Rekap
Kajian Online HA Ummi G5
Hari/Tgl:
Senin, 01 Oktober 2018
Materi:
Doa-Doa Shohih Sehari hari
Nara
Sumber: Ustadz Robin
Waktu
Kajian: 09:00-11.00 WIB
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Hakikat
Doa
"Ketika
engkau merasa putus asa, ingatlah bahwa kebanyakan nikmat yang Allah berikan
kepadamu adalah nikmat yang tidak engkau minta, maka bagaimana terhadap sesuatu
yang engkau mohon kepada Nya." (Al
Hikam)
Yang
dikhawatirkan bukanlah tidak terkabulnya doa-doa kita, tetapi yang di takutkan
adalah ketika kita sudah malas untuk berdoa, padahal berdoa itu bukan hanya
meminta tetapi beribadah kepada Nya.
اَلدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ.
“Doa
itu adalah ibadah.” (HR. At Tirmidzi, shahih)
Sungguh
terlalu banyak nikmat yang tidak kita minta, tetapi Allah berikan selalu tanpa
jeda.
Pernahkah
kita minta untuk bisa bernafas?
Adakah
kita pernah memohon untuk bisa berjalan? Menggerakkan tangan, merasakan manis
dengan lidah, melihat dengan mata, mendengar dengan telinga, berbicara dengan
lisan?
Karenanya
berdoa bukan hanya meminta, tetapi bersyukur atas segala nikmatnya selama ini,
yang jika kita ingin menghitungnya maka kita tidak akan mampu.
Karenanya,
mereka yang malas berdoa (ibadah), seolah sombong terhadap nikmat Allah.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي
أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ
جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Dan
Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah
kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". [QS.
Ghafir: 60]
Bolehkah
Berdoa dengan Lafaz Sendiri?
Tentu
boleh.
Jika
kita sepakat dengan kebolehan berdoa dengan lafaz buatan sendiri, maka kita
bisa sepakat pula bahwa doa tidak harus selalu berdasarkan hadits shahih.
Yang
terlarang adalah mengatakan hadits lemah atau palsu sebagai perkataan
Rasulullah saw.
Adapun
mengamalkan lafaz doa dari hadits yang tidak shahih atau bahkan palsu, hukumnya
boleh, asal tidak diyakini sebagai ajaran Nabi saw.
Amalkan
saja, tanpa keyakinan khusus atau khasiat khusus. Sama seperti lafaz doa bahasa
Indonesia karangan kita sendiri. Boleh.
Memaknai
Doa
Hafalan
doa kita sudah banyak, sedari kecil. Daripada menambah hafalan lagi, ada
baiknya kita lebih memaknai setiap doa yang kita ucapkan sehari-hari. Karena
ternyata banyak doa yang luar biasa, tapi kurang kita maknai.
Hari
ini, mari kita maknai Doa Keluar Rumah lebih dalam.
بِسْمِ اللَّهِ، تَوَكَّلْتُ
عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
Bismillaah,
tawakkaltu ‘alallaah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah.
Artinya:
Dengan nama Allah (aku keluar). Aku bertawakkal kepadaNya, tiada daya dan
upaya kecuali karena pertolongan Allah. (HR. Abu Dawud & At-Tirmidzi)
Penjelasan
ringkas:
Doa
ini cukup ringkas, mengandung makna yang dalam dan sangat luar biasa.
Menyebut
nama Allah pertama kali dengan ucapan “basmalah” kemudian bertawakkal kepada
Allah ketika akan keluar rumah menghadapi urusan dunia dan pekerjaannya.
Hakikat tawakkal ini sangat penting bagi kaum muslimin dan sangat penting
dipahami.
Rukun
tawakkal ada dua:
1.
Mengambil sebab dan melaksanakan usaha
Sehingga
ia berusaha dan menempuh apa yang menjadi sebab semisal giat dan kreatif
mencari rezeki
2.
Menyerahkan hasil akhir kepada Allah dan ridha apapun takdir Allah karena itu
yang terbaik
Inilah
rukun tawakkal yang terpenting, yaitu setelah berusaha ia serahkan hasilnya
kepada Allah, apapun hasilnya. Ia selalu optimis karena Allah telah memilihkan
keputusan/takdir terbaik baginya.
Jika
hasilnya baik, ia bersyukur dan bergembira. Jika hasilnya tidak sesuai
keinginannya, maka ia tetap bersyukur karena pilihan Allah lebih baik dari
pilihannya dan mungkin akan disimpan untuk kebaikan lainnya.
Doa
keluar rumah ini memiliki keutamaan yang sangat besar sebagaimana dalam hadits
berikut.
Dalam
hadits dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu,
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺇِﺫَﺍ ﺧَﺮَﺝَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻣِﻦْ
ﺑَﻴْﺘِﻪِ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﻟَﺎ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻟَﺎ ﻗُﻮَّﺓَ
ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ، ﻗَﺎﻝَ : ﻳُﻘَﺎﻝُ ﺣِﻴﻨَﺌِﺬٍ : ﻫُﺪِﻳﺖَ، ﻭَﻛُﻔِﻴﺖَ، ﻭَﻭُﻗِﻴﺖَ، ﻓَﺘَﺘَﻨَﺤَّﻰ
ﻟَﻪُ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﻟَﻪُ ﺷَﻴْﻄَﺎﻥٌ ﺁﺧَﺮُ : ﻛَﻴْﻒَ ﻟَﻚَ ﺑِﺮَﺟُﻞٍ ﻗَﺪْ ﻫُﺪِﻱَ
ﻭَﻛُﻔِﻲَ ﻭَﻭُﻗِﻲَ؟
”
Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemudian dia membaca doa
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻮَﻛَّﻠْﺖُ
ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ، ﻟَﺎ ﺣَﻮْﻝَ ﻭَﻟَﺎ ﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠَّﻪِ
Maka
disampaikan kepadanya, ‘Kamu diberi petunjuk, kamu dicukupi kebutuhannya, dan
kamu dilindungi .’ Seketika itu setan-setan pun menjauh darinya. Lalu salah
satu setan berkata kepada temannya, ’Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu
orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi.’ (HR.
Abu Daud dan Tirmidzi, Shahih)
Allahu
Akbar!
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA
- JAWAB
T:
Assalamualaikum, izin bertanya ustadz. Sudah sewajarnya apabila seseorang
meninggal, akan dapat menikmati amal Ibadahnya yang di terima Allah, di
antaranya anak sholeh/ah yang mendoakan
orang tuanya yang sudah meninggal. Bagaimana bila anak tersebut jahat, tidak
pernah melakukan ibadah yang di perintahkan Allah, yang mendoakan orang tuanya,
apakah doanya akan sampai/akan di terima Allah? Mohon penjelasannya Ustadz.
J:
Haditsnya
jelas;
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ
انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ
بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika
seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara
(yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”
(HR. Muslim no. 1631)
Anak
sholeh, kalau tidak sholeh, tidak sampai. Wajar. Karenanya kita wajib mendidik
anak kita dengan sebaik-baiknya. Mendidik ya, bukan menghardik.
T:
Assalamu"alaikum ustadz mau bertanya, bolehkah kita setiap hari dengan doa
yang sama?
J:
Waalaykumussalam,
boleh bunda.
T: Ustadz,
bagaimana bila yang mendoakan anak angkat yang sholehah, apakah akan sampai
doanya ustadz?
J:
Sampai
insya Allah. Teks hadits menggunakan kata "waladun", maknanya
"anak secara umum", bukan "ibn" yang bermakna
"anak sedarah". Karena itu, yang jadi guru TK, guru TPA, lalu anak
murid mereka mendoakan mereka, maka para guru ini juga mendapatkan kebaikan.
T: Ustadz,
apakah orangtua yang sudah mendidik anaknya dengan mengajarkan anaknya dengan ilmu
agama yang baik, anaknya malah masuk pada kesesatan, apakah orangtuanya juga di
minta pertanggung jawabannya akhirat
nanti ustadz?
J:
Kalau
sudah berusaha mendidik, maka insya Allah dinilai kebaikan.
T:
Ustadz, maaf kalau terkadang kita ketiduran pas dzikirnya dan belum berdo'a,
itu bagaimana?
J:
Boleh
saja, tidak mengapa. Yang terbaik berusaha khusyuk dan terjaga. Tapi kalau
misalnya sebelum tidur kita perbanyak dzikir, bagus malah ketika akhirnya
tidur, berarti kita tidur sambil berdzikir.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
================
Website: www.hambaAllah.net
FanPage: Kajian On line-Hamba Allah
FB: Kajian On Line - Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT



0 komentar:
Post a Comment