Kajian
Online HA Ummi Link G1-G6
Hari/Tgl:
Rabu, 27 September 2018
Materi:
Rezeki
NaraSumber:
Ustadz Robin
Waktu
Kajian : 09.00 -11.00 wib
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
8
JENIS REZEKI
1.Rezeki
Yang Telah Dijamin.
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ
مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
"Tidak
ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin
ALLAH rezekinya." (Surah Hud : 6).
2.
Rezeki Karena Usaha.
وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
"Tidaklah
manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya."
(Surah
An-Najm : 39).
3.
Rezeki Karena Bersyukur.
لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Sesungguhnya
jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu." (Surah
Ibrahim : 7).
4.
Rezeki Tak Terduga.
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا( ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ
لَا يَحْتَسِبُ
"Barangsiapa
yang bertakwa kepada ALLAH nescaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan
memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya." (Surah
At-Thalaq : 2-3).
5.
Rezeki Karena Istighfar.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ( ) يُرْسِلِ السَّمَاءَ
عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
"Beristighfarlah
kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta.” (Surah
Nuh : 10-11).
6.
Rezeki Karena Menikah.
وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ
إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ
"Dan
nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga
orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika
mereka miskin, maka ALLAH akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan
kurnia-Nya." (Surah An-Nur : 32).
7.
Rezeki Karena Anak.
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ
"Dan
janganlah kamu membunuh anak-anakmu kerana takut miskin. Kamilah yang akan
menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.”
(Surah
Al-Israa' : 31).
8.
Rezeki Karena Sedekah
مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا
كَثِيرَةً
“Siapakah
yang mahu memberi pinjaman kepada ALLAH, pinjaman yang baik (infak &
sedekah), maka ALLAH akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan
yang banyak.” (Surah Al-Baqarah : 245).
2
Prinsip Utama tentang Rezeki
1.
Rezeki itu bukan sekedar gaji, rumah, kendaraan dan berbagai bentuk materi
lainnya. Betapa banyak mereka yang gajinya besar, rumahnya besar, kendaraannya
banyak, tapi sakit2an, anak jadi berandalan, suami selingkuh, sholat susah,
haji ga pernah. Hilang semua berkah.
2.
Manusia tidak akan mati sebelum rezekinya habis diterima semua. Apakah diterima
habis melalui cara yang haram, ataupun cara yang halal.
“Wahai
umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik
dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati,
hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat
datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam
mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan
yang haram.” (HR. Ibnu Majah no. 2144, dikatakan shahih
oleh Syaikh Al Albani).
Wallahu
a`lam
Wallahul
musta`an
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA
-JAWAB
TJ
- G6
T: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُUstadz
ijin bertanya. Poin 2 prinsip utama rezeki. Seorang hamba akan mati hingga
benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, ini bila bayi pun berpulang itu
sudah cukup rezeki yang diterimanya ya ustadz? Atau berlaku untuk kedua orang
tuanya dirasa cukup rezekinya. Mohon pencerahan ustadz.
J:
Rezeki
bayi itu yang dicukupkan. Kalau dia meninggal dunia, maka rezekinya habis. Kalau
ia hidup, rezekinya bisa disalurkan via orangtuanya. Allahu a`lam
=======
TJ
- G1
T:
Afwan
ustadz. Rasa susah sedih bahagia juga rezeki yang Allah beri pada hati kita ya,
saat sedih, futur banyak melanda ustadz, sedangkan disaat gembira kita lupa. Bagaimana
mengendalikan qolbun Kita supaya selalu ingat pemberian Allah tersebut ustadz?
J:
Berusaha
khusyu saat sholat. Sholat itu dzikir. Dzikir itu ingat. Sehari minimal 5x
ingat Allah. Kalau pun lagi haid, tetap usahakan saat adzan duduk berzikir
sebentar. Itung dosa, itung nikmat, dll
=======
TJ
- G3
T:
Izin
bertanya ustadz. Di atas disebut rezeki karena menikah. Ada yang bilang
anak/istri membawa rezeki. Sebagai contoh, suami setelah menikah dengan wanita
lain baru terbuka pintu rezekinya. Atau sejak anak ini lahir, lancar usaha
ayahnya. Benarkah seperti itu ustadz? Mohon penjelasannya.
J:
Ya.
anak bawa rezekinya sendiri. Istri juga bawa rezekinya sendiri. Jalannya bisa
saja lewat ayahnya, atau lewat suaminya. Sebenarnya sih jatah anak atau
istrinya. Cuma terbuka ketika lahir atau nikah.
T:
Afwan
ustadz, sekarang kan sedang digalakkan bangkitnya perekonomian ummat.
Seandainya kami ada keperluan membeli barang-barang, sudah berikhtiar ke
islamic mart (yang notabene lokasi lebih jauh otomatis ada ongkos lebih yang harus
dikeluarkan), ternyata yang kami butuhkan tidak ada, ujung-ujungnya kembali
belanja pada toko naga. Bagaimana kami menyikapinya ustadz, sehingga tidak 'merasa'
bersalah memperkaya naga-naga yang sudah besar?
J:
Ikhtiar
sesuai kemampuan, kalau tidak ada barangnya masa tidak beli di mana-mana. Kalau
itu barang kebutuhan, ya kan tetap harus beli. Kecuali cuma masalah merk. Biasa
pake merk sabun A, ternyata tidak ada di toko muslim, adanya merk B. Ya beli
merk B saja selama kulit kita tidak punya kebutuhan khusus terhada merk A. Intinya,
Islam mengajak kita untuk logis. Sebisa mungkin beli ke muslim, kalau tidak ada
pilihan muslim, ya gapapa ke non muslim. Usahanya yang pentingnya.
T:
Ustadz,
barusan saya ditawari teman tabungan pendidikan dan tabungan umroh berbasis
syariah. Tapi selain tabungan kita dapat keuntungan yaitu asuransi jiwa dll. Itu
boleh tidak? khawatir riba?
J:
Dicek
saja hitam di atas putihnya seperti apa. Akad tabungannya apa. Kalau akadnya
titipan, maka menjanjikan hadiah di depan hukumnya tidak boleh. Allahu a`lam. Bisa
juga bunda tanyakan ke pegawai bank syariahnya; "setahu saya dlm
syariah tdk boleh menjanjikan hadiah di depan, apakah produk ini sudah melewati
persetujuan dewan pengawas syariah?"
T:
Assalamualaikum, bertanya ustadz, apakah termasuk Rizki yang dijamin oleh Allah
ketika orangtua sudah sakit dan tidak mampu bekerja, kemudian anak-anaknya
bekerja sama memenuhi kebutuhan orang tersebut?
J:
Waalaykumussalam.
Bisa jadi. Atau karena kesholihan orangtua dalam mendidik anaknya ketika kecil
sehingga anak-anak menjadi berbakti kepada orangtuanya.
T:
Izin
bertanya ustadz menyambung pertanyaan no 3, apakah ada dalam Islam menyatakan
bahwa rejeki suami untuk menghidupi keluarga ada di rejeki istri, misalnya
ketika setelah menikah istri bisa bekerja mapan sedangkan suami belum? Dan
suami sudah bisa menganggap bahwa uang yang dikasih istri untuk keluarga sudah
bisa dianggap nafkah dari nya juga? Kemudian bagaimana dengan kewajiban suami
membantu ibunya, apakah sudah wajib? Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya sebagian besar masih ditalangi istri? Apakah ada hak ibu di harta
istri tersebut dan suami bisa memberikan ke ibunya? Afwan Ustadz
J:
Rezeki
bisa terbuka jalannya melalui adanya istri. Namun kewajiban ikhtiar tetap ada
pada suami. Harta hasil kerja istri adalah milik istri, terserah istri, suami tidak
berhak. Nafkah keluarga kewajiban suami. Bukan istri. Kewajiban wajib
dikerjakan sekuat tenaga. Termasuk menafkahi ibu kandung. Tapiiiiii, hati-hatilah
bunda yang berpenghasilan. Apalagi melebihi suami. Jaga perasaan suami. Pria
itu pridenya tinggi. Menafkahi itu karakter dasar pria, bukan dinafkahi. Beberapa
kasus perceraian dan rumah tangga terjadi karena ketimpangan ekonomi antara
suami dan istri.
Di
antara solusinya adalah bantu suami agar mandiri dan berdikari. Bukan sekedar
disuruh-suruh kerja, emang bunda ibunya? hehe. Bangun cinta lebih baik, ajak
dekat dengan Allah. Berikan nasihat dengan selembut-lembutnya, sambil perbanyak
istighfar. Jangan-jangan dosa kita di masa lalu yang menyebabkan pasangan hidup
kita juga gitu-gitu saja sifatnya.
=======
TJ
- G4
T:
Ijin
bertanya ustadz. Jika usaha apapun yang seseorang jalankan selalu rugi,
bangkrut, apakah berkenaan dengan dosa yang diperbuat? usaha apapun jatuh,
hingga hutang menumpuk.
J:
Allahu
a`lam. Yang pasti banyak istighfar dan terus ikhtiar.
T:
Ijin
bertanya ustadz. Apa hubungan antara rezeki yang telah ditakdirkan dan usaha
manusia?
J:
Masakan
sudah siap di meja makan, si anak goler-goler saja di kamar, ya ga dapet makan.
Kadang ada sih yang bawain makanan ke kamar, kalau misalnya si anak lagi sibuk
ngerjain PR, atau tugas sekolah, atau lagi ngapalin quran. Si Ibu bakal dengan
senang hati nganterin ke kamar. Tapi kalau di kamar cuma main game, goler-goler,
paling diteriakin saja; "Makanan dah siap, buruan makan, atau ibu
matiin gamenya!"
T:
Ustadz
apakah rejeki karena istighfar hanya untuk meminta hujan?
J:
Tidak.
Bisa untuk berbagai hal, dan sangat luas, seluas makna rezeki itu sendiri.
=======
TJ
- G2
T:
Ustadz
afwan jika seseoarang meninggal apakah itu boleh kita artikan kalau rejekinya
sudah habis di terima semua?
J:
Ya
T:
Ustadz
berarti kita boleh berharap dapat rezeki karena kita bersedekah?
J:
Boleh.
Sedekah ikhlas karena Allah. Ikhlas itu artinya berharap hanya kepada Allah. Ya
rizki kita memang dari Allah, bukan yang lain.
=======
TJ
- G5
T:
Tanya
ustadz. Bagaimana membersihkan rizki yang pernah didapat dengan cara haram dan
tercampur dengan yang halal saat seseorang belum hijrah dahulu. Apakah cukup
dengan bertaubat? afwan.
J:
selain
taubat, bisa ditambah dengan banyak sedekah.
T:
Ijin
bertanya ustadz. Jika suatu usaha diawali dengan modal hutang, dan ternyata
terjerumus dengan hutang sampai sekarang, apakah benar hutang itu menutup pintu
rezeki, mematikan rezeki anak keturunan Kita?
J:
anak
keturunan punya rezekinya sendiri. Utang hukumnya boleh, yang dosa besar itu
riba. Kalau terjerumus utang riba, segera bertaubat dan jangan diulangi. Insya Allah
terbuka jalan rezeki yang halal.
T:
Mohon
izin bertanya ustadz, jadi kalau KB itu tidak boleh ya, karena menentang poin
7? Tapi kalau ikut KB dengan alasan takut anak tidak keurus karena orangtua
bekerja.
J:
KB
boleh asal alasannya bukan takut anak tidak bisa hidup kurang rezeki. Ulama
berbeda pendapat tentang KB. Saya pribadi ikut yang membolehkan dengan maksud
manajemen keluarga dll. Bukan karena takut si anak hidup susah tidak dapat
rizki.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment