Home » , » Cara Menghadirkan KeKhusuan Dalam Sholat

Cara Menghadirkan KeKhusuan Dalam Sholat

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Thursday, January 2, 2020


Rekap Kajian Link Online Hamba Allah G-5
Hari, Tgl : Selasa, 19 Maret 2019
Materi : Cara Menghadirkan KeKhusuan Dalam Sholat
Nara Sumber :Ustadz Undang Suherlan
Waktu Kajian :17:00-Selesai
Notulen: Bunda Saydah
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


Bismillahirrohmanirrohim.
Assalamualaikum warohmatulloh wabarakaatuh
Segala hanyalah milik Allah semata...karena berkat nikmat hidayah...inayah dan karunianya, kita masih diberikan kesempatan untuk berkumpul dalam majelis ilmu di room wa ini. Walaupun kita tidak bisa bertatap muka bertemu, secara fisik karena kajian online ini. Tapi Insyaallah keberkahan ilmu akan kita dapatkan bagi mereka yang benar-benar sungguh sungguh dalam mencari ilmu.

Tak lupa sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Karena berkat perjuangannya lah kita dapat menikmati manisnya islam yang masih bisa kita rasakan dan kita perjuangankan hingga hari, menit dan detik ini.

Malam ini ana  akan coba memaparkan materi tentang,
Cara menghdirkan kekhusuan dalam sholat

Kita saling sharing ilmu saja karena ana yakin di room ini juga sebenarnya banyak yang keilmuan nya lebih dari ana ...Apalah ana yang dhoif  ini. Seperti  bubuk rengginang dalam kaleng kong guan...
Hanya menjalankan amanah untuk menyampaikan saja.

Shalat yang khusyu’ (mencari keridhaan-Nya dan telah diridhai-Nya) telah ditandai dengan bekas (sujud) yang terdapat dalam muka mushalli. Orang yang telah diberi bekas pada bagian tempat sujud sebagai tanda hamba yang telah diterima pengabdiannya akan sangat bahagia dalam hidupnya.

Tanda-tanda Orang yang Khusyu dalam Shalat

Secara simbolis
Tanda-tanda itu ditafsirkan lagi pada tanda-tanda lain pada wajah misalnya pandangan mata yang bening karena sering bercermin kehadapan yang maha suci. Senyum ikhlas selalu muncul akibat pembiasaan taqwa sabar dan ridha, tutur bahasa yang baik, lembut dan rendah hati akibat pembacaan menbaca kalimat- kalimat suci.

Pada surat al-Ankabut telah diterangkan, jika shalat yang sebenarnya telah dicapai (khusyu) maka perbuatan keji dan mungkar akan lenyap. Tidak perlu ditegaskan lagi karena alam telah dilengkapi oleh Allah Swt dengan jalinan ketertiban hukum sebab akibat yang sangat rapih.

Efek yang akan didapat nanti bertimbal balik dengan apa yang diusahakan; yaitu terhindar dari kerja yang buruk jadi kerja yang baik-baik akan menghiasi kehidupan sehari-hari, ini merupakan ciri-ciri kedua tanda-tanda orang telah khusyu’.

Allah berfirman dalam Q.S.al-Maarij : 19-23 yang artinya:
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya. (Q.S. al-Maarij : 19-23)

Ciri berikutnya, dua tanda sekaligus. Orang-orang yang mendirikan shalat akan terhindar dari sifat-sifat umum manusia tidak akan berkeluh kesah dalam kesusahan dan kemiskinan dan tak ada kikir, kalau mendapatkan kebaikan dan kekayaan mushalli akan kelihatan sabar, pemurah dan kasih sayang dalam berbagai keadaan.

Allah Swt berfirman dalam Q.S. Thaha: 14 yang artinya :
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku (Q.S. Thaha: 14)

Allah Swt berfirman dalam Q.S. Ar-ro’du: 28 yang artinya :
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram (Q.S. Ar-ro’du: 28).

Ayat di atas menjelaskan bahwa hati yang tenteram hanya di dapat dengan cara mendirikan shalat. Seseorang yang telah khusyu’ shalatnya, akan mendapatkan ketenteraman hati meskipun dalam kondisi yang sulit; dan betapapun juga tersembunyi ketentraman hati itu di dalam dada, akan memberi bekas kepada wajah dan tingkah laku seseorang ketenangan dan ketentraman batin.

Allah Swt berfirman yang artinya:
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakanya. kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa. (Q.S. Toha :132)

Masalah rizki adalah masalah pokok kehidupan, meliputi, kebutuhan lahir maupun batin manusia. Persoalan inilah yang dicari oleh manusia pagi dan petang. Sebagaimana firman Allah Swt:
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. (Q.S. Ar-Ruum: 23)

Namun, bagi orang yang bersabar melakukan shalat, jaminan (rizki) telah diberikan oleh Allah sehingga terdapat pula kesabarannya ketika melakukan tugas hidup itu.
Mengusahakan dan melengkapinya, ia telah dikaruniai ketenangan dan ketentraman lahir batin, serta bersabar atas apa saja yang terjadi atas dirinya.

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ (Q.S. al- Baqarah.45)

Ciri shalat khusyu’ berikutnya adalah sabar. Orang sabar tak menghiraukan penolong lain selain Allah. walaupun itu berat.

Jika susunan itu dibalikkan untuk menggali pengertian yang ada di dalamnya akan terdapat pengertian al-Mukminun ayat 1-2 yang artinya :
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.(Q.S. Al-Mukminun : 1-2)

Ciri berikutnya, orang yang telah khusyu’ shalatnya, mereka berbahagia lahir dan batin di dalam maupun di luar shalat.

Mencermati dari ciri shalat yang khusyu’, maka muslim yang mendirikannya selalu dalam keadaan tenang, sabar, dan bahagia dalam menjalani kehidupan ini.

Dalam prosesnya shalat yang dilaksanakan dengan khusyu’ terdapat nilai pendidikan diantaranya ialah melatih kita untuk mengetahui bacaan serta menghayati shalat secara benar sehingga tujuan shalat dapat terarah dengan baik dan sempurna, dilihat dari aspek pendidikan moral, shalat khusyu’ akan dapat membentuk akhlak mulia, dari pendidikan spiritual dapat melatih shalat lebih khusyu’ dan lebih dekat dengan Allah Swt, juga secara psikologis dapat mendidik jiwa menjadi lebih tenang.

Adapun Ciri-ciri tambahan Orang yang khusyu’ dalam Shalatnya Adalah

a. Gemetarnya hati

Yaitu ketika mendengar ayat-ayat Allah Swt, sifat-sifat-Nya, keagungan-Nya, Kekuasaan-Nya, dengan spontan timbul rasa takut dalam hatinya. Besarnya rasa takut ini kemudian berakibat hatinya gemetar. Inilah tanda-tanda orang mukmin yang sejati.
Maksud dari hati gemetar di atas, bukan berarti takut, stres, deg-degan, atau hal-hal yang bersifat negatif. Melainkan begitu dekatnya hati kepada Allah Swt, sehingga ketika melihat, mendengar dan merasakan segala kekuasaan Allah, hati akan terasa kecil dan hina. Hal ini akan dapat mendorong hati untuk lebih dekat, akrab, hangat dalam mendekatkan diri pada Tuhannya.

b. Reaksi fisik

Perasaan khusyu’ pada diri seorang hamba yang beriman bisa membuat adanya reaksi fisik tertentu, seperti kulitnya merinding. Perasaan merinding juga dikarenakan hati terasa begitu dekat pada Allah Subhana wata'ala.

c. Tangisan

Ekspresi kekhusyu’an seorang hamba dengan tangisan atau cucuran air mata, nampaknya bisa menambah kedekatan hamba kepada Tuhannya.
Hal inilah yang dicatat dalam Al-Qur’an surat al-Isra: 109 yang artinya:

“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu. (Q.S. Al-Isra: 109)

Ekspresi kekhusyu’an dengan tangisan di atas, merupakan suatu penghayatan dari hati dalam bertutur kata, bersikap, bertingkah laku selama hidup. Semuanya itu dipertaruhkan dihadapan Allah Swt, oleh sebab itu seseorang akan merasa hina dihadapan-Nya, karena hanya Allah lah yang paling sempurna.

d. Ketenangan.

Kekhusyu’an seorang hamba dapat dilihat dari fisiknya yang tenang dan jiwanya yang tenang dalam beribadah. Ketenangan di atas merupakan keikhlasan seseorang dalam melaksanakan ibadah kepada Allah Subahna wata'ala.
Shalat merupakan ibadah yang paling fundamental dalam Islam. Ia bukan sekadar kewajiban bagi setiap Muslim, tetapi (seharusnya) merupakan kebutuhan manusia secara spiritualitas. Shalat berasal dari kata shalla-yushalli-shalat-shilat, yang berarti hubungan.

Dalam konteks sufisme, shalat berarti adanya keterjalinan atau hubungan vertikal antara makhluk dan Khalik, antara hamba dan Tuhannya. Shalat merupakan wahana untuk mendekatkan diri pada Allah Swt, ber-taqarrub kepada Allah Subhana wata'ala, penguasa jagat raya ini.

Oleh karena itu, seorang Mukmin yang benar-benar shalat, jiwanya tenang dan pikirannya lapang.Rasa khusyu’ dalam shalat tidak hanya di lakukan dalam hati saja, tetapi seluruh aktivitas fisik ketika shalat pun harus betul-betul mengekspresikan hati yang khusyu’.
Karena, khusyu’ tidaknya anggota badan bisa mempengaruhi rasa kekhusyu’an hati. Bahkan khusyu dan tidaknya hati seseorang ketika melaksanakan shalat, bisa dilihat dari anggota badannya. Misalnya orang yang memainkan jenggotnya ketika shalat, itu adalah salah satu bukti keterkaitan antara hati dengan anggota badan.

Keterangan-keterangan lain yang menguatkan bahwa rasa khusyu’nya hati akan dipengaruhi sikap tenangnya anggota badan ketika melaksanakan shalat, bisa dilihat dalam surat al-Mukminun ayat 1-2, yang artinya:
Beruntunglah orang-orang yang beriman (mukmin), yaitu mereka yang khusyu’ dalam shalatnya. (Qs. al-Mukminun: 1-2)

Bagaimana cara menghadirkan ke khusuan dalam sholat ?

Yuk kita bahas

Meskipun secara batin tidak bisa dipastikan apakah seseorang khusyu’ atau tidak dalam shalatnya, tetapi ini bisa dilihat dari sikap dzahirnya.
Dengan sikap dzahir ini, dapat dilihat bahwa seorang sedang shalat dengan khusyu’. Dalam hal ini, al-Hafidz Ibnu Rajab al- Hilali, menuturkan, bahwa sifat – sifat shalat khusyu di antaranya :

a. Meletakkan tangan kanan pada tangan kiri saat berdiri sebelum ruku’.
Sikap seperti itu menunjukkan bahwa shalat seseorang khusyu’. Tindakan seperti itu menunjukkan ketundukan dihadapan Allah Subahna wata'ala

b. Seluruh anggota tubuh (fisik) Thumakninah (tenang) dalam setiap gerakan.
Sikap yang tenang dalam shalat mengandung arti bahwa setiap gerakan shalat dilakukan dengan tidak terburu-buru.
Semua gerakan shalat dilakukan dengan sempurna. Karena dengan ketenangan akan mudah untuk mendapatkan rasa khusyu’.

c. Hati menghadap hanya kepada Allah Swt tidak kepada selain-Nya
Hal ini dapat dipahami dengan dua keadaan: Pertama, hati tidak berpaling kepada Allah Swt, dan mengosongkan hati dari semua hal selain aktivitas shalat. Kedua, hati dan penglihatan mata tidak berpaling ke kanan dan ke kiri. Pandangan mata tertuju ke tempat sujud, sedang hati menghadap kepada Allah Subhana wata'ala

d. Ruku’, dengan menunjukkan ketundukan dan kepatuhan disertai dengan ketundukan hati kepada Allah subhana wata'ala

e. Sujud dengan menundukkan kepala sejajar dengan bumi sebagai bukti ketaatan dan kepatuhan.
Ketika seseorang yang shalat merendahkan kepala yang menjadi anggota badan paling mulia dan sejajar dengan kaki serta muka mencium bumi, pada saat itulah manusia harus menyadari bahwa ia sangat hina dan tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan kekuasaan dan keagungan Allah Swt. Lebih dalam lagi, manusia harus menyadari juga bahwa dulu ia diciptakan Allah Swt dari tanah, maka ia pun akan kembali dikubur dalam tanah.

f. Menyifati Allah Swt dengan sifat yang agung.
Selain dengan sikap ruku’ dan sujud, kekhusyu’an seorang hamba kepada Allah Swt disempurnakan dengan ungkapan pujian yang menunjukkan kemuliaan, kebesaran, keagungan, dan ketinggian sifat-sifat-Nya. Dengan demikian segala aktivitas yang dilakukan dalam ibadah shalat tidak ada yang sia-sia. Namun mengandung makna dan manfaat terhadap jasmani dan rohani untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt

Waallahu a'lam bishawab


################

REKAP TANYA JAWAB

1. Bagaimana caranya biar bisa khusyu' ustadz?
Jawab:
Bisa di mulai dengan:
Mengikuti Tata Cara dengan Benar
Mulai dari bagian shalat wajib wudhu, niat, gerakan, tuma’ninah, kekhusyu’an, dan lain-lain.
Niat Tulus
niat tulus dari dalam hati menjadi kunci utama.
Hati
Dalam setiap shalat wajib, dalam setiap gerakan dan bacaan dalam shalat wajib, menjadikan hati ikut melaksanakan shalat wajib bersama seluruh anggota tubuh
Memahami Arti Shalat
Dari mulai gerakan dalam shalat dan bacaannya
Mendalami Makna Bacaan Shalat
Ketika kita tidak tahu apa arti dan makna lafadz yang dibacanya dalam shalat akhirnya membuat shalat berjalan begitu saja tanpa bisa dia hayati.
Fokus
Sholat sejatinya kita sedang menghadap kepada Allah SWT
Pusatkan Pikiran Hanya Kepada Allah SWT
Netralkan pikiran dari berbagai hal-hal yang berbau dunia
Memperhatikan Kondisi Tubuh Sebelum Shalat Wajib
Pastikan bahwa sudah merasa nyaman dan siap untuk melaksanakan shalat
Memperhatikan Kondisi Lingkungan Sebelum Shalat
Usahakan cari tempat shalat yang terbaik dari aspek kebersihan, kenyamanan, kebisingan, gangguan orang lain, gangguan anak-anak, keamanan, perizinan, dan lain-lain.
Shalat Tepat Waktu dan Tidak Terburu-Buru

Syekh Ibnul Mulaqqin, ulama madzhab Syafi’I abad 8 H mengatakan,

قال ابن الملقن: ما أحسن قول بعض الصالحين إذا قمت إلى الصلاة فاعلم أن الله تعالى مقبل عليك فأقبل على من هو مقبل عليك وقريب منك وناظر إليك

Artinya, “Ibnul Mulqin berkata bahwa alangkah indahnya kalimat sejumlah orang saleh berikut ini, ‘Bila kau sedang mengerjakan shalat, sadarilah bahwa Allah sedang berada di hadapanmu. Karena itu, hadapilah (dengan benar) Allah yang sedang menghadapimu, yang dekat denganmu, dan sedang memandangmu,

Syekh Ibnul Mulaqqin mengatakan, seseorang yang tengah shalat perlu menyadari bahwa tidak ada jaminan apapun terkait usianya, termasuk jaminan panjang umur dari satu ke lain gerakan shalat.

Menurutnya, seseorang yang tengah shalat boleh membayangkan bahwa dirinya sedang berjalan meniti di atas sirath sebagai keterangan berikut ini:

فإذا ركعت فلا تؤمل أن ترفع وإذا رفعت فلا تؤمل أن تضع ومثل الجنة عن يمينك والنار على يسارك والصراط تحت قدميك فحينئذ تكون مصليا

Artinya, “Bila kau sedang rukuk, jangan bayangkan usiamu panjang sampai i‘tidal. Bila kau sedang i’tidal, jangan bayangkan usiamu berlangsung sampai pada kondisi sujud. Bayangkan surga ada di sisi kananmu dan neraka di sisi kirimu sementara sirath di bawah kedua telapak kakimu. Kalau begini caranya, baru kau benar-benar shalat,”

Wallahu'alam bish showab


2. Assalamualaikum ustad. Saya ummi Ghaza numpang nanya nih. Sholat itu melakukan dalam tiga ilmu yaitu tauhid, fiqih, dan tashowuf , mohon penjelasan nya ustadz?
Jawab:
Tauhid ketika mendirikan shalat. Adalah seberapa besar rasa percaya terhadap Allah. Ketika kita sudah mengetahui rukun, syarat, atau fiqih tentang ibadah shalat wajib (5 waktu), maka membutuhkan keimanan (tauhid) untuk mendirikan shalat tersebut.
Fiqih Dalam Sholat. Ketika kita mendirikan shalat wajib(5 waktu), Minimal kita perlu mengetahui hukum, syarat, rukun, dan sesuatu yang membatalkanya. Disitu peran Fiqih bermain. Karena kalau tidak mengetahui itu, ibadah shalat kita akan menjadi sia-sia (dalam konteks Fiqih).

Imam Ghazali berkata: "Ilmu tanpa amal adalah gila. Dan pada masa yang sama, amalan tanpa ilmu merupakan suatu amalan yang tidak akan berlaku dan sia- sia" (Kitab Ihyaulumudin).

Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang beramal tidak mengikuti perintah kami, maka akan ditolak." (HR Muslim).

Imam Syafi'i berkata, "Setiap orang yang beramal tanpa ilmu, maka amalnya akan ditolak sia-sia." (Matan Zubad, karangan Syeikh Ibnu Ruslan, juz I, hlm 2).

Akhlaq Tasawuf dalam sholat. Akhlaq tasawuf  adalah soal hati (rasa).
Pertama, peran tasawuf adalah niat seseorang ketika melakukan ibadah shalat. Jadi, semua bergantung terhadap niat yang didengungkan lewat hati yang itu hanya diketahui oleh Allah dan diri sendiri.
Kedua, Akhlaq tasawuf berperan terhadap dampak dari proses ibadah tersebut. Kita pasti sering mendengar dalil tentang:

"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar." (QS. Al 'Ankabut: 45).

Coba kita fikir sama sama ya dengan logika sehat. Bagaimana shalat yang hanya terdiri dari kumpulan ucapan dan gerakan (berdiri, rukuk, sujud, duduk, tahiyat) bisa mencegah kita untuk tidak berbuat keji dan munkar? Ini butuh pengetahuan unsur tasawuf yang tinggi disamping kita tahu asbabunuzul dari tafsir ayat tersebut.

Soal akhlaq tasawuf ini bukan perkara main-main. Karena ketika orang ibadah sudah memakai rasa, pasti yang ada hanya mengharapkan ridho Allah SWT. Bukan lagi sekedar menggugurkan kewajiban. Oleh karena itu, menjadi sangat lumrah jika ada dalil yang menyatakan bahwa shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar.
Namun kita sebagai orang awam, bukan tidak mungkin ke level seperti ini jika berusaha, paling tidak mendekati level tersebut.
Wallahu alam bishshowab


3. Izin bertanya ustadz. Bagaimana hukumnya bila kita numpang sholat di tempat orang non muslim, ingin ke mushola atau masjid jaraknya jauh , dan saat itu  hujan besar?!
Jawab:
Boleh saja, InsyaAlloh sah tapi pastikan tempat yang kita pakai sholat bersih dari najis


4. Assalamualaikum ustadz  izin bertanya . Saat kita sedang sholat, dipertengahan sholat  tiba-tiba kita bersin, boleh kah kita mengucapkan Alhamdulillah?
Jawab:
Boleh, cukup dalam hati saja, kita sedang mengerjakan amalan wajib yaitu sholat sedangkan baca hamdalah ketika bersin sunah


5. Titipan pertanyaan. Ustadz. Bagaimanakah niat puasa  ayaumul bidh?
Jawab:
Seperti niat puasa sunah yang lainnya tidak ada penghususan dalam bacaan niat puasa tiga hari di tengah-tengah bulan.


•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•


Kita tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim..... Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official

Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!