Home » , , » RESPON KITA TERHADAP BENCANA

RESPON KITA TERHADAP BENCANA

Posted by Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT on Tuesday, October 22, 2019


Hasil gambar untuk bencana
Rekap Kajian Online HA Ummi G3
Hari/ Tgl: Selasa, 08 Januari  2019 
Materi : Respon Kita Terhadap Bencana
Nara Sumber :  Ustadzah Rini, Ustadzah Tribuwhana, Ustadzah Enung, Ustadzah Maryam, Ustadzah Fina, Ustadzah Pristia, Ustadzah Lillah
Notulen : Bunda Tati, Bunda Sasi, Bunda Erta, Bunda Meita, Bunda Betty
***************************************

KAJIAN ONLINE HAMBA اللَّهِ SWT (HA)
Edisi ke-8

RESPON KITA TERHADAP BENCANA


Dulu semasa Rasulullah Saw masih ada, pernah terjadi gempa di Madinah. Agak mengherankan memang, mengingat secara geografis Madinah bukanlah negeri yang dikelilingi gunung volcano aktif. Tanahnya juga relatif datar. Tapi terjadi gempa bumi.

Saat itu, Rasulullah Saw meletakkan dua telapak tangannya ke tanah dan mengusap-usapnya. Beliau berkata, “Bersabarlah. Belum datang saatnya bagi kami.” Kemudian Rasulullah Saw memandang para sahabat dan berkata juga, “Sesungguhnya Rabb kalian, menegur kalian. Maka jawablah!”

Demikian Rasulullah Saw bersabda kepada para sahabat kala itu. Maksud kalimat beliau yang mengatakan, sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian dan Rasulullah Saw meminta para sahabat untuk menjawab adalah, Allah Swt meminta kita agar memperbaiki diri. Dari banyak hal.

Saat itu penduduk negeri adalah para sahabat, orang-orang beriman, Allah Swt dan Rasul-Nya meminta untuk memperbaiki diri. Mungkin dari kelalaian. Mungkin dari kemungkinan-kemungkinan salah. Dari banyak hal. Dan hal tersebut disambut oleh para sahabat dengan langsung beristighfar dan memperbaiki diri.

Pernah juga terjadi satu gempa lagi, saat Umat ibnul Khattab menjadi amirul mukminin. Maka Sayyidina Umar ra. meniru apa yang dilakukan Rasulullah Saw. Dan sebagai khalifah, beliau memobilisasi ishlahul ummah. Perbaikan ummat dari segala macam potensi maksiat yang mengundang ketidak-ridha-an Allah Swt.

Satu lagi kisah gempa, terjadi di masa Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz. Banyak korban yang jatuh. Dan dengan segera Amirul Mukminin mengirim surat kepada seluruh gubernur, wali nagari, bupati dan walikota di seluruh negeri. Memobilisasi mereka untuk mengajak rakyat dan penduduknya memperbaiki diri, bertaubat dan bersedekah.

Mereka diminta untuk mengeluarkan zakat, dan jangan menahannya. Seluruh penduduk negeri ditetapkan, pada hari tertentu untuk keluar rumah dan melayani sesama dan saudara.


Tiga kisah di atas adalah respon dan reaksi para pemimpin tentang bencana alam yang di alami negerinya. Bukan su'udzon dan berburuk sangka, bahwa gempa bumi yang kita alami kemarin adalah hasil dari kemaksiatan kita. Bukan begitu. Tapi reaksi dan respon yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw, Sayyidina Umar ra dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz ra perlu kita hidupkan dalam kehidupan kita.

Memang kemaksiatan seolah menjadi hal yang lumrah di negeri ini, namun bencana alam bukanlah azab Allah Swt. Sesungguhnya Allah Swt telah berfirman:
Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluq yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai pada waktu yang ditentukan”. (QS. An Nahl : 61)

Ayat diatas telah menjelaskan bahwa jika Allah Swt berniat menghukum / mengazab manusia karena kedzalimannya, niscaya tidak akan ada binatang melata pun yang akan hidup pasca bencana itu, sebagaimana azab yang ditimpakan kepada ummat nabi – nabi sebelum ummat Nabi Muhammad Saw. Ummat Nabi Luth yang homoseks / lesbian diazab Allah dengan dihujani batu dari neraka sijjil. Ummat Nabi Nuh ditimpa banjir bandang yang sangat besar. Ummat Nabi Musa (Fir’aun dkk) yang ditenggelamkan di dalam laut. Semua peristiwa - peristiwa tersebut menampakkan kedahsyatan bencana yang terjadi sehingga tidak satu pun makhluq yang hidup kecuali orang - orang yang beriman kepada Allah Swt dan Rasul-Nya.

Sesungguhnya Bencana dan musibah adalah ujian bagi orang - orang yang beriman lagi taat pada Allah Swt. Diantara korban bencana terdapat orang - orang yang beriman kepada Allah Swt dan Rasul-Nya, namun tetap terkena musibah sebagai bagian ujian atas keimanan mereka kepada Allah Swt. Jikalau mereka bersabar atas ujian itu niscaya Allah Swt akan mengangkat derajat mereka.

Namun adakalanya juga bencana tersebut merupakan teguran kepada orang – orang yang menyatakan beriman kepada Allah Swt dan Rasul-Nya namun lalai dari menjalankan kewajiban Allah Swt, bahkan melakukan keharaman yang dilarang-Nya. Akibat kelalaian itulah mereka disiksa di dunia padahal mereka telah mendapatkan banyak kenikmatan. Allah Swt berfirman,

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri Beriman dan Bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf, 7: 96)

Mari membersihkan diri. Bertaubat kepada Allah Swt. Meminta ampun. Mengeluarkan sedekah. Ringan berinfaq. Membersihkan diri dengan zakat. Dan melayani saudara dan sesama. Semoga dengan usaha yang ringan dan sedikit ini, Allah Swt menjadi ridha pada negeri ini dan memberikan kita kebaikan dan rahmat-Nya. Aamiin….

==> End <==

TANYA JAWAB

G1 (Ustadzah Enung)

1.  Ustadzah afwan ijin bertanya, apakah bisa dibedakan bencana yang terjadi karena azab Allah karena akibat tangan kita atau musibah ujian dari Allah?
Jawab :Bila azab Allah yang menimpa, niscaya tak akan ada yang selamat. Bila mau jujur kita pribadi yang lebih tahu, musibah yang menimpa ini ujian atau teguran dari Allah atas kelalaian dan dosa kita.

2. Bagaimana sikap kita sebagai warga negara, jika pemimpin kita tidak seperti Rasul dan para sahabat jika tertimpa musibah?
Jawab : Mari mulai dari diri kita untuk introspeksi diri, mengajak diri sendiri dan orang lain untuk memperbaiki ibadah, untuk berubah agar lebih dekat kepada Allah.

3. Ijin bertanya ustadzah, apakah tempat - tempat yang digunakan untuk perbuatan maksiat/tercela akan mendatangkan suatu bencana?
Jawab : Bisa jadi, maksiat yang dilakukan bisa mengundang musibah..

4. Apakah seseorang yang di masa lalunya pernah berbuat maksiat, dan di masa hidupnya sekarang begitu kesulitan dan kesusahan ustadzah?
Jawab : Setiap kita pernah berbuat salah, kita tebus dengan memperbanyak taubat dan  istighfar. Rasulullah SAW berpesan ikutilah amal salah dengan amal sholeh, moga amal sholeh itu bisa menghapus amal salah yang dilakukan, Aamiin.

*************
G2 (Ustadzah Lillah)

1. Ustadzah, ketika awal-awal bencana, ujian dari Allahmungkin kita ada kecenderungan mengingat Allah, dan berusaha perbaiki diri. Tapi terkadang hanya ketika baru-baru kejadian, berjalan waktu, ternyata tidak istiqomah dalam ketaatan lagi. Bagaimana tipsnya ustadzah agar peringatan itu selalu menghujam dan memotivasi kuat untuk terus berubah?
Jawab: Yang kita lakukan dalam kondisi bencana, harus kita jadikan kebiasaan dalam keseharian.
Contoh, kata-kata istighfar. Kemudian sholat taubat saat melakukan kesalahan. InsyaAllah jika sudah dijadikan kebiasaan, tanpa menunggu datang musibah berikut, sudah menjadi bagian dari amalan kita.

************
G3 (Ustadzah Rini)

1. Assalamualaikum. Ijin bertanya. Manakah yang di dahulukan untuk memberikan donasi kepada yang terdekat dengan rumah kita atau kah pada saudara?
Jawab: Wa'alaikumussalam. Yang didahulukan yang kita tahu dan yakin kemanfaatan nya

2. Izin bertanya ustadzah. Apakah korban yang meninggal dalam bencana alam bisa termasuk dalam kategori husnul khotimah?
Jawab: Selama akhir hidupnya dalam kondisi mengingat Allah, in syaa Allah Husnul khotimah. Sebaliknya, jika saat sebelum meninggal terkena bencana bermaksiat kepada Allah, maka meninggal dalam keadaan su'ul khotimah. Nauzubillah. Sebagaimana Fir'aun, meskipun meninggalnya karena tenggelam, tidak menjadikan dia termasuk dalam kategori mati syahid karena akhir hidupnya tetap bermaksiat kepada Allah. Allahua'lam.

3. Ijin bertanya ustadzah. Mengapa setiap musibah kadang di sangkutkan dengan azab dari Allah. Dan mengapa orang yang sering berbuat maksiat tapi materinya lebih banyak berlimpah? Mohon penjelasannya ustadzah.
Jawab: Dalam pemaparan bahan diskusi diatas disampaikan, jika memang musibah itu adalah sebuah azab, maka tidak akan satu binatang melata pun yang akan selamat. Mungkin yang mengkaitkan setiap musibah sebagai azab karena belum memahami hal tersebut. Orang - orang kafir, musyrik, munafik akan disempurnakan rizkinya di dunia oleh Allah, oleh karenanya mereka tidak akan mendapatkan kenikmatan apapun diakhirat (surga). Allahua'lam.

************
G4 (Ustadzah Pristia)

Tidak ada pertanyaan.

************
G5 (Ustadzah Maryam)

1. Izin bertanya ustadzah. Apakah kita berdosa memdatangi tempat tempat hiburan, yang kita sendiri tidak faham atau tidak tahu bila di dalamnya ada maksiat - maksiat yang terselubung.
Jawab :  Masalah dosa/ tidak itu urasannya Allah,  karena semua kembali ke niat atas apa yang kita kerjakan. Misalnya niat mau nonton. Filmnya apa dan disana sikonnya ternyata mengajak dalam keburukkan lebih baik keluar dari ruangan itu. Dosa itu adalah meresahkan dan bila hati bersih InsyaAllah juga tidak nyaman dan merasa berdosa bila melakukan kemaksiatan. Makanya hiburan itu tidak boleh berlebihan, ibarat garam dalam makanan jangan berlebihan karena bisa jadi penyakit darah tinggi.

2. Bagaimana kalau mendapat musibah kita menangis sambil terus mohon ampunan ustadzah?
Jawab: Menangis karena takut dengan balasan/ murka Allah boleh, bukan menangis yg berlebihan. Selain istighfar, dibantu dengan sholat taubat, semoga Allah menerima taubat kita dan mengampuninya, aamiin InsyaAllah.

3. Assalamualaikum. Izin bertanya. Apakah setiap musibah itu cenderung karena akibat kemaksiatan atau akibat karena kita lalai kepada Allah SWT. Mengapa terkadang orang yang rajin bermaksiat tetapi hidupnya aman dan berlimpah materi?
Jawab: Dalam beberapa surah ALLAH mengingatkan, bahwa ujian merupakan juga ujian bagi hambaNya. Nah ujian dibagi 2 dengan musibah dan bergelimangnya harta tapi kebanyakkan orang menganggap bahwa itu adalah kenikmatan. Padahal itu merupakan ujian apakah dengan harta berlimpah bertambah thoat dan keimanannya?

**********
G6 (Ustadzah Tribuwhana)

1. Assalamualaikum ustadzah. Bagaimana mengajak orang - orang terdekat untuk menyadari bahwa semua bencana yang banyak terjadi adalah merupakan teguran Allah? Afwan ustadzah.
Jawab : Untuk bisa meyakini bahwa semua bencana adalah teguran dari Allah dengan menguatkan aqidah dulu; menguatkan aqidah dengan cara belajar mengenal Allah, mengenal Islam, mengenal Rasulullah, mengenal tabiat manusia.

2. Ijin bertanya ustadzah. Sekarang marak sekali usaha cafe - cafe sekaligus karaoke - karaoke. Nah biasanya identik dengan maksiat. Secara tidak langsung maksiat di desa A, akan berdampak buruk bagi penduduk desa A. Bukankah begitu? Itu yang harus ditegur siapakah? Yang memberi ijin usaha? Kalau yang memberi ijin usaha tetap mengijinkan tempat-tempat maksiat beroperasi lalu bagaimana?
Jawab : Tanggungjawab semua orang, jika orang baik yang ada disekitarnya sudah mengingatkan tapi tetap ada kemaksiatan insyaAllah orang baik tersebut tidak berdosa; jika tidak tahan orang baik bisa hijrah tempat tinggal atau tetap di situ dengan bersabar menghadapi semua fitnah tersebut. Wallahu a'lam

3. Bismillah. Izin tanya ustadzah. Apakah benar jikalau di sekitar kita ada yang berbuat maksiat, Do'a kita tidak di ijabbah oleh ALLAH? Dan apakah kita ikut berdosa? Afwan ana yang fakir ilmu.
Jawab : Terkabulkannya doa mutlak hanya Allah yang tahu; dan tidak ada dosa turunan, jika tetangga kita berbuat maksiat dan kita sudah nasihati tapi tidak berhasil maka bukan karena kita gagal berdakwah; tapi memang hidayah adalah hak Allah semata. Wallahu a'lam

4. Berdosakah kita yang mendatangi tempat-tempat wisata yang ternyata didalamnya ada tempat orang berzina? (karena enggak tahu kalau ada tempat-tempat tersebut). Niatnya mau menikmati keindahan alam bersama keluarga. Apakah gempa yang sering terjadi itu tanda dari Allah bàhwa di tempat tersebut banyak maksiat yang terjadi? Bagaimana dengan orang-orang yang menjadi korban, kan tidak semua yang ada di sana sedang bermaksiat? Afwan, saya fakir ilmu ustadzah.
Jawab : Mungkin lain kali tempat tujuan wisata yang tidak banyak maksiatnya; kan bisa dikira-kira; musibah atau bencana alam menimpa orang yang sholih maupun yang tidak sholih. Jika orang sholih mati insya Allah akan mati syahid. Wallahu a'lam

5. Ustadzah, dengan posisi saya yang lemah, tidak punya kekuasaan, apa yang bisa saya lakukan ketika bencana/musibah terjadi?
Jawab : Membantu dengan doa dan dana.

************
Akhwat (Ustadzah Fina)

Tidak ada pertanyaan.



•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•



Kita tutup dengan membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin

Doa Kafaratul Majelis:

 سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

“Maha Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh




★★★★★★★★★★★★★★
Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba اللَّهِ SWT
Blog: http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage : Kajian On line-Hamba Allah
FB : Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter: @kajianonline_HA
IG: @hambaAllah_official





Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Ketik Materi yang anda cari !!