Rekap Kajian Online HA Ummi G3
Hari/ Tgl: Selasa, 08 Januari 2019
Materi : Respon Kita Terhadap Bencana
Nara Sumber : Ustadzah Rini, Ustadzah Tribuwhana, Ustadzah
Enung, Ustadzah Maryam, Ustadzah Fina,
Ustadzah Pristia, Ustadzah Lillah
Notulen : Bunda Tati, Bunda Sasi, Bunda
Erta, Bunda Meita, Bunda Betty
***************************************
KAJIAN ONLINE HAMBA اللَّهِ SWT (HA)
Edisi ke-8
RESPON
KITA TERHADAP BENCANA
Dulu semasa Rasulullah Saw masih ada,
pernah terjadi gempa di Madinah. Agak mengherankan memang, mengingat secara
geografis Madinah bukanlah negeri yang dikelilingi gunung volcano aktif.
Tanahnya juga relatif datar. Tapi terjadi gempa bumi.
Saat itu, Rasulullah Saw meletakkan dua
telapak tangannya ke tanah dan mengusap-usapnya. Beliau berkata, “Bersabarlah.
Belum datang saatnya bagi kami.” Kemudian Rasulullah Saw memandang para sahabat
dan berkata juga, “Sesungguhnya Rabb kalian, menegur kalian. Maka jawablah!”
Demikian Rasulullah Saw bersabda kepada
para sahabat kala itu. Maksud kalimat beliau yang mengatakan, sesungguhnya Rabb
kalian menegur kalian dan Rasulullah Saw meminta para sahabat untuk menjawab
adalah, Allah Swt meminta kita agar memperbaiki diri. Dari banyak hal.
Saat itu penduduk negeri adalah para
sahabat, orang-orang beriman, Allah Swt dan Rasul-Nya meminta untuk memperbaiki
diri. Mungkin dari kelalaian. Mungkin dari kemungkinan-kemungkinan salah. Dari
banyak hal. Dan hal tersebut disambut oleh para sahabat dengan langsung
beristighfar dan memperbaiki diri.
Pernah juga terjadi satu gempa lagi, saat
Umat ibnul Khattab menjadi amirul mukminin. Maka Sayyidina Umar ra. meniru apa
yang dilakukan Rasulullah Saw. Dan sebagai khalifah, beliau memobilisasi
ishlahul ummah. Perbaikan ummat dari segala macam potensi maksiat yang
mengundang ketidak-ridha-an Allah Swt.
Satu lagi kisah gempa, terjadi di masa
Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz. Banyak korban yang jatuh. Dan dengan
segera Amirul Mukminin mengirim surat kepada seluruh gubernur, wali nagari, bupati
dan walikota di seluruh negeri. Memobilisasi mereka untuk mengajak rakyat dan
penduduknya memperbaiki diri, bertaubat dan bersedekah.
Mereka diminta untuk mengeluarkan zakat,
dan jangan menahannya. Seluruh penduduk negeri ditetapkan, pada hari tertentu
untuk keluar rumah dan melayani sesama dan saudara.
Tiga kisah di atas adalah respon dan
reaksi para pemimpin tentang bencana alam yang di alami negerinya. Bukan
su'udzon dan berburuk sangka, bahwa gempa bumi yang kita alami kemarin adalah
hasil dari kemaksiatan kita. Bukan begitu. Tapi reaksi dan respon yang
dicontohkan oleh Rasulullah Saw, Sayyidina Umar ra dan Khalifah Umar bin Abdul
Aziz ra perlu kita hidupkan dalam kehidupan kita.
Memang kemaksiatan seolah menjadi hal
yang lumrah di negeri ini, namun bencana alam bukanlah azab Allah Swt.
Sesungguhnya Allah Swt telah berfirman:
“Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya,
niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluq yang
melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai pada waktu yang ditentukan”.
(QS. An Nahl : 61)
Ayat diatas telah menjelaskan bahwa jika
Allah Swt berniat menghukum / mengazab manusia karena kedzalimannya, niscaya
tidak akan ada binatang melata pun yang akan hidup pasca bencana itu,
sebagaimana azab yang ditimpakan kepada ummat nabi – nabi sebelum ummat Nabi
Muhammad Saw. Ummat Nabi Luth yang homoseks / lesbian diazab Allah dengan
dihujani batu dari neraka sijjil. Ummat Nabi Nuh ditimpa banjir bandang yang
sangat besar. Ummat Nabi Musa (Fir’aun dkk) yang ditenggelamkan di dalam laut.
Semua peristiwa - peristiwa tersebut menampakkan kedahsyatan bencana yang
terjadi sehingga tidak satu pun makhluq yang hidup kecuali orang - orang yang
beriman kepada Allah Swt dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya Bencana dan musibah adalah
ujian bagi orang - orang yang beriman lagi taat pada Allah Swt. Diantara korban
bencana terdapat orang - orang yang beriman kepada Allah Swt dan Rasul-Nya,
namun tetap terkena musibah sebagai bagian ujian atas keimanan mereka kepada
Allah Swt. Jikalau mereka bersabar atas ujian itu niscaya Allah Swt akan
mengangkat derajat mereka.
Namun adakalanya juga bencana tersebut
merupakan teguran kepada orang – orang yang menyatakan beriman kepada Allah Swt
dan Rasul-Nya namun lalai dari menjalankan kewajiban Allah Swt, bahkan
melakukan keharaman yang dilarang-Nya. Akibat kelalaian itulah mereka disiksa
di dunia padahal mereka telah mendapatkan banyak kenikmatan. Allah Swt
berfirman,
”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri Beriman dan
Bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf, 7: 96)
Mari membersihkan diri. Bertaubat kepada
Allah Swt. Meminta ampun. Mengeluarkan sedekah. Ringan berinfaq. Membersihkan
diri dengan zakat. Dan melayani saudara dan sesama. Semoga dengan usaha yang
ringan dan sedikit ini, Allah Swt menjadi ridha pada negeri ini dan memberikan
kita kebaikan dan rahmat-Nya. Aamiin….
==> End <==
TANYA
JAWAB
G1
(Ustadzah Enung)
1.
Ustadzah afwan ijin bertanya, apakah bisa dibedakan bencana yang terjadi
karena azab Allah karena akibat tangan kita atau musibah ujian dari Allah?
Jawab
:Bila azab Allah yang menimpa, niscaya tak akan ada yang selamat. Bila mau
jujur kita pribadi yang lebih tahu, musibah yang menimpa ini ujian atau teguran
dari Allah atas kelalaian dan dosa kita.
2. Bagaimana sikap kita sebagai warga
negara, jika pemimpin kita tidak seperti Rasul dan para sahabat jika tertimpa
musibah?
Jawab
: Mari mulai dari diri kita untuk introspeksi diri, mengajak diri sendiri
dan orang lain untuk memperbaiki ibadah, untuk berubah agar lebih dekat kepada
Allah.
3. Ijin bertanya ustadzah, apakah tempat
- tempat yang digunakan untuk perbuatan maksiat/tercela akan mendatangkan suatu
bencana?
Jawab
: Bisa jadi, maksiat yang dilakukan bisa mengundang musibah..
4. Apakah seseorang yang di masa lalunya
pernah berbuat maksiat, dan di masa hidupnya sekarang begitu kesulitan dan
kesusahan ustadzah?
Jawab
: Setiap kita pernah berbuat salah, kita tebus dengan memperbanyak taubat
dan istighfar. Rasulullah SAW berpesan
ikutilah amal salah dengan amal sholeh, moga amal sholeh itu bisa menghapus amal
salah yang dilakukan, Aamiin.
*************
G2
(Ustadzah Lillah)
1. Ustadzah, ketika awal-awal bencana,
ujian dari Allahmungkin kita ada kecenderungan mengingat Allah, dan berusaha
perbaiki diri. Tapi terkadang hanya ketika baru-baru kejadian, berjalan waktu,
ternyata tidak istiqomah dalam ketaatan lagi. Bagaimana tipsnya ustadzah agar
peringatan itu selalu menghujam dan memotivasi kuat untuk terus berubah?
Jawab:
Yang kita lakukan dalam kondisi bencana, harus kita jadikan kebiasaan dalam
keseharian.
Contoh, kata-kata istighfar. Kemudian
sholat taubat saat melakukan kesalahan. InsyaAllah jika sudah dijadikan
kebiasaan, tanpa menunggu datang musibah berikut, sudah menjadi bagian dari
amalan kita.
************
G3
(Ustadzah Rini)
1. Assalamualaikum. Ijin bertanya. Manakah
yang di dahulukan untuk memberikan donasi kepada yang terdekat dengan rumah
kita atau kah pada saudara?
Jawab:
Wa'alaikumussalam. Yang didahulukan yang kita tahu dan yakin kemanfaatan
nya
2. Izin bertanya ustadzah. Apakah korban
yang meninggal dalam bencana alam bisa termasuk dalam kategori husnul khotimah?
Jawab:
Selama akhir hidupnya dalam kondisi mengingat Allah, in syaa Allah Husnul
khotimah. Sebaliknya, jika saat sebelum meninggal terkena bencana bermaksiat
kepada Allah, maka meninggal dalam keadaan su'ul khotimah. Nauzubillah. Sebagaimana
Fir'aun, meskipun meninggalnya karena tenggelam, tidak menjadikan dia termasuk
dalam kategori mati syahid karena akhir hidupnya tetap bermaksiat kepada Allah.
Allahua'lam.
3. Ijin bertanya ustadzah. Mengapa setiap
musibah kadang di sangkutkan dengan azab dari Allah. Dan mengapa orang yang
sering berbuat maksiat tapi materinya lebih banyak berlimpah? Mohon
penjelasannya ustadzah.
Jawab:
Dalam pemaparan bahan diskusi diatas disampaikan, jika memang musibah itu
adalah sebuah azab, maka tidak akan satu binatang melata pun yang akan selamat.
Mungkin yang mengkaitkan setiap musibah sebagai azab karena belum memahami hal
tersebut. Orang - orang kafir, musyrik, munafik akan disempurnakan rizkinya di
dunia oleh Allah, oleh karenanya mereka tidak akan mendapatkan kenikmatan
apapun diakhirat (surga). Allahua'lam.
************
G4
(Ustadzah Pristia)
Tidak ada pertanyaan.
************
G5
(Ustadzah Maryam)
1. Izin bertanya ustadzah. Apakah kita
berdosa memdatangi tempat tempat hiburan, yang kita sendiri tidak faham atau tidak
tahu bila di dalamnya ada maksiat - maksiat yang terselubung.
Jawab
: Masalah dosa/ tidak itu urasannya
Allah, karena semua kembali ke niat atas
apa yang kita kerjakan. Misalnya niat mau nonton. Filmnya apa dan disana
sikonnya ternyata mengajak dalam keburukkan lebih baik keluar dari ruangan itu.
Dosa itu adalah meresahkan dan bila hati bersih InsyaAllah juga tidak nyaman
dan merasa berdosa bila melakukan kemaksiatan. Makanya hiburan itu tidak boleh
berlebihan, ibarat garam dalam makanan jangan berlebihan karena bisa jadi
penyakit darah tinggi.
2. Bagaimana kalau mendapat musibah kita
menangis sambil terus mohon ampunan ustadzah?
Jawab:
Menangis karena takut dengan balasan/ murka Allah boleh, bukan menangis yg
berlebihan. Selain istighfar, dibantu dengan sholat taubat, semoga Allah
menerima taubat kita dan mengampuninya, aamiin InsyaAllah.
3. Assalamualaikum. Izin bertanya. Apakah
setiap musibah itu cenderung karena akibat kemaksiatan atau akibat karena kita
lalai kepada Allah SWT. Mengapa terkadang orang yang rajin bermaksiat tetapi
hidupnya aman dan berlimpah materi?
Jawab:
Dalam beberapa surah ALLAH mengingatkan, bahwa ujian merupakan juga ujian bagi
hambaNya. Nah ujian dibagi 2 dengan musibah dan bergelimangnya harta tapi kebanyakkan
orang menganggap bahwa itu adalah kenikmatan. Padahal itu merupakan ujian apakah
dengan harta berlimpah bertambah thoat dan keimanannya?
**********
G6
(Ustadzah Tribuwhana)
1. Assalamualaikum ustadzah. Bagaimana
mengajak orang - orang terdekat untuk menyadari bahwa semua bencana yang banyak
terjadi adalah merupakan teguran Allah? Afwan ustadzah.
Jawab
: Untuk bisa meyakini bahwa semua bencana adalah teguran dari Allah dengan
menguatkan aqidah dulu; menguatkan aqidah dengan cara belajar mengenal Allah,
mengenal Islam, mengenal Rasulullah, mengenal tabiat manusia.
2. Ijin bertanya ustadzah. Sekarang marak
sekali usaha cafe - cafe sekaligus karaoke - karaoke. Nah biasanya identik
dengan maksiat. Secara tidak langsung maksiat di desa A, akan berdampak buruk
bagi penduduk desa A. Bukankah begitu? Itu yang harus ditegur siapakah? Yang
memberi ijin usaha? Kalau yang memberi ijin usaha tetap mengijinkan
tempat-tempat maksiat beroperasi lalu bagaimana?
Jawab
: Tanggungjawab semua orang, jika orang baik yang ada disekitarnya sudah mengingatkan
tapi tetap ada kemaksiatan insyaAllah orang baik tersebut tidak berdosa; jika
tidak tahan orang baik bisa hijrah tempat tinggal atau tetap di situ dengan
bersabar menghadapi semua fitnah tersebut. Wallahu a'lam
3. Bismillah. Izin tanya ustadzah. Apakah
benar jikalau di sekitar kita ada yang berbuat maksiat, Do'a kita tidak di ijabbah
oleh ALLAH? Dan apakah kita ikut berdosa? Afwan ana yang fakir ilmu.
Jawab
: Terkabulkannya doa mutlak hanya Allah yang tahu; dan tidak ada dosa
turunan, jika tetangga kita berbuat maksiat dan kita sudah nasihati tapi tidak
berhasil maka bukan karena kita gagal berdakwah; tapi memang hidayah adalah hak
Allah semata. Wallahu a'lam
4. Berdosakah kita yang mendatangi
tempat-tempat wisata yang ternyata didalamnya ada tempat orang berzina? (karena
enggak tahu kalau ada tempat-tempat tersebut). Niatnya mau menikmati keindahan
alam bersama keluarga. Apakah gempa yang sering terjadi itu tanda dari Allah
bàhwa di tempat tersebut banyak maksiat yang terjadi? Bagaimana dengan orang-orang
yang menjadi korban, kan tidak semua yang ada di sana sedang bermaksiat? Afwan,
saya fakir ilmu ustadzah.
Jawab
: Mungkin lain kali tempat tujuan wisata yang tidak banyak maksiatnya; kan
bisa dikira-kira; musibah atau bencana alam menimpa orang yang sholih maupun
yang tidak sholih. Jika orang sholih mati insya Allah akan mati syahid. Wallahu
a'lam
5. Ustadzah, dengan posisi saya yang
lemah, tidak punya kekuasaan, apa yang bisa saya lakukan ketika bencana/musibah
terjadi?
Jawab
: Membantu dengan doa dan dana.
************
Akhwat
(Ustadzah Fina)
Tidak ada pertanyaan.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita tutup dengan
membacakan hamdalah..
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك
أشهد ان لا إله إلا أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha Suci Engkau ya
Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq disembah
melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
★★★★★★★★★★★★★★
Badan
Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba
اللَّهِ SWT
Blog:
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage
: Kajian On line-Hamba Allah
FB
: Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment