Home » , » DUDUKLAH BERSAMA MEREKA

DUDUKLAH BERSAMA MEREKA

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Friday, October 25, 2019

Hasil gambar untuk berteman dengan orang sholeh

Rekap Kajian Online  Hamba اللَّهِ SWT Ummi G1-G6  & Akhwat
Hari, Tgl: Selasa, 12 Pebruari 2019 
Nara Sumber: Ustadzah Rini, Ustadzah Fina,
Ustadzah Enung, Ustadzah Maryam, Ustadzah Lillah,
Ustadzah Pristia, Ustadzah Tribuwhana
Notulen: Bunda Meita, Bunda Saydah, Bunda Sasi, Bunda Tati,
Restu, Bunda Betty
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°••°•°•°•°•°•°••°•°•°•°•°•°•

KAJIAN RUTIN HAMBA اللَّهِ SWT ONLINE
EDISI KE 13


DUDUKLAH BERSAMA MEREKA


“Jika engkau merasakan kekesatan dalam hatimu, maka duduklah dengan orang-orang yang berdzikir dan orang-orang yang zuhud,” (Ahmad bin Abi Al Hawari Ad Damsyiqi).

Kebersamaan kita adalah wujud kasih sayang dan cinta Allah SWT. Mahal dan istimewanya kebersamaan kita, pernah disinggung oleh Umar bin Khattab radhiallahu anhu dalam perkataannya : “Tidak ada karunia Allah yang lebih baik bagi seseorang setelah ia masuk islam, daripada karunia memiliki saudara yang shalih,”

Sahabat Rasul yang terkenal ketegasanannya dalam membela kebenaran itu lalu berpesan, “ Jika di antara kalian ada yang merasa senang saudaranya, hendaknya ia memegang saudaranya itu dengan kuat,”

Jangan menjauh dan kuatkanlah tekad untuk tetap bersama-sama disini. Kita harus rela menebus apapun, agar kebersamaan kita tetap terpelihara.

Peganglah kuat-kuat saudara-saudara shalih kita. Dalam kondisi taat, saudara yang shalih akan mendorong kita untuk berbuat ketaatan yang lebih banyak lagi. Dalam kondisi lalai, saudara yang shalih akan mengingatkan kita dari kelalaian. Dalam kondisi hati kita tersayat dan terluka oleh dosa, saudara yang shalih akan membantu mengobati kita dan membuat kita bisa pulih kembali.

Duduklah bersama mereka. Membaca ayat-ayat Allah, merenungi petunjuk Rasulullah saw atau hanya sekedar bertatap muka atau bertelepon atau memberikan pesan.


Kebiasaan para salafushalih dahulu senang duduk-duduk atau sekedar bertatap muka bersama orang-orang shalih. Mereka gemar bermujalasah yang bisa menentramkan hati.
Datanglah kerumah-rumah saudara-saudara mereka seperti yang dilakukan Maimun bin Mahram yang pergi kepada guru generasi Tabiin Hasan Al Bashri rahimahullah. Maimun mengetuk rumah Hasan Al Bashri dan mengatakan, “ Wahai Abu Said (panggilan Hasan Al Bashri) aku mulai merasakan kekerasan dalam hatiku. Bantulah aku untuk melembutkannya kembali,”

Ada orang-orang yang memiliki kekuatan ruhani sehingga mereka bisa memberi kesejukan dalam diri kita. Mereka adalah orang-orang yang selama ini ada dan berjalan bersama-sama kita disini, dijalan menyebarkan dan mengajak pada kebaikan, jalan yang telah ditempuh para Rasul dan para Nabi. Meski mereka tidak sebaik generasi para sahabat, para tabiin dan para salafushalih, tapi pancaran wajah mereka bisa membuat kita luluh. Meski mereka tidak setingkat dengan kualitas para sahabat, para tabiin dan para salafushalih, namun kata-kata mereka bisa membuat hati menjadi lembut.

Darimanakah kita bisa memperoleh orang-orang seperti itu ? “ Hati bisa merasakan apa yang tidak bisa dipandang oleh mata,” itu kata Ibnu Taimiyah rahimahullah.

Hati lah yang akan menuntun kita untuk mencari orang-orang shalih yang kita butuhkan.

Menurut Ibnu Taimiyah, seharusnya bagi orang beriman tidak terlalu sulit menilai dan membedakan sesuatu. Karena menurutnya, “ Seseorang tidak mungkin bisa merahasiakan sesuatu dalam dirinya, karena Allah akan menampakkan rahasia itu pada lembaran wajahnya dan perkataan lisannya.


Pertajam pandangan mata hati kita. Jangan kotori dengan noda-noda dosa yang membuat menjadi hitam. Hati orang beriman memiliki firasat untuk menilai sesuatu. Firasat keimanan, namanya. Ia akan membantu kita menemukan kebenaran. Seperti firasat para ahli hadits saat mereka memeriksa apakah suatu hadits itu hadits shalih atau hadits maudhu (sangat lemah), terkadang ,mereka bisa membaca dan menilainya hanya dengan melalui firasat. Kondisi ini yang diceritakan sendiri oleh para ulama hadits.

Menyendirilah bersama Allah swt. Kita punya banyak waktu, kapanpun yang kita mau untuk berdua dengan Allah swt. Rasakan kebenaran apa yang disampaikan oleh Muslim bin Yasar rahimahullahu, “ Tak ada kenikmatan yang melebihi kenikmatan dalam bermunajat kepada Allah,”

Mihrab tempat kita bermunajat selalu terbuka. Masuklah ke dalam mihrab, pijaklah kaki di atas lantai masjid dan mengadulah pada Allah swt.

Seorang tabiin Bakr bin Abdulah Muzani bertanya-tanya, “ Ada apa denganmu wahai Ibnu Adam. Menyepilah antara dirimu dan mihrab. Masuklah kedalam mihrab kapanpun engkau mau untuk menemui Rabb mu. Tak ada hijab dan tak ada siapapun yang menjadi perantara antara dirimu dengan Tuhanmu,”

Rahmat dan kasih sayang Allah itu maha luas. Lebih luas dari lautan, bahkan lebih luas dari arti keluasan yang kita pahami. Itulah sebabnya, hingga saat ini, Allah masih banyak menunda siksa dan azab-Nya meski kita sudah banyak melakukan kelalaian. Penundaan azab Allah kepada kita adalah bukti bahwa rahmat dan kasih sayang Allah itu masih jauh lebih luas daripada kemurkaan-Nya. Penundaan azab Allah kepada kita, maknanya Allah memberi kesempatan pada kita yang sudah banyak lalai, untuk kembali kepada-Nya. Penundaan azab Allah swt kepada kita, adalah tanda bahwa kita masih mungkin menerima cinta-Nya.

Saudariku
Sujudlah di hadapan-Nya, syukurilah segala kebaikan, kemurahan, kasih sayang Allah kepada kita. Berterima kasihlah atas segala karunia dan kesempatan, nikmat hidup, cinta dan kelembutan-Nya untuk kita.

Renungkanlah dialog yang terjadi antara Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan anaknya. Khalifah kelima itu suatu saat ditegur oleh anaknya, saat ia mengatakan akan membagi-bagikan harta kepada kaum muslimin, kemudian baru melakukan shalat ashar. Anaknya bertanya, “ Ayah, siapakah yang bisa menjamin ayah bisa hidup sehingga ayah bisa melakukan sholat ashar ?” Khalifah terkejut dan bertanya lagi, “ Jadi kapan kita melakukan sholat ?” Anaknya menjawab, “Lakukanlah sekarang juga,” Umar bin Abdul Aziz lalu keluar menyeru orang untuk sholat ashar berjama’ah setelah itu ia membagikan hartanya kepada orang yang berhak menerimanya.

Saudariku
Jangan sia-siakan kesempatan ini, karena setiap fajar pagi merekah, maka hari akan menyeru manusia, “ Wahai Ibnu Adam, aku adalah hari baru. Amal-amalmu disaksikan pada hari ini. Manfaatkanlah aku karena aku tidak akan kembali lagi hingga hari kiamat,” 

Wallahu a'lam bisshowwab



 ###############
TANYA JAWAB


G1 (Ustadzah Rini)

1.  ustadzha Rini afwan bertanya, apakah yang dimaksud mihrab dalam materi harus masjid atau Musholla? bolehkah kita membuat mihrab dirumah?
Jawab :
Mihrab merupakan tempat yang dikhususkan untuk beribadah kepada Allah, memperbanyak amalan Sunnah juga dzikrullah. Boleh, asal fungsinya seperti yang sudah disebutkan diatas.

2. Bunda tanya, pagi hari emak-emak biasanya super sibuk, kalau dzikir dibarengi nyuci baju, bersih-bersih rumah boleh? dengerin murotal saat masak boleh tiak?
Jawab :
Boleh saja, mengingat Allah bisa dalam kondisi berdiri, duduk bahkan dengan berjalan, misal saat tadabbur alam. Akan tetapi dzikrullah lebih diutamakan memenuhi adab adabnya, agar optimal mendapatkan manfaatnya. Allahua'lam


***********
G2 (Ustadzah Pristia)

1. Ustadzah mohon izin bertanya, mihrab yang dimaksud seperti apakah? apakah dianjurkan kita punya mihrab?
Jawab:
Mihrab adakah ruangan utama masjid, yang biasa dipakai sebagai ruang utama salat,

2. Ustadzah mohon izin bertanya, kalau kita dalam perjalanan jauh, kalau pas waktunya sholat kita didalam kedaraan umum misalkan kereta, terus pakain kita keadaan kotor apakah sholat diwaktu itu juga diperbolehkan?
Jawab :
Tidak boleh. Yang penting ada niat untuk sebentar bisa di jama' waktu sesudahnya.

3. Ustadzah bagaimana tips menyentuh hati orang lain, dengan keinginan besar kalau kita bisa menjadi orang yang sholih dan kemudian bisa menebar kesholihahan.
Jawab:
Sebelumnya bacakan doa untuknya setiap sesudah shalat fardhu. Dan berikan contoh padanya.

4. Apakah maksudnya, bisa juga kita masuk dalam majlis dzikir?
Jawab:
Iya bisa jadi.
5. Dimana bisa dijumpai orang zuhud di jaman now? Siapa kah mereka?
Jawab:
Wallahualam bi sawwab, hanya Allah yang dapat menjawabnya.


************
G3 (Ustadzah Maryam)

1. Bagaimana bila sesama saudari muslim terjadi selisih pendapat dan akhirnya kita saling menghindar tidak bertegur sapa lagi, dalam arti bukan memutuskan hubungan silaturahim, mohon penjelasannya. Jazakillah khairan .
Jawab:
Bila ada hal yang tidak berkenan sampai akhirnya tidak ada keakraban dan persaudaraan sesama muslim berarti harus ada yang mengalah untuk menang apalagi kalau menjadi tetangga dekat sudah seharusnya memperbaiki hubungan agar ukhuwah tetap terjalin. Sebaiknya yang faham akan pentingnya hal itu kita berupaya menjalin kembali. Bisa dengan mengantarkan oleh-oleh ketika moment pas kita mudik atau mengundangnya ketika kita ada hajat. Semoga dengan begitu tidak ada rasa su’udzon atau hal negatif lainnya selagi kita berupaya merajutnya kembali. Apalagi kalau kita tau dia adalah tetangga yang paling baik diantara yang lain.

2. Ketika ada masalah dgn sesama manusia, di mulut sudah saling memaafkan, tapi kadang di hati masih ada ganjalan, dan akhirnya memutuskan untuk menghindar, itu bagaimana ustadzah? Mohon penjelasaannya.
Jawab:
Apalagi kaum hawa ya, saya juga pernah mengalaminya bunda, ini memang perlu proses sampai hati ini plong benar-benar bisa menerima dengan apa yang pernah kita alami, tapi upaya ini juga perlu dengan saling bertegur sapa, minimal mengingat kebaikkan atau mendo'akannya ketika kita tahu musibah yang dia alami. Dengan begitu kita telah memutus rantai setan untuk merusak hati, dengan kesal dan terus mengingatnya hal-hal yang negatif lainnya.


************
G4 (Ustadzah Tribuwhana)

Tidak ada pertanyaan.


***********
G5 (Ustadzah Fina)

1. Assalamualaikum usatadzah izin bertanya. Kalau misal kita habis sholat malam lalu berdoa meminta petunjuk, kemudian besoknya atau lusanya kita bermimpi bertemu dengan Kyai /Ustadz yang memberikan nasihat, apakah penafsiran mimpi tersebut boleh dipercaya atau tidak? Apabila kita percaya apakah termasuk syirik?
Jawab :
Wa'alaikumussalaam.wr.wb. hakikatnya mimpi selama dia bukan mimpi buruk yang pastinya itu berasal dari syaithan, maka bisa berarti apa saja. Apakah itu artinya petunjuk atau yang lain. Dahulu seorang sahabat Rasulullah bermimpi tentang adzan yang dijadikan sebagai cara untuk memanggil orang sholat, namun tidak serta merta menganggap itu adalah petunjuk melainkan beliau menceritakan kepada Rasulullah dan kemudian Rasulullah akhirnya membenarkan, barulah kemudian adzan dijadikan sebagai cara memanggil orang sholat. Semua ini menunjukkan bahwa meski pun mimpi itu kita anggap petunjuk dari Allah SWT, akan tetapi tidak boleh dijadikan dasar syariah. Sebab syariah itu tidak datang lewat mimpi manusia biasa, bahkan mimpi para shahabat nabi pun juga tidak termasuk sumber syariah.
Namun kalau perkara yang tidak terkait dengan syariah, tidak bertabrakan dengan syariah dan juga tidak bertabrakan dengan logika akal sehat, boleh-boleh saja seseorang terinspirasi dari sebuah mimpi. Kalau kita mimpi bahwa Allah menurunkan wahyu yang berupa tata cara ibadah dan syariah, maka pastikan bahwa itu adalah mimpi buatan syetan. Sebab syariah sudah putus dan berhenti sejak Rasulullah SAW wafat. Bahkan manusia biasa tidak akan menerima perintah syar’i secara langsung, kecuali nabi dan rasul. Wallahu a'lam

2. ijin bertanya Ustadzah, biasanya kalau berkumpul dengan orang alim insyaAllah bisa saling menjaga iman ya, tapi bagaimana dengan orang-orang yang sedang sesat jalan, kalau kita tidak ajak mereka tidak bakal kembali ke jalan yang benar, dan bukankah menjadi kewajiban juga untuk mengajak pada kebaikan, afwan yang fakir ilmu ustadzah
Jawab:

(وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ)
[Surat Al-Anfal 25]
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya.

Sesungguhnya bahwa memang orang Sholih nggak boleh Sholih sendiri dan tidak mengajak temannya dalam kebaikan, disebutkan diatas bahwa siksa Allah tidak hanya menimpa orang yang zholim saja melainkan orang yang Sholih namun dia tidak berbuat apa2 untuk mensholihkan lingkungannya. Dan disini kita juga perlu belajar dari jin yang notabene tidak lebih mulia daripada manusia. Perhatikan firman Allah berikut ini:

(وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا ۖ فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَىٰ قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ * قَالُوا يَا قَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَىٰ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَىٰ طَرِيقٍ مُسْتَقِيمٍ * يَا قَوْمَنَا أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّهِ وَآمِنُوا بِهِ يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ * وَمَنْ لَا يُجِبْ دَاعِيَ اللَّهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِي الْأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءُ ۚ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ)
[Surat Al-Ahqaf 29 - 32]

Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Muhammad) serombongan jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an, maka ketika mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)!” Maka ketika telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan. Mereka berkata, “Wahai kaum kami! Sungguh, kami telah mendengarkan Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan setelah Musa, membenarkan (kitab-kitab) yang datang sebelumnya, membimbing kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus. Wahai kaum kami! Terimalah (seruan) orang (Muhammad) yang menyeru kepada Allah. Dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Dia akan mengampuni dosa-dosamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.

Mereka golongan jin yang dalam majelis Rasulullah khusyuk dan ngingetin temennya yang ramai saat mengikuti majelis Rasulullah, dan sepulang dari sana tidak menunggu besok atau lusa untuk kemudian berdakwah kepada kaumnya. Maka tidak masalah berkumpul dengan orang-orang heterogen asalkan kita tidak terikut menjadi orang yang sesat. Ibaratnya tetap menjadi mutiara di dalam lumpur. Dia tetap shining walau mungkin ada lumpur dikit-dikit yang nempel, bisa dibersihkan saat kembali pada habitat baiknya

3. Ustadzah izin bertanya d luar materi ya. Apakah bila kita mempunyai / mengunakan gigi palsu, dan saat meninggal nanti gigi palsunya harus dilepas? Bagaimanakah bila gigi palsunya orang yang sudah meninggal  dipasang permanen/ditanam, apakah harus tetap dilepas dengan memangil dokter giginya?
Jawab:
Jika memungkinkan dilepas maka dilepas. Jika tidak bisa, maka tidak mengapa tetap menempel. Termasuk rukhsoh. Wallahu a'lam


************
G6 (Ustadzah Enung)

1. Assalamu'alaykum Ustadzah Enung. Ijin bertanya. Jika kita merasa dalam kesesatan duduklah bersama orang-orang yang berdzikir dan orang-orang zuhud. Saya ingin sekali seperti itu, yang offline tapi terkendala sesuatu. Apakah dengan duduk seperti ini (online) masih bisa membawa hati menjadi lebih baik, dzah dan berpahala seperti yang berukhuwah secara langsung?
Jawab:
Bunda adek yang dirahmati Allah, menghadiri majelis ilmu termasuk keutamaan, bila memungkinkan, majelis ilmu yang offline, agar lebih terasa ajakan dan tadzkirohnya. Tapi bila memang itu belum mungkin, mudah-mudahan acara kajian seperti ini juga dicatat sebagai majelis ilmu, aamiin.

2. Bismillaah. Ijin bertanya, ustadzah. Bagaimana cara memberikan pengertian kepada seseorang yang keras hatinya tidak mau beribadah, terutama sholat dan puasa ramadhan?
Jawab:
Bunda sasi yang dirahmati Allah. Tugas kitalah untuk terus menyeru dan mengajak. Jangan menyerah untuk terus mengajak, hati manusia bukan terbuat dari batu. Insya Allah untuk berubah dan mendapatkan hidayah itu selalu ada. Mari kita teladani nabi Nuh, yang terus berda'wah pada ummatnya, siang dan malam, ribuan tahun tak pernah lelah. Jangan juga terburu ingin segera melihat hasil, karena yang Allah nilai ikhtiar kita untuk terus mengajak bukan hasil. Jangan lupa bantu dengan memperbanyak do'a dalam sujud panjang di sepertiga malam terakhir.

3. Assalamu'alaykum ustadzah. Ketika sedang berzikir tetapi lingkungan sekitar tidak dapat memberikan hati yang khusyuk untuk berzikir, apa yang harus dilakukan?
Jawab:
Wa'alaikum salam warahmatullah wabarakatuh. Bunda cahaya yang dirahmati Allah. Mari kita belajar untuk lebih pandai mencari waktu dan moment yang kita harapkan. Insya Allah kita juga bisa belajar untuk lebih focus. Ketika sedang berdzikir, focus terhadap arti dan makna yang dibaca, sehingga kita tak tergoda oleh lingkungan. Kekhusyukan itu, kitalah yang harus menciptakan, insya Allah bisa. Semangat terus mencoba ya. Selama kita bersungguh-sungguh, insya Allah akan dimudahkan.

4. Assalamu'alaikum Bu Enung, ijin bertanya. Jika ada seorang muslimah yang memiliki suami yang keras hati. Misal dia mengabaikan zakat maal padahal sudah wajib baginya mengeluarkan zakat atas hartanya. Apa boleh jika seorang istri mengambil sebagian harta suaminya dan memberikan pada mustahiq tanpa sepengetahuan suaminya?
Jawab:
Wa'alaikum salam warahmatullah wabarakatuh. Bunda alfida yang dirahmati Allah. Coba terus untuk mengingatkan suami dengan komunikasi yang baik, biasanya para istri pandai dan tahu betul bagaimana membujuk suami. Ingatkan beliau ketika suasana hati beliau sedang 'enak', dan jangan berhenti untuk terus meminta kepada Allah agar melembutkan hati kita semua. Kalau mengambil uang tanpa sepengetahuan suami, sebaiknya jangan. Tapi kalau menyisihkan dari uang yang diberikan sebagai jatah istri itu boleh. Wallahu'alam.

5. Ustadzah, tanya lagi ya. Bagaimana tips memulai dan menjaga kekhusyukan ketika beribadah, terutama saat sholat?
Jawab:
1. Pertama, berwudhu yang baik, berwudhu sambil berdo'a setiap tetesan air menghapuskan dosa yang dilakukan oleh anggota badan
2. Ingat, bahwa kita bukan akan menghadap tembok, tapi menghadap Sang Khalik.
3. Pahami arti dan makna semua ayat dan bacaan sholat
4. Tinggalkan semua urusan dunia
5. Hadirkan hati, jangan sampai tercuri perhatian pada yang lain.

6. Ijin bertanya ustadzah, ketika lingkungan kerja, ada beberapa teman yang suka sekali bergosip ria. Baru datang kerja sudah memulai ngobrol ini itu hingga jam kerja usai. Mau mendengarkan kok ya isinya ghibah. Mau tidak mendengarkan dikira cuek dan gak mau merhatiin orang ngomong. Jadi serba salah. Sikap apa yang sebaiknya saya ambil ustadzah?
Jawab:
Bunda Ratna yang dirahmati Allah. Memang ingin berbuat baik dan benar itu banyak tantangannya. Pelan-pelan saja, sedikit demi sedikit kita ingatkan teman-teman, atau dengan bahasa sindiran halus sambil tetap tersenyum. Dekati hati mereka, agar apa yang kita sampaikan bisa diterima oleh hati. Bila terjebak dengan suasana seperti itu, pindah tempat bila memungkinkan, atau minimal dalam hati kita mengingkari, karena kita tahu ini salah. Tambah terus kedekatan pada Allah agar kita punya kekuatan untuk merubah keburukan menjadi kebaikan, Aamiin.

7. Ijin bertanya lagi. Adakah tips melembutkan hati anak-anak? Terkadang ada model anak yang susah dinasehati padahal orangtuanya terlihat sangat sholih, terkadang ada anak yang lembut dan mudah paham dinasehati tapi orangtuanya keras dan brutal. Walau mungkin ini memang ujian bagi orang tua dalam mendidik anak.
Jawab:
Betul sekali. Anak-anak itu peniru yang paling pandai. Jika yang terlihat kelembutan, maka itu pula yang ditiru, begitu juga sebaliknya. Bila kita punya keluhan tentang anak, adukan semuanya pada Allah, sang pemilik hati. Bagi Allah tak ada yang sulit. Jangan berhenti berdo'a dan meminta kepada Allah dengan sepenuh hati dan yakin, Allah akan mengabulkan do'a kita.


***********
Akhwat (Ustadzah Lillah)

1. mau tanya ustadzah, bagaimana memilih teman yang benar?, biar tidak ikut arus yang tidak baik, jazakillah khoir.
Jawab:
Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa ruh-ruh itu seperti tentara. Mereka akan mencari teman yang memiliki visi yang sama. Sering tidak merasakan, ketika kita memasuki lingkungan baru, tanpa kita sadari kita didekatkan dengan orang yang klop dengan kita. Itulah yg dimaksud hadits itu. Maka, agar Allah dekatkan kita dengan yang baik, yuk kita juga terus memperbaiki diri. Sehingga teman-teman yang mendekat pun adalah yang terbaik dari sisi agama.

2. Ustadzah izin bertanya bagaimana cara mendapatkan lingkungan teman yang lebih baik lagi dari yang sebelumnya? Haruskah berpindah? Apa lingkungan kerja ikut mempengaruhinya? Jika kita ingin pindah ke lingkungan kerja yang lebih baik (lebih mengikuti sunnah) bagaimana cara meyaqini keluarga akan hal tersebut sementara keluarga dan diri kita masih beda pemahaman?
Jawab:
Yang jelas, harus tetap menyampaikan dengan cara yang baik pada keluarga, jika hal itu juga menyangkut keluarga. Walau bagaimanapun keluarga adalah orang yang tetap harus kita jaga silaturahimnya. Dan sebenarnya, bersabar terhadap kondisi yang sudah ada, insyaallah juga memiliki nilai ujian kebaikan bagi kita. Syukur-syukur jika kita malah bisa mewarnai kebaikan.




•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
 


Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!