Home » , , , » MENATA PERASAAN

MENATA PERASAAN

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Friday, October 25, 2019


Hasil gambar untuk menata perasaan


Rekap Kajian Online HA (Umum) Ummi G1-G6 & Akhwat
Hari, Tgl: Selasa, 29 Januari 2019 
Nara Sumber: Ustadzah Pristia, Ustadzah Rini, Ustadzah Tribuwhana, Ustadzah Maryam, Ustadzah Riyanti, Ustadzah Fina, Ustadzah Enung
Notulen: Restu, Bunda Sasi, Bunda Betty, Bunda Meita, Bunda Saydah
***********************************************



KAJIAN HAMBA اللَّهِ SWT ONLINE (UMUM)
KE 11

MENATA PERASAAN


Perasaan Adalah Sumber Tenaga Jiwa.

Cara seseorang merasa, secara kumulatif, akan membentuk keadaan emosi dirinya. Dari emosi ini pula seseorang akan menemukan sumber tenaga jiwa berupa kemauan dan tekad, dimana keduanya sangat dibutuhkan untuk bertindak/berbuat.

Jika pikiran adalah akar karakter, maka perasaan adalah batangnya; dan  di sinilah kekuatan dan kelemahan karakter seseorang ditentukan. Orang yang bisa merasa secara kuat cenderung akan memiliki karakter yang kuat, demikian pula sebaliknya.  Dari perasaan ini pula akan lahir satu dari dua kepribadian; berkepribadian kuat atau berkepribadian lemah.

Awalnya cara kita merasakan sesuatu akan menentukan kuat-lemahnya dorongan jiwa untuk berbuat atau tidak berbuat. Warna perasaan kita sesungguhnya adalah cermin bagi jenis perbuatan kita. Dalam kata lain perbuatan kita akan sangat dipengaruhi oleh perasaan kita. Senyum kita saat jengkel tentu berbeda dengan senyum saat bahagia, demikian pula dengan sorot mata, kata-kata dan gerakan tubuh lainnya Demikian pula dengan tindakan yang harmonis hanya akan mungkin lahir dari warna-warna perasaan yang juga harmonis.

Dari perasaan ini pula lahir kemauan yang kemudian berkembang menjadi tekad. Karena itu sebagian orang mengatakan kalau perasaan adalah jembatan, yang di atasnya pikiran kita berjalan menuju tindakan. Ketika jembatan itu lemah, maka seluruh pikiran kita, sejenial dan serasional apapun, hanya akan menjadi mimpi bahkan hayalan belaka. Kalau pun pikiran tersebut dipaksakan berjalan di atas jembatan perasaan kita yang lemah maka ia hanya akan menghancurkan perasaan kita belaka dan menjerumuskannya dalam jurang kekecewaan dan kecemasan. Akibatnya kitapun terkadang harus membayar mahal dengan kehilangan efesiensi dan efektifitas dalam hidup ini.

Delapan Langkah Menata Perasaan

Langkah-langkah aplikatif untuk memperbaiki cara kita merasa dapat dirumuskan secara sederhana dalam rumus berikut :

Taujih + Taqwiyah + Muraqabah + Doa = Terapi Perasaan


Taujih bermakna seluruh perasaan kita harus diberi arah yang jelas, yaitu arah yang akan menentukan motifnya. Misalnya mengapa saya harus gembira atau sedih, mengapa saya benci atau cinta, mengapa saya takut atau berani, dan seterusnya? Setiap perasaan kita tersebut haruslah punya alasan yang jujur dan lurus. Jujurnya perasaan kita ada pada ketergantungannya yang tiada terbatas kepada Sang Pencipta perasaan, Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sementara lurusnya perasaan kita ada pada tujuannya, yaitu Ridha Allah semata.

Karena itu apapun perasaan yang ada pada diri kita, ia harus mengalir dari mata air yang bening, yaitu mata hati yang tajam lagi bersih dari segala macam kotoran, setelah itu kita jaga agar ia terus mengalir bening menuju muara hakikinya yaitu Samudera Rahman Rahim dan Ridha-Nya.

Taqwiyah berarti kita harus menemukan sejumlah sumber tertentu yang akan menguatkan perasaan tersebut, sehingga dia berubah bagaikan air bah yang sulit dibendung oleh bisikan syetan dan godaan nafsu serta rintangan atau bahkan ancaman manusia. Derasnya aliran perasaan inipun akan mempercepat sampainya perasaan tersebut ke muara hakikinya, yaitu Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Sumber penguat perasaan tersebut tiada lain adalah ma’rifah dan keyakinan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Muraqabah berarti mewaspadai seluruh perasaan yang mengalir dari diri kita; dari mana dia mengalir dan kemana tujuannya. Kontrol ini bisa dilakukan dengan terus menerus kita mengevaluasi sumber perasaan tersebut, yaitu hati; apakah ia dalam keadaan bersih atau kotor. Dari hati yang bersih pasti akan mengalir perasaan yang bersih, sebaliknya dari hati yang kotor pasti akan mengalir pula perasaan yang kotor. Bersihnya perasaan ini kita kendalikan terus sampai ia melabuhkan dirinya di ujung akhir perasaan yaitu Ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Doa bermakna mengharapkan adanya dorongan Ilahiyah yang bermanfaat membantu semua proses pengarahan penguatan dan pengendalian perasaan kita.


Selanjutnya rumusan di atas kita jabarkan lebih jauh dalam delapan langkah berikut :

Langkah I :

Berusaha menghadirkan Allah dalam seluruh kesadaran kita (lihat. Surat Al Mujadalah ayat 7) , dan kita merasakan serta meyakini bahwa kitalah yang paling bertanggung jawab di hadapan Allah Ta’ala atas diri kita sendiri (lihat surat Al Isra ayat 36 dan surat Al An’am ayat 164). Perasaan dan keyakinan akan adanya kontrol Allah secara langsung atas diri kita akan membuat  kita mampu menemukan satu kekuatan”tertentu” yang membuat kita mampu mengendalikan diri dalam melawan dan menundukkan dorongan-dorongan berperasaan rendah lagi hina, seperti cinta dunia, benci kepada saudara sendiri, malas beribadah, malu beramal baik dan lain sebagainya, diganti perasaan-perasaan mulia lagi terpuji.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

قل إني أخاف إن عصيت ربي عذاب يوم عظيم

Katakanlah : “Sesungguhnya aku takut akan adzab hari yang agung (hari kiamat), jika aku mendurhakai Rabb-ku.” (Surat Al An’am : 15)

Langkah II :

Menguatkan kerinduan untuk bertemu Alloh di tempat tertinggi dalam surga. Kerinduan yang kuat kepada Allah  akan memudahkan kita mengarahkan perasaan kita mengalir secara konsisten menuju Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kerinduan kepada Allah ini pun bisa kita pupuk dengan mengenali (ma’rifah) Allah lebih utuh dan mendalam, serta mengenyahkan segala perintang rindu kepada-Nya, yaitu dunia dengan segala gemerlap uthopianya.

Langkah III :

Mempertajam mata hati kita, agar kita dapat menangkap/merasakan setiap gejala dosa sejak dini. Jika kita sensitive dengan dosa, maka kita akan menemukan sifat rasional dari seluruh perasaan kita. Tajamnya mata hati bisa diraih dengan menetesi  hati secara terus menerus dengan kebeningan dzikir dan kelembutan tilawah Al Qur’an, juga qiyamullail di keheningan sepertiga malam yang terakhir. Juga menjaga hati dari segala yang mengotori dan “menyakiti” hati.

Langkah IV :

Tenang ! Itulah yang harus kita usahakan melekat dalam diri kita dalam segala situasi kejiwaan dan peristiwa kehidupan, selalu diam (tidak berbicara kecuali sangat penting), mampu menahan marah dan tidak mengharap atau terpengaruh oleh komentar dan perhatian orang lain. Sebab orientasi kita adalah kebenaran, bukan pengakuan.

Langkah V :

Kuatkan daya tahan kita terhadap berbagai bentuk tekanan hidup dan perubahan lingkungan social, ekonomi, politik, juga kehidupan secara umum. Untuk itu kita harus belajar menunda kebutuhan sesaat kita, khususnya yang bersifat biologis. Lakukanlah puasa dan jangan pernah berhenti bertawakal kepada Allah juga berpasrah diri (tafwidh) kepada-Nya.

Langkah VI :

Belajar mencintai orang lain dengan cara yang kuat, lurus dan jujur. Karena perasaan cinta adalah perasaan asasi dan inti yang dimiliki manusia. Dia adalah lokomotif yang menarik seluruh gerbong perasaan manusia. Kemana manusia akan membawa perasaannya, sangat tergantung kemana ia membawa perasaan cintanya. Cinta yang kuat, lurus dan benar  adalah modal untuk menguatkan, meluruskan dan “membenarkan” seluruh perasaan manusia Untuk semua ini kita harus belajar memperhatikan, memberi dan berkehendak baik kepada siapapun, semata-mata karena Allah.

Langkah VII :

Berusaha mempertahankan kegembiraan dan kelapangan jiwa  kita setiap saat, juga keceriaan wajah kita. Kita gunakan bahasa yang terbaik dalam komunikasi kita dengan siapapun sembari berusaha memahami orang lain lebih banyak lagi.
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Janganlah kau meremehkan kebaikan, walaupun itu dalam bentuk kau bertemu saudaramu dengan wajah yang cerah ceria.”

Langkah VIII :

Menghindari diri dari kekosongan dan kehampaan. Jangan sampai akal kita kosong dari aktifitas ilmiyah, jiwa kita kosong dari aktivitas ubudiyah (penghambaan) dan fisik kita kosong dari perilaku baik (tidak sia-sia). Membiarkan diri dalam keadaan hampa sama dengan membuka pintu bagi syetan untuk masuk secara bebas.
Ya Allah, karuniakanlah kepada kami indahnya memiliki perasaan. Tuntun dan bimbinglah perasaan kami ya Allah menuju ketenangan dan kebahagiaan abadi di surga-Mu. Jagalah diri kami dari perasaan-perasaan yang rendah lagi hina, yang membuat kami letih dan lelah untuk berjalan mendekatkan diri kepada-Mu.


Wallahu a'lam bishawab

-------------------------- ##### ----------------------------

TANYA JAWAB


G1 (Ustadzah Maryam)

1. Ustadzah ijin bertanya. Bagaimana caranya kita tetap khusnudzon kepada Allah, kepada sesama juga, kadang kita kalau lagi sensitif suka su'udzon, dibawa tilawah atau dzikir masih aja baper?!
Jawab:
Bismillah. Secara teori, kita harus membersihkan hati dan ini perlu proses. Smoga dengan berjalannya waktu keyaqinan kita bertambah bahwa itulah yang terbaik yang Allah berikan. Begitupun dengan orang lain, dengan keyaqinan yang terus di asah menjadi tambah yaqin bahwa orang itu baik. Disini perlu dibantu dengan Istighfar dan do'a juga ya, suapay ALLAH memberikan kebersihan hati untuk selalu husnuzhon. Saya pun sedang proses untuk belajar.

2. Bunda izin bertanya, bagaimana biar kita tidak cepat baper atau sensitif sama sifat atau sikap orang lain?
Jawab :
Coba langkah ke-7 mbak, lapangkan jiwa dan bahagiakan diri dengan kegiatan-kegiatan positip supaya bisa melupakan  hal-hal negatif di sekitar kita termasuk sikap orang lain kepada kita.

3. Bagaimana cara mengkondisikan perasaan saat HAID yang sering sensi "suka marah-marah"?
Jawab :
Itu emosi sedang tidak stabil ya, kalau menurut medis perubahan hormon. Sesuai dengan perintah Rasulullah untuk shaum 3 hari setiap bulan mengandung hikmah. Di beberapa riwayat di sebutkan" ketika tanggal 13, 14, 15 Hijriah di sunnahkan shaum karena kondisi emosi manusia tidak stabil maka di sunnahkan untuk shaum. Jadi intinya kita harus mendekatkan diri dengan amalan-amalan baik supaya emosi stabil. Monggo di coba, alhamdulillah sudah menerapkan

4. Izin bertanya Ustadzah. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Ustadzah afwan, di dalam materi dijelaskan rumus Terapi perasaan ada 4. jika salah satunya tidak ada, misalkan taqwiyah atau muroqobatullahnya tdk ada, itu bagaimana Ustadzah? Apakah terapi ini bisa mendapatkan hasil yang baik jika salah satunya tidak ada? Lalu bagaimana kunci terapi ini bisa kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari ?
Jawab :
InsyaAllah semua sesuai  harus dengan tahapan-tahapan agar prosesnya bisa berjalan optimal karena tidak mungkin seseorang bisa merasakan muraqabah kalau tidak pernah dapat taujih atau tahapan sebelumnya. Semua itu adalah ilmu dan orang akan faham kalau dia tahu ilmunya sambil di barengi dengan do'a InsyaAllah semua bisa terealisasi dengan baik. Wallahu'alam.


************
G2 (Ustadzah Tribuawhana)

1. Ustadzah iziin bertanya, afwan kalau teoritis.
a. Apakah beda perasaan dengan prasangka?
b. Perasaan itu ada di fikiran/akal atau di hati?
Jawab:
a. Perasaan itu lebih sadar keadaannya, sedangkan prasangka lebih mengedepankan emosi
b. Perasaan lebih ada di hati

2. Ijin bertanya, apa yg dimaksud ungkapan orang tidak berperasaan ?
Jawab:
orang yang kecerdasan interpersonal kurang, jadi susah berempati sehingga lebih mudah diungkapkan dengan orang tidak berperasaan. Biasanya orang yang kecerdasan interpersonalnya kurang akan susah bersosialisasi. Wallahu a'lam.

3. Rendahnya motivasi dalam beribadah, apakah itu ada hubungan dengan perasaan juga ustadzah?
atau ibadah mulai naik kuantitasnya, tapi hanya terasa seperti rutinitas? Ini salahnya dimana ya ustadzah?
Jawab:
Belum tentu, tapi naik turunnya iman sudah sunnatullah, jika lagi turun minimal ibadah wajib tetap dilaksanakan, jika lagi naik sehari bisa tilawah 4-5 juz.

4. Bagaimana menata perasaan ketika di hadapkan pilihan memilih jodoh, orang tua memberikan seorang calon untuk diterima, sementara yang datang kakak dia, dan ada yang langsung datang menyatakan untuk melamar juga, dia tidak suka sama pilihan orangtua, dan orangtua sangat-sangat tidak suka orang yang datang pada si anak langsung. Orangtua sifatnya memaksa, bahkan dengan kata-kata kasar. Dan dia tidak tahu lagi mau bagaimana memilih, sudah istikhoroh tapi belum ada kecendrunga hati ( curhat seorang teman ini..)
Jawab:
Untuk masalah jodoh, baiknya tidak terburu memutuskan, tapi juga tidak berlama-lama jika sudah ada. Intinya adalah meluruskan niat, bahwa tujuan menikah adalah untuk meraih ridho Allah sehingga terbentuk keluarga samawa. Dalam Qur'an ada panduan untuk memilih jodoh yaitu pilihlah yang baik imannya jika kamu ingin beruntung dunia akhirat. Karena jodoh lebih indah lagi jika sampai ke akhirat kelak tidak hanya di dunia.
Jika dari orangtua pemahaman agamanya baik meski tidak cinta, bisa dipertimbangkan. Jika setelah sholat istikhoroh belum mantap juga, mungkin perlu diulang lagi sholatnya sampai yakin menerima atau menolak. wallahu a'lam

5. Tanya Ustadzah, suatu kali saya sudah bantu teman yang sedang ada masalah, tapi bukan dengan materi karena keterbatasan juga. Tapi ternyata kebaikan ini tidak dianggap. Sebenernya bukan tentang dianggap atau tidak, tapi tentu merasa kecewa karena menyebut teman yang lain seakan-akan temannya itu lebih besar jumlahnya dalam bantuannya. Bagaimana mengatasi perasaan yang ternyata tidak dianggap ini?
Jawab:
Luruskan niat saja bunda, jika niatnya karena Allah, jika bantuan kita tidak dianggap karena lebih kecil nilainya, insyaaAllah tidak membuat kita baper. Bantuan apapun jika niatnya karena Allah tetap akan dapat pahala dan tidak akan baper jika tidak mendapat apresiasi. tapi jika bantuan itu diniatkan untuk selain Allah pasti akan kecewa jika tidak mendapat apresiasi dari yang dibantu. Persaudaraan karena Allah akan lebih kekal abadi daripada persaudaraan karena darah atau dunia. Wallahu a'lam

6. Ijin bertanya, saya merasa kurang komunikatif kalau ngomong langsung, tapi lebih lancar kalau komunikasi lewat tulisan, surat, sms ato wa. Tetapi permasalahannya sering orang yang diajak chat salah paham, karena memang bahasa lisan dan tulisan terkadang lain penerimaannya. Seringkali maksud hati memberi masukan malah bikin tersinggung. Bagaimana sebaiknya ?
Jawab:
Bisa dengan berlatih komunikasi dengan suami dulu bunda. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan sosial, karena beberapa hal memang tidak bisa disampaikan lewat tulisan. Jika sudah berlatih dengan suami, coba minta suami untuk meng-evaluasi cara bicara bunda. Ada orang yang terlalu banyak bicara tapi tidak mendalam isi pembicaraannya. Ada orang yang pendiam tapi sekali bicara semua orang paham. Jadi  gaya komunikasi kita bisa dilatih asal ada kemauan. wallahu a'lam

8. Ustadzah ijin bertanya, bagaimana menata perasaan agar terlihat sejuk di saat kondisi jasmani yang cukup lelah. Saya ibu dari 4 anak, 1 bayi 2 balita dan 1 lagi kelas 2 SD, dan di rumah tanpa khodimat, terkadang bawaannya sedih entah pengaruh hormon karena masih nifas?
Jawab:
Baarakallahu fiik bunda. Dapat amanah 4 anak dari Allah. Saya juga punya 4 anak yang jaraknya dekat. Waktu masih kecil saya juga tidak punya asisten rumah tangga, dan jauh dari saudara (sekarang anak-anak saya suadh besar, yang sulung sudah mau melahirkan dan yang bungsu sudah kelas 9 SMP). Tips sederhananya, biarkan kondisi rumah berantakan asal anak-anak terpenuhi kebutuhannya Bunda; waktunya mandi ya dimandiin, waktunya makan ya disuapi (kalo saya dulu bareng-bareng). Jika yang kecil tidur Bunda ikut tidur (agar bisa istirahat sejenak). Tetap menjaga hubungan dengan Allah, karena kalau ruhiyah kita kuat sesibuk apapun kita, maka kita tidak mudah baperan dan tidak mudah sensi. Perlu komunikasi dengan suami, pekerjaan rumah apa yang bisa dikerjakan suami sehingga Bunda bisa punya waktu luang untuk istirahat sejenak. Wallahu a'lam

9. Ustadzah izin bertanya. Hubungan saya dengan kakak Ipar saya sedang tidak baik. Dikarenakan hutang piutang. Jd kakak ipar saya terus-terusan membebani saya dan suami. Dia berhutang dengan janji sehari, sebulan. Tapi ketika ditagih dia malah bilang uangnya habis beli HP. Sungguh rasa ini tidak nyaman sekali. Padahal kakak ipar saya yang berhutang, tapi sikapnya itu kelewatan. Ketika ditagih langsung buat status dengan kata-kata yang kasar. Saya harus bagaimana menghadapi ini ?
Jawab:
Islam mengajarkan bahwa hutang harus dibayar. Dari awal harus jelas hutang atau pemberian, sehingga harusnya ada catatan tentang hal tersebut. Jika galakkan yang hutang daripada yang memberi hutang, perlu melibatkan orang ketiga yang amanah.

10. Tanya Ustadzah, hubungan saya dengan adik saya sedikit menjadi renggang karena suatu hal, saya tidak enak kalau berkepanjangan seperti ini, meskipun saya merasa posisi saya tidak bersalah. Pernah suatu waktu ketika ada acara di rumah ibu, saya coba menegurnya dan bicara tentang anak sebagai topik pembicaraan, tapi kelihatannya respon dia tidak baik. Bagaimana sikap saya sebaiknya?
Jawab:
Jika kita memang tidak bersalah, biarkan saja dia bersikap seperti itu. Tunggu suasana tenang baru komunikasi lagi, dan apapun keadaannya kita tetap santun meski dia tidak. Jika seseorang sudah berkeluarga maka dia mempunyai kehidupan sendiri yang mungkin tidak sama dengan kehidupan adiknya atau kakaknya, sehingga mis-komunikasi biasanya akan terjadi. Dalam Islam ikatan yang paling kekal hingga akhirat adalah ikatan karena Allah, bukan karena pertalian darah atau karena kepentingan dunia. Dlm QS Hujurat ayat 10 bisa dibuka. Intinya adalah tetap santun dimanapun dan kapanpun.


***********
G3 (Ustadzah Fina)

Tidak ada pertanyaan


************
G4 (U Enung)

Tidak ada pertanyaan


***********
G5 (U Riyanti)

1. Izin bertanya ustadzah, disaat kita futur dan terpuruk ketika kita melakukan ketaatan, kita selalu merasa tidak nyaman? Kita merasa tidak betah. Bahkan umumnya kita berfikir bagaimana agar ibadah itu segera selesai, bagaimanakah cara mengatasinya?
Jawab:
Coba perbaiki dan lihat lagi kefahaman kita terkait ilmu ilmu ibadah mahdhoh. Sudah benarkah wudu, sholat kita misalnya. Jaga makanan yang masuk ke tubuh kita. Perbanyak istighfar. Minta nasihat ke orang salih.

2. Assalamualaikum ustadzah, izin bertanya terkait dgn terapi perasaan. Dijelaskan diatas kalau ada 4  cara mmperbaiki cara kita merasa. Jika point taqwiyah itu tidak dapat ditemukan bagaimana ya ustadzah? Contoh begini, kita ingin berpikir positif dan mengurangi perasaan tidak suka. Tetapi kondisi lingkungannya memang membuat tidak nyaman, sehingga sumber kekuatannya lebih memunculkan rasa makin tidak suka. Kira-kira bagaimana ustadzah? Kemudian bagaimana dengan kepribadian yang sudah terbentuk untuk bisa mengendalikan perasaan yang naik turun ini ustadzah?
Jawab:
Coba terus cari celah bunda, benarkah memang tidak ada sesuatu yang tidak bisa bikin nyaman. Kekuatan itu dihati dan pikiran kita. Seperti kalau bahagia itu ukurannya adalah banyaknya materi. Maka sampai hari ini tidak akan ada orang miskin yang bahagia. Atau orang kaya yang tidak pernah sedih. Hal ini karena ukuran kekuatan dilihat dari eksternal kita. Padahal kekuatan yang sesungguhnya adalah dari internal kita. Sumber kekuatan itu adalah kedekatan kita dengan Allah, dengan dzikrullah. Tentang perasaan yang turun naik itu biasa. Semua manusia mengalaminya. Cuma saat turun dijaga jangan sampai nyungsep. Kalau sedang meninggi dirawat. Untuk cadangan energi dikala menghadapi badai ujian


**********
G6 (Ustadzah Rini)

1. Assalamu'alaikum ustadzah. Izin bertanya. Saya mau tanya tentang ini, kalau seseorang tersakiti sama perbuatan kita berarti kita hutang. Hutang harus dibayar. Lalu bagaimana kita tahu kalau kita sudah menyakiti dia? Kadang niat kita becanda tapi penerimaan orang lain belum tentu sama malah kadang orang lain juga pandai menyembunyikan perasaannya?! Terima kasih ustadzah.
Jawab:
Bismillahirrahmanirrahim. Wa'alaikumussalam. Boleh bercanda asal tidak mengandung kebohongan atau dusta. Akhiri setiap pembicaraan dengan meminta maaf. Semoga dengan demikian, jadi jalan hutang kita bisa segera lunas di dunia. Baik menyakiti atau tidak, meminta maaf adalah kata ajaib yang perlu kita biasakan setiap kali kita melakukan muamalah dengan sesama manusia. Allahua'lam.


2. Ijin bertanya ustadzah. Materi di atas tertulis, menjaga lisan atau diam agar tidak melukai hati orang lain. Bagaimana ya ustadzah, saya coba nahan-nahan enggak ngomong yang enggak bermanfaat tapi kok susah banget ya, karena dasarnya doyan ngomong. Tipsnya ustadzah,  biar bisa nahan lidah, agar tidak menyakiti hati orang lain. Makasih ustadzah.
Jawab:
Sepertinya memang menjadi karakter dasar wanita ya suka bicara. Saya juga senang berbicara. Mungkin beberapa tips yang bisa dilakukan agar tidak sampai menjerumuskan kita kepada neraka, diantaranya:
1. Perbanyak ilmu agar bicara kita banyak memberikan manfaat bagi orang lain.
2. Bicaralah yang baik-baik.
3. Memperbanyak istighfar dan dzikir yang dijaharkan.
4. Biasakan mendengar dan tahan diri untuk tidak memotong orang lain yang sedang berbicara.
5. Jangan kepo, semakin banyak tahu sesuatu sesungguhnya semakin memperbanyak dosa.
6. Jangan tergoda untuk ikut membuka aib orang lain.
7. Manfaatkan waktu luang untuk memperbanyak amal dan ibadah.
8. Yang paling penting, ingat selalu kematian, semoga ketika lisan terbiasa berdzikir, Allah cabut nyawa kita dalam kondisi mengingat-Nya. Ini adalah kematian terbaik, in syaa Allah.
Allahua'lam.


3. Ustadzah, maaf izin tanya lagi. Langkah 7. Janganlah kau remehkan kebaikan, walaupun itu dalam bentuk kau bertemu saudaramu dengan wajah cerah ceria. Kadang kita berkunjung ke rumah saudara atau teman, entah kondisi mereka sedang tidak enak atau apa pun, mereka nerima kita dengan muka ditekuk ustadzah. Apakah itu termasuk dosa? Lalu bagaimana kita menyikapinya, lebih baik langsung pamit pulangkah?
Jawab:
Sebenarnya dalam mengunjungi saudara itu yang Ahsan adalah terlebih dahulu meminta ijin tuan rumah, agar adab bertamu dan memuliakan tamu bisa kita laksanakan sesuai dengan aturan Islam. Tidak kemudian serta merta kita menghukumi dosa kepada saudara kita atas kondisi yang terjadi. Jika dirasa saudara kita masih dalam masalahnya, memilih untuk berkunjung di lain kesempatan saya pikir lebih baik. Allahua'lam


**********
Akhwat (Ustadzah Pristia)

1. assalamu'alaikum ustadzah, bagaimana caranya mengontrol perasaan kita dari rasa sedih? dan apa benar syaithon senang apabila hati kita bersedih? jazakillah khairan
Jawab:
Wa'alaikumsalam. Cara nya adalah selalu ingat pada Allah. Setan akan selalu hadir ketika kita sedih, marah dan bahagia. Jadi hati-hati jangan terkecoh dengannya.

2. Assalamu'alaikum izin bertanya, bagaimana cara menjaga diri (agar tidak berkata yang kurang baik)  jika berhadapan dengan orang yang mempunyai ego lumayan tinggi, dan cepat marah? Apabila berhadapan langsung.
Jawab:
Wa'alaikumsalam. Istighfar banyak-banyak dan selalu ingat Allah. Ingatlah Allah. Dan jika kita tidak bisa menahan amarah maka level iman kita tidak bisa naik nanti.

3. Assalamualaikum ustadzah, saya mau tanya, apakah sering bermimpi buruk termasuk pertanda adanya masalah pada perasaan dan jiwa seseorang?
Jawab:
Wa'alaikumsalam. Bisa saja masih menyimpan dendam pada seseorang.


4. Assalamualikum Bunda mau tanya, kata orang kalau kita ingat sama seseorang entah kita atau dia yang punya perasaan, bagaimana cara untuk menghilangkan perasaan apalagi kalau sama lawan jenis?
Jawab:
Wa'alaikumsalam. Mengingat Allah yang memberikan segalanya untuk kita. Mengingat orang tua yang sayang pada kita. Hanya gara-gara lawan jenis kita mengalahkan kedua nya. Astaghfirullah. Iman kita diuji.





•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•

Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official
 



Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!