Rekap Kajian
Online Hamba اللَّهِ Ummi
G6
Hari, Tgl:
Rabu, 24 Juli 2019
Materi: SENI
SAAT MARAH
Narasumber:
Ustadzah Riyanti
Waktu
Kajian: 09.06-14.19 WIB
Notulen:
Bunda Sasi
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
PROLOG
Ustadzah
Riyanti: Assalamualaikumwrwb. Ahlan bikum bunda shaliha....Gimana
kabarnya....Syukron untuk doa pembukanya yang mantap.
S: وعليكم السلام ورحمة
الله وبركاته
Ustadzah
Riyanti: Semoga makbul untuk kita semua yang hadir di forum ini..aamiin
S:
Alhamdulillah bae, dzah.
S: آمِيْن يَا رَبَّ
الْعَالَمِيْنَ
N: wa'alaikumussalaam
warahmatullahi wabarakatuh ustadzah, alhamdulillah batuk masih bertahan hampir
1 bulan.
Ustadzah
Riyanti: Bismillah...Seni Saat Marah. Bunda paling sering marah kepada siapa
nih?
N:
Banyaakk...(emotikon sedih)
Ustadzah
Riyanti: Paling sering ke siapa bunda?
S: (emotikon
sedih)
N: Ke diri
sendiri, kesel.
E: Yang
paling sering marah sama anak, Ustadzah (emotikon menutup mulut)
Ustadzah
Riyanti: Kenapa bisa muncul marah?
S: Ada yang
memicunya, Dzah.
Ustadzah
Riyanti: Apa ituh
S: Kadang
karena enggak sesuai yang kita mau atau tahu, dzah...
N: Umumnya
terlalu pede dengan tujuan ketika ekspektasi beda. Mulai deh (emotikon sedih).
Ustadzah
Riyanti: (emotikon tertawa). Kecewa. Antara idealita dan realita beda.
S: Betul
dzah...marah kadang dipicu oleh itu...idealita dan realita jauuuuhhhh...
(emotikon
tertawa)
N: Belum
menemukan tempat penyaluran yang aman dan nyaman, Ustadzah (emotikon sedih)
Ustadzah
Riyanti: Ada gap antara harapan dan kenyataan.
S: Na'am..
Ustadzah
Riyanti: Dan dengan marah...harapan itu nggak mewujudkan. Atau dengan marah
idealita menjadi nyata.
S: Iyaa
dzah...(emotikon sedih)
Ustadzah
Riyanti: Ini mah kerjaan debt collector
S: (emotikon
terbahak)
Ustadzah
Riyanti: Tukang palak. (emotikon terbahak dan menutup mulut)
S: Iyaa juga
yaak .. (emotikon terbahak-bahak)
Ustadzah
Riyanti: Masa sih kita kek debt collector.
S:
Astaghfirulloh .. (emotikon sedih)
Ustadzah
Riyanti: Ini kasusnya mirip. Idealita nggak temenan dengan realita.
S: Naah itu
dzah...kenapa mereka enggak "friends" yaa?? (emotikon terbahak)
S: Bisa.
Emaknya belajar berdamai dengan idealitanya...beri ruang imajinasi anak untuk
tetap tumbuh. Karena belajar butuh proses dan waktu.
Ustadzah
Riyanti: Orangtua dengan cara dewasanya berkomunikasi, sedang anak dengan
dunianya.
Endah: Betul
(emotikon tertawa)
S: Misscomm
(emotikon menepuk dahi)
Ustadzah
Riyanti: Misalnya: "Nak jangan loncat-loncat di atas kasur..." Padahal
mereka sedang berimajinasi meloncat di atas awan. (emotikon tertawa)
E: Emak sama
anak sama-sama ego (emotikon terbahak-bahak dan menutup mulut)
Ustadzah
Riyanti: Nah. Emaknya dengan pengalamannya sendiri...anak baru belajar mengenal
dunianya..
S: Setujuuu
dzah...(emotikon menutup mulut)
Ustadzah
Riyanti: Emaknya lupa kalau dulu juga begitu saat anak anak.
E: Terus
bagaimana caranya agar emak bisa ngalah dan ngerti sama dunia anak ustadzah?
Ustadzah
Riyanti: Banyakin istighfar..taawudz...cobalah melihat kembali bagaimana anak
melihat dunianya. Sering dialog.
*******
MATERI
SENI SAAT MARAH
Nah ..terus seni marah itu gimana
yaa...Yuk bunda simak ulasan berikut ini..
Apakah pernah bunda
mengalami seperti ingin meledak karena marah? Ya, mungkin saja
pernah. Tapi di sisi lain bunda tidak ingin terlihat sebagai orang yang
pemarah. Isi kepala bunda pastinya meminta bunda untuk menahan amarah saja.
Toh, menahan marah mendatangkan pahala dan membuka pintu surga. Ya, tapi apakah
ilustrasi di atas memang sesuai kondisi bunda saat itu? Saya yakin bahwa bunda
akan mengangguk-angguk tanda setuju. Jadi izinkan saya membantu bunda
menghadapi situasi ini. Yuk, kita bahas sesuai sunnah Rasullullah saw.
Pertama mari kita samakan persepsi.
Telaah
Hadits Tentang Marah
Bahwa agama Islam memang menganjurkan
kita semua agar jangan jadi orang pemarah. Tahanlah marahmu. Itu semua memang
benar adanya begitu. Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Imam at Thabrani ra
sebagai berikut:
“Laa
Taghdob Walakal Jannah”, Jangan Marah Bagimu Surga (HR. Thobrani)
Seorang laki-laki yang mendatangi
Rasululloh shollallohu 'alaihi wa salam dan mengatakan "Wahai Rasululloh
ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan
menjauhkan dari neraka." Maka beliau shollallohu 'alaihi wa salam bersabda
"Jangan tumpahkan kemarahanmu.
Niscaya surga akan kau dapatkan." (HR. Thobrani)
Jadi jika bunda menahan amarah, ya tentu
saja pahala untuk bunda sudah siap menanti pada suatu hari nanti. Bahkan
menahan marah termasuk perkara yang diutamakan. Mari saya tunjukkan
buktinya dalam hadits iniِِ
أن
رجلا قال للنبي صلى
الله عليه وسلم : أوصني
، قال : ( لا
تغضب ) . فردد مرارا ،
قال : ( لا تغضب ) . الراوي:
أبو هريرة المحدث: ا
Rasulullah saw menganjurkan menahan marah
berulangkali dalam hadits ini. Maksudnya menegaskan bahwa menahan marah adalah
perkara yang harus didahulukan, karena dampak marah sebenarnya amat besar. Dan
hal ini sudah dibuktikan oleh penelitian ilmu pengetahuan modern.
Tapi besar kemungkinan bunda jarang
mengenal hadits berikut:
·
Nabi Shalallahu alaihi wassalam juga marah
terhadap seorang sahabat yang menjadi imam shalat dan terlalu panjang bacaannya
dan beliau memerintahkan untuk meringankannya. Tetapi Rasulullah tidak pernah
marah karena pribadinya.
·
Rasulullah bersabda: artinya: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu
berbicara yang benar ketika marah dan ridha." (Hadist shahih riwayat
Nasa'i)
Nah, ternyata kalau saya hubungkan kedua
hadits tersebut ternyata sunnah Rasulullah saw tidak mengekang paksa agar
jangan marah! Ternyata Islam menganjurkan untuk menahan marah sambil memiliki
kekuatan berbicara yang benar pada saat marah tersebut. Sekarang jelas bagi
kita bahwa Islam memiliki panduan cara cerdas untuk marah. Bagaimana cara
cerdas tersebut?
Setelah melihat banyak hadist lainnya dan
juga dari buku-buku ulama terkemuka, ternyata saya dapat menarik kesimpulan
berikut:
Tiga
Tahap Marah Menurut Islam
Islam sebenarnya sangat teliti dan
hati-hati dalam hal mengungkapkan kemarahan. Misalnya dalam hadits dari Imam at
Thabrani ra. di atas, terungkap ucapan:
"Jangan
tumpahkan kemarahanmu…"
Jadi tahap pertama adalah tahan diri
sebentar, jangan luapkan marah secara membabi buta. Selanjutnya agar kita
selalu ingat tahap pertama ini, maka saya sebut tahap kesatu dengan sebutan
Cold. Maksud saya adalah pendinginan.
Cold membantu bunda mempraktekkan
hadist at Thabrani tadi dengan cara antara lain:
·
Menarik napas
·
Mengambil air wudlu
·
Merendahkan posisi tubuh
·
Menahan ucapan emosional
Untuk sebagian orang, metode Cold seperti
itu sudah cukup mengerem luapan kemarahan yang berapi-api. Tapi jika masih saja
ingin marah, maka bunda harus membaca ini terlebih dahulu agar semakin
mudah menenangkan diri. Dan memiliki rem dalam otak bunda untuk mengekang
kemarahan.
Dan tahap selanjutnya adalah bisa
berbicara yang benar saat marah. Hmm, ternyata bisa bicara dengan benar saat
marah butuh banyak ilmu tambahan. Antara lain dari ilmu psikologi dan ilmu
komunikasi sudah banyak penelitian tentang cara marah tetapi bunda diarahkan
untuk bicara dengan benar serta bersikap santun.
Jadi tahapan ini saya bagi dua yaitu
tahap Bargain dan tahap Sage.
Tahap Bargain atau tahap tawar
menawar membantu bunda untuk bisa menyebutkan dan bernegosiasi untuk kebutuhan
bunda. Kebutuhan ini semula tidak bisa dikomunikasikan karena emosi bunda
tersulut dan meledak. Jadi ilmu tentang Bargain ini membantu cara bicara dan
bersikap terbaik saat sedang marah.
Banyak psikolog mengembangkan ilmu
Bargain untuk mengerem kemarahan yang destruktif. Sehingga muncullah berbagai
terapi pengembangan kemarahan pribadi yang disebut Terapi Anger Bargain.
Harapannya adalah membangkitkan kemampuan diri bunda untuk tidak stress dan
depressi akibat marah yang memuncak.
Tetapi beberapa diantaranya amat mudah.
Misalnya:
Memeluk anak yang sudah agak reda
rewelnya. (Tapi jika anak masih amat rewel, lain lagi caranya ya!) Bertanya ada
apa, dan apa yang sebenarnya terjadi. (Cara ini bisa diterapkan kepada anak
remaja dan orang dewasa, tetapi perlu memperhatikan karakter kebiasaan mereka
terlebih dahulu).
Berterima kasih atas kebijakan dan
kerjasama yang ada selama ini, tetapi kemudian Anda mengungkapkan kebutuhan
Anda dengan jelas sesuai kebijakan tadi. (Cara ini bisa diterapkan di kantor
dan dunia bisnis, tapi butuh momen yang tepat).
Sedangkan tahap Sage (kebijaksanaan) adalah tahapan terakhir dalam marah
agar muncul efek yang menyenangkan setelah bunda marah. Tahap Sage dikembangkan
sesuai usia dan karakter orang yang bunda marahi. Tujuan tahap Sage adalah
menjaga silaturahim, koordinasi, komunikasi dan relasi kembali seperti
sediakala. Tahap Sage dapat pula menyebutkan nasihat, saran dan rencana yang
terbaik untuk lebih sukses pada masa mendatang. Pada kasus marah yang spesifik
seperti kasus bullying atau perundungan, saya juga menerapkan metode CBS
ini.
Singkat kata, metode
Cold-Bargain-Sage disingkat menjadi metode CBS. Metode ini bisa membantu
bunda mengurangi ekspresi marah yang buruk. Bunda dijamin dengan metode CBS
kelak bisa “marah-marah” tetapi dengan cara santun dan elegan.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi bunda.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
TANYA
JAWAB
1.
Bismillaah. Ijin bertanya. Dzah, bagaimana cara
memotivasi anak-anak agar tidak saling bertengkar/marah hanya karena sebab yang
sepele? Tidak ingin membiarkan anak-anak terus dalam situasi ribut hanya karena
hal sepele. Walau memang setelahnya ya bercanda lagi, saling goda lagi,
Syukron.
Jawab:
Sering-sering didongengin kisah kisah
yang memotivasi untuk saling sayang. Saling menjaga. Walaupun begitu anak
bertengkar selama dalam porsi yang wajar tidak apa-apa. Biarlah anak belajar
tentang konflik dan menyelesaikan. Justru orang tua bisa mengajarkan tentang
saling memaafkan..berlapang hati karena ada konflik. Tinggal bagaimana kita
sebagai orang tua melihat dan memaknai peristiwa yang ada.
2.
Bagaimana cara mengelola emosi agar tak mudah
tersulut amarah, juga meredam amarah saat urgent? Terkadang saking gemesnya
sampai tangan ikut gemetar, karena coba untuk tidak marah.
Jawab:
Istighfar. Segera ambil air wudhu. Coba
baca dan praktikkan terapi marah di artikel yang saya posting.
3.
Mau bertanya. Menahan marah secara berkepanjangan,
apakah tidak berbahaya? Karena jika masalahnya sama dan berulang-ulang,
bukankah suatu saat harus diledakkan, Bunda? Karena saya kalau menahan marah
tangan juga sampai gemetar, muka saya kelihatan banget kalau tidak suka.
Jawab:
Jangan ditahan. Tapi dikelola dengan
disalurkan dengan cara yang tidak menyakiti diri sendiri dan orang lain. Coba
baca pelan'pelan materi saya dan praktikkan. Jika dengan anak atau orang
dewasa, saat emosi jangan lihat secara langsung mata atau wajah mereka.
4.
Anak saya kalau marah, sering sampai
terengah-engah. Entah dia cuma akting atau tidak. Tapi kalau sedang begitu saya
diamkan dulu. Saya juga stop memarahinya. Apakah ada efek marah sampai
segitunya untuk anak usia 7 tahun? Nuwun untuk jawabannya.
Jawab:
Apakah itu terjadi untuk semua bentuk
marahnya atau marah karena kasus tertentu? Jika itu terjadi pada semua hal yang
bikin marah, bunda bisa memandu ananda untuk praktik mengelola emosi. Mulai
dari mengajak ananda tarik napas dst. Bunda bisa memberi contoh secara langsung.
Ajak anak untuk istighfar..dan ambil wudhu plus beri minum air putih yang sudah
bunda beri doa.
5.
Izin tanya, Ustadzah, bagaimana menghadapi
anak-anak yang hiperaktif, yang kadang bikin kita enggak sabar mau marah itu
anak orang tapi kalau kita diem dia belum ngerti.
Jawab:
Posisi bunda sebagai apa di sini? Kalo
bunda sebagai guru, tentu perlakukan sebagaimana aturan di sekolah. Kalau itu
anak tetangga, bila bunda dekat dengan orangtuanya. Tanyakan bagaimana biasanya
orangtuanya menyikapi anaknya yang hiperaktif. Jika sungkan, bunda jaga agar
hiperaktif anak tersebut tidak menyakiti anak yang lain dan dirinya sendiri.
Prinsipnya itu, bagaimana bentuknya tergantung situasi dan kondisinya.
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•
Kita
tutup dengan membacakan istighfar....hamdalah..
Astaghfirullahal’adzim.....
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Doa
Kafaratul Majelis:
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد ان لا إله إلا
أنت أستغفرك وآتوب إليك
Subhanakallahumma
wabihamdika asyhadu allaailaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika
“Maha
Suci Engkau ya Allah, dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang
haq disembah melainkan diri-Mu, aku memohon pengampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
Wassalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
★★★★★★★★★★★★★★
Badan
Pengurus Harian (BPH) Pusat
Hamba
اللَّهِ SWT
Blog:
http://kajianonline-hambaallah.blogspot.com
FanPage
: Kajian On line-Hamba Allah
FB
: Kajian On Line-Hamba Allah
Twitter:
@kajianonline_HA
IG:
@hambaAllah_official
Thanks for reading & sharing Kajian On Line Hamba اللَّهِ SWT
0 komentar:
Post a Comment