusyu’an dengan tangisan di atas, merupakan suatu penghayatan dari hati
dalam bertutur kata, bersikap, bertingkah laku selama hidup. Semuanya itu
dipertaruhkan dihadapan Allah Swt, oleh sebab itu seseorang akan merasa hina
dihadapan-Nya, karena hanya Allah lah yang paling sempurna.
d. Ketenangan.
Kekhusyu’an
seorang hamba dapat dilihat dari fisiknya yang tenang dan jiwanya yang tenang
dalam beribadah. Ketenangan di atas merupakan keikhlasan seseorang dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah Subahna wata'ala.
Shalat
merupakan ibadah yang paling fundamental dalam Islam. Ia bukan sekadar
kewajiban bagi setiap Muslim, tetapi (seharusnya) merupakan kebutuhan manusia
secara spiritualitas. Shalat berasal dari kata shalla-yushalli-shalat-shilat,
yang berarti hubungan.
Dalam
konteks sufisme, shalat berarti adanya keterjalinan atau hubungan vertikal
antara makhluk dan Khalik, antara hamba dan Tuhannya. Shalat merupakan wahana
untuk mendekatkan diri pada Allah Swt, ber-taqarrub kepada Allah Subhana
wata'ala, penguasa jagat raya ini.
Oleh
karena itu, seorang Mukmin yang benar-benar shalat, jiwanya tenang dan
pikirannya lapang.Rasa khusyu’ dalam shalat tidak hanya di lakukan dalam hati
saja, tetapi seluruh aktivitas fisik ketika shalat pun harus betul-betul
mengekspresikan hati yang khusyu’.
Karena,
khusyu’ tidaknya anggota badan bisa mempengaruhi rasa kekhusyu’an hati. Bahkan
khusyu dan tidaknya hati seseorang ketika melaksanakan shalat, bisa dilihat
dari anggota badannya. Misalnya orang yang memainkan jenggotnya ketika shalat,
itu adalah salah satu bukti keterkaitan antara hati dengan anggota badan.
Keterangan-keterangan
lain yang menguatkan bahwa rasa khusyu’nya hati akan dipengaruhi sikap
tenangnya anggota badan ketika melaksanakan shalat, bisa dilihat dalam surat
al-Mukminun ayat 1-2, yang artinya:
Beruntunglah orang-orang yang beriman (mukmin),
yaitu mereka yang khusyu’ dalam shalatnya. (Qs. al-Mukminun: 1-2)
Bagaimana cara menghadirkan ke khusuan dalam
sholat ?
Yuk
kita bahas
Meskipun
secara batin tidak bisa dipastikan apakah seseorang khusyu’ atau tidak dalam
shalatnya, tetapi ini bisa dilihat dari sikap dzahirnya.
Dengan
sikap dzahir ini, dapat dilihat bahwa seorang sedang shalat dengan khusyu’.
Dalam hal ini, al-Hafidz Ibnu Rajab al- Hilali, menuturkan, bahwa sifat – sifat
shalat khusyu di antaranya :
a. Meletakkan tangan kanan pada tangan kiri
saat berdiri sebelum ruku’.
Sikap
seperti itu menunjukkan bahwa shalat seseorang khusyu’. Tindakan seperti itu
menunjukkan ketundukan dihadapan Allah Subahna wata'ala
b. Seluruh anggota tubuh (fisik) Thumakninah
(tenang) dalam setiap gerakan.
Sikap
yang tenang dalam shalat mengandung arti bahwa setiap gerakan shalat dilakukan
dengan tidak terburu-buru.
Semua
gerakan shalat dilakukan dengan sempurna. Karena dengan ketenangan akan mudah
untuk mendapatkan rasa khusyu’.
c. Hati menghadap hanya kepada Allah Swt tidak
kepada selain-Nya
Hal
ini dapat dipahami dengan dua keadaan: Pertama, hati tidak berpaling kepada
Allah Swt, dan mengosongkan hati dari semua hal selain aktivitas shalat. Kedua,
hati dan penglihatan mata tidak berpaling ke kanan dan ke kiri. Pandangan mata
tertuju ke tempat sujud, sedang hati menghadap kepada Allah Subhana wata'ala
d. Ruku’, dengan menunjukkan ketundukan dan
kepatuhan disertai dengan ketundukan hati kepada Allah subhana wata'ala
e. Sujud dengan menundukkan kepala sejajar
dengan bumi sebagai bukti ketaatan dan kepatuhan.
Ketika
seseorang yang shalat merendahkan kepala yang menjadi anggota badan paling
mulia dan sejajar dengan kaki serta muka mencium bumi, pada saat itulah manusia
harus menyadari bahwa ia sangat hina dan tidak ada apa-apanya bila dibandingkan
dengan kekuasaan dan keagungan Allah Swt. Lebih dalam lagi, manusia harus
menyadari juga bahwa dulu ia diciptakan Allah Swt dari tanah, maka ia pun akan
kembali dikubur dalam tanah.
f. Menyifati Allah Swt dengan sifat yang agung.
Selain
dengan sikap ruku’ dan sujud, kekhusyu’an seorang hamba kepada Allah Swt
disempurnakan dengan ungkapan pujian yang menunjukkan kemuliaan, kebesaran,
keagungan, dan ketinggian sifat-sifat-Nya. Dengan demikian segala aktivitas
yang dilakukan dalam ibadah shalat tidak ada yang sia-sia. Namun mengandung
makna dan manfaat terhadap jasmani dan rohani untuk lebih mendekatkan diri
kepada Allah Swt
Waallahu
a'lam bishawab
################
REKAP TANYA JAWAB
1. Bagaimana caranya biar bisa khusyu' ustadz?
Jawab:
Bisa di mulai dengan:
✅Mengikuti Tata Cara dengan Benar
Mulai dari bagian shalat
wajib wudhu, niat, gerakan, tuma’ninah, kekhusyu’an, dan lain-lain.
✅Niat Tulus
niat tulus dari dalam hati
menjadi kunci utama.
✅Hati
Dalam setiap shalat wajib,
dalam setiap gerakan dan bacaan dalam shalat wajib, menjadikan hati ikut
melaksanakan shalat wajib bersama seluruh anggota tubuh
✅Memahami Arti Shalat
Dari mulai gerakan dalam
shalat dan bacaannya
✅Mendalami Makna Bacaan Shalat
Ketika kita tidak tahu apa
arti dan makna lafadz yang dibacanya dalam shalat akhirnya membuat shalat
berjalan begitu saja tanpa bisa dia hayati.
✅Fokus
Sholat sejatinya kita
sedang menghadap kepada Allah SWT
✅Pusatkan Pikiran Hanya Kepada Allah SWT
Netralkan pikiran dari
berbagai hal-hal yang berbau dunia
✅Memperhatikan Kondisi Tubuh Sebelum Shalat Wajib
Pastikan bahwa sudah merasa
nyaman dan siap untuk melaksanakan shalat
✅Memperhatikan Kondisi Lingkungan Sebelum Shalat
Usahakan cari tempat shalat
yang terbaik dari aspek kebersihan, kenyamanan, kebisingan, gangguan orang
lain, gangguan anak-anak, keamanan, perizinan, dan lain-lain.
✅Shalat Tepat Waktu dan Tidak Terburu-Buru
Syekh Ibnul Mulaqqin, ulama
madzhab Syafi’I abad 8 H mengatakan,
قال ابن الملقن: ما أحسن قول بعض الصالحين إذا قمت إلى الصلاة فاعلم أن الله تعالى مقبل عليك فأقبل على من هو مقبل عليك وقريب منك وناظر إليك
Artinya, “Ibnul Mulqin berkata bahwa alangkah
indahnya kalimat sejumlah orang saleh berikut ini, ‘Bila kau sedang mengerjakan
shalat, sadarilah bahwa Allah sedang berada di hadapanmu. Karena itu, hadapilah
(dengan benar) Allah yang sedang menghadapimu, yang dekat denganmu, dan sedang
memandangmu,
Syekh Ibnul Mulaqqin
mengatakan, seseorang yang tengah shalat perlu menyadari bahwa tidak ada
jaminan apapun terkait usianya, termasuk jaminan panjang umur dari satu ke lain
gerakan shalat.
Menurutnya, seseorang yang
tengah shalat boleh membayangkan bahwa dirinya sedang berjalan meniti di atas
sirath sebagai keterangan berikut ini:
فإذا ركعت فلا تؤمل أن ترفع وإذا رفعت فلا تؤمل أن تضع ومثل الجنة عن يمينك والنار على يسارك والصراط تحت قدميك فحينئذ تكون مصليا
Artinya, “Bila kau sedang
rukuk, jangan bayangkan usiamu panjang sampai i‘tidal. Bila kau sedang i’tidal,
jangan bayangkan usiamu berlangsung sampai pada kondisi sujud. Bayangkan surga
ada di sisi kananmu dan neraka di sisi kirimu sementara sirath di bawah kedua
telapak kakimu. Kalau begini caranya, baru kau benar-benar shalat,”
Wallahu'alam bish showab
2. Assalamualaikum ustad. Saya ummi Ghaza
numpang nanya nih. Sholat itu melakukan dalam tiga ilmu yaitu tauhid, fiqih, dan tashowuf
, mohon penjelasan nya ustadz?
Jawab:
Tauhid ketika mendirikan shalat. Adalah seberapa besar
rasa percaya terhadap Allah. Ketika kita sudah mengetahui rukun, syarat, atau
fiqih tentang ibadah shalat wajib (5 waktu), maka membutuhkan keimanan (tauhid)
untuk mendirikan shalat tersebut.
Fiqih Dalam Sholat. Ketika kita mendirikan
shalat wajib(5 waktu), Minimal kita perlu mengetahui hukum, syarat, rukun, dan
sesuatu yang membatalkanya. Disitu peran Fiqih bermain. Karena kalau tidak
mengetahui itu, ibadah shalat kita akan menjadi sia-sia (dalam konteks Fiqih).
Imam Ghazali berkata: "Ilmu tanpa amal adalah gila. Dan pada
masa yang sama, amalan tanpa ilmu merupakan suatu amalan yang tidak akan
berlaku dan sia- sia" (Kitab Ihyaulumudin).
Nabi Muhammad shallallahu
'alayhi wa sallam bersabda: "Barang
siapa yang beramal tidak mengikuti perintah kami, maka akan ditolak."
(HR Muslim).
Imam Syafi'i berkata,
"Setiap orang yang beramal tanpa
ilmu, maka amalnya akan ditolak sia-sia." (Matan Zubad, karangan
Syeikh Ibnu Ruslan, juz I, hlm 2).
Akhlaq Tasawuf dalam sholat. Akhlaq tasawuf adalah soal hati (rasa).
Pertama, peran tasawuf
adalah niat seseorang ketika melakukan ibadah shalat. Jadi, semua bergantung
terhadap niat yang didengungkan lewat hati yang itu hanya diketahui oleh Allah
dan diri sendiri.
Kedua, Akhlaq tasawuf
berperan terhadap dampak dari proses ibadah tersebut. Kita pasti sering mendengar
dalil tentang:
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji
dan mungkar." (QS. Al 'Ankabut: 45).
Coba kita fikir sama sama
ya dengan logika sehat. Bagaimana shalat yang hanya terdiri dari kumpulan
ucapan dan gerakan (berdiri, rukuk, sujud, duduk, tahiyat) bisa mencegah kita
untuk tidak berbuat keji dan munkar? Ini butuh pengetahuan unsur tasawuf yang
tinggi disamping kita tahu asbabunuzul dari tafsir ayat tersebut.
Soal akhlaq tasawuf ini
bukan perkara main-main. Karena ketika orang ibadah sudah memakai rasa, pasti
yang ada hanya mengharapkan ridho Allah SWT. Bukan lagi sekedar menggugurkan
kewajiban. Oleh karena itu, menjadi sangat lumrah jika ada dalil yang
menyatakan bahwa shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.
Namun kita sebagai orang
awam, bukan tidak mungkin ke level seperti ini jika berusaha, paling tidak
mendekati level tersebut.
Wallahu alam bishshowab
3. Izin bertanya ustadz. Bagaimana hukumnya bila
kita numpang sholat di tempat orang non muslim, ingin ke mushola atau masjid jaraknya jauh , dan saat
itu hujan besar?!
Jawab:
Boleh saja, InsyaAlloh sah tapi
pastikan tempat yang kita pakai sholat bersih dari najis
4. Assalamualaikum
ustadz izin bertanya . Saat kita sedang sholat, dipertengahan sholat tiba-tiba kita bersin, boleh kah kita mengucapkan Alhamdulillah?
Jawab:
Boleh, cukup dalam hati saja, kita sedang mengerjakan
amalan wajib yaitu sholat sedangkan baca hamdalah ketika bersin sunah
5. Titipan pertanyaan. Ustadz. Bagaimanakah
niat puasa ayaumul bidh?
Jawab:
Seperti niat puasa sunah
yang lainnya tidak ada penghususan dalam bacaan niat puasa tiga hari di tengah-tengah bulan.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim..... Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا
أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta
astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa
tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon
pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
★★★★★★★★★★★★★★
Badan
Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba
اللَّهِ SWT
Blog:
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage
: Kajian On line-Hamba Allah
FB
: Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment